Anda di halaman 1dari 10

1

Kajian Prasarana Transportasi


Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
Ika Permata Hati 3213205905
Bidang Magister Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: permata.hati.ika13@mhs.arch.its.ac.id

AbstrakPembangunan dan Pengembangan suatu kota


salah satu komponen vitalnya merupakan sarana dan
prasarana baik itu dalam penyediaan, pemenuhan dan
kondisinya. Hal ini mencermikan kiberja pemerintah
dalam memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan
situasi yang terjadi.
Kabupaten Muara Enim yang didominasi oeh
aktivitas pertambangan dan perkebunan membutuhkan
prasarana transportasi yang memadai sehingga dapat
mendukung Visi, Misi dan Tujuannya. Dengan
berpedoman kepada Kajian dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, lalu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kab Muara Enim 2013-2018 dan didukung
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Muara
Enim 2012-2029. Akan didapatkan potensi masalah
beserta program penanggulangan prasarana transportasi
Dalam mengkaji Prasarana Transportasi tersebut
akan dikomparasi dengan kondisi eksisting yang ada pada
saat ini sehingga dapat menjadi acuan pada evaluasi
kinerja pemerintah dalam biadng infrastruktur khususnya
prasarana transportasi.
Kata Kunci Prasarana Transportasi, Kondisi, Evaluasi

I. PENDAHULUAN
enyediaan sarana dan sarana yang memadai menjadi salah
satu komponen pendukung yang cukup vital dalam proses
pengembangan dan pembangunan suatu kota. Prasarana dan
saran yang baik akan dapat memberikan kontribusi terhadap
dinamika pertumbuhan perkonomian, peningkatan daya saing
wilayah sekitarnya dankualitas hidup masyarakat.
Penyediaan infrastruktur juga menjadi cerminan
kondisi pemerintahan setempat. Pemerintahan dinilai masih
kurang memiliki kinerja untuk memenuhi tuntutan masyarakat
dan merespon perkembangan situasi yang terjadi. Sementara
fakta yang terjadi lapangan terkadang berbeda.

Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu


kabupaten yang aktivitas ekonomi dan sosialnya didominasi
kegiatan pertambangan batubara yaitu Tambang Air Laya pada
Kecamatan Lawang Kidul dan Tambang Bangko Kecamatan
Tanjung Agung.
Akibat dari aktivitas pertambangan menimbulkan
beberapa dampak pada prasarana transportasi. Kerusakan jalan
yang terjadi sejak pertengahan 2014 akibat kendaraan besar
truk batubara mengakibatkan waktu tempuh jalan lintas timur
Sumatera menjadi lebih lama (Nasional News Viva, 26 Maret
2015).
Balai Besar Pengelolaan Jalan Negara (BBPJN)
Wilayah III Sumatera Bagian Selatan mencatat total panjang
kerusakan jalan mencapai kilometer. Diantaranya ruas jalan
perbatasan Musi Rawas dan Musi Banyuasin sepanjang 10 km,
ruas Betung Palembang sepanjang 4,6 km, PalembangIndralaya 2,4 km dan Lahat-Muara Enim sepanjang 1,5 km.
Dilansir dari Enim Ekpress, Jalan Rusak pada Desa
Tanjung Agung Muara Enim hampir dua tahun belakangan ini
bertambah parah ditambah dengan kurang mendapatkan
perhatian dari instansi terkait. Sehingga membuat warga
sekitar bersepakat untuk memberhentikan truk dan kendaraan
yang melalui jalan ini.
Dari permasalahan diatas maka dapat menjadi bahan
perimbangan dalam kajian pengelolaan prasarana transportasi
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam bidang
infrastruktur sebagai kegiatan manajemen pembangunan yang
secara sistematis baik dari analisis data dan informasi di
lapangan.
II GAMBARAN UMUM
Kabupaten Muara Enim salah satu Kabupaten di
propinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, Medan terletak
pada 4 - 6 Lintang Selatan LS dan 104 - 106 Bujur Timur
BT. Wilayah Kabupaten Muara Enim, secara administrasi
mempunyai batasan wilayah sebagai berikut :

2
Utara : Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Palembang
Timur : Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
Kabupaten Ogan Ilir
Prabumulih
Selatan : Kabupaten OKU dan OKU Selatan
Barat : Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Lahat
Kabupaten Muara Enim Wilayah administrasi
Kabupaten Muara Enim meliputi 22 wilayah kecamatan yang
terbagi dalam 310 desa dan 16 kelurahan. Kecamatankecamatan tersebut antara lain Kec Semende Darat Laut; Kec
Semende Darat Ulu; Kec Semende Darat Tengah; Kec
Tanjung Agung; Kec Rambang; Kec Lubai; Kec Lawang
Kidul; Kec Muara Enim; Kec Ujan Mas; Kec Gunung
Megang; Kec Benakat; Kec Rambang Dangku; Kec Talang
Ubi; Kec Tanah Abang; Kec Penukal Utara; Kec Gelumbang;
Kec Lambak; Kec Sungai Rotan; Kec Penukai Kec Abab;
Kec Muara Belida; dan Kec Kelekar.
Kabupaten Muara Enim memiliki wilayah seluas
9.1450,50 km2 yang dapat dirinci menurut kecamatan, yang
paling luas adalah Kecamatan Lubai seluas 984,73 km2 atau
sekitar 10,7% dari luas wilayah keseluruhan, dan yang paling
kecil adalah Kecamatan Kelekar dengan luasan 151,00 km2
atau 1,6% dari luas wilayah secara keseluruhan.
Arahan pengembangan Kabupaten Muara Enim yang
bersumber dari RTRW Kabupaten Muara Enim 2012-2031
diprioritaskan pada pemanfaatan kawasan lindung dan
budidaya. Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu
kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan yang menjadi pusat
pertumbuhan
ekonomi
wilayah
berorientasi
pada
keintegrasian. Salah satu konsepnya tertuang dalam Misi Ke
Tiga Pemerintah Kabupaten Muara Enim yaitu
pengembangan wilayah Kabupaten Muara Enim yang
berbasis pada ekonomi dengan bertumpu pada sumberdaya
lokal (Profil Kabupaten Muara Enim tahun 2009)
Pada stuktur ekonomi Kabupaten Muara Enim untuk
migas maupun tanpa migas, sektor pertambangan dan
penggalian merupakan sektor yang memberikan kontribusi
terbesar pertama dalam pembentukan nilai tambah di
Kabupaten Muara Enim. Dapat dilihat pada grafik dibawah
ini
20000000
Gambar 1.1 Grafik PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku
15000000
Sektor Pertanian
10000000
Sektor
Pertambangan dan
Penggalian

5000000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber PDRB Muara Enim

Gambar 1. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


PDRB Kab Muara Enim BPS Kab Muara Enim

Dari grafik diatas sektor pertambangan dan


penggalian merupakan penyumbang PDRB terbesar, akan
tetapi hal kurang sebanding dengan pengelolaan prasarana
transportasi untuk mendukung kegiatan pertambangan
batubara. Berikut peta administrasi Kabupaten Muara Enim :

Gambar 2. Peta Administrasi Muara Enim Sumatera Selatan


Sumber : Bappeda, 2014

III. PEMBAHASAN
Kabupaten Muara Enim dalam perkembangannya
memperhatikan subsektor perkebunan terutama untuk Karet,
Kopi dan Kelapa Sawit (Arahan Peengembangan Komoditas
Unggulan Subsektor Perkebunan Kab Muara Enim Sumatera
Selatan, 2014). Namun kegiatan mendominasi adalah aktivitas
pertambangan yang memberikan kontribusi pertama terhadap
pembangunan regional sehingga dapat menjadi penggerak roda
perekonomian (PDRB Kabupaten Muara Enim 2014).
A. Prasarana Transportasi
Prasarana Transportasi Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang
paling penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian.
Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat menuntut
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu
daerah ke daerah yang lain.
Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Muara
Enim tahun 2013 mencapai 1.867, 63 Km atau naik dari tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 1.803, 85 km. Pada tahun
2013, dari total panjang jalan yang berada di bawah naungan
negara sepanjang 161,35 kn dibawah wewenang pemerntah
provinsi 200,35 Km dan selebihnya 1.503,93 Km di bawah
wewenang pemerintah Kabuapaten Muara Enim.

3
Tabel 1.
Panjang Jalan (Km) Menurut Kecamatan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013
Jalan Kabupaten
Kecamatan
2012
2013
Abab
36,60
40,00
Benakat
10,40
10,40
Gelumbang
93,10
103,40
Gunung Megang
163,64
166,44
Kelekar
49,20
51,50
Lembak
110,25
111,55
Lawang Kidul
49,00
50,50
Lubai
95,20
102,83
Muara Belida
2,4,6,9
1,2,3,4
Muara Enim
167,92
175,22
Penukal
10,10
10,10
Penukal Utara
32,00
37,20
Rambang
56,40
59,40
Rambang Dangku
71,00
75,90
SemendeDarat Laut
65,25
65,25
SemendeDaratTengah
49,70
49,70
Semende Darat Ulu
47,04
47,04
Sungai Rotan
1,4,5
1,2,4
Talang Ubi
75,00
79,50
Tanah Abang
39,40
40,60
Tanjung Agung
100,75
100,75
Ujan Mas
38,70
41,15
JUMLAH/TOTAL
1442,15
1505,93
Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab Muara Enim

Dari total jalan Kabupaten yang ada, sepanjang


1.505,93 km atau sebanyak 69,95 % merupakan jalan aspal
sepanjang 240,48 km atau 15,94 % berupa jalan kerikil dan
sisanya 218,5 km atau 14,51 % berupa jalan tanah, beton dan
jenis permukaan lain-lain yang tidak dirinci.

Gambar 3. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan


di Kab Muara Enim
Sumber : Bappeda, 2014

Dari seluruh jalan yang ada baik jalan nasional,


propinsi maupun kabupaten, kondisi jalan pada umumnya
yaitu sepanjang 1.052,69 Km atau 51,77 persen berada
dalam kondisi baik, sepanjang 673,12 Km atau 41,42
persen berada dalam kondisi sedang, namun masih ada
118,67 km berada dalam kondisi rusak dan 23,15 km
dalam kondisi rusak berat.

Tabel 2.
Keadaan dan Staus Jalan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013
Kondisi Jalan
JENIS
PERMUKAAN
a. Diaspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Beton
e. Tidak Dirinci
JUMLAH/TOTAL

Jalan
Kabupaten

Jalan
Negara

1.048,35
240,08
86,99
108,36
23,15
1505,93

161,35

161,35

Jalan
Propinsi

200,35

200,35

Total
Jalan

1409,05
240,08
86,99
108,36
23,15
1867,63

KONDISI JALAN
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak Berat
JUMLAH/TOTAL

779,59
623,72
79,47
23,15
1505,93

88,75
24,20
48,40
161,35

140,25
40,10
20,00
200,35

KELAS JALAN
a. Kelas I
b. Kelas II
161,35
c. Kelas III
200,35
d. Kelas III A
e. Kelas III B
934,25
f. Kelas III C
548,53
g. Tidak Dirinci
23,15
1505,93
161,35
200,35
JUMLAH/TOTAL
Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab Muara Enim

1052,69
673,12
118,67
23,15
1867,63

161,35
200,35
934,25
548,53
23,15
1867,63

Total seluruh jembatan di Kabupaten Muara Enim


sebanyak 285 unit dengan panjang keseluruhan 6.220,80 m.
Jumlah
jembatan
ini tersebar
di
jalan
nasional
sebanyak 46 unit, di jalan propinsi sebanyak 39 unit, dan
di jalan kabupaten sebanyak 200 unit. Jumlah ini
tidak berubah dari tahun sebelumnya.
Tabel 3.
Jumlah Jembatan (Unit) di Jalan Nasional, Propinsi dan Kanupaten
di Kab Muara Enim Tahun 2013
Jumlah Jembatan (Unit)
Jumlah
Total
Kecamatan
Jalan
Jalan
Jalan
Jembatan
Nasional
Propinsi
Kabupaten
Abab
2
2
Benakat
5
5
Gelumbang
4
28
32
Gunung Megang
6
2
21
29
Kelekar
5
5
Lembak
10
10
Lawang Kidul
10
1
11
Lubai
14
6
20
Muara Belida
3
3
Muara Enim
7
15
22
Penukal
4
1
5
Penukal Utara
3
3
Rambang
11
11
Rambang Dangku
5
17
22
SemendeDarat Laut
6
13
19
SemendeDaratTengah
10
10
Semende Darat Ulu
7
7
Sungai Rotan
20
20
Talang Ubi
8
3
11
Tanah Abang
6
6
Tanjung Agung
10
1
9
20
Ujan Mas
4
4
8
JUMLAH/TOTAL
46
39
200
285
Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab Muara Enim

Ransus

0
0
49

Minibus

0
0

sangaht jarang digunakan untuk mengangkut barang apalagi


hasil perkebunan.
Tabel 5.
Sarana dan Sarana Perhubungan di Kab Muara Enim
Tahun 2013

6549
72488

Motor
134
130
0

Alat Besar/Berat

1231
1461
1468

Truck

2898
3273
3131

Pick Up

2012

Jeep

633
799
738

Sedan

297
333
308

2013

20000

40000

60000

80000

100000

Gambar 4. Grafik Jenis Kendaraan di Kab Muara Enim


Sumber : UPTD Dispenda Prop Sumsel Kab Muara Enim

Dapat dilihat bahwa kendaraan angkutan darat


didominasi oleh motor dan pembahasan yang akan dibahas
mengenai kajian sarana transportasi untuk mendukung kegian
pengangkutan batubara dan hasil perkebunan. Untuk
angkutan truk, jumlah truk mengalami peningkatan sebesar
35,73 persen atau dari 1.265 truk tahun 2011 menjadi
1.717
truk
di
tahun 2012. Pada periode yang sama
, daya angkut meningkat sebanyak 51,83 persen, atau dari
5.796.640 kg menjadi 8.801.000 kg. Dapat dilihat dari
Infrastruktur Perhubungan dalam bidang Transportasi seperti
Terminal dan Stasiun Kereta Api
Tabel 4.
Sarana dan Sarana Perhubungan di Kab Muara Enim
Tahun 2013
Infrastruktur Perhubungan
Jumlah (Unit)

Nama Stasiun

Stasiun Besar

1. Stasiun Tanjung Enim Baru

Stasiun Kelas I

1. Stasiun Prabumulih

Stasiun Kelas II

1. Stasiun Muara Enim


2. Stasiun Niru

Stasiun Kelas III

5187
6523
198

Bus

2011

Jenis Stasiun

88329
76618

Terminal

Jaringan kereta api Sumatera Selatan melakukan dua


pengangkutan batubara. Pertama dan Utama adalah untuk
memasok batubara ke Pembangkit Suralaya di Jawa Barat
yang diangkut dari Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul.
Lalu pengangkutan yang kedua adalah dari tambang di utara ke
Kerpati di dekat Palembang yang sebagian batubara diekspor.
Pada
tahun
2013,
jumlah
angkutan batubara dari stasiun kereta api Tanjung Enim
Baru ke stasiun Kertapati, Tarahan, dan Tiga Gajah
sebanyak 266.441 gerbong dengan tonase 12.035.555.
Jumlah ini naik dari Tahun 2012 yang berjumlah 264.535
gerbong dengan tonase 11.573.005.
Tabel 6.
Jumlah Jembatan (Unit) di Jalan Nasional, Propinsi dan Kanupaten
di Kab Muara Enim Tahun 2013
Kecamatan

Stasiun Kereta Api


4

15

Kondisi Fisik (Baik/Sedang)

Baik

Baik

Kapasitas/Daya Tampung
(Pengunjung)

1700

762

Jumlah Rata-Rata Kereta Api,


425
Bus dan Angkutan Lainnya
setiap hari
Sumber Dinas Perhubungan Kab Muara Enim dan Stasiun KA

1. Stasiun Muara Gula


2. Stasiun Ujan Mas
3. Stasiun Penanggiran
4. Stasiun Gunung Megang
5. Stasiun Tanjung Terang
6. Stasiun Belimbing Pendopo
7. Stasiun Talang Padang
8. Stasiun Penimur
9. Stasiun Lembak
10. Stasiun Karang Endah
11. Stasiun Gelumbang
Sumber Stasiun Kereta Api Muara Enim

2012

TMB
Kertapati
Gerbong
Tonase

58754
17158654

74153
2110765

TMB Arahan
Gerbong
Tonase

204454
10222700

187457
9374850

TMB Tiga
Gajah
Gerbong
Tonase

Tahun
2011

2010

2009

71633
2048035

67016
1959075

64600
1901005

174344
8717200

169869
8493450

167729
8386750

3233

2925

3758

4014

4212

96990

87390

112640

120420

126330

Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Muara Enim

B.
Prasarana Transportasi Kereta Api
Pada Kabupaten Muara Enim terdapat beberapa stasiun
yang digunakan sebagai kebutuhan transportasi, sebagian besar
digunakan untuk mengangkut penumpang dan batubara namun

2013

Review Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional


Sumatera Selatan 2015-2019
Kabupaten Muara Enim termasuk pada salah satu
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sumatera dengan skala
prioritas yang tinggi. Untuk pengembangan prasarana

5
transportasi dalam peningkatan keterkaitan antar wilayah,
efisiensi dan daya saing ekonomi dilakukan dengan :
a. Mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan
sarana transpotasi darat, laut atau udara yang
menguhubungkan
antar
kawasan
perkotaan
dan
memantapkan koridor ekonomi
b. Memantapkan fungsi dan mengembangkan jaringan
transportasi dengan memperhatikan kawasan lindung
c. Mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan
sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan,
jaringan jalur kereta api serta jaringan transportasi sungai
dengan
menghubungkan kawasan perkotaan nasional
dengan sentra produksi, bandar udara dan pelabuhan.
Hal ini juga didukung dengan kegiatan strategis jangka
menengah nasional di Provinsi Sumatera Selatan dalam
mendukung percepatan pembangunan infrastruktur pada
kabupaten yang dibahas seperti berikut
Perkeretapian Diperuntukkan Bagi Pengangkutan Penumpang
dan Barang :
1. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Tanjung
Enim-Prabumulih
2. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Muara
Enim-Lahat
3. Pembangunan jalur Kereta Api antara Tanjung EnimKota Padang (Sumatera Selatan-Bengkulu) tahap 1
Swasta
C.

Review Kebijakan dan Program Strategis dalam


RPJMD Kabupaten Muara Enim Tahun 2013-2018

Visi Kabupaten Muara Enim


Kabupaten Muara Enim yang
sehat, Mandiri dan Sejahtera

Misi Kabupaten Muara Enim


Mendorong pembangunan ekonomi
yang berbasis lokal (pertanian dan
pertambangan) secara berekelanjutan
Menyediakan infrastruktur yang
berkualitas dan memadai
Meningkatkan kualitas kesehatan
(peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan)
Menyediakan lapangan kerja yang layak
bagi masyarakat

Tujuan Kabupaten Muara Enim difokuskan pada


Pertumbuhan ekonomi lokal melalui kerjasama antar
lembaga, antar wilayah, peningkatan kualitas lembaga
kepemerintahan, sumber penerimaan daerah, pendapatan
masyarakat.

Permasalahan pembangunan di Muara Enim yang


dihadapi selama ini dan masih membutuhkan prioritas
penanganan untuk lima tahun kedepannya salah satunya pada
bidang Prasarana Transportasi diantaranya adalah sebagai
berikut
1. Lemahnya penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan
bidang pengelolaan sumber daya alam serta kemampuan
teknis dalam pengembangan infrastruktur
2. Sistem jaringan transportasi yang belum terpadu
3. Pertumbuhan kebutuhan layanan transportasi yang belum
diimbangi dengan penyediaan layanan yang memadai
4. Keselamatan jalan dan wawasan jalan yang belum memadai
5. Hambatan dalam proses pengadaan tanah bagi penyediaan
dan pengembangan infrastruktur
6. Kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan pada ruasruas jalan nasional seperti pembebanan berlebihan
(overloading)
7. Penggunaan ruang milik jalan (rumija) untuk penggunaan
yang tidak semestinya
Dari masalah diatas dan hasil analisis terhadap isu
internasional, nasional dan regional salah satunya adalah
Infrastruktur Transportasi sebaai Urat Nadi Pertumbuhan
Ekonomi. Program dan Kebijakan Strategis untuk Prasarana
Transportasi adalah sebagai berikut
Infrastruktur Perhubungan Darat (Jalan dan Jembatan)
Kebijakan Pengembangan sarana dan prasarana menuju
dan di pusat-pusat perekonomian
Program : Program Pembangunan Jalan & Jembatan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan &
Jembatan
Dalam
mengevaluasi
kinerja
bidang
prasaranatransportasi khususnya pada infrastruktur jalan dan
jembatan. Diperlukan Penetapan Sasaran dan Indikator yang
merupakan perwujudan visi misi pembangunan Kabupaten
Muara Enim didukung dengan Rencana Strategis dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Muara
Enim 2013-2018. Untuk mengetahui peningkatan, pemenuhan
kebutuhan prasarana transportasi khususnya jalan dan
jembatan dapat dilihat dari beberapa formulasi sebagai berikut
Presentase
Pemenuhan
=
Kebutuhan Jalan

Presentase
Pemenuhan
Kebutuhan
Jembatan

Panjang Jalan yang ada


Panjang Kebutuhan Jalan

Jumlah Jembatan yang ada


=
Jumlah Kebutuhan Jembatan

6
melayani pergerakan di masa mendatang melalui integrasi
sistem transportasi wilayah Kabupaten Muara Enim dan
keterkaitannya dengan konstelasi ruang yang lebih luas.
Agar dapat meningkatkan aksessibilitas pergerakan
sepanjang koridor simpul/pusat kegiatan di Kabupaten
Muara Enim melalui pembangunan dan peningkatan
fungsi jalan, khususnya yang menghubungkan kota-kota
kecamatan. Kemudian meningkatkan interaksi antara
Kota Muara Enim dengan kabupaten/kota di sekitarnya
seperti Kabupaten Musi Rawas, Lahat, OKU Selatan,
Ogan Komering Ulu dan Ogan Ilir. Serta dapat
menunjang perkembangan sektor-sektor ekonomi
potensial pada kawasan-kawasan sentra produksi, seperti
sektor pertanian.

Jumlah Jembatan dalam kondisi baik

Presentase
Jembatan dalam
kondisi baik

Jumlah Jembatan yang ada

Dengan mengambil salah satu formulasi yaitu


Jumlah Jalan dalam kondisi baik

Presentase
Jalan dalam
kondisi baik

Jumlah Jalan yang ada

Melihat dari analisis indikator proporsi panjang jalan


dalam kondisi baik, diketahui bahwa jumlah panjang jalan
total sebesar 1.235,81 Km dan untuk jalan yang berada dalam
kondisi baik adalah sepanjang 558,32 Km. Artinya proporsi
panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah 4,052.
Sisanya yaitu 0,548 atau 55% berada dalam kondisi buruk.
Kemudian
dari
data
laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Bupati
Muara Enim periode 2008-2013 diketahui sampai dengan
tahun 2011 pembangunan jalan baru, jembatan dan jembatan
gantung berturut-turut dalaha sepanjang 227,54 Km, 345 m
dan 275 m.
Misi
Meningkatkan
Pengembanga
n ekonomi
berbasis
sumberdaya
lokal

Formula
Presentase
Jalan dalam
Kondisi
Baik (%)
Panjang
Jalan
Dengan
Kondisi Baik
Panjang
Jalan Yang
Ada

Tujuan

Sasaran

Indikator

Optimalisasi
Pengembangan
Ekonomi

Meningkatnya
penyediaan
sarana
prasarana
pendukung
perekonomian

Presentase
Jaringan
Jalan
dalam
kondisi
baik (%)

2014

68,80

Target Kinerja Tahunan


2015
2016

75,60

82,40

2017

89,20

Kondisi
Awal
2012
/2013
62

2018

96

Sumber Stasiun Kereta Api Tanjung Enim Baru Kab Muara Enim

D.

Evaluasi Prasarana Transportasi untuk Infrastruktur


Jalan, Jembatan dan Jalur Kereta Api
Sistem prasarana transportasi diarahkan untuk
menunjang pengembangan tata ruang di Kabupaten Muara
Enim dan mencapai efisiensi dalam sistem koleksi dan
distribusi pada barang dan jasa yang diperdagangkan.
Tujuan dari pengembangan sistem prasarana
transprtasi di Kabupaten Muara Enim, antara lain :
1. Menciptakan sistem transportasi yang dapat memacu
pertumbuhan simpul-simpul potensial serta dapat

2.

Mengembangkan

sistem

transportasi

yang

mampu

menunjang percepatan dan pemerataan pembangunan.


Agar dapat memperlancar arus pergerakan barang dan
orang antar pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten
Muara Enim. Kemudian untuk meningkatkan sarana dan
prasarana transportasi yang ditekankan pada perluasan
sistem jaringan transportasi untuk menjangkau daerahdaerah

pedesaan

dalam

rangka

menggerakkan

pembangunan daerah Kabupaten Muara Enim.


Jaringan Jalan
Pengembangan jaringan jalan di wilayah Kabupaten
Muara Enim dititikberatkan pada peningkatan aksessibilitas.
Dilihat dari fungsinya, jaringan jalan di Kabupaten Muara
Enim terdiri dari jaringan arteri primer, kolektor primer, dan
lokal primer. Untuk mengantisipasi perkembangan mendatang,
rencana pengembangan sistem jaringan jalan di Kabupaten
Muara Enim sebagai berikut :
a. Kolektor 1, antar-PKW yang keduanya ibukota
Provinsi : Palembang Gelumbang Prabumulih
Cinta Kasih Tanjung Enim Sugih Waras
Baturaja/ Bandar Lampung, dan ruas jalan antara
Muara Enim Lahat/ Bengkulu.
b. Kolektor 3, antar-PKW yang keduanya ibukota
Kabupaten :
c. Kolektor 4, antara PKW dengan PKL :
d. Pengembangan sistem arteri primer direncanakan
untuk pergerakan regional, yaitu :
1. Lahat - Muara Enim Prabumulih
Palembang
2. Baturaja Sugihwaras Muara Enim
e. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer untuk
melayani pergerakan antara PKW dengan PKL. Ruas
jalan kolektor primer ini adalah :

7
K1, ruas jalan Sugihwaras Pagaralam,
Simpang Belimbing Sekayu dan Simpang
Belimbing Muara Lakitan
2. K2, ruas jalan Beringin Prabumulih,
Beringin Kayu Agung dan Beringin

Batu Raja.
f. Pengembangan jaringan jalan lokal primer
direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan
antar
ibukota
kecamatan,
guna
membuka
keterisolasian daerah terpencil dan mendukung
kegiatan ekonomi.
Utuk Prasarana Transportasi Lokal Kabupaten Muara
Enim telah menetapkan beberapa ruas jalan yang perlu
ditingkatkan atau dibangun guna mendukung kegiatan sosial
dan ekonomi di Kabupaten Muara Enim seperti gambar
dibawah ini yaitu :
Peningkatan ruas jalan Teluk Lubuk-Modong
Pembuatan jalan lingkar Kota Muara Enim
Pembuatan jalan alternatif dari Muara Enim ke Tanjung
Enim
Peningkatan ruas jalan Muara Enim-Komp. Trans-Gunung
Megang
Peningkatan ruas jalan Muara Enim-Muara Lawi-Kepur
Peningkatan ruas jalan Prabumulih-Suban Jeriji-Simpan
Meo
Peningkatan ruas jalan Tebat Agung (TEL)-Rambang Lubai
Peningkatan jalan Muara Enim-Pendopo
Peningkatan ruas jalan Benakat-Pendopo
Peningkatan ruas jalan Tanjung Agung (Darmo) Lubai
Pembangunan jalan menuju dermaga khusus Gedung Buruk
Peningkatan ruas jalan menuju kawasan pariwisata
Peningkatan jalan ke perbatasan kabupaten
1.

Gambar 5. Peta Prasarana Transportasi di Kab Muara Enim


Sumber : Hasil Kajian 2015

Jalur Kereta Api


Pengembangan Perkeretaapian Umum
Pengembangan Jalur Lintas Kereta Api di Kabupaten
Muara Enim mengacu kepada arahan RPJMN Provinsi
Sumatera Selatan dan RTRW Kabupaten Muara Enim.
Berdasarkan kajian studi literatur yang telah dilakukan, dibagi
berdasarkan segmen studi yang pernah dilakukan terdiri dari :
1. Lintas Muara Enim Palembang (via Prabumulih)
2. Lintas Muara Enim - Lahat
3. Lintas Baturaja
Dalam kaitan dengan pengembangan perkeretaapian
ada beberapa jalur lintas yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan nantinya untuk memperkuat simpul-simpul
kegiatan seperti Jalur Lintas Muara Enim Prabumulih Palembang. Selain itu, dalam menunjang transportasi batubara
PT. Bukit Asam akan dibangun jaringan jalan KA dari Muara
Enim ke Baturaja.
Lintasan KA dari Muara Enim ke Palembang
merupakan lintasan terpanjang (sekitar 180 km). Dalam
pengembangannya, lintasan ini diprediksi dengan meninjau per
seksi, terdiri dari dua seksi :
a. Ruas Muara Enim - Prabumulih
Pada ruas Muara Enim Prabumulih ini direncanakan
dibangun jalur kereta api dengan dua jalur (double track)
untuk memenuhi besarnya demand pada ruas ini.
b. Ruas Prabumulih Palembang
Dari tinjauan struktur ruang, ruas ini menghubungkan 3
(dua) wilayah kabupatenkota yaitu Kota Prabumulih,
Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten OI. Dampak dari segi
kebermanfaatan lebih besar berupa tambahan demand pada
ruas jalan kereta api eksistingnya, disamping peningkatan
daerah pengaruh (hinterland) di Kecamatan Kelekar dan
Kecamatan Lembak (Kabupaten Muara Enim).
Disamping stasiun di Kota Muara Enim dan Prabumulih, untuk
mendukung pelayanan pada lintasan ini perlu ditingkatkan
peran stasiun perhentian di beberapa titik yaitu:
Stasiun Muara Gula
Stasiun Ujan Mas
Stasiun Gunung Megang
Stasiun Blimbing
Stasiun Niru
Stasiun Penimur
Stasiun Gelumbang
1. Lintas Muara Enim - Lahat
Jalur Kereta Api ini merupakan pintu keluar-masuk ke
Kabupaten Muara Enim melalui Kabupaten Lahat. Meskipun
jalur ini cukup pendek namun memiliki peranan cukup penting
terutama
dalam
mendukung
keterkaitan
kegiatan
perekonomian dengan kabupaten lain di Provinsi Sumatera
Selatan.

8
2. Lintas Baturaja
Baturaja merupakan pertemuan dari lintas Muara EnimTanjung Enim-Baturaja dengan lintas jalur Prabumulih
Baturaja. Pengembangan jaringan jalan rel di Pulau Sumatra,
rencana jalan rel dari Kota Muara Enim - Baturaja merupakan
koridor yang cukup potensial untuk dikembangkan. Koridor ini
merupakan kelanjutan dari rencana pembangunan jalan KA
dari Muara Enim ke Tanjung Karang dan Tarahan (Provinsi
Lampung). Dengan rencana yang komprehensif tersebut maka
jaringan jalan KA Muara Enim Baturaja tersebut nantinya
akan menjadi alternatif untuk transportasi khususnya bagi
angkutan batubara produksi PT. Bukit Asam Trans Pacific.
Pengembangan Perkeretaapian Khusus Batubara
Pengembangan Jalur Kereta Api Baru
Pengembangan jaluar kereta api yang baru diarahkan
untuk menghubungkan jalur-jalur pengangkutan eksplorasi
batubara yang baru. Selain itu, pembangunan jalur kereta api
yang baru ini dutujukan untuk menghubungkan jalur pintas
jalur kereta api yang ada. Rencana pembangunan jalur baru
tersebut meliputi: Provinsi Bengkulu Kabupaten Lahat
Kabupaten Muara Enim Baturaja Provinsi Lampung
atau yang disebut sebagai jalur Trans Pacific.
Pengembangan jalur ini merupakan kewenangan
Kementerian Perhubungan karena jalurnya meliputi 3 Provinsi
(Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung). Namun,
berkaitan dengan itu, Kabupaten Muara Enim harus sudah siap
dengan fasilitas pendukung dan pembebasan lahan pada jalur
yang akan dilalui. Fasilitas yang harus diantisipasi adalah
stasiun pemberhentian batubara.
I. Pengembangan Jaringan Kereta Api yang sudah ada
Pengembangan Jalur Kereta Api
Arah pengembangan Jalur Lintas Kereta Api menjadi double
track lintas Kabupaten Muara Enim dan terdiri dari :
1. Lintas Lahat Tanjung Enim
2. Lintas Tanjung Enim - Kota Muara Enim - Tarahan
3. Lintas Tanjung Enim - Kota Muara Enim Gelumbang
Kertapati Tanjung Api-api
Setiap harinya jalur kereta api Tanjung Enim
Palembang akan dilalui 23 kereta api perharinya atau sekitar
8.238 kereta api pada tahun 2011. Sedangkan jalur Tanjung
Enim Palembang panjangnya hanya 180 km, berarti setiap 8
kilometer akan ada 1 kereta api. Hal ini menunjukkan, jalur
tersebut menjadi sangat sibuk apalagi pada perkotaan yang
dilaluinya (jalan yang berpotongan dengan jalan raya). Karena
pada perpotongan jalan raya ini akan terjadi sistem antrian
antara kereta api dan pengguna jalan raya.
Dengan kondisi-kondisi tersebut, jalur kereta api
Tanjung Enim Palembang sudah tidak layak bila dilihat dari
intensitas kereta api yang melaluinya. Sehingga diperlukan
pembukaan jalur baru atau penambahan jalur yang sama
dengan pengembangan sistem double track, sesuai dengan
rencana pengembangan perkeretaapian satuan kerja (Satker)
Perkeretaapian Palembang dan rencana prinsip pembangunan

perkeretaapian khusus PT Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA)


untuk mengurangi intensitas kereta api yang lewat.
Diasumsikan setiap kereta api memiliki 35 gerbong,
dikaitkan dengan perkiraan produksi batubara maka dapat
diperkirakan kebutuhan lokomotif dan gerbong pada masingmasing jalur untuk sepuluh tahun mendatang (tahun 2020).
Seperti yang tergambar pada peta dibawah ini

Gambar 6. Peta Prasarana Jalur KA di Kab Muara Enim


Sumber : Hasil Kajian 2015

E. Komparasi Program Hasil Kajian dengan Kondisi


Eksisting Lapangan di Kabupaten Muara Enim
Program Perwujudan Pengembangan Sistem Prasarana
Perwujudan Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi
Waktu
Pembangunan dan
Lahat-Muara Enim- Palembang

Peningkatan Jalan
Baturaja Sugihwaras Muara

Arteri Primer
Enim
Pembangunan dan
Sugihwaras Pagaralam

Peningkatan
Simpang Belimbing Sekayu

Jaringan Kolektor
Simpang Belimbing Muara

Primer I
Lakitan
Pembangunan dan
Beringin Prabumulih

Peningkatan
Beringin Kayu Agung

Jaringan jalan
Beringin - Baturaja

Kolektor Primer II
Pembangunan dan

Peningkatan
Jaringan Jalan Lokal
Pembangunan dan
Lintas Muara Enim Palembang

Peningkatan
(Via Prabumulih)

Jaringan Jel Kereta


Lintas Muara Enim Lahat

Api
Lintas Baturaja
Pembangunan dan
Koridor Tanjung Enim Tarahan

Peningkatan Jalan
Koridor Tanjung Enim Kertapati

Rel Kereta Api


Koridor Tanjung Enim Tanjung Api
Khusus Batubara
Api
Sektor Proritas
Pada Sektor Strategis (Unggulan) Kabupaten
Transportasi*
Enim :
Rehabilitasi Jaringan Jalan
Pelebaran Jalan di Perkotaaan
Penghubungan
Sumber: Hasil Kajian, 2015

9
Keterangan
()
2012-2014,
()
2015-2020
() 2021-2026
() 2027-2031
(*)
Tambahan

Tidak hanya memberikan program yang berkualitas


sesuai dengan perimbangan dalam kajian pengelolaan
prasarana transportasi untuk kedepannya. Melihat komparasi
program yang diterapkan secara berkala setiap periodenya
memungkinkan kerusakan infrastruktut tetap bertambah
semakin parah yang memungkinkan kelancaran transportasi
daerah tertanggu.

Gambar 7. Kemacetan akibat dari antrian truk batubara pada


Jalan Lintas Suatera (Jalinsum) Lahat Muara Enim
Sumber : Detik Sumsel.com 2015

Gambar 9. Akibat Peristiwa Kecelakaan Truk Batubara


Sumber : Sumsel Tribunnews.com Maret 2015

Untuk mengatasi perlu mengevaluasi kinerja


pemerintah dalam bidang infrastruktur sebagai kegiatan
manajemen pembangunan yang secara sistematis baik dari
analisis data dan informasi di lapangan.
Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2015 dan Urgensi
Pembangunan Infrastruktur menyatakan bahwa Sumatera
Selatan menjadi fokus pembangunan infrastruktur dan
pemerintah pusat.
Pemerintah Kabupaten Muara Enim dan DPRD Muara
Enim mengeluarkan kebijakan yang melarang truk batubara
melintas di jalan umum. Hal ini didukung Peraturan Daerah
No. 5 Tahun 2011 Propinsi Sumatera Selatan. Akan tetapi
pengemudi kendaraan an.gkutan masih banyak yang melanggar
hal tersebut

Bahkan ratusan truk batubata menumpuk di sepanjang


jalan dari Kota Muara Enim sampai Desa Tanjung Raman
karena tidak diperkenankan warga melintas pada desa Tanjung
Raman Kecamatan Ujan Mas Muara Enim. Seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8. Truk Batubara yang masuk jurang


Sumber : Sripoku.com 26 Maret 2015

Dengan gambaran konsep evaluasi kinerja diatas


Pemerintah Propinsi sudah seharusnya membantu pemerintah
daerah daerah dalam mengambil tindakan terhadap perusahaan
pengangkutan batubara yang terus menerus merusak jalan
sepanjang kota Lahat, Muara Enim, Prabumulih, Inderalaya,
Palembang hingga kota pelabuhan Tanjung Api-Api.
Sebagai perpanjangan Pemerintah Pusat, seharusnya
Pemprov mengambil langkah atas masalah rusaknya jalan yang
di lewati kendaraan batubara karena saat ini kondisi sudah
mengkhawatirkan mengingat masyarakat yang menjadi korban
kecelakaan terhadap kondisi jalan yang berlubang.

10
Tidak hanya melakukan penyediaan infrastruktur yang
strategis dalam mendukung percepatan pembangunan
infrastruktur akan tetapi lebih intensif dalam pada rehabilitasi
atau pemeliharaan jalan dan jembatan, inspeksi kondisi jalan
dan jembatan, lalu tanggap darurat jalan dan jembatan serta
pembangunan sistem informasi data base jalan dan jembatan.
Bahkan pemanfaatan jalur kereta api dalam mendorong
pembangunan ekonomi lokal tidak hanya dioptimalkan pada
sektor pertambangan batubara. Akan tetapi diupayakan pada
sektor perkebunan seperti sawit.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil kajian pada kajian ini, tentang prasarana
transportasi di Kabupaten Muara Enim maka dapat
disimpulkan bahwa :
1) Dalam hal pemenuhan kebutuhan jalan dan jembatan perlu
ditingkatkan, lalu untuk kondisi jembatan juga
memperlukan pengadaan. Untuk kondisi jalan adalah
menjadi fokus utama karena kondisi kekinian prosentase
hanya 62 %
2) Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 lebih menitikberatkan dengan
pemanfaatan prasarana transportasi yang menggunakan
jalur kereta api
3) Untuk RPJMD Kabupaten 2013-2018 membahas visi,
misi dan tujuan yang akan digunakan dalm evaluasi
prasarana transportasi. Lalu program yang dibutuhkan
prasarana transportasi direview dari RTRW Kabupaten
Muara Enim 2012-2029
4) Pengembangan prasarana transportasi jaringan jalan
difokuskan pada aksebilitas, lalu untuk jembatan
difokuskan pada tahap pengadaan. Contoh sederhananya
seperti pengadaan jembatan jembatan gantung. Kemudian
untuk jalur kereta api dibagi menjadi dua untuk
penumpang diuslkan dengan adanya lintas track baru yang
menggunakan double track. Lalu fokus pada
pengangkutan batubara yang menggunakan yang
menggunakan jalur rel kereta api yang menghubungkan
dengan pelabuhan demi kelancaran distribusi.
5) Kabupaten Muara Enim aktivitasnya didominasi pada
kegiatan pertambangan dan perkebunan sehingga program
yang membantu dalam pembangunan ekonomi lokal
berkelanjutan harus didukung dengan prasarana
transportasi baik.. Dengan mengevaluasi kinerja
pemerintah yang masih kurang tangap dalam penerapan
larangan truk batubara yang melintas sesuai PP No. 5
Tahun 2011 Propinsi Sum-Sel dan kurang dorongan dari
pemerintah propinsi dalam menanggapi masalah ini
menjadi kekhawatiran bagi masyarakat karena bertambah

parah kerusakan jalan sehingga mengakibatkan rawan


terjadinya kecelakaan. Untuk mengevaluasi hal tersebut
Pemerintah Propinsi dan Daerah difokuskan pada
rehabilitasi jalan dan penindakan tegas terhadap
perusahaan batubara yang masih menggunakan truk
sebagai distribusi barang.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]

Bappeda Kab Muara Enim. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kab
Muara Enim 2012-2029
Bappeda Kab Muara Enim. 2014. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Derah Kb Muara Enim 2013-2018
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2015-2019
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Muara Enim.
2012. PDRB Kabupaten Muara Enim 2012
Dimas PU Bina Mrga dan Pengairan Kabupaten Muara Enim. 2013.
Data Kondisi Jlana dan Jembatan Kabupaten Muara Enim
UPTD Dispenda Prop Sumsel Kab Muara Enim Jumlah dan Jenis
Kendaraan di Kbaupaten Muara Enim 2013

[7]

Dinas Perhubungan Kab Muara Enim dan Stasiun Kereta Api Tanjung
Enim. Prasarana Jalur Kereta Api. 2013

Anda mungkin juga menyukai