I. PENDAHULUAN
enyediaan sarana dan sarana yang memadai menjadi salah
satu komponen pendukung yang cukup vital dalam proses
pengembangan dan pembangunan suatu kota. Prasarana dan
saran yang baik akan dapat memberikan kontribusi terhadap
dinamika pertumbuhan perkonomian, peningkatan daya saing
wilayah sekitarnya dankualitas hidup masyarakat.
Penyediaan infrastruktur juga menjadi cerminan
kondisi pemerintahan setempat. Pemerintahan dinilai masih
kurang memiliki kinerja untuk memenuhi tuntutan masyarakat
dan merespon perkembangan situasi yang terjadi. Sementara
fakta yang terjadi lapangan terkadang berbeda.
2
Utara : Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Palembang
Timur : Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
Kabupaten Ogan Ilir
Prabumulih
Selatan : Kabupaten OKU dan OKU Selatan
Barat : Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Lahat
Kabupaten Muara Enim Wilayah administrasi
Kabupaten Muara Enim meliputi 22 wilayah kecamatan yang
terbagi dalam 310 desa dan 16 kelurahan. Kecamatankecamatan tersebut antara lain Kec Semende Darat Laut; Kec
Semende Darat Ulu; Kec Semende Darat Tengah; Kec
Tanjung Agung; Kec Rambang; Kec Lubai; Kec Lawang
Kidul; Kec Muara Enim; Kec Ujan Mas; Kec Gunung
Megang; Kec Benakat; Kec Rambang Dangku; Kec Talang
Ubi; Kec Tanah Abang; Kec Penukal Utara; Kec Gelumbang;
Kec Lambak; Kec Sungai Rotan; Kec Penukai Kec Abab;
Kec Muara Belida; dan Kec Kelekar.
Kabupaten Muara Enim memiliki wilayah seluas
9.1450,50 km2 yang dapat dirinci menurut kecamatan, yang
paling luas adalah Kecamatan Lubai seluas 984,73 km2 atau
sekitar 10,7% dari luas wilayah keseluruhan, dan yang paling
kecil adalah Kecamatan Kelekar dengan luasan 151,00 km2
atau 1,6% dari luas wilayah secara keseluruhan.
Arahan pengembangan Kabupaten Muara Enim yang
bersumber dari RTRW Kabupaten Muara Enim 2012-2031
diprioritaskan pada pemanfaatan kawasan lindung dan
budidaya. Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu
kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan yang menjadi pusat
pertumbuhan
ekonomi
wilayah
berorientasi
pada
keintegrasian. Salah satu konsepnya tertuang dalam Misi Ke
Tiga Pemerintah Kabupaten Muara Enim yaitu
pengembangan wilayah Kabupaten Muara Enim yang
berbasis pada ekonomi dengan bertumpu pada sumberdaya
lokal (Profil Kabupaten Muara Enim tahun 2009)
Pada stuktur ekonomi Kabupaten Muara Enim untuk
migas maupun tanpa migas, sektor pertambangan dan
penggalian merupakan sektor yang memberikan kontribusi
terbesar pertama dalam pembentukan nilai tambah di
Kabupaten Muara Enim. Dapat dilihat pada grafik dibawah
ini
20000000
Gambar 1.1 Grafik PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku
15000000
Sektor Pertanian
10000000
Sektor
Pertambangan dan
Penggalian
5000000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
III. PEMBAHASAN
Kabupaten Muara Enim dalam perkembangannya
memperhatikan subsektor perkebunan terutama untuk Karet,
Kopi dan Kelapa Sawit (Arahan Peengembangan Komoditas
Unggulan Subsektor Perkebunan Kab Muara Enim Sumatera
Selatan, 2014). Namun kegiatan mendominasi adalah aktivitas
pertambangan yang memberikan kontribusi pertama terhadap
pembangunan regional sehingga dapat menjadi penggerak roda
perekonomian (PDRB Kabupaten Muara Enim 2014).
A. Prasarana Transportasi
Prasarana Transportasi Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang
paling penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian.
Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat menuntut
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu
daerah ke daerah yang lain.
Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Muara
Enim tahun 2013 mencapai 1.867, 63 Km atau naik dari tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 1.803, 85 km. Pada tahun
2013, dari total panjang jalan yang berada di bawah naungan
negara sepanjang 161,35 kn dibawah wewenang pemerntah
provinsi 200,35 Km dan selebihnya 1.503,93 Km di bawah
wewenang pemerintah Kabuapaten Muara Enim.
3
Tabel 1.
Panjang Jalan (Km) Menurut Kecamatan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013
Jalan Kabupaten
Kecamatan
2012
2013
Abab
36,60
40,00
Benakat
10,40
10,40
Gelumbang
93,10
103,40
Gunung Megang
163,64
166,44
Kelekar
49,20
51,50
Lembak
110,25
111,55
Lawang Kidul
49,00
50,50
Lubai
95,20
102,83
Muara Belida
2,4,6,9
1,2,3,4
Muara Enim
167,92
175,22
Penukal
10,10
10,10
Penukal Utara
32,00
37,20
Rambang
56,40
59,40
Rambang Dangku
71,00
75,90
SemendeDarat Laut
65,25
65,25
SemendeDaratTengah
49,70
49,70
Semende Darat Ulu
47,04
47,04
Sungai Rotan
1,4,5
1,2,4
Talang Ubi
75,00
79,50
Tanah Abang
39,40
40,60
Tanjung Agung
100,75
100,75
Ujan Mas
38,70
41,15
JUMLAH/TOTAL
1442,15
1505,93
Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab Muara Enim
Tabel 2.
Keadaan dan Staus Jalan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013
Kondisi Jalan
JENIS
PERMUKAAN
a. Diaspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Beton
e. Tidak Dirinci
JUMLAH/TOTAL
Jalan
Kabupaten
Jalan
Negara
1.048,35
240,08
86,99
108,36
23,15
1505,93
161,35
161,35
Jalan
Propinsi
200,35
200,35
Total
Jalan
1409,05
240,08
86,99
108,36
23,15
1867,63
KONDISI JALAN
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak Berat
JUMLAH/TOTAL
779,59
623,72
79,47
23,15
1505,93
88,75
24,20
48,40
161,35
140,25
40,10
20,00
200,35
KELAS JALAN
a. Kelas I
b. Kelas II
161,35
c. Kelas III
200,35
d. Kelas III A
e. Kelas III B
934,25
f. Kelas III C
548,53
g. Tidak Dirinci
23,15
1505,93
161,35
200,35
JUMLAH/TOTAL
Sumber Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab Muara Enim
1052,69
673,12
118,67
23,15
1867,63
161,35
200,35
934,25
548,53
23,15
1867,63
Ransus
0
0
49
Minibus
0
0
6549
72488
Motor
134
130
0
Alat Besar/Berat
1231
1461
1468
Truck
2898
3273
3131
Pick Up
2012
Jeep
633
799
738
Sedan
297
333
308
2013
20000
40000
60000
80000
100000
Nama Stasiun
Stasiun Besar
Stasiun Kelas I
1. Stasiun Prabumulih
Stasiun Kelas II
5187
6523
198
Bus
2011
Jenis Stasiun
88329
76618
Terminal
15
Baik
Baik
Kapasitas/Daya Tampung
(Pengunjung)
1700
762
2012
TMB
Kertapati
Gerbong
Tonase
58754
17158654
74153
2110765
TMB Arahan
Gerbong
Tonase
204454
10222700
187457
9374850
TMB Tiga
Gajah
Gerbong
Tonase
Tahun
2011
2010
2009
71633
2048035
67016
1959075
64600
1901005
174344
8717200
169869
8493450
167729
8386750
3233
2925
3758
4014
4212
96990
87390
112640
120420
126330
B.
Prasarana Transportasi Kereta Api
Pada Kabupaten Muara Enim terdapat beberapa stasiun
yang digunakan sebagai kebutuhan transportasi, sebagian besar
digunakan untuk mengangkut penumpang dan batubara namun
2013
5
transportasi dalam peningkatan keterkaitan antar wilayah,
efisiensi dan daya saing ekonomi dilakukan dengan :
a. Mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan
sarana transpotasi darat, laut atau udara yang
menguhubungkan
antar
kawasan
perkotaan
dan
memantapkan koridor ekonomi
b. Memantapkan fungsi dan mengembangkan jaringan
transportasi dengan memperhatikan kawasan lindung
c. Mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan
sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan,
jaringan jalur kereta api serta jaringan transportasi sungai
dengan
menghubungkan kawasan perkotaan nasional
dengan sentra produksi, bandar udara dan pelabuhan.
Hal ini juga didukung dengan kegiatan strategis jangka
menengah nasional di Provinsi Sumatera Selatan dalam
mendukung percepatan pembangunan infrastruktur pada
kabupaten yang dibahas seperti berikut
Perkeretapian Diperuntukkan Bagi Pengangkutan Penumpang
dan Barang :
1. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Tanjung
Enim-Prabumulih
2. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Muara
Enim-Lahat
3. Pembangunan jalur Kereta Api antara Tanjung EnimKota Padang (Sumatera Selatan-Bengkulu) tahap 1
Swasta
C.
Presentase
Pemenuhan
Kebutuhan
Jembatan
6
melayani pergerakan di masa mendatang melalui integrasi
sistem transportasi wilayah Kabupaten Muara Enim dan
keterkaitannya dengan konstelasi ruang yang lebih luas.
Agar dapat meningkatkan aksessibilitas pergerakan
sepanjang koridor simpul/pusat kegiatan di Kabupaten
Muara Enim melalui pembangunan dan peningkatan
fungsi jalan, khususnya yang menghubungkan kota-kota
kecamatan. Kemudian meningkatkan interaksi antara
Kota Muara Enim dengan kabupaten/kota di sekitarnya
seperti Kabupaten Musi Rawas, Lahat, OKU Selatan,
Ogan Komering Ulu dan Ogan Ilir. Serta dapat
menunjang perkembangan sektor-sektor ekonomi
potensial pada kawasan-kawasan sentra produksi, seperti
sektor pertanian.
Presentase
Jembatan dalam
kondisi baik
Presentase
Jalan dalam
kondisi baik
Formula
Presentase
Jalan dalam
Kondisi
Baik (%)
Panjang
Jalan
Dengan
Kondisi Baik
Panjang
Jalan Yang
Ada
Tujuan
Sasaran
Indikator
Optimalisasi
Pengembangan
Ekonomi
Meningkatnya
penyediaan
sarana
prasarana
pendukung
perekonomian
Presentase
Jaringan
Jalan
dalam
kondisi
baik (%)
2014
68,80
75,60
82,40
2017
89,20
Kondisi
Awal
2012
/2013
62
2018
96
Sumber Stasiun Kereta Api Tanjung Enim Baru Kab Muara Enim
D.
2.
Mengembangkan
sistem
transportasi
yang
mampu
pedesaan
dalam
rangka
menggerakkan
7
K1, ruas jalan Sugihwaras Pagaralam,
Simpang Belimbing Sekayu dan Simpang
Belimbing Muara Lakitan
2. K2, ruas jalan Beringin Prabumulih,
Beringin Kayu Agung dan Beringin
Batu Raja.
f. Pengembangan jaringan jalan lokal primer
direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan
antar
ibukota
kecamatan,
guna
membuka
keterisolasian daerah terpencil dan mendukung
kegiatan ekonomi.
Utuk Prasarana Transportasi Lokal Kabupaten Muara
Enim telah menetapkan beberapa ruas jalan yang perlu
ditingkatkan atau dibangun guna mendukung kegiatan sosial
dan ekonomi di Kabupaten Muara Enim seperti gambar
dibawah ini yaitu :
Peningkatan ruas jalan Teluk Lubuk-Modong
Pembuatan jalan lingkar Kota Muara Enim
Pembuatan jalan alternatif dari Muara Enim ke Tanjung
Enim
Peningkatan ruas jalan Muara Enim-Komp. Trans-Gunung
Megang
Peningkatan ruas jalan Muara Enim-Muara Lawi-Kepur
Peningkatan ruas jalan Prabumulih-Suban Jeriji-Simpan
Meo
Peningkatan ruas jalan Tebat Agung (TEL)-Rambang Lubai
Peningkatan jalan Muara Enim-Pendopo
Peningkatan ruas jalan Benakat-Pendopo
Peningkatan ruas jalan Tanjung Agung (Darmo) Lubai
Pembangunan jalan menuju dermaga khusus Gedung Buruk
Peningkatan ruas jalan menuju kawasan pariwisata
Peningkatan jalan ke perbatasan kabupaten
1.
8
2. Lintas Baturaja
Baturaja merupakan pertemuan dari lintas Muara EnimTanjung Enim-Baturaja dengan lintas jalur Prabumulih
Baturaja. Pengembangan jaringan jalan rel di Pulau Sumatra,
rencana jalan rel dari Kota Muara Enim - Baturaja merupakan
koridor yang cukup potensial untuk dikembangkan. Koridor ini
merupakan kelanjutan dari rencana pembangunan jalan KA
dari Muara Enim ke Tanjung Karang dan Tarahan (Provinsi
Lampung). Dengan rencana yang komprehensif tersebut maka
jaringan jalan KA Muara Enim Baturaja tersebut nantinya
akan menjadi alternatif untuk transportasi khususnya bagi
angkutan batubara produksi PT. Bukit Asam Trans Pacific.
Pengembangan Perkeretaapian Khusus Batubara
Pengembangan Jalur Kereta Api Baru
Pengembangan jaluar kereta api yang baru diarahkan
untuk menghubungkan jalur-jalur pengangkutan eksplorasi
batubara yang baru. Selain itu, pembangunan jalur kereta api
yang baru ini dutujukan untuk menghubungkan jalur pintas
jalur kereta api yang ada. Rencana pembangunan jalur baru
tersebut meliputi: Provinsi Bengkulu Kabupaten Lahat
Kabupaten Muara Enim Baturaja Provinsi Lampung
atau yang disebut sebagai jalur Trans Pacific.
Pengembangan jalur ini merupakan kewenangan
Kementerian Perhubungan karena jalurnya meliputi 3 Provinsi
(Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung). Namun,
berkaitan dengan itu, Kabupaten Muara Enim harus sudah siap
dengan fasilitas pendukung dan pembebasan lahan pada jalur
yang akan dilalui. Fasilitas yang harus diantisipasi adalah
stasiun pemberhentian batubara.
I. Pengembangan Jaringan Kereta Api yang sudah ada
Pengembangan Jalur Kereta Api
Arah pengembangan Jalur Lintas Kereta Api menjadi double
track lintas Kabupaten Muara Enim dan terdiri dari :
1. Lintas Lahat Tanjung Enim
2. Lintas Tanjung Enim - Kota Muara Enim - Tarahan
3. Lintas Tanjung Enim - Kota Muara Enim Gelumbang
Kertapati Tanjung Api-api
Setiap harinya jalur kereta api Tanjung Enim
Palembang akan dilalui 23 kereta api perharinya atau sekitar
8.238 kereta api pada tahun 2011. Sedangkan jalur Tanjung
Enim Palembang panjangnya hanya 180 km, berarti setiap 8
kilometer akan ada 1 kereta api. Hal ini menunjukkan, jalur
tersebut menjadi sangat sibuk apalagi pada perkotaan yang
dilaluinya (jalan yang berpotongan dengan jalan raya). Karena
pada perpotongan jalan raya ini akan terjadi sistem antrian
antara kereta api dan pengguna jalan raya.
Dengan kondisi-kondisi tersebut, jalur kereta api
Tanjung Enim Palembang sudah tidak layak bila dilihat dari
intensitas kereta api yang melaluinya. Sehingga diperlukan
pembukaan jalur baru atau penambahan jalur yang sama
dengan pengembangan sistem double track, sesuai dengan
rencana pengembangan perkeretaapian satuan kerja (Satker)
Perkeretaapian Palembang dan rencana prinsip pembangunan
Peningkatan Jalan
Baturaja Sugihwaras Muara
Arteri Primer
Enim
Pembangunan dan
Sugihwaras Pagaralam
Peningkatan
Simpang Belimbing Sekayu
Jaringan Kolektor
Simpang Belimbing Muara
Primer I
Lakitan
Pembangunan dan
Beringin Prabumulih
Peningkatan
Beringin Kayu Agung
Jaringan jalan
Beringin - Baturaja
Kolektor Primer II
Pembangunan dan
Peningkatan
Jaringan Jalan Lokal
Pembangunan dan
Lintas Muara Enim Palembang
Peningkatan
(Via Prabumulih)
Api
Lintas Baturaja
Pembangunan dan
Koridor Tanjung Enim Tarahan
Peningkatan Jalan
Koridor Tanjung Enim Kertapati
9
Keterangan
()
2012-2014,
()
2015-2020
() 2021-2026
() 2027-2031
(*)
Tambahan
10
Tidak hanya melakukan penyediaan infrastruktur yang
strategis dalam mendukung percepatan pembangunan
infrastruktur akan tetapi lebih intensif dalam pada rehabilitasi
atau pemeliharaan jalan dan jembatan, inspeksi kondisi jalan
dan jembatan, lalu tanggap darurat jalan dan jembatan serta
pembangunan sistem informasi data base jalan dan jembatan.
Bahkan pemanfaatan jalur kereta api dalam mendorong
pembangunan ekonomi lokal tidak hanya dioptimalkan pada
sektor pertambangan batubara. Akan tetapi diupayakan pada
sektor perkebunan seperti sawit.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil kajian pada kajian ini, tentang prasarana
transportasi di Kabupaten Muara Enim maka dapat
disimpulkan bahwa :
1) Dalam hal pemenuhan kebutuhan jalan dan jembatan perlu
ditingkatkan, lalu untuk kondisi jembatan juga
memperlukan pengadaan. Untuk kondisi jalan adalah
menjadi fokus utama karena kondisi kekinian prosentase
hanya 62 %
2) Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 lebih menitikberatkan dengan
pemanfaatan prasarana transportasi yang menggunakan
jalur kereta api
3) Untuk RPJMD Kabupaten 2013-2018 membahas visi,
misi dan tujuan yang akan digunakan dalm evaluasi
prasarana transportasi. Lalu program yang dibutuhkan
prasarana transportasi direview dari RTRW Kabupaten
Muara Enim 2012-2029
4) Pengembangan prasarana transportasi jaringan jalan
difokuskan pada aksebilitas, lalu untuk jembatan
difokuskan pada tahap pengadaan. Contoh sederhananya
seperti pengadaan jembatan jembatan gantung. Kemudian
untuk jalur kereta api dibagi menjadi dua untuk
penumpang diuslkan dengan adanya lintas track baru yang
menggunakan double track. Lalu fokus pada
pengangkutan batubara yang menggunakan yang
menggunakan jalur rel kereta api yang menghubungkan
dengan pelabuhan demi kelancaran distribusi.
5) Kabupaten Muara Enim aktivitasnya didominasi pada
kegiatan pertambangan dan perkebunan sehingga program
yang membantu dalam pembangunan ekonomi lokal
berkelanjutan harus didukung dengan prasarana
transportasi baik.. Dengan mengevaluasi kinerja
pemerintah yang masih kurang tangap dalam penerapan
larangan truk batubara yang melintas sesuai PP No. 5
Tahun 2011 Propinsi Sum-Sel dan kurang dorongan dari
pemerintah propinsi dalam menanggapi masalah ini
menjadi kekhawatiran bagi masyarakat karena bertambah
Bappeda Kab Muara Enim. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kab
Muara Enim 2012-2029
Bappeda Kab Muara Enim. 2014. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Derah Kb Muara Enim 2013-2018
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2015-2019
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Muara Enim.
2012. PDRB Kabupaten Muara Enim 2012
Dimas PU Bina Mrga dan Pengairan Kabupaten Muara Enim. 2013.
Data Kondisi Jlana dan Jembatan Kabupaten Muara Enim
UPTD Dispenda Prop Sumsel Kab Muara Enim Jumlah dan Jenis
Kendaraan di Kbaupaten Muara Enim 2013
[7]
Dinas Perhubungan Kab Muara Enim dan Stasiun Kereta Api Tanjung
Enim. Prasarana Jalur Kereta Api. 2013