Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

KARAKTERISTIK POMPA
I. TUJUAN
1. Mempelajari karakteristik pompa.
2. Menghitung dynamic pressure dan debit.
3. Mengetahui pengaruh terjadinya kavitasi.
4. Memberikan rekomendasi untuk menghindari terjadinya kavitasi.
II. DASAR TEORI
Pompa merupakan salah satu mesin aliran fluida hidrolik yang berfungsi
untuk memindahkan fluida tak mampat (incompressible fluids) dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida yang
dipindahkan tersebut. Pompa memiliki dua kegunaan utama diantara
pemindahan fluida cair dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
bawah tanah ke tangki penyimpan air) dan untuk sirkulasikan fluida sekitar
sistem, misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan
peralatan (Batara, 2012).
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang sangat banyak dipakai oleh
industri terutama pengolahan dan pendistribusian air bekerja dengan prinsip
putaran impeller sebagai elemen pemindah fluida yang digerakkan oleh suatu
penggerak mula. Pompa sentrifugal termasuk pompa yang paling sederhana
terdiri dari impeller yang berputar di dalam casing. Impeller berfungsi sebagai
baling-baling untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi. Dalam operasi mesin-mesin peralatan berat
membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap (suction) yang
rendah (Batara, 2012).

Gambar 1. Pompa Sentrifugal (Mc. Cabe, 1993)


Dalam sistem pemompaan dikenal istilah kavitasi. Kavitasi adalah gejala
menguapnya zat cair yang sedang mengalir. karena tekanannya turun sampai

di bawah tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap pada sisi isap pompa,
tekanan pada permukaan zat cair akan turun, bila tekanannya turun sampai
pada tekanan uap jenuhnya, maka cairan akan menguap dan membentuk
gelembung uap (Mc. Cabe, 1993). Pompa sentrifugal yang dioperasikan
dalam kondisi kavitasi akan menimbulkan suara bising yang diakibatkan
gelembung-gelembung

uap

pecah

secara

kontinyu

karena

tekanan

sekelilingnya. Getaran berintensitas tinggi akan muncul ketika gelembung


udara pecah mengenai casing pompa.
Kavitasi didefinisikan sebagai pembentukan rongga kosong dalam suatu
cairan dengan high forces dan kemudian pecah, kavitasi ini terjadi ketika
cairan tersebut berada pada daerah yang mengalami perubahan tekanan
dengan cepat. Fenomema ini sangat berbahaya dan diketahui sebagai
fenomena yang bersifat merusak pada bagian-bagian penting instrument
pompa dan menurunkan performansi dari pompa itu sendiri. Dalam hal
kavitasi ini bagian pompa yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap
pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah
tekanan uap jenuh (Batara, 2012).
Dalam sistem pemompaan juga dikenal istilah NPSH (Net Positive
Suction Head) yaitu head yang maksimum dimana pompa masih bisa bekerja
dengan baik. Parameter NPSH menunjukan perbedaan antara tekanan
sebenarnya cairan dalam pipa dan tekanan uap cairan pada suhu tertentu.
(Wijianto, 2010). Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka
harus dipenuhi syarat yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang
diperlukan, maka kavitasi tidak akan terjadi pada pompa apabila :
NPSHA (tersedia) > NPSHR (diperlukan)
a. NPSHA (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi hisap
pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut.
Besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Patm Pv
NPSH A =
Z 1hl . (1)

Dimana :
NPSHA
Patm
Pv

= NPSH yang tersedia


= Tekanan atmosfir (N/m2)
= Tekanan uap jenuh (N/m2)
= Berat zat cair per satuan volume (N/m3)

hL
Z1

= Total head losses


= Ketinggian pipa hisap (head statis) (m)

b. NPSHR (NPSH yang diperlukan)


NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk
membiarkan pompa bekerja tanpa kavitasi. Besarnya NPSH yang
diperlukan berbeda untuk setiap pompa. NPSH yang diperlukan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
NPSH R= H N
... (2)
Dimana HN = head total pompa pada titik efisiensi maksimum dan

adalah koefisien kavitasi Thoma.


Untuk menghitung dynamic pressure dapat menggunakan rumus seperti
berikut :

1 2
Pd= v
2

Dimana:
Pd = dynamic pressure (Pa)
= densitas fluida (kg/m3)
v = kecepatan (m/s)

. (3)

DAFTAR PUSTAKA
Mc. Cabe, W.L., Smith. J.C., Harriot.1993. Unit Operation of Chemical
Engineering, edisi ke-5. Mc. Graw Hill International Edition. Co. Ltd.
Singapore.
Siregar, Batara Guru Dewa. 2012. Studi Eksperimental Karakteristik Bubble
Sebagai Indikasi Awal Terjadinya Fenomena Kavitasi dengan
Menggunakan Sinyal Vibrasi pada Pompa Sentrifugal. Universitas
Sumatera Utara. Jurnal e-Dinamis, Volume 1, No. 1, Juni 2012.
Wijianto, Marwan Effendy. Aplikasi Response Getaran untuk Menganalisis
Fenomena Kavitasi pada Instalasi Pompa Sentrifugal. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 11, No. 2, 2010.

Anda mungkin juga menyukai