Portofolio Ikk Khoirun Mukhsinin Putra
Portofolio Ikk Khoirun Mukhsinin Putra
KEDOKTERAN KOMUNITAS
Disusun oleh:
Khoirun Mukhsinin Putra
109103000053
Pembimbing Kampus
Pembimbing Puskesmas
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Khoirun Mukhsinin Putra
NIM: 109103000053
Pembimbing FKIK
Pembimbing PKM
IDENTITAS DIRI
Nama
NIM
: 109103000053
TTL
Alamat
Program Studi
: Pendidikan Dokter
Angkatan
: 2009
Rotasi Klinik
Periode
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
12
15
18
21
22
REFLEKSI KASUS IV
25
29
30
33
34
37
40
44
MINI-CEX ......................................................................................................
48
47
50
LAPORAN KEGIATAN
INTERNAL
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Deskripsi Kegiatan
9652
Diagnosis Holistik
Tatalaksana
Nonmedikamentosa :
Jika panas tinggi anak kompres air biasa dan banyak minum
Hindari asap rokok
Medikamentosa :
Puyer (ambroxol, CTM dan vit c) 3 x 1 pc
Paracetamol syr 3 x 1 cth
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
yang mendadak
dilakukan
Tidak terdapat perbadaan antara teori dan praktik ketika anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada pasien ini lama batuknya sudah sekitar 1 hari
sehingga tergolong akut dan penyebab batuk tersering pada anak anak
adalah ISPA yang disebabkan oleh virus. Pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada pasien tidak ditemukan kelainan. Pemilihan terapi pada
pasien ini sudah sesuai dengan teori yang ada simptomatik, konservatif
dan pengendalian alergen.
Menurut saya terdapat kekurangan yang perlu ditambahkan pada status
rekam medis yakni pencatatan grafik tumbuh kembang merupakan
faktor yang penting karena diperlukan untuk mengevaluasi asupan
nutrisi pada pasien anak dan menilai juga tendensi pertumbuhannya
sesuai dengan seusianya atau tidak agar dapat ditindaklanjuti kemudian
jika ada masalah. Selain itu juga perlu ditambahkan riwayat imunisasi
sehingga memudahkan mengevaluasi pasien.
Hal ini terjadi dikarenakan materi mengenai ISPA pada kasus ini juga
cukup sering ditemukan saat kepaniteraan di rumah sakit, sehingga
aplikasinya sudah sesuai dengan teori.
Kendala rekam medis tersebut disebabkan oleh format rekam medis
terlalu kecil dan dipakai untuk seluruh keluarga sehingga riwayat medis
pasien bercampur campur.
Hal penting yang saya pelajari lebih lanjut dari kasus ini adalah
bagaiamana
Saya harus mempelajari lagi penyebab ISPA yang tersering pada anak
profesionalisme apa
kasus ini
bekerja
dalam
keterbatasan
tanpa
mengurangi
10
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
11
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Deskripsi Kegiatan
12
5038
Diagnosis Holistik
Aspek personal :
poliuri (+), polidipsi (+), penuruanan berat badan. Selain itu pasien
mengeluhkan sering kesemutan di kaki kanan. Terdapat luka di kaki
kanan yang lama sembuh namun pasien mengaku saat ini tidak ada
nanah maupun darah dan sudah mengering. Pasien mengaku takut jika
gula yang tinggi dan tidak pernah turun.
Aspek klinis :
Diabetes Melitus Tipe 2
Aspek fungsional :
Kategori 1
13
Tatalaksana
Non medikamentosa :
Medikamentosa :
Glibenklamid 2 x 2,5 mg X ac
Garamicin tube ue no I (2 x 1)
Bkompleks 1 x 1 no X
14
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
Perbedaan yang sama temukan antara teori dan praktik adalah masalah
dilakukan
Hal ini terjadi karena pada puskesmas persediaan obatnya terbatas dan
cepat habis namun dapat disiasati dengan penggunaan jenis lain seperti
tetap menggunakan glibenklamid namun dosisnya dievaluasi. Banyak
faktor yang menyebabkan kenapa gula darah pasien ini tidak terkontrol
bisa karena pola makan yang tidak teratur ataupun dosis obat yang
diminum kurang.
Dari kasus ini saya mendapatkan hal penting sebagai calon dokter
15
Saya harus mempelajari lagi jenis jenis obat diabetes oral dan dosisnya
profesionalisme apa
diabetes.
kasus ini
Daftar Pustaka
16
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
Lm
17
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Deskripsi Kegiatan
213358
Diagnosis Holistik
Tatalaksana
18
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
Pada kerja praktek saya pada poli KIA/KB tidak saya temukan adanya
dilakukan
karena
terdapat
ruangan
khusus
yang
19
profesionalisme apa
kasus ini
Daftar Pustaka
20
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
21
Nama Kegiatan
Farmasi
Tempat
Puskesmas Kosambi
Deskripsi Kegiatan
Pada kerja praktik di depo farmasi, kegiatan yang saya lakukan harus
sesuai dengan peraturan puskesmas atau SOP yang berlaku. Saat itu
saya didampingi oleh penanggung jawab apotek.
Alur kegiatan adalah sebagai berikut setelah berobat di balai
pengobatan, pasien menyerahkan resep yang dia terima ke petugas
farmasi. Setelah itu, pasien diminta menunggu obat-obatan yang
diresepkan untuk ditebus. Sementara itu, petugas farmasi akan
mengambilkan obat atau meracik obat-obatan yang diresepkan lalu
diberikan kepada pasien.
Puskesmas memiliki peraturan bahwa setiap jumlah obat-obat yang
diberikan kepada pasien tidak melebihi jumlah 10 butir setiap obatnya
termasuk di dalamnya obat antibiotik. Selain itu, pemberian obat
dibatasi setiap pasien maksimal 4 jenis obat apapun
Pembuatan puyer dilakukan secara sederhana karena keterbatasan
sumber daya dan sarana di puskesmas. Tempat racikan hanya
menggunakan mortar dan alu. Di depo farmasi hanya terdapat 1 mortar
dan alu sehingga setelah digunakan alat tersebut hanya dibersihkan
seadanya ketika membuat puyer yang baru.
Rekapitulasi obat yang dikeluarkan dilaksanakan secara manual
dimana hanya mengumpulkan kertas resep. Terdapat rekap obat harian
dan bulanan, sehingga akan tergambar berapa pemasukan dan
pengeluaran obat.
Selain komponen-komponen yang terkait kinerja, sarana dan prasarana
terkait depo farmasi. Persedian obat di farmasi terbatas sehingga
terkadang pasien tidak mendapatkan obat sesuai dengan resep dan
dianjurkan untuk membeli obat diluar jika bersedia.
22
Salah satu contoh resep yang saya ambil di poli farmasi adalah
peresepan penggunaan obat antinyeri pada pasien sakit kepala.
Nomor rekam medis
Diagnosis Holistik
Tatalaksana
Amoxicilin 500 mg N0 X (3 x 1)
Asam mefenamat 300 mg No X (3 x 1)
Dexametason No X (3 x 1)
23
Nama Kegiatan
Farmasi
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
Obat racikan dapat berbentuk bubuk, kapsul, sirup, dan suntikan. Obat
negeri peresepan obat ini tidak dilarang, akan tetapi sangat jarang
dilakukan
diresepkan.
Beberapa alasan mengapa obat puyer/racikan sering diresepkan antara
lain: dosis obat dapat disesuaikan dengan berat anak secara lebih tepat,
biaya lebih murah, tidak menakutkan bagi pasien terutama bila
komponen
racikannya
banyak
sekali,
karena
sudah
terbiasa
meresepkan.
Akan tetapi, peresepan obat ini dapat menimbulkan beberapa masalah,
yaitu: dapat dipengaruhi oleh faktor kesalahan manusia dalam
meresepkan/meracik, stabilitas obat menurun, toksisitas obat dapat
meningkat, waktu penyediaan obat lebih lama, efektivitas obat
berkurang, menimbulkan pencemaran lingkungan kronis di bagian
farmasi, pembuatan kurang higienis, beberapa obat susah dipuyerkan,
dan memudahkan terjadinya praktek polifarmasi tanpa diketahui
pasien.
Preskripsi dokter sangat penting bagi seorang dokter dalam proses
peresepan obat bagi pasiennya. Dokter dalam mewujudkan terapi yang
rasional, memerlukan langkah yang sistematis dengan moto 5T (Tepat
obat, Tepat dosis, Tepat cara, dan jadwal pemberian serta tepat
BSO dan untuk penderita yang tepat). Preskripsi yang baik haruslah
ditulis dalam blanko resep secara lege artis.
Preskripsi dokter memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan
pemilihan formula yang tepat pula. Calon dokter harus dapat
memahami cara menentukan dosis obat dengan tepat dengan cara
24
perhitungan yang benar dan harus memahami formula resep yang tepat
digunakan untuk mewujudkan terapi rasional.
Perbedaan yang saya temukan adalah sebagai berikut :
a. Peraturan di puskesmas yang membatasi pengeluaran obatobatan untuk pasien sehingga pengobatan pasien tidak dapat
dilakukan secara optimal.
b. Persediaan obat-obatan yang terbatas di puskesmas menjadi
hambatan bagi para tenaga medis yang bertugas untuk
memberikan pengobatan yang seharusnya sesuai dengan
diagnosis kerja.
c. Selain itu, kekurangan dalam penyediaan sarana yang
mendukung dalam peracikan obat seperti alat-alat dalam
keadaan steril dan menggunakan timbangan agar dosis dapat
terbagi dengan tepat takarannya.
d. Tata cara pengambilan obat dalam kemasan tabung yang tidak
menggunakan sarung tangan.
e. Pada resep antinyeri diberikan 2 jenis obat yakni asam
mefenamat dan dexametason. Asam mefenamat merupakan
NSAID yang non selektif terhadap siklooksigenase. Efek
samping penggunaan obat ini adalah dispepsia dan iritasi
saluran cerna pada pemberian dosis besar dan waktu lama
karena menghambat pembentukan prostasiklin melalui inhibisi
cox1. Dexametason merupakan steroid yang mempunyai efek
anti-inflamasi dan imunospuresan. Penggunaan kortikosteroid
sebagai antinflamasi merupakan terapi paliatif, yaitu hanya
menghambat gejala sedankan penyebabnya masih ada. Obat ini
juga dapat menyebabkan iritasi lambung atau saluran cerna
pada pemberian dosis besar dan waktu lama karena
menghambat pembentukan prostasiklin dan cox1 melalui
inhibisi pembentukan asam arakidonat. Kedua obat tersebut
tidak dianjurkan jika diberikan bersama karena akan
meningkatkan risiko terjadinya iritasi lambung. Tetapi pada
pasien ini diresepkan obat asam mefenamat dan kortikosterois.
25
obat harus dapat memikirakan jenis obat obatan yang harus diberikan
Memahami interaksi obat dan cara membuat puyer yang baik dari buku
farmasi.
Dari agama : sebagai petugas medis kita tidak boleh merugikan pasien
profesionalisme apa
kasus ini
justice.
Daftar Pustaka
26
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
27
LAPORAN KEGIATAN
EKSTERNAL
28
Nama kegiatan
Penyuluhan/Promkes
Tempat
Tanggal
Deskripsi Kegiatan
diadakan
pretest
terlebih
dahulu
mengenai
Hasil kegiatan
29
Tindak Lanjut
30
Penyuluhan/Promkes
Tempat
Tanggal
Refleksikan
Tidak ada perbedaan antara teori dan praktek pada penyuluhan ini.
perbedaan antara
yang dilakukan
Mengapa itu terjadi? Para peserta didominasi anak PMR yang kemungkinan sudah
pernah diberikan penyuluhan yang sama.
Apa yang dapat saya
ini?
untuk masyarakat.
Bagaimana
melakukannya?
profesionalisme apa
masukkan dalam
hanya bekerja di bidang kuratif saja tetapi juga dalam hal preventif
kasus ini?
31
Tidak ada.
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
32
33
Nama kegiatan
Tempat
Desa Cengklong
Tanggal
17 Oktober 2014
Deskripsi Kegiatan
berkurang.
Kami
juga
membantu
untuk
kami
34
dalam
setahun.
35
Hasil kegiatan
Tindak Lanjut
36
Nama Kegiatan
Tempat
Desa Cengklong
17 Oktober 2014
Refleksikan
sasaran bayi, balita, ibu hamil, nifas dan menyusui, serta pasangan usia
dilakukan
37
Pengalaman
melakukan
pemeriksaan
pasien
geriatri
dengan
profesionalisme apa
kesehatan masyarakat.
Peran
Serta
Masyarakat
dalam
UPKM.
http://www.library.usu.ac.id.
2. Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan
Balita di Posyandu.
http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id
3. Subijanto dkk. Pembinaan posyandu lansia guna pelayanan
kesehatan
lansia.
Surakarta
FK
UNS
http://posyandulansia.pdf.co.id
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
38
LAMPIRAN
39
Nama kegiatan
Home Visit
Tempat
Serua, Pamulang
Tanggal
Deskripsi Kegiatan
40
psikososial,
ekonomi.
Kami
juga
belajar
cara
Individu
Hasil kegiatan
Tindak lanjut
41
Nama kegiatan
Home Visit
Tempat
Serua, Pamulang
Tanggal
Refleksikan perbedaan Tidak ada perbedaan antara teori dan praktik, langkah-langkah
antara
teori
praktik yang dilakukan klinis, faktor instrinsik, faktor risiko eksternal dan skala fungsi
sosial sebagai dasar pemikiran diagnosis holistik sudah kami
terapkan.
Diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan
menentukan dasar dan penyebab penyakit (disease), luka
(injury)
serta
kegawatan
yang
diperoleh
dari
alasan
kepada
pasien
berdasarkan
dasar/prinsip
42
pasien
secara
holistik/komprehensif,
yaitu
kasus ini?
agama
profesionalisme
holistik
tidak
hanya
mengobat
keluhan
yang
43
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
Dokumentasi
44
45
LAPORAN KEGIATAN
MINICEX
46
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
dilakukan
47
kontrol 3 hari kedepan. Obat lain yang saya berikan adalah paracetamol
3x 500 mg dan CTM 3 x 4 mg.
Pasien saya edukasi untuk tidak memasukan air ketelinga dan tidak
mengkorek korek telinga.
Mengapa itu terjadi
Dari kasus ini saya mendapatkan hal penting sebagai calon dokter
Saya harus mempelajari lagi penyakit telinga khususnya otitis dari buku
penyakit THT dan alternatif obat jika tidak ada dari jurnal dan buku
farmakologi maupun THT. Selain itu saya harus mempelajari
bagaimana aturan-aturan operasional yang berlaku di puskesmas
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal walaupun dengan kendala yang
ada.
profesionalisme apa
kasus ini
Daftar Pustaka
48
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
LAMPIRAN
49
Nama Kegiatan
Tempat
Puskesmas Kosambi
Refleksikan
dilakukan
50
Dari kasus ini saya mendapatkan hal penting sebagai calon dokter
edukasi dan informasi yang benar kepada pasien. Hal ini dimaksudkan
agar pemeriksaan yang saya lakukan dan terapi yang saya berikan dapat
tepat sasaran walaupun dengan segala keterbatasan yang ada di
puskesmas.
varicella dari buku kulit kelamin maupun jurnal junral terbaru. Selain
itu saya harus mempelajari bagaimana aturan-aturan operasional yang
berlaku di puskesmas kemudian disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal walaupun
dengan kendala yang ada.
profesionalisme apa
kasus ini
Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin ed.5.FK UI. Jakarta
Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin ed.4. FK Airlangga. Surabaya
Farmakologi dan terapi ed 5. FK UI. Jakarta
51
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing
LAMPIRAN
52