Korupsi; Hukum Jangan Mencuri dan Jangan Mengingini Milik Sesamamu Manusia
Menghindarkan diri dari korupsi adalah menghayati hukum ke-8 dan ke-9 dengan pemahaman sbb:
Jangan mencuri (hukum ke-8): Ada di Keluaran 20:15 dan Ulangan 5:19.
Prinsip yang berlaku di sini adalah: bahwa Tuhan yang memiliki segala milik dalam kehidupan, sebab itu milik
dalam
hidup
ini
tidak
pernah
mutlak
tetapi
bersifat
nisbi/telatif.
Artinya pencurian yang yang nyata atau terselubung itu pada hakikatnya merupakan tindakan mengambil milik
Allah sendiri.
Jadi penting untuk menyadari bahwa tindakan yang tidak jujur bisa membawa saudara mengambil milik Allah
sendiri. Padahal apa yang kita miliki di dunia ini tidak pernah mutlak dan fana sifatnya.
Bagaimana ketika gaji tidak cukup? 2 pilihan:
1. Hiduplah lebih sederhana. (untuk diri sendiri, anak harus menjadi prioritas)
2. Mencari tambahan pendapatan di luar jam kerja (di dalam jam kerja sama saja korupsi waktu).
Mengelola keuangan harus dimulai dengan prinsip:
1. Bersyukur kepada Tuhan
2. Aturlah keuangan untuk segala kebutuhan hidup selama 1 bulan
3. Aturlah keuangan dengan menabung atau investasi yang sehat.
Jangan mengingini milik sesamamu (hukum ke-10) :Ada di keluaran 20:17 dan ulangan 5:21
Keinginan itu tanda kehidupan, tetapi ketika keinginan itu didapatkan dengan cara yang tidak tepat dan karena
hawa nafsu yang dituruti berarti itu sebuah kesalahan besar,
Tuhan Yesus berkata di markus 7:20-22 yang menajiskan adalah yang keluar.. waspada dengna yang keluar dari
hati kita. Fokus adalah: tidak melarang kita memiliki segala sesuatu, tetapi cara2 yang kita pakai untuk
memperoleh yang kit inginkan itu.
yang layak menyebut nama Tuhan dan menanggungkan sesuatu dalam dirinya demi sebuah sumpah/kesaksian
palsu. Hal ini senada dengan Yakobus 5:12 Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu
bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu
katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.
Bagaimana dengan Janji ?
Janji adalah sebuah kontrak psikologis antara 2 orang atau lebih, dimana terdapat interaksi adanya hak
dan kewajiban dan suatu tuntutan yang memiliki resiko dalam hubungan.
Dalam beberapa kesempatan, Rasul Paulus mengikatkan dirinya dalam sebuah perjanjian, seperti
perkataannya,Tetapi aku memanggil Allah sebagai saksiku (2 Kor. 1:23)
Sebab Allah adalah saksiku (Fil. 1:8)
Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta (Gal.
1:20).
Paulus di sini menekankan pentingnya BERBICARA dan BERKELAKUAN DENGAN BENAR!Karena
setiap perkataan atau janji atau sumpah merupakan tindakan yang serius. Allah akan menuntut setiap
perkataan yang main-main dan menyepelekan Allah yang Maha mengetahui.