Anda di halaman 1dari 3

KULIAH KE 11

ETIKA KRISTEN KHUSUS


Dasa titah diberikan Tuhan dalam konteks kebebasan! Fokusnya bukan pada larangannya, tapi pada kebebasan
yang mendahuluinya. Kebebasan yang diberikan Allah mengajak manusia bebas tetap hidup dalam kontrol Allah.
Kebebasan manusia berbatasan dengan peraturan Allah, untuk menuntun manusia tetap berjalan dengan
mengikuti peta perjalanan, bukan berjalan sesuka hatinya.
Setelah berbicara tentang relasi manusia dengan Allah di hukum 1-4. Perintah dalam dasa titah, ketika berbicara
tentang kasih kepada sesama dimulai tentang kasih kepada orang tua (keluarga) sebelum menyentuh ke relasi
manusia yang lain.

Menghargai Kehidupan;Hukum Jangan Membunuh


Jangan membunuh (hukum ke-6) ada di keli 20:13 dan Ul 5:17
Hukum yang paling mudah diterima oleh masyarakat dan negara. Didasari oleh prinsip iman bahwa Tuhan Allah
adalah Sang pemberi kehidupan, sehingga hanya Allah saja yang berkuasa atas kehidupan. Konsekuensinya,
manusia tidak berhak mencabut nyawa sesamanya. Kej 9:6 berkata: siapa yang menumpahkan darah manusia,
darahnya akan tertumpah oleh manusia. jadi hukum ke-6 ini secara khusus ditujukan kepada manusia, sehingga
tidak dimaksudkan sebagai larangan untuk membunuh hewan atau makhluk hidup lain.
Hukum ke-6 bukan tentang larangan pembunuhan dalam peperangan.(note. Peperangan di masa itu menjadi
suatu hal yang lumrah untuk menunjukkan Allah siapa yang lebih berkuasa).
Hukum ke-6 ini berlaku juga untuk euthanasia. Tidak boleh membunuh meskipun diminta oleh pasien.
Catatan: dalam PB Tuhan Yesus menyebut kemarahan juga sebagai pembunuhan. (kata-kata bisa membunuh)
Jangan berzinah (hukum ke-7) ada di Kelu 20:14 dan Ulangan 5:18.
Maksud utama dari hukum ini adalah melindungi kebahagiaan pernikahan dan keluarga. Alikitab melihat
pernikahan sebagai sesuatu yang suci/sakral, sehingga perzinahan dianggap sebagai penodaan terhadap
kemurnian itu. Itulah sebabnya pernikahan sering dipakai sebagai simbol persekutuan atau perjanjian Allah
dengan umatNya. Misalnya dalam yeremia 2:2 berkata tentang Israel sebagai pengantin Tuhan.
Firman ke-7 ini juga berlaku bagi pelaku perzinahan dengan pelacur atau yang melacurkan diri. Juga bagi yang
melakukan hubungan seksual suka sama suka di luar pernikahan. Sebab hubungan semacam itu tidak didasari
cinta yang sejati tetapi hanya mengumbar hawa nafsu.

Korupsi; Hukum Jangan Mencuri dan Jangan Mengingini Milik Sesamamu Manusia
Menghindarkan diri dari korupsi adalah menghayati hukum ke-8 dan ke-9 dengan pemahaman sbb:
Jangan mencuri (hukum ke-8): Ada di Keluaran 20:15 dan Ulangan 5:19.

Prinsip yang berlaku di sini adalah: bahwa Tuhan yang memiliki segala milik dalam kehidupan, sebab itu milik
dalam

hidup

ini

tidak

pernah

mutlak

tetapi

bersifat

nisbi/telatif.

Artinya pencurian yang yang nyata atau terselubung itu pada hakikatnya merupakan tindakan mengambil milik
Allah sendiri.
Jadi penting untuk menyadari bahwa tindakan yang tidak jujur bisa membawa saudara mengambil milik Allah
sendiri. Padahal apa yang kita miliki di dunia ini tidak pernah mutlak dan fana sifatnya.
Bagaimana ketika gaji tidak cukup? 2 pilihan:
1. Hiduplah lebih sederhana. (untuk diri sendiri, anak harus menjadi prioritas)
2. Mencari tambahan pendapatan di luar jam kerja (di dalam jam kerja sama saja korupsi waktu).
Mengelola keuangan harus dimulai dengan prinsip:
1. Bersyukur kepada Tuhan
2. Aturlah keuangan untuk segala kebutuhan hidup selama 1 bulan
3. Aturlah keuangan dengan menabung atau investasi yang sehat.
Jangan mengingini milik sesamamu (hukum ke-10) :Ada di keluaran 20:17 dan ulangan 5:21
Keinginan itu tanda kehidupan, tetapi ketika keinginan itu didapatkan dengan cara yang tidak tepat dan karena
hawa nafsu yang dituruti berarti itu sebuah kesalahan besar,
Tuhan Yesus berkata di markus 7:20-22 yang menajiskan adalah yang keluar.. waspada dengna yang keluar dari
hati kita. Fokus adalah: tidak melarang kita memiliki segala sesuatu, tetapi cara2 yang kita pakai untuk
memperoleh yang kit inginkan itu.

Sumpah dan Janji; HukumJangan Menjadi Saksi Dusta


Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (hukum ke-9)
Ada di keluaran 20:16 dan ulangan 5:20
Konteks hukum ini adalah dunia pengadilan pada waktu itu seperti yang dikatakan dalam Injil matius 18:16
bawalah seorang atau 2 orang lagi, supaya atas keterangan 2 atau 3 orang saksi, perkara itu tidak disangsikan
Jadi kesaksian satu2nya sarana untuk menemukan kebenaran. Akibatnya, nyawa, nama baik dan milik
seseorang tergantung dari saksi ini. Tuhan Yesus sendiri disalibkan karena tuduhan2 palsu dari para saksi
bahwa ia menghujat Allah.
Jadi Perjanjian Lama berusaha menghalangi terjadinya tuduhan palsu yang dapat dilontarkan para saksi, maka
muncullah dasa titah yang ke-9 ini. Yang berarti jangan sampai umat Allah menjadi saksi dusta yang dapat
membunuh hidup sesamanya. Amsal 24:28 berkata: jangan menjadi saksi terhadap sesamamu tanpa sebab
dan menipu dengan bibirmu. Sebab kesaksian palsu (fitnah)dibenci oleh Allah. Tuhan Yesus juga pernah berkata
di Matius 5:37: hendaklah ya kamu katakan ya dan jika tidak kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu
berasal dari si jahat. Konteks dari Matius 5:37 ini dimulai dari Matius 5:33-37 yang hendak menekankan larangan
bersumpah palsu terlebih berani menyebut nama Tuhan atau menanggungkan sesuatu dalam dirinya, misalnya:
demi nyawaku, demi hidupku aku bersumpah. Tuhan Yesus mau menekankan bahwa tidak ada seorang pun

yang layak menyebut nama Tuhan dan menanggungkan sesuatu dalam dirinya demi sebuah sumpah/kesaksian
palsu. Hal ini senada dengan Yakobus 5:12 Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu

bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu
katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.
Bagaimana dengan Janji ?
Janji adalah sebuah kontrak psikologis antara 2 orang atau lebih, dimana terdapat interaksi adanya hak
dan kewajiban dan suatu tuntutan yang memiliki resiko dalam hubungan.
Dalam beberapa kesempatan, Rasul Paulus mengikatkan dirinya dalam sebuah perjanjian, seperti
perkataannya,Tetapi aku memanggil Allah sebagai saksiku (2 Kor. 1:23)
Sebab Allah adalah saksiku (Fil. 1:8)
Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta (Gal.
1:20).
Paulus di sini menekankan pentingnya BERBICARA dan BERKELAKUAN DENGAN BENAR!Karena
setiap perkataan atau janji atau sumpah merupakan tindakan yang serius. Allah akan menuntut setiap
perkataan yang main-main dan menyepelekan Allah yang Maha mengetahui.

Anda mungkin juga menyukai