Anda di halaman 1dari 19

Konstipasi pada anak

Definisi
Frekuensi 2x dalam seminggu tanpa

laksatif
2x /lebih episode soiling/ enkopresis tiap
minggunya
Periode pengeluaran feses jumla besar /730 hari.
Teraba masa abdominal /rektal pada PF
Ditegakkan bila ada 2 kondisi di atas

Pedoman Pelayanan Medis. IDAI 2009

KLASIFIKASI
Fungsional
Organik

Patofisiologi
Kontinensia kontraksi otot volunter

(sfingter anal eksterna) & involunter


(sfingter anal interna)
Keinginan untuk BAB feses kontak
dengan mukosa rektum bawah.
Anak tdk mau BAB menguatkan sfingter
eksterna, menekan otot gluteus feses
naik, keinginan BAB berkurang

Anak sering menahan BAB rektum

melebar (kompensasi menumpuknya


feses), kekuatan propulsi rektum berkurang
Makin sering feses makin keras, pasase
feses nyeri fisura anal
Anak menjadi makin takut untuk BAB
konstipasi fungsional.
Kelainan organik anatomis

Anamnesis
Kesulitan BAB ( <3x/minggu)
Nyeri dan distensi abdomen hilang paska

defekasi
Riwayat tinja keras/besar, kecipirit (sering
diartikan sebagai diare)
Anoreksia, BB susah naik
Upaya menahan tinja (seperti berdansa)
Inkontinensia urin, ISK

Riwayat obat-obatan (antasida,

antikolinergik, antikonvulsan, antidepresan,


diuretik, besi, relaksan otot, psikotropik,
narkotik)
Pola diet
Masalah keluarga, child abuse
Umur awitan <2thn pikirkan sebab
organik, >2 tahun fungsional (toilet training)
Warning sign , contoh diare berdarah pada
enterokolitis (komplikasi Hirscprung)

Biggs WS, Derry WH. Evaluation anf treatment of


Constipation in Infants and Children. AAFP 2006; 73(3):
469-77

Etiologi

Pemeriksaan Fisis
Distensi abdomen BU meningkat,

menururun, normal
Massa abdomen (teraba pada kiri bawah,
kanan bawah, suprapubis)
Fisura ani
Colok dubur
Punggung spina bifida
Neurologi tonus, kekuatan, reflex
kremaster, reflek tendon.

Penilaian colok dubur


Tonus sfingter
Ukuran rektum
Jepitan rektum
Teraba tinja mengeras/tdk skibala
Massa lain?
Darah/ tinja pada sarung tangan?
Tinja menyemprot?

Penunjang
Uji darah samar pada semua anak konstipasi
Urin rutin(ISK
Foto polos abdomen bila colok dubur tdk bs

dilakukan/tdk teraba distensi


Barium enema sebab organik
Biopsi hisal rektum ganglion mukosa rektum
Manometri motilitas kolon
Singkirkan sebab lain diabetes insipidus,
tiroid, dll

Terapi
Medikamentosa (evakuasi tinja & rumatan,

bedah pd organik)
Non-medikamentosa (edukasi ortu,
modifikasi perilaku)

Evakuasi tinja
Mineral oil (parafin liquid) 15-30 ml/thn

umur (max 240 ml), kecuali pd bayi oral


Polietilen glikol 20 ml/kg/jam (max 1000
mL/jam) dengan NGT /4jam / hari oral
Enema fosfat hipertonik 3 ml/kgbb 12x/hari max 6x rektal
Enema garam fisiologis 600 ml-1000 ml
rektal
Pada bayi spp enema gliserin 2-5 ml
Dilakukan 3 hari berturut-turut

Oral tidak invasif, butuh ketaatan


Rektal efek cepat, efek psikologis kurang

baik

Rumatan
Laktulosa (lar 70%) 1-3ml/KgBB/ hari 2 dd1
Sorbitol (lar 70%) 1-3 ml/KgBB/hari 2 dd 1, tdk

pada anak< 1thn


Magnesium hidroksida (400m g/5ml) tdk
untuk gg ginjal
Cisapride 0,2 mg/kgBB/kali 3-4 per hari
selama 4-5 minggu pada yang tdk memberi
respon
Dihentikan bila pola BAB teratur tanpa kesulitan
Rumatan mencegah kekambuhan

Prognosis
Fungsional-> angka relaps tinggi
52% masih ada konstipasi dan enkopresis 5

thn paska pengobatan*


30% relaps pada 6,8 tahun paska
pengobatan**

*Stainano A, Andreotti MR, Greco L, Basile P, Auricchio S. Long term Follow up of Children
with chronic Idiopathic Constipation. Dig Dis Sci 1994; 39: 561-4
** Sutphen JL, Borowitz SM, Hutchinson RL, Cox DJ. Long term follow up of Medically
treated Childhood Constipation. Clin Pediatr 1995; 34: 576-80.

Anda mungkin juga menyukai