Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi adalah salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak
berabad-abad silam. Sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas
minuman yang paling akrab di berbagai lapisan (Cahyono, 2011). Menurut data
statistik dari International Coffee Organization pada tahun 2000-2010, konsumsi
kopi dunia terus meningkat sebesar 3-4% setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri
konsumsi masyarakat Indonesia akan kopi meningkat pesat sebesar 98% dalam 10
tahun terakhir. Dua jenis kopi yang paling sering dikonsumsi antara lain kopi
Arabika dan kopi Robusta.
Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant yang akan
menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan membuat perasaan
menjadi lebih bahagia. Oleh karena itu, tidak mengherankan di seluruh dunia kopi
menjadi minuman favorit, terutama bagi kaum pria (Favrod-Coune dan Broers,
2010).
Kopi dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia. Peminum kopi terbanyak
hingga saat ini masih ditempati oleh usia 25-39 tahun. Namun, pengaruh gaya
hidup serta maraknya caf atau restoran yang mengolah kopi menjadi berbagai
minuman menarik membuat persentase remaja dan dewasa muda sebagai
konsumen kopi semakin meningkat. Pada tahun 2011, 40% dari usia 18-24 tahun
mengonsumsi kopi setiap hari, meningkat dari 31% pada tahun 2010 (National
Coffee Association, 2011).
Konsumsinya yang meluas diberbagai kalangan membuat kopi menarik
untuk diteliti. Sebagian orang mengkonsumsi kopi sebagai minuman kegemaran,
sedangkan sebagian lagi tidak mengkonsumsi kopi karena khawatir akan efeknya
bagi kesehatan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kopi menimbulkan
efek buruk terhadap kesehatan seperti meningkatkan tekanan darah, gangguan
tidur, menurunkan fertilitas, menyebabkan birth defect, abortus, serta migraine.
Namun, mengkonsumsi kopi tidak selamanya buruk. Konsumsi kopi juga

Universitas Sumatera Utara

mempunyai dampak baik seperti menurunkan kadar asam urat darah, mencegah
sirosis hepar serta menurunkan kadar gula darah. (Schart, 2008). Hasil studi
metaanalisis mengungkapkan bahwa konsumsi kopi dapat menurunkan risiko
beberapa kanker seperti kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker faring,
kanker kolorektal, kaner endometrium, kanker hati, serta kanker prostat (Yu et
al., 2011). Selain itu kopi juga dapat menurunkan risiko beberapa penyakit kronik
seperti penyakit Parkinson, Gout Arthritis dan Diabetes mellitus tipe 2 (Ross et
al., 2006; Choi et al., 2007; Salazar-Martinez et al., 2004).
Problema diabetes mellitus, baik aspek perorangan maupun aspek
kesehatan masyarakatnya, terus berkembang meskipun sudah banyak dicapai
kemajuan di semua bidang riset diabetes mellitus maupun penatalaksanaannya.
Oleh karena itu, untuk mencegah angka kejadian yang terus meningkat, alangkah
baiknya jika dilakukan upaya pencegahan penyakit ini, salah satunya dengan
perubahan pada gaya hidup dan asupan gizi yang seimbang serta menghindari
makanan yang dapat meningkatkan kadar glukosa. IMAGE Improving Diabetes
Prevention (Linstrom et al., 2010), protokol pencegahan diabetes di Eropa,
merekomendasikan kopi, selain alkohol dalam jumlah sedang, sebagai
pencegahan diabetes mellitus tipe 2.
Kadar glukosa di dalam darah dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya
adalah hormon-hormon seperti insulin, glukagon, dan kortisol (Guyton & Hall,
2005). Selain itu, ambilan glukosa oleh sel serta metabolismenya sendiri juga
dapat mempengaruhi kadarnya di dalam darah (Murray, 2009)
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kopi dapat menurunkan risiko
diabetes tipe 2. Hal ini dikaitkan dengan chlorogenic acids yang terdapat di dalam
kopi (Del Rio et al., 2010). Chlorogenic acids (CGA) merupakan salah satu
senyawa phenol yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh. Phenol tertentu,
melalui

mekanisme

yang

bermacam-macam,

dapat

mempengaruhi

pola

pengambilan glukosa di saluran cerna. (Johnston et al., 2003). Ambilan glukosa


oleh tubuh akan mempengaruhi kadar gula darah.
Namun di sisi lain, beberapa penelitian metabolik jangka pendek
menunjukkan bahwa kafein, salah satu senyawa di dalam kopi, secara akut dapat

Universitas Sumatera Utara

menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan kadar kortisol sehingga


meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam darah (van Dam et al., 2004; Gavrieli
et al., 2011). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian efek kopi terhadap kadar
gula darah, sehingga dapat diketahui apakah kopi dapat mempengaruhi kadar gula
darah dan bagaimana pengaruhnya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh kopi terhadap kadar gula darah post prandial pada
Mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran USU Tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh kopi terhadap kadar gula darah post prandial pada

Mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran USU Tahun 2012.

1.3.2

Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui adakah perbedaan kadar gula darah post prandial pada
kelompok yang diberikan kopi dibandingkan kelompok kontrol.
b. Mengetahui adakah perbedaan kadar gula darah post prandial pada
kelompok kopi berkafein dibandingkan kelompok kopi tidak berkafein.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan akan memberikan
pengetahuan tambahan tentang pengaruh konsumsi kopi terhadap kadar
gula darah.
2. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini akan memberikan informasi bagi
penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai