Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan puskesmas yang sudah merata diseluruh pelosok tanah
air dengan minimal di setiap kecamatan ada satu puskesmas yang telah
memberikan konstribusi yang berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat seperti yang telah ditunjukkan dalam penurunan angka kematian dan
kesakitan secara bermakna dalam tiga dasawarsa terakhir.
Disamping
dalam
rangka
usaha
peningkatan
prestasi
kerja
karyawan.
keinginan yang dimilikinya seperti interaksi sosial yang kurang baik, lingkungan
kerja yang kurang kondusif, sarana kerja yang tidak memadai, minimnya
kompensasi yang diberikan dan kurangnya kesempatan untuk promosi.
Berdasarkan kondisi itulah, maka kepuasan kerja karyawan perlu
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pimpinan organisasi, karena
dapat mempengaruhi prestasi dan pencapaian tujuan organisasi, sehingga
dengan kepuasan yang tinggi cenderung mendorong pengikatan prestasi kerja ke
arah yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus permasalahan diatas dapat dirinci masalah-masalah
khusus berikut.
1) Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan
Puskesmas Pamandati Kab. Konawe Selatan Tahun 2011.
2) Bagaimana gambaran promosi terhadap kepuasan kerja karyawan Puskesmas
Pamandati Kab. Konawe Selatan Tahun 2011.
3) Bagaimana gambaran kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan
Puskesmas Pamandati Kab. Konawe Selatan Tahun 2011.
4) Bagaimana gambaran kondisi lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan Puskesmas Pamandati Kab. Konawe Selatan Tahun 2011.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis Kepuasan Kerja
1. Defenisi Kepuasan Kerja
Kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin pesat pada dewasa ini
terutama
dalam
bidang
teknologi,
telah
mengakibatkan
menurunnya
Betapapun
sempurnanya
rencana-rencana
organisasi
dan
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya, dan sebaliknya.
Kepuasan
kerja
dalam
pengertian
perilaku
organisasi
dapat
Kepercayaan
bahwa karyawan yang puas itu lebih produktif dari pada karyawan yang tidak
puas telah menjadi pegangan para manajer bertahun-tahun. Para peneliti
dibidang kemanusiaan lalu mengusulkan agar kepuasan ini justru menjadi
tujuan resmi sebuah organisasi (Muchlas, 2003).
Menurut Strauss dan Sayles (dalam Handoko 2004), kepuasan kerja
juga penting untuk aktualisasi diri.
Dan pada
gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun,
mempunyai semangat kerja lemah, cepat lelah, dan bosan emosinya tidak
stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan dilakukan.
Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik untuk
batasan-batasan
mengenai
kepuasan
kerja
di
atas
nampak secara nyata, tetapi dapat berwujud dalam suatu hasil pekerjaan .
Oleh sebab itu, kepuasan kerja walaupun sulit dan abstrak, tetap perlu
mendapatkan perhatian.
2. Beberapa Faktor Tentang Kepuasan Kerja
9
Watson
(dalam
Indrawijaya,2005)
memberi
komentar
bahwasanya gaji yang cukup tinggi belum tentu menjamin adanya kepuasan
kerja bagi karyawan. Jadi gaji atau upah bukanlah satunya faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan bagi seseorang seperti yang telah disinggung oleh
Herzberg dengan Two Faktor Theory ternyata gaji atau upah termasuk dalam
kelompok yang dissatisfiers.
Banyak faktor-faktor yang mepengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada
karyawan tergantung pada pribadi masing-masing. Menurut Blum dalam Asad
(2002), faktor-faktor yang berpengaruhi pada kepuasan kerja adalah :
a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
b. Faktor Sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan
berekreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolititk dan hubungan
kemasyarakatan.
10
Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja yang
baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan
tugas dengan baik.
Disamping itu,
12
e.
Faktor intrinsik dari pekerjaan; atribut yang ada pada pekerjaan masyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggan akan tugas dapat
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
13
g. Kondisi kerja; termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin
dan tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam pekerjaan; merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
i.
Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai
alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan
untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi
karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
j.
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu
jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
Dari berbagi pendapat di atas dapat dirangkum mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :
a.
b.
c.
d.
3. Kepemimpinan
Menurut Achmad Suyuti yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah
proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan,
tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu
(Suyuti, 2003). Pendapat lain menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok (Kartono, 2006).
Sedangkan menurut Asmara, kepemimpinan adalah tingkah laku untuk
mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerjasamanya dalam
mencapai tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan
bermanfaat (Asmara, 2005)
Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002) seorang pemimpin harus
memiliki sifat
perceptive
kenyataan dari suatu lingkungan. Untuk itu ia harus mampu melihat, mengamati,
dan memahami keadaan atau situasi tempat kerjanya, dalam artian bagaimana
para bawahannya, bagaimana keadaan organisasinya, bagaimana situasi
penugasannya, dan juga tentang kemampuan dirinya sendiri. la harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk memilih gaya kepemimpinan
yang
akan
digunakan,
perlu
dipertimbangkan
berbagai
faktor
yang
15
Blanchard pada tahun 1969. Selanjutnya dari hasil pemikiran Ken Blanchard,
Ramdhan (2004) merumuskan ada 4 perilaku dasar kepemimpinan situasional,
yaitu :
a. Perilaku direktif
Perilaku direktif adalah perilaku yang diterapkan apabila pimpinan
dihadapkan
belum memiliki
c. Perilaku partisipatif
Perilaku partisipatif diterapkan apabila pegawai telah mengenal
teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang dekat
dengan pimpinan. Pimpinan meluangkan waktu untuk berbincang-bincang
dengan mereka, untuk lebih melibatkan mereka dengan keputusankeputusan kerja, dan untuk mendengarkan saran-saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
d. Perilaku delegatif
Perilaku delegatif diterapkan apabila bawahan telah sepenuhnya
paham dan efisien dalam kinerja tugas, sehingga pimpinan dapat
melepaskan mereka untuk menjalankan tugasnya sendiri.
4. Konsep Promosi Jabatan
Pada dasarnya Promosi Jabatan merupakan salah satu bagian dari
program penempatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penempatan
karyawan dilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap kebutuhan
perusahaan yang berhubungan dengan perencanaan untuk memperoleh orang
yang tepat pada posisi yang tepat (right man on the right place).
Promosi jabatan dilakukan olah perusahaan untuk mengisi kekosongan
pormasi ini disebabkan oleh beragam hal mulai dari pensiun hari tua hingga
pengunduran diri karyawan. Untuk itu perusahaan mencari karyawan yang telah
ada yang dinilai memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatan baru yang dibutuhkan
dari yang dibutuhkan untuk dapat di promosikan.
17
18
19
kinerja
perawat.
Linkungan
kerja
yang
bisa
mendorong
menciptakan kinerja tinggi meliputi 5 dimensi utama, yaitu linkungan sosial dan
interpersonal yang positif, pengarahan yang bisa membantu karyawan untuk
mencapai target, peluang untuk mengembangkan perilaku, umpan balik akibat
atau konsekuensi tindakan karyawan, dan insentif. (Mink, 2003)
Dari hasil penelitian Lukman di Kab. Kendari tahun 2005, menunjukkan
Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan dengan komitmen karyawan
terhadap kualitas pelayanan dari dimensi tangible. Besarnya persentase (85,7%)
karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang cukup dan memiliki komitmen
terhadap kualitas pelayanan (tangible). Hal ini disebabkan
kemampuan
kebutuhan
tersebut
mereka
mengharapkan
pendapatan
dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya yang
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
c. Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Puskesmas adalah satu atau sebagian dari wilayah
kecamatan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Dati II.
d. Jenis Pelayanan
22
Puskesmas
harus
mampu
mendiagnosa
masalah
kesehatan
dan
Pelayanan di
Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan Tingkat Kabupaten
Dati II :
a.Puskesmas adalah perangkat pemeritah Daerah Tingkat II, bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Dati II.
b.Puskesmas adalah unit pelayanan tingkat pertama dalam sistem rujukan.
3. Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun faslitas yang berbedabeda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas
akan beda pula, hal ini juga disesuaikan dengan kondisi geografis daerah.
Namun demikian, kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan adalah :
1) KIA, 2) Keluarga Berencana, 3) Usaha Peningkatan Gizi, 4) Kesehatan
Lingkungan, 5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), 6)
Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena kecelakaan, 7) Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, 8) Kesehatan Sekolah (UKS), 9) Kesehatan Olah
Raga, 10) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), 11) Kesehatan
Kerja, 12) Kesehatan Gigi dan Mulut, 13) Kesehatan Jiwa, 14) Kesehatan Mata,
15) Laboratorium sederhana, 16) Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka
23
BAB III
KERANGKA KONSEP
24
A. Kerangka Konseptual
Untuk mengoptimalisasi potensi para pegawai dalam melaksanakan
tugasnya, tentu diperlukan suatu tingkat kepuasan kerja yang memadai agar
dapat dicapai tingkat produsktivitas yang lebih baik.
Pegawai sebagai salah satu sumberdaya potensial dan sangat strategis
memegang peranan penting untuk pencapaian produsktivitas organisasi sehingga
para pegawai sebaiknya merasakan tingkat kepuasan kerja yang memadai.
Untuk maksud tersebut sehingga dilakukan penelitian pada puskesmas
Pamandati dimana puskesmas ini mempunyai kedudukan sebagai unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kab. Konawe Sealatan.
Dasar teori dalam penelitian ini adalah gambaran kepuasan kerja yaitu
kepemimpinan, promosi, kompensasi, dan kondisi lingkungan kerja. Organisasi
akan mendapat gambaran tentang produktifitas para pegawai pada tahap
diagnosis aktivitas pegawai. Bila tingkat kepuasan kerja kurang maka akan akan
berdampak tidak tercapainya produktivitas yang optimal, sehingga perlu adanya
perubahan yang dilakukan oleh organisasi dalam rangka tercapainya tujuan dan
sasaran organisasi. Sebaliknya kalau tingkat kepuasan kerja pegawai terpuaskan
maka akan berdampak pada peningkatan produktivitas kerja organisasi sehingga
ada perhatian terhadap pekerjaanya.
Kepemimpinan
Promosi Jabatan
Hubungan
Kompensasi
Kondisi
Sesama
Lingkungan
Karyawan
Kerja
25
Kepuasan Kerja
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Defenisi Operasional
1. Kepuasan Kerja
26
27
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipergunakan dalam Penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. pendekatan kualitatif merupakan suatu
paradigma penelitian untuk mendeskrifsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu
keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.
(Djaman, 2009)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Puskesmas Pamandati yang
berada di Kab. Konawe Selatan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
14 juli 28 juli 2011.
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah karyawan Puskesmas Pamandati
Kab. Konawe Selatan Tahun 2011 untuk memperoleh gambaran informasi tentang
kepuasan kerja di tinjau dari segi kepemimpinan, promosi jabatan, kompensasi,
dan lingkungan kerja.
29
30
4. Foto
Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
namin sangat mendukung kondisi objektif penelitian berlangsung.
E. Pengumpulan Data
1.
Data Primer
Data dalam penelitian
gambaran
informasi
tentang
kepuasan
kerja
Karyawan
Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan
penelitian tersebut dalam hal ini Puskesmas Pamandati Kab. Konawe Selatan.
4. Triangulasi.
Peneliti menerapkan teknik observasi mendalam dengan melihat triangulasi
(sumber, metode, teori). Kemudian dilakukan pengecekan dengan proses
transferability (temuan dapat ditransfer kelatar lain), atau dengan kata lain
hasil temuan dapat diungkapkan dengan mengemukakan teori-teori yang
relevan.
G. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif, Teknis ini
menurut Miles dan huberman diterapkan melalui tiga alur, yaitu:
1. Reduksi data
Analisis
pada
tahap
ini
merupakan
proses
pemilihan,
pemusatan,
32
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecamatan Lainea
33
2.
Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Pamandati adalah 8849 jiwa
dan jumlah kepala keluarga adalah 2220 KK.
B. Hasil Penelitian
Penelitian di laksanakan pada tanggal 14 juli 28 juli 2011 di puskesmas
Pamandati yang berada di Kab. Konawe Selatan. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mencari informasi bagaimana gambaran gaya kepemimpinan, promosi
jabatan, kompensasi dan kondisi lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan Puskesmas Pamandati. Pada tanggal 16 Juli 2011, peneliti mulai
melakukan pengumpulan data primer dengan mewawancarai langsung informan
dalam hal ini karyawan Puskesmas Pamandati dengan menggunakan teknik
wawancara
mendalam
(indept
interview)
yang
menggunakan
pedoman
berikut :
.Kalau saya lihat , Eee.. Kepala Puskesmas dalam hal ini Toh.. itu
kan sebagai pimpinan atau menejer, dia Punya ..Aaa.. kepemimpinanya
dimata teman selama ini masih kurang bagus kalau menurut saya, karena
kenapa dalam keseharian dipuskesmas masih terlalu kaku dalam Eee...
apa.. mengkoordinir teman-teman dipuskesmas dalam hal ini staf Toh..
kayak seperti saya atau yang lain
.Ah.. kalau masalah delegasi tugas ini, untuk dari kepala
puskesmas ke masing-masing staf itu tidak berimbang, yang saya
maksud tidak berimbang disini.. Eee... hubungan kerja antara teman
yang satu dengan yang lain itu tidak sama, seperti saya terlalu banyak
diserahkan tanggung jawab seperti imunisasi, bendahara jamkesmas
belum lagi program lainnya. Pada hal sudah pernah juga saya bicarakan
sama Kapus supaya teman yang lain itu..apa.. lebih diberdayakan supaya
sama-sama bisa merasakan pekerjaan
.Kalau mengenai pembinaan Eee... disiplin itu berarti mengarah
kekehadiran. Kalau disini Kapusnya biasanya setiap hari itu selalu melihat
kehadiran teman-teman, Eee... masalah disiplin absensi. Biasanya disini
kalau Eee...
memang kan biasanya masuk kerja itu jam kantor
puskesmas jam 8 tepat. Kalau misalnya ada sesuatu hal halangan masih
ditolerir sampai jam setengah Sembilan, kapan lewat dari itu, ahh.. itu
dianggap alpa
.Kalau menurut saya bagusnya itu seorang menejer dalam hal ini
kepala puskesmas Toh.. itu kayak yang tadi saya sudah sebutkan pada
pertanyaan pertama dan kedua maksudnya dalam pembagian tugas itu
lebih melihat bagaimana tugas yang dikasih dari masing-masing
programmer, disinikan ada perawat, gizi, supaya betul-betul diberdayakan
semuanya. Kemudian masalah absensi perlu ditinjau kembali, kan bisa
saja Eee... apa orang itu ada halangannya mungkin terutama yang
perawat, kasihan mungkin ada pasien yang harus diperiksa di Pustunya
atau di polindes, sehingga dia akan terlambat, lewat dari waktu tolerir tadi
yang setengah Sembilan.. yaa.. kayak seperti itu.(16 Juli 2011, CC, 34
Tahun)
Tidak berbeda jauh dengan informasi yang diberikan oleh informan
pertama (CC), sebagaimana hasil wawancara mendalam dengan informan AR
berikut ini :
35
36
Promosi Jabatan
Promosi jabatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses
pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi di
Puskesmas Pamandati, sebagaimana hasil wawancara dengan informan CC
sebagai berikut :
.Ehem.. kalau promosi jabatan karena dilingkupnya puskesmas
jelas ada hubungan dengan yang ada di dinas dalam hal ini kepala dinas
kesehatan. Kalau menurut saya memang tidak dan memang tidak pernah
ada promosi jabatan. Misalnya Eee... misalnya seperti saya dipromosikan
menjadi sekretaris puskesmas atau mungkin dengan sekarang disebut
bagian tata usaha Toh.. kayak begitu.
.Kalau pengurusan pangkat itu, biasanya kita masing-masing juga
mengurus sendiri-sendiri. Harusnya kan itu kalau ada umpan balik dari
dinas kesehatan bagian kepegawaian bahwa si A untuk periode april
misalnya april tahun ini harusnya sudah mengusul. Aa.. jadi kapan kita
tidak aktif untuk mencari tahu bahwa masalah nasibnya dengan kenaikan
pangkatnya, otomatis dia akan terlambat.
..Kalau yang bisa berpengaruh itu untuk promosi jabatan biasanya
yang pertama itu pangkat atau golongan. Itu jelas harus Eee... kalau
seorang kepala puskesmas itu kan biasanya minimal III/b, yang kedua
bagusnya itu harus dinilai juga mengenai kinerjanya. Berarti kemampuan
kerjanya. Aa.. ini yang ketiga yang kurang bagus yang seharusnya jangan
ada, biasanya yang sekarang terjadi itu banyak terjadi yang point ketiga
ini, kalau menurut saya masalah kedekatan dengan atasan langsung.
Siapa yang pintar bermain api.. Haa.. itu dia yang akan bagus juga
nasibnya.
.Sebaiknya itu kalau promosi jabatan itu sesuai dengan bidang
dan kompetensinya keilmuanya Toh.. disiplin ilmunya maksudnya harus
sesuai dengan, maksudnya orang yang tepat bekerja ditempat yang tepat
juga. (16 Juli 2011, CC, 34 Tahun)
37
Tidak berbeda jauh dengan informasi yang diberikan oleh informan pertama
(CC), sebagaimana hasil wawancara mendalam dengan informan IT berikut ini :
.Kalau selama ini tidak ada promosi tentang apa yang tadi anda
katakan.promosi jabatan belum ada yang setahu saya mungkin yang
dekat mungkin yang dipromosikan atau bagaimana.
.Ee..selama ini pengurusan pangkat itu kayaknya kurang baik
karena ee masih dipilih-pilih itupun juga maksudnya waktunya kayaknya
terlalu lama.
.Selama ini promosi untuk jabatan itu belum ada, kurang tahu juga
kalau yang teman-teman yang lain dapat atau tidak.
.Ee..yang mempengaruhi dalam promosi jabatan mungkin disini
ee.. kalau saya seseorang yang mempunyai ee..keahlian atau dia punya
jabatan yang maksudnya ee..program masing-masing kalau coba-coba
diulangi lagi.. mungkin kalau selama ini dilihat dari golongannya kemudian
kinerjanya dan mungkin dari pendekatannya.
.Sebaiknya itu ee.. promosi jabatan dilakukan ee..seseorang itu
harus sesuai dengan profesi yang dimilikinya. (23 Juli 2011, IT,24 Tahun)
Kemudian dilakukan wawancara dengan informan HN, yang diperoleh
informasi sebagai berikut :
.Kalau masalah promosi jabatan di puskesmas ini belum pernah
ada tetapi tergantung dari masing-masing staf itu sendiri.
.Kalau pengurusan kenaikan pangkat dipuskesmas ini masih
mengurus sendiri-sendiri dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
.Menurut saya tidak ada dukungan dari atasan karena ada staf
yang menurut saya sudah bisa dipromosikan tetapi sampai saat ini masih
staf biasa.
.Menurut saya hal yang mempengaruhi dalam promosi jabatan,
dari golongannya, kinerjanya serta bagimana kedekatannya dengan
atasan.
.Menurut saya seharusnya sesuai dengan profesi yang dimiliki
staf. (26 Juli 2011, HN, 27Tahun)
38
c. Kompensasi
Kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Semua
bentuk kompesasi yang diterima karyawan atas pekerjaannya meliputi materil
dan non materil di Puskesmas Pamandati. Sebagaimana hasil wawancara
dengan informan CC sebagai berikut :
.Kalau kompensasi apalagi ini mau dekat-dekat mungkin hari raya
Toh.. hari lebaran yaa.. paling kalau yang diluar sebelum apa yang
istilahnya THR itu biasanya ada pembagian jasa Askes. Tapi sampai
sekarang ini kalau di konsel ini dipuskesmas belum belum diupayakan
padahal semua administrasi sudah dilengkapi. Administrasi yang harus
dilengkapi di..apa dikeuangan dinas kesehatan tapi nyatanya sampai
sekarang belum dibayarkan. Biasanya juga itu pembagian kalau ada halhal yang mau dibagi berupa uang Toh.. pakai sistim 40-60, jadi 40 persen
itu maksudnya untuk menejer, 60 nya untuk staf.. mi.. itu dibagimi itu..
Aaa.. pasti akan lebih banyak pemimpin.
.Biasanya kalau masalah kompensasi itu dilihat dari kehadiran,
seperti tadi yang diatas masalah absensi, yang bagus kehadirannya itu
juga akan lebih banyak dia terima. Kemudian yang kedua masalah poin
kerja. Biasanya itu yang lebih banyak kegiatannya utamanya kegiatankegiatan lapangan, biasanya ada pengecualian juga. Dia akan menerima
komisi yang lebih besar dari teman-teman yang lain. Begitu biasanya
.Kalau saat ini, sa..saliat kayaknya belum sesuai. Karena seperti
yang tadi, harusnya itu, misalnya yang dulu-dulu itu, kan dibagi sesuai
anu.. pak, point kerja ,atau jenis., jenis pekerjaanya Toh.. tapi
sekarang ini dibagi sama, pokoknya mau yang biasa-biasa saja atau yang
kerja lebih banyak itu sama semua dibagi rata. (16 Juli 2011, CC, 34
Tahun)
Kemudian dilakukan wawancara dengan informan HN, yang diperoleh
informasi sebagai berikut :
.Ada, dalam bentuk Jasa askes dan Tunjangan Tambahan
Penghasilan Tetapi sampai saat ini untuk jasa askes belum dibayarkan
mulai bulan januari sampai dengan sekarang. dan kalau tunjangan
Tambahan Penghasilan (T2P) Cuma tahun lalu saja yang dibayarkan
itupun hanya sebelas bulan sedangkan untuk tahun 2011 belum.
39
3.
Pembahasan
41
perceptive
kenyataan dari suatu lingkungan. Untuk itu ia harus mampu melihat, mengamati,
dan memahami keadaan atau situasi tempat kerjanya, dalam artian bagaimana
para bawahannya, bagaimana keadaan organisasinya, bagaimana situasi
penugasannya, dan juga tentang kemampuan dirinya sendiri. la harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk memilih gaya kepemimpinan
yang
akan
digunakan,
perlu
dipertimbangkan
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dari
ketiga
informan
tentang
42
2. Promosi Jabatan
Promosi jabatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses
pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi di
Puskesmas Pamandati,
Menurut Heidjrachman (2002), kesempatan untuk maju di dalam
organisasi disebut dengan promosi (kenaikan tingkat jabatan). Promosi adalah
kesempatan dimana seseorang dapat memperbaiki posisi jabatannya. Promosi
berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain, yang mempunyai
status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
43
Hal ini memiliki nilai karena merupakan bukti pengakuan yang lain
terhadap prestasi kerja yang dicapai seseorang. Seseorang yang dipromosikan
pada umumnya dianggap mempunyai prestasi yang baik, dan juga ada
beberapa pertimbangan lainnya yang menunjang. Ada pendapat lain yang
menyebutkan bahwa promosi adalah dengan memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan pribadi, lebih bertanggung jawab dan meningkatkan status sosial,
oleh karena itu individu yang merasakan adanya ketetapan promosi merupakan
salah satu kepuasan dari pekerjaannya. (Robbins, 2003).
Promosi
jabatan
dilakukan
olah
perusahaan
untuk
mengisi
kekosongan pormasi ini disebabkan oleh beragam hal mulai dari pensiun hari
tua hingga pengunduran diri karyawan. Untuk itu perusahaan mencari karyawan
yang telah ada yang dinilai memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatan baru yang
dibutuhkan dari yang dibutuhkan untuk dapat di promosikan.
Promosi Jabatan memberikan peranan penting bagi setiap karyawan
bahkan menjadi sebuah idaman dan tujuan yang selalu di harapkan. Idaman
dan tujuan ini berkaitan dengan apa yang akan diperoleh dan dicapai oleh
karyawan setelah memperoleh promosi jabatan. Setiap karyawan berusaha
memberikan performa yang terbaik bagi perusahaan dengan harapan bahwa
kinerja yang dihasilkan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Karyawan
yang berhak memperoleh promosi haruslah memiliki kecakapan kualifikasi yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena karyawan tersebut akan memiliki
tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan
sebelumnya.
44
3. Kompensasi
Kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Semua
bentuk kompesasi yang diterima karyawan atas pekerjaannya meliputi materil
dan non materil di Puskesmas Pamandati.
Menurut
Handoko
(2004)
yang
dimaksud
kompensasi
yaitu
hasil
wawancara
dari
ketiga
informan
tentang
dalam bentuk Jasa askes dan Tunjangan Tambahan Penghasilan, tetapi sering
mengalami keterlambatan pembayaran dan pembagiannya 40-60 yang artinya
40 untuk karyawan dan 60 untuk kepala puskesmas. Selain itu juga
pembagiannya disamakan semua staf tanpa melihat jumlah kehadiran dan
beban kerja karyawan, sehingga karyawan belum merasa puas terhadap
kompensasi selama ini di Puskesmas Pamandati.
Menurut teori dari Frederick Herzberg faktor dissatisfier atau
ketidakpuasan (upah/gaji) akan membuat tenaga kerja merasa kecewa dan
akan banyak menimbulkan masalah (Achmad .S. Ruky,2002). Menurut Handoko
(2004)
dengan
pemberian
kepada
karyawan
yang
tingkat prestasi
Kemampan, kebutuhan dan sifat; (4) Persepsi terhadap tugas; (imbalan internal
dan eksternal; dan (6) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.
4. Kondisi Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
Suasana lingkungan tempat kerja dimana para pegawai melaksanakan
pekerjaan sehari-hari di Puskesmas Pamandati
Menurut Nitisemito (2001) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugastugas yang diembankan.
Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja
yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan
tugas dengan baik. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai
keadaan fisik sekitar yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur,
cahaya, keributan, dan faktor lingkungan yang tidak ekstrim misalnya terlalu
panas atau terlalu remang-remang. Disamping itu, kebanyakan karyawan lebih
menyukai bekerja dekat dengan rumah, dengan fasilitas yang bersih dan relatif
modern dengan peralatan yang memadai.
Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga informan, didapatkan
informasi kondisi lingkungan kerja di Puskesmas Pamandati kurang nyaman
dirasakan oleh karyawan puskesmas disebabkan karena kondisi ruangan kerja
tidak luas, pengap dan tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas karyawan dalam melaksankan
tugasnya.
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Gaya kepemimpinan di Puskesmas Pamandati berdasarkan hubungan
emosional berupa kedekatan interpersonal sehingga pendelegasian tugas
kepada karyawan tidak seimbang sehingga karyawan belum merasa puas
dengan manajemen yang diterapkan di Puskesmas tersebut.
48
2.
Promosi
sepenuhnya
3.
jabatan
dilaksanakan
karyawan
karena
di
Puskesmas
kurangnya
Pamandati
dukungan
dari
belum
Pimpinan
4.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Pamandati dalam kepemimpinannya
menerapkan prinsip-prinsip ilmu manajemen agar pemanfaatan Sumber Daya
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan rasional sehingga tidak terjadi
kelebihan beban kerja pada karyawan dalam menjalankan tugasnya.
2. Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Pamandati agar memberi dukungan
kepada karyawan Puskesmas untuk dipromosikan jabatannya ke Dinas
Kesehatan Kab. Konawe Selatan sesuai dengan kompetensi karyawan .
3. Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Pamandati agar pembayaran
kompensasi
karyawan
dapat
dilaksanakan
tepat
waktu
serta
besaran
49
50