I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. Khamim
2. Alamat dan telepon
c. Petani
d. Buruh
e. Wir
4. Pendidikan kepala keluarga :
a. SD tidak tamat
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Akademi/PT
5. Komposisi keluarga dan genogram
No
Nama
Jenis
Hub dg
umur
Pendidikan
Tn. K
kelamin
Laki-laki
Ny. H
Perempuan
Istri
40 th
SLTA
An. A
Laki-laki
Anak
16 th
SLTA
An Y
Perempuan
Anak
9 th
SD
An. A
Perempuan
Anak
3,1 th
Genogram
KK
Ayah (KK)
45 th
SLTA
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Bercerai
: Tinggal serumah
6. Tipe keluarga :
a. Inti (nuclear)
b. Besar (extended)
c. Campuran (Blended)
d. Ayah/Ibu + anak (single parent)
e. Dewasa sendiri (single adult)
f.
Lansia
b. Protestan
c. Katholik
d. Hindu
e. Budha
9. Status sosial ekonomi keluarga :
a. Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS)
b. KS I
c. KS II
d. KS III
e. KS III Plus
10. Aktifitas rekreasi keluarga :
Ny. H mengatakan jarang sekali berekreasi , rekreasi di adakan sewaktu-waktu jika
merasa membutuhkan rekrasi keluarga atau saat waktu senggang antara Ny. H dan
Tn. K atau saat libur bekerja dan tidak capek. Biasanya rekrasi didalam kota malang
saja seperti mengunjungi wisata alam, wahana-wahana dan mall.
f.
Karakteristik rumah
-
Status kepemilikan
: Rumah sendiri.
Tipe rumah
: Permanen
Luas rumah
: kira-kira 10 x 8 M
Ventilasi dan penerangan : Jendela rumah memenuhi 10% dari luas rumah,
penerangan kurang saat tidak menggunakan lampu disiang hari dan cahaya
matahari dapat masuk melalui jendela dan angin-angin yang dibuat.
Pemanfaatan ruangan
tandon
air,
menggunakan WC jongkok dari pengamatan bak air terdapat jentik nyamuk dan
-
diambil oeh tukang sampah akan tetapi belum ada pemisahan sampah.
Terdapat selokan di belakang ruamah yang kotor.
Denah :
Kamar
tidur
Dapur
Kamar
tidur
Ruang
Tamu
Belakang
Rumah
KM
16.
Ruang
Makan
Ruang
Keluarga
Teras
terdapat kotoran kucing, fasilitas umum (jalan raya) terpelihara dengan baik
Lingkungan memiliki saluran sanitasi yang baik, sampah dikumpulkan ke TPA
Polusi: Tidak ada polusi air, polusi udara minimal akan tetapi resiko polusi udara
yang di hasilkan oleh pabrik keramik sekitar rumah dan perokok yang ada
disekitar rumah
Keluarga berada di kelompok masyarakat menengah kebawah
fasilitas ekonomi : warung, toko, pasar.
Fasilitas kesehatan: Rumah sakit, Puskesmas, Praktik dokter, bidan dan apotik.
Fasilitas pendidikan: PAUD, TK, SD, SMP, SMA memiliki aksesbilitas yang bisa
dijangkau.
Fasilitas rekreasi: Taman, wahana, mall.
Transportasi umum: Angkot, Taxi. Aksesbilitasnya sangat mudah.
Keluarga berada di lingkungan yang rawan dan kecelakaan karena dekat dengan
jalan raya.
Kegiatan yang ada di lingkungan rumah seperti pengajian bapak-bapak, PKK RT
RW dan kegiatan kerja bakti jika ada event-event tertentu.
17.
Rumah Tn. K berada di dataran rendah, jarak dari jalan utama tidak terlalu jauh
sekitar 100 meter.
18.
20.
21.
22.
Struktur peran :
1.
2.
3.
4.
5.
23.
V. Fungsi keluarga
24.
Fungsi afektif :
Jika salah satu anggota keluarga sakit, anggota keluarga yang lain ikut merawat. Ny.
H selalu mengantarkan anaknya ketika sekolah. Keluarga saling mengingatkan saat
waktu makan dan sholat. Ny. H yang saelalu mengingatkan kegiatan harian anak,
mandi, makan, sholat, ngaji, belajar, dll. Sedangkan Tn. K lebih banyak bekerja dan
pengambil keputusan.
25.
Fungsi sosialisasi :
-
Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Sering berinteraksi, terutama malam hari
26.
dihentikan
Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Saat anak sakit panas, Ny.K memberikan kompres hangat dan memberikan obat
penurun panas jika badan sang anak dirasakan panas, belum menggunakan
27.
Fungsi reproduksi :
Ny. H mengatakan jika keluarganya mengikuti program pemerintah yaitu 2 anak
cukup.
28.
Fungsi ekonomi :
-
29.
SLTA
Respon keluarga terhadap stressor: Berusaha meningkatkan pendapatan
keluarga, membawa anak ke pelayanan kesehatan bila anak sakit dan selalu
bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada keluarga
30.
31.
Nama
Hasil PF
Tidak ada keluhan, TD: 130/90 mmHg, memiliki riwayat
Tn K
Ny. H
An. Y
An. A
ANALISA DATA
No.
Data Penunjang
1
DS:
-
Problem
batuk
Belum
pusat
lalu
disertai
dibawa
pelayanan
berencana
membawanya
ke
klinik
iya
tempat
Kebiasa
an ayah
merokok
bekerja
An. D Sering jajan
Kikoorgani
sme
menyebar
di seluruh
rumah
Jajanan
sembaran
gan
Kesehatan
yang Kurang
Sehat
ke
Ventilasi
dan
kebersiha
n rumah
yang
Etiologi
Risiko Perilaku
Asap
dihirup
anggota
keluarga
Rongga
mulut
mudah
terinfeks
i
Resiko Perilaku
kesehatan yang
Terinfeksi
kurang sehat
mikoorganisme
Risiko
imunitas
menurun
sembarangan saat di
-
paud
Tn K
mempunyai
kebiasaan
-
merokok
sembarangan
Menu
makanan
kurang bervariasi
DO:
-
batuk
ringan,
pilek
Lingkungan
padat penduduk
Ventilasi
dan
kebersihan
rumah
rumah
yang kurang
No.
Data Penunjang
2
DS
Problem
pencetus
- Ny. HFaktor
belum
tahu
penegtahuan
Perilaku/
kebiasaan
- Ny. H belum pernah
mendapat
penyuluhan
Kebersihan
rumah yang
penyakit
kurang
bahkan
Bapak masih
tentang
merokok
ISPA,
tidak
Belum
mendapat
mengetahui apa itu
Kebersihan
ISPA
lingkungan
- Ny.K
rumah yang
kurangmengetahui
terkait
manajemen
manajemen
sampah
dan
saluran
pada
pembungan
penyuluhan
tentang ISPA
belum
ISPA Tidak
mengetahui
tatarancara cuci
tangan yang
Tidak
benar
mengetahui
managemen
ISPA pada
Kurang
tataran
Pengetahuankeluarga
keluarga dirumah
Etiologi
Kurangnya
DO
- Tn. K masih merokok
padahal anaknya
sedang sakit
- Lingkungan rumah
yang kotor seperti
kurang dibersihkan
- Belum adanya
pembatas antara
rumah dengan
selokan belakang
rumah
- Sampah belum
dipisah dan kadang
sampah tertentu
dibuang di selokan
belakang rumah.
No.
Data Penunjang
3
DS
Kebiasaan membawa keluarga
- Ny.
H
telah
yang sakit untuk diperiksakan
di klinik
yang diketahui
melakukan
kompres
air
hangat
saat
demam
- Ny.
H
selalu
bekerja
DO
- Keluarga
Problem
Etiologi
Kesiapan
peningkatan
kesehatan
keluarga oleh
orang tua
menyepakati
untuk
dijadikan
keluarga
binaan
- Keluarga
antusias
saat
dilakukan
pengkajian
dan
penyuluhan
Kriteria
Sifat masalah
Aktual: 3
Bobot
1
Pembenaran
Perilaku kesehatan yang kurang sehat
di keluarga anatara lain ayah merokok
di dalam rumah, kebiasaan cuci tangan
dan teknik cuci tangan yang kurang
benar, kebiasaan anak makan jajan
sembarangan.
Kemungkinan masalah
diubah
Sebagian: 2
3
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan dan
Kriteria
Sifat masalah
Aktual: 3
Bobot
2
Pembenaran
Ibu kurang mengetahui tentang konsep
dan tata laksana ISPA, belum
mengetahui cara cuci tangan yang
benar, kurang memahami PHBS dan
manajemen lingkungan
Kemungkinan masalah
diubah
Sebagian: 2
3
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan dan
Kriteria
Sifat masalah
Aktual : 3
Bobot
3
Pembenaran
Ny. H ingin belajar tentang
managemen ISPA yang bisa dilakukan
dirumah, keluarga telah memiliki kartu
BPJS, jika ada anggota keluarga yang
sakit selalu dibawa ke fasilitas
kesehatan.
Kemungkinan masalah
diubah
Sebagian: 1
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan tetapi
RENCANA INTERVENSI
No.
1.
Diagnosa
Keperawatan
Defisiensi
TUM:
Tujuan
Program
Rencana Kegiatan
Strategi
Intervensi
Kesehatan
Setelah dilakukan
Komunitas
asuhan
tentang ISPA
keperawatan
berhubungan
komunitas selama 7
dengan
minggu,
kurangnya
kemampuan,
sumber
perilaku kesehatan
informasi
dan ketrampilan
Health
pengetahuan
keluarga menangani
Teaching
ISPA meningkat.
Penyuluhan
Pengetahuan
Kesehatan
ISPA meningkat
edukasi
tentang ISPA
TUK 1 :
warga tentang
1. Berikan
Struktur
1. Mahasiswa
Evaluasi
Proses
1. Mahasiswa
Hasil
1. Pengetahuan
peserta
berkoordinasi
datang
dengan
sebelum acara
keluarga untuk
penyuluhan
memberikan
menentukan
dimulai
feedback,
tempat dan
2. peserta
waktu
mengikuti
penyuluhan.
kegiatan
2. Mahasiswa
meningkat
2. Peserta
melalui
pertanyaan
3. Setelah
penyuluhan
dilakukan
mempersiapka
sampai acara
kegiatan
n materi, alat
selesai dan
penyuluhan
dan media
berpartisipasi
diharapkan ada
untuk
secara aktif
perubahan
penyuluhan
(100%)
3. Mahasiswa
perilaku
kesehatan
mempersiapka
n alat yang
Health
Teaching
1. Berikan edukasi
tentang
rumah
sehat
akan
digunakan
membuat
media
1. Pengetahuan
penyuluhan
1. Mahasiswa
datang
sebelum acara
1. Mahasiswa
berkoordinasi
dengan
keluarga untuk
TUK 2 :
Pengetahuan
Penyuluhan
menentukan
Kesehatan
tempat dan
keluarga tentang
waktu
Rumah Sehat
meningkat
penyuluhan.
2. Mahasiswa
Case
Management
1. Ajarkan pada
mempersiapka
keluarga cara
n materi, alat
modalitas untuk
dan media
penyuluhan
dimulai
2. Semua peserta
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
sampai acara
selesai dan
berpartisipasi
secara aktif
(100%)
peserta
meningkat
2. Peserta
memberikan
feedback,
melalui
pertanyaan
3. Setelah
dilakukan
kegiatan
penyuluhan
diharapkan ada
perubahan
perilaku
kesehatan
mengatasi
untuk
batuk, seperti
penyuluhan
penggunaan
3. Mahasiswa
jahe dengan
mempersiapka
n alat yang
nipis dengan
akan
kecap
digunakan
Management
TUK 3 :
Demonstrasi
Ketrampilan warga
terhadap praktek
penanganan ISPA
media
memberikan
penyuluhan
beberapa
feedback,
anggota
melalui
keluarga
pertanyaan
3. Setelah
2. Semua peserta
berkoordinasi
mengikuti
dengan
kegiatan
keluarga untuk
sampai acara
menentukan
selesai dan
tempat dan
berpartisipasi
waktu kegiatan
secara aktif
mempersiapka
1. Ajarkan pada
meningkat
2. Warga
membuat
2. Mahasiswa
meningkat
warga
1. Demostrasi
diikuti oleh
1. Mahasiswa
Case
1. Ketrampilan
n materi terapi
keluarga cara
modalitas yang
cara batuk
akan
(100%)
dilakukan
kegiatan
demonstrasi
diharapkan ada
perubahan
perilaku
kesehatan
dalam
menangani
ISPA
efektif
disampaikan
1. Ketrampilan
warga
1. Demostrasi
diikuti oleh
meningkat
2. Warga
semua atau
memberikan
Case
salah satu
feedback,
Manage-
anggota
melalui
ment
keluarga
pertanyaan
3. Setelah
2. Semua peserta
mengikuti
kegiatan
1. Mahasiswa
Demonstrasi
sampai acara
berkoordinasi
selesai dan
dengan
berpartisipasi
keluarga untuk
secara aktif
menentukan
(100%)
tempat dan
waktu kegiatan
2. Mahasiswa
dilakukan
kegiatan
demonstrasi
diharapkan ada
perubahan
perilaku
kesehatan
dalam
menangani
ISPA
mempersiapka
1. Ajarkan pada
n materi yang
ibu dengan
akan
balita, dan
disampaikan
1. Ketrampilan
keluarga cara
1. Demonstrasi
pengukuran
diikuti oleh
suhu dengan
semua atau
termometer
salah satu
raksa dan
anggota
digital
keluarga
2. Semua peserta
mengikuti
kegiatan
sampai acara
selesai dan
berpartisipasi
1. Mahasiswa
berkoordinasi
dengan
Demonstrasi
secara aktif
(100%)
3. Kader dan
keluraga untuk
peserta
menentukan
antusias
tempat dan
mengikuti
waktu kegiatan
demonstrasi.
2. Mahasiswa
mempersiapka
n materi dan
alat yang akan
digunakan
warga
meningkat
2. Warga
memberikan
feedback,
melalui
pertanyaan
3. Setelah
dilakukan
kegiatan
demonstrasi
diharapkan ada
perubahan
perilaku
kesehatan
dalam
menangani
ISPA
untuk
demonstrasi
2.
Risiko
TUM :
Perilaku
Setelah
Kesehatan
asuhan
dilakukan
komunitas
berhubungan
warga RW 3 dalam
dengan
waktu
kebiasaan
keluraga
yang
sehat
kurang menghindari
pada
minggu,
dapat
atau
Penyuluhan
Health
Kesehatan
Teaching
1. Berikan
1. Pengetahuan
edukasi
peserta
mengenai
meningkat
2. Peserta
bahaya rokok
memberikan
1. Mahasiswa
TUK 1 :
Sasaran
menerapkan
mampu
1. Penyuluhan
berkoordinasi
diikuti oleh
dengan kepala
kepala
keluarga untuk
keluraga atau
feedback,
melalui
pertanyaan
3. Setelah
perilaku
kesehatan
melalui
upaya
menentukan
anggota
dilakukan
tempat dan
keluarga laki-
kegiatan
berhenti
merokok,
waktu
laki yang
penyuluhan
sehingga
keluarga
penyuluhan.
sudah remaja-
diharapkan ada
dengan
perokok
tua
perubahan
2. Mahasiswa
dapat
menurun
mempersiapka
menjadi
atau jika
n materi, alat
mengikuti
dan media
kegiatan
untuk
sampai acara
penyuluhan.
selesai dan
jumlah
yang
dikonsumsi
Demonstrasi
Case
management
1. Ajarkan
pada
keluarga
2. Semua peserta
tentang
berpartisipasi
pentingnya dan
secara aktif
cara
(100%)
cuci
3. Peserta
tangan
antusias
Ketrampilan
dalam
1. Ketrampilan
siswa
meningkat
4. Siswa
dapat
mempraktekkan
kegiatan
kembali
demonstrasi
berkoordinasi
TUK 2:
kesehatan
mengikuti
1. Mahasiswa
dengan
perilaku
1. Demonstrasi
yang diajarkan
5. Setelah
keluraga untuk
diikuti oleh
dilakukan
menentukan
semua peserta
kegiatan
tempat dan
waktu
2. Semua peserta
mengikuti
demonstrasi
diharapkan ada
kegiatan.
kegiatan
perubahan
sampai acara
perilaku
mempersiapka
selesai dan
kesehatan
n materi dan
berpartisipasi
secara aktif
digunakan
(100%)
2. Mahasiswa
untuk
demonstrasi
3.
Kesiapan
TUM :
Peningkatan
Setelah
Kesehatan
dilakukan
Penyuluhan
Health
Kesehatan
Teaching
1. Berikan
1. Mahasiswa
1. Mahasiswa
edukasi
berkoordinasi
datang
asuhan
mengenai ASI
dengan
sebelum acara
Keluarga oleh
keperawatan
eksklusif
keluraga untuk
penyuluhan
Orang Tua
keluraga
menentukan
dimulai.
berhubungan
keluarga selama 7
tempat dan
dengan
minggu,
waktu
penyuluhan
kesehatan
dan
penyuluhan.
diikuti oleh
anak dalam
warga
manajemen
melaksanakan
ISPA
perubahan perilaku
pada
kesiapan
kemampuan
dalam
2. Mahasiswa
2. Acara
1. Pengetahuan
peserta
meningkat
2. Peserta
memberikan
feedback,
melalui
pertanyaan
3. Setelah
dilakukan
mempersiapka
semua anggota
kegiatan
n materi, alat
keluarga
penyuluhan
kesehatan
dan media
meningkat
untuk
mengikuti
perubahan
penyuluhan
kegiatan
perilaku
penyuluhan
kesehatan
TUK 1 :
3. Mahasiswa
3. Semua peserta
Pengetahuan ibu
mempersiapka
sampai acara
tentang ASI
n alat yang
selesai dan
eksklusif
akan
berpartisipasi
meningkat sebesar
digunakan
secara aktif
80%
membuat
(100%)
media
penyuluhan
diharapkan ada
Kunjungan
Diagnosa
Kunjungan 1
Implementasi
Evaluasi
Kurang pengetahuan
Tujuan Khusus 1 :
1. Memberi edukasi
S:
12 Juni
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
2015
kurangnya sumber
tindakan 1 kali
definisi ISPA
2. Memberi edukasi
15.00
Kunjungan 2
Tujuan
informasi
pertemuan,
pengetahuan
keluarga tentang
konsep ISPA
penyebab ISPA
3. Memberi edukasi faktor
risiko ISPA
4. Memberi edukasi
klasifikasi/jenis dari
ISPA
O:
konsep
dasar
ISPA
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
Jumat,
Kunjungan 2
Kurang pengetahuan
Tujuan Khusus 3 :
12 Juni
berhubungan dengan
2015
kurangnya sumber
pertemuan keluarga
15.00
informasi
dapat
mendeskripsikan
dan mempraktikkan
tata-laksana ISPA di
rumah
S:
punggung
mengeluarkan, serta
mengencerkan dahak
efektif.
3. Mempraktikkan
penatalaksanaan ISPA
di rumah dengan
O:
pemberian wedhang
dan
Jumat,
Kunjungan 2
Risiko Perilaku
Tujuan Khusus 2 :
12 Juni
Kesehatan yang
Setelah dilakukan
2015
Kurang Sehat
penyuluhan 1 kali
15.00
berhubungan dengan
pertemuan keluarga
mencuci tangan
2. Melakukan
edukasi
kebiasaan keluarga
yang kurang sehat
dapat memahami
dan mempraktikkan
cuci tangan yang
baik dan benar
1. Melakukan
tentang
edukasi S :
tujuan
cara
mencuci tangan
3. Melakukan
edukasi
tentang manfaat cara
cuci tangan yang tepat
4. Melakukan
edukasi
tangan kotor
tentang
waktu-waktu O :
yang diharuskan untuk Klien dan keluarga mampu
cuci tangan
menyebutkan tujuan, momen,
5. Mempraktikkan tentang
dan
mempraktikkan
cuci
langkah-langkah cara
tangan 6 langkah secara urut
mencuci tangan yang
A: Masalah teratasi
tepat
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
Jumat,
Kurang pengetahuan
Tujuan Khusus 2 :
1. Memberikan
12 Juni
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
2015
kurangnya sumber
tindakan
15.00
Kunjungan 2
informasi
penyuluhan 1 kali
pertemuan,
pengetahuan
keluarga tentang
rumah sehat
edukasi S :
managemen
dan
pembersihan rumah
O:
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
Kujungan 2
Kesiapan
Tujuan khusus 1:
Peningkatan
Pengetahuan ibu
Kesehatan Keluarga
tentang ASI
eksklusif meningkat
berhubungan dengan
sebesar
1. Memberikan
tentang
edukasi S :
pentingnya
ASI
Eksklusif
2. Manfaat ASI Eksklusif bagi
kesehatan anak
dalam manajemen
ISPA
O:
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
Rabu, 24
Risiko Perilaku
Tujuan Khusus 1 :
1. Memberikan edukasi
Juni
Kesehatan yang
Setelah dilakukan
2015
Kurang Sehat
penyuluhan 1 kali
15.00
Kunjungan 3
berhubungan dengan
kebiasaan keluarga
yang kurang sehat
pertemuan
keluarga dapat
memahami dan
S:
tidak merokok di
area lingkungan
keluarga saat
berkumpul
untuk mengurangi
kebiasaan merokok
O:
Keluarga
mampu
menyebutkan
dan
tips
bahaya
cara
rokok
mengurangi
rokok
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
Rabu, 1
Kunjungan 4
Kurang pengetahuan
Tujuan Khusus 2 :
1. Memberikan edukasi
Juli 2015
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
tentang syarat-syarat
15.00
kurangnya sumber
tindakan
informasi
penyuluhan 1 kali
pertemuan,
pengetahuan
konsep rumah
sehat,
rumah sehat
2. Memberikan edukasi dan
tips agar membuat rumah
aman dari kecelakaan
3. Memberikan contoh
denah/penataan rumah
sehat
S:
Rumah sehat itu ya yang punya
air bersih jernih, ada tempat
sampah,rajin bersihkan rumah,
ventilasinya cukup.
O:
jenis
rumah
sehat
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, lanjutkan
monitoring.
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Waktu
Pelaksanaan
Rabu, 24 Juni
No.
Monitoring
Dx.
Ke-3
Kep
1
2015
Evaluasi
S:
ISPA itu penyakit yang harus diwaspadai tidak boleh
disepelekan.
O:
A : Masalah teratasi
Rabu, 1 Juli
Ke-4
2015
Rabu, 1 Juli
2015
Ke-4
P : Hentikan Intervensi
S:
Ibu mengatakan sejak mas beritahu kapan hari,
kebiasaan merokok didalam rumah sudah dikurangi.
O:
Kebiasaan merokok didalam rumah sudah berkurang
A:
Masalah Teratasi
TTD
Evaluasi Sumatif
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
Diagnosa ini diterapkan dengan tujuan pada akhir perawatan, terjadi
peningkatan pengetahuan tentang konsep dasar ISPA, PHBS, dan rumah sehat.
Tujuan ini tercapai sepenuhnya karena saat dilakukan implementasi keluarga dapat
menjawab masing-masing minimal 2 dari indikator. Hal ini dapat dibuktikan dalam
pemberian soal pre test dan post tes, serta tanya jawab berikut hasilnya :
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang proses telaah antara data pendukung yang
terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang dilakukan
asuhan keperawatan keluarga selama 7 minggu, pada pembahasan ini dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi .
4.1 Pengkajian
Pengkajian juga disebut sebagai pengumpulan data adalah langkah awal
dalam berpikir kritis dan pembuatan keputuhan yang mengarah pada diagnosis
keperawatan (Wilkinson, 2006). Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn. K
berdasarkan proses pengkajian melalui proses wawancara dengan keluarga,
observasi lingkungan dan pemeriksaan fisik sepperti yang sudah tertera jelas di bab
sebelumnya.
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
ditujukan dengan An. A yang mengalami sakit batuk pilek sudah 2 hari, belum
menunjukkan kearah yang lebih baik. Namun, kesadaran untuk ke fasilitas
kesehatan kurang dan hanya menunggu semakin parah baru di bawa ke tempat
pelayanan kesehatan (klinik tempat Ny. H bekerja). Keluarga Tn. K saat dikaji tidak
mengetahui cara merawat penyakit ISPA yang diderita oleh anaknya, cara cuci
tangan yang benar belum memahami, Tn. K masih merokok di saat berkumpul
dengan keluarga, dan konsep rumah sehat belum maksimal, sehingga hak ini peru
untuk di modifikasi.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn.K khususnya An.
A memiliki riwayat beberapa kali menderita ISPA saat masih kecil, keluarga
mengatakan belum tahu apa itu ISPA yang diketahui keluarga hanya batuk pilek,
mengambil keputusan keluarga Tn. K jika salah satu anggota keluarga yang sakit hal
utama yaitu membeli obat di apotek/warung. Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas dalam bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan.
Tugas keluarga tesebut antara lain fungsi keperawatan yaitu mengetahui
kemampuan keluarga merawat bagaimana cara merawat anggota keluarga yang
sakit yang meliputi pengertian faktor penyebab, tanda dan gejala serta yang
mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai
keluarga
menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang
mana
akan
4.3 Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien
dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Menurut Muhlisin (2012), perawat perlu
memberikan pendidikan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program
paru. Ajarkan
batuk
efektif
rasionalnya
untuk mengeluarkan
sekret.
Parasetamol dan ibuprofen ditoleransi dengan baik dan merupakan antipiretik yang
efektif ketika digunakan sesuai dosis yang direkomendasikan.
Selain konsep dan tata laksana ISPA yang diajarkan, keluarga juga di ajarkan
cara berperlaku sehat. Hal ini dikarenakan kebiasaan cuci tangan belum dierapkan
dengan baik dan asap rokok masih ada di area keluarga. Hal ini di edukasikan agar
mengurangi gejala dari ISPA dan penularan dari ISPA
4.4 Implementasi
Menurut
Kozier
(2004),
implementasi
adalah
fase
ketika
perawat
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pendampingan selama 7 minggu didapatkan perubahan
sikap yang baik tentang perilaku yang kurang sehat menjadi lebih sehat,
pengurangan gejala ISPA mampu dicapai karena pengathuan dan kemampuan
tentang tata laksana ISPA sudah menjadi lebih baik sesuai indikator.
5.2 SARAN
a. Bagi Penulis selanjutnya.
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
serta dapat menerapkan standart asuhan keperawatan untuk pengembangan dalam
praktik keperawatan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya infeksi ISPA pada
keluarga.
b. Bagi Profesi keperawatan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menambah informasi tentang asuhan
keperawatan pada anak. Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada
penanganan kasus khususnya infeksi ISPA pada keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hamid. 2011. Keefektifan Kompres Tepid Sponge yang Dilakukan Ibu dalam
Menurunkan Demam pada Anak : Randomized Control Trial di Puskesmas
Mumbulsari Kabupaten Jember. Surakarta : UNS.
pada
waktu
kritis,
(online),
Jurnal
Jurusan
S. D. (2009).
Abdul.
2010.
Jembatan
Keledai.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/31/jembatan-keledai-211181.html.
Online. Di akses pada tanggal 01 Mei 2015.
Nadia, Inke. 2011. Penanganan Demam pada Anak. Departemen Ilmu Kesehatan
Anak. RS. H. Adam Malik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Medan. 12 (6) : 409 18.
NANDA International. Nanda International: Nursing Diagnoses 2015-2017. USA:
Willey Blackwell Publicaton, 2015.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Price SA, Wilson LM. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
EGC, Jakarta.
Wilkinson, Judith. M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta. EGC