Preskas Gangguan Mental - IKK - Kelompok 2
Preskas Gangguan Mental - IKK - Kelompok 2
Pembimbing:
dr. Riva Auda, SpA, M.Kes
PENDAHULUAN
Gangguan skizoafektif adalah penyakit
dengan gejala psikotik yang persisten seperti
halusinasi, terjadi bersama-sama dengan
masalah suasana (mood disorder) seperti
depresi, manik atau episode campuran.
Gangguan skizoafektif ini merupakan
masalah yang dapat mengganggu
lingkungan sekitarnya karena gejala yang
dialami oleh pasiennya, sehingga harus lebih
diperhatikan kembali bagaimana kasus dan
cara kita menangani gangguan ini.
No.
Identitas Keluarga
Nama kepala keluarga : Bpk. Wahyu Purnomo
Alamat rumah
: Desa Cengklong RT 03/ RW 10 Kecamatan
Kosambi
Daftar anggota yang tinggal dalam satu rumah :
Nama
Kedudukan
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
50
SMP
Buruh pabrik
Keterangan
dalam
keluarga
1
Wahyu
Kepala
Purnomo
keluarga
Yuyun
Istri
44
SD
IRT
Agus
Anak I
25
SMP
Buruh
Sunandar
4
Sarip Nurdin
Anak II
23
SMP
Buruh
Liasari
Anak III
18
SMK
Pelajar
Putri Kisti
Anak IV
15
SMP
Pelajar
GGG jiwa
families
Genogram
KEADAAN RUMAH
KEADAAN RUMAH
DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Rumah keluarga Tn. Wahyu berada di
daerah perkampungan dan telah dihuni
selama lebih dari 10 tahun.
Rumah sudah dapat dihuni tidak terdapat
eternit, tembok dari batu bata yang sudah
di cat.
Halaman rumah berupa tanah dan di depan
rumahnya terdapat tempat pembuangan
sampah semua warga sekitar yang jarang
diangkut oleh truk pengangkut sampah
DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Pencahayaan di ruang tamu cukup baik,
dapat membaca tulisan tanpa bantuan
sinar matahari karena perbandingan
antara luas jendela dengan lantai > 20%.
Pada dapur, kamar tidur, serta kamar
mandi terlihat lebih gelap dibanding
ruang keluarga, karena perbandingan
luas jendela dengan lantai di ruang
tersebut < 20%.
DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Perabot rumah tangga tampak tertata
rapi namun ada beberapa barang yang
berdebu seperti TV, DVD, dan radio.
Hal ini menunjukkan keluarga cukup
peduli terhadap kebersihan rumahnya.
Namun karena keadaan ibu yang
mengalami gangguan jiwa terkadang
rumahnya tidak selalu dibersihkan
karena hampir semua keluarga
mengurusi ibu.
KEADAAN KELUARGA
Hubungan anggota keluarga
Hubungan anggota keluarga adalah
sama.
(family map)
KEADAAN KELUARGA
Deskripsi mengenai keadaan keluarga
Tn. Wahyu bekerja sebagai buruh di
pabrik yang jaraknya tidak terlalu
jauh dari rumah.
Tn. Wahyu sebagai Ayah berangkat
kerja sekitar pukul 07.00, sebelum
berangkat ayah dan keluarga sarapan
bersama.
KEADAAN KELUARGA
Ayah pulang kerja sekitar pukul
16.00. ayah selalu makan malam di
rumah.
Komunikasi antara ayah dan anakanak cukup baik, anak-anak cukup
dekat dengan ayah, dan setiap ada
masalah ayah selalu
membicarakannya dengan anakanaknya.
PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGA
Kebutuhan ekonomi : Hingga sekunder
Kebutuhan pendidikan: Pendidikan
menengah
Kebutuhan spriritual: Kegiatan ibadah
terserah masing-masing anggota
keluarga
Kebutuhan Kesehatan: Datang ke
pelayanan kesehatan/dokter tertentu
untuk kuratif saja
PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGA
Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga
Kepala keluarga berpendidikan SMP dan istri
berpendidikan tamat SD.
Pengetahuan mereka kurang mengenai
pancegahan dan gejala suatu penyakit namun
meskipun pengetahuan mereka kurang mereka
tetap khawatir bila sakit sehingga langsung
berobat ke puskesmas dan jarang mengkonsumsi
obat warung.
Apabila keluhan tidak membaik maka mereka akan
melakukan solusi lain dengan meminta pendapat
dokter lain atau berobat ke tempat lain.
Nama
Sejak kapan
Jenis
Jumlah/hari
Tn Wahyu
Kretek
1/2 bungkus
5 tahun lalu
Kretek
1 bungkus
(Ayah)
2
Tn Agus
LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Jenis perumahan : area tempat tinggal
permanen
Higiene lingkungan rumah : kurang
bersih
Keamanan lingkungan perumahan :
aman dengan penjagaan
Paparan zat/ partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan rumah adalah :
debu, sampah
LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Lingkungan pekerjaan anggota keluarga :
Jenis pekerjaan : bekerja sebagai
buruh/pekerjaan fisik di lapangan
Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai
dengan pekerjaannya adalah : kecelakaan
kerja, tidak ergonomis
Paparan zat / partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan pekerjaan adalah :
CO, lainnya
LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Lingkungan sosial keluarga
Keluarga menjadi anggota perkumpulan
sosial di lingkungannya : tidak
Kedudukan keluarga di tengah lingkungan
sosialnya : dihormati sewajaarnya
Paparan stress sosial yang mungkin
terjadi di lingkungan sosial adalah : Tidak
tercukupinya kebutuhan hidup keluarga
LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
DESKRIPSI MENGENAI LINGKUNGAN
HIDUP KELUARGA
Rumah pasien berada di perkampungan
yang cukup padat penduduknya.
Keluarga mengatakan merasa aman
tinggal di lingkungan tersebut. Di dalam
rumah terdapat debu-debu yang
berpotensi menjadi sumber terjadinya
infeksi jika tidak dibersihkan.
LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Ayah merupakan seorang buruh yang
bertugas di pabrik bekerja dari pagi hingga
sore hari.
Keluarga berkumpul bersama hanya pada
pagi dan malam hari.
Pada lingkungan masyarakat, keluarga
merasa dihormati sewajarnya. Tidak ada
anggota keluarga yang aktif di
perkumpulan sosial seperti pengajian dan
sebagainya.
MASALAH KESEHATAN
KELUARGA
Gangguan jiwa
Hipertensi
Merokok
Masalah
Tujuan kegiatan
hipertensi
pada
Yuyun terkontrol
Materi kegiatan
Cara pembinaan
Sasaran individu
seluruh Seluruh anggota keluarga,
Ny. hipertensi, komplikasi, dan anggota keluarga untuk terutama Ny. Yuyun
penatalaksanaannya
yang ikut
serta
dalam
Merokok
rokok
dalam
kesehatan
serta
penyuluhan
jiwa yang dialami Ny. penyakit yang diderita dan anggota keluarga untuk ikut
Yuyun
bagaimanan terapinya
ikut
serta
mengobati
jiwa
serta
anggota
Identitas Pasien
Nama : Ny. YY
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun
Tanggal Lahir : 04 Desember 1970
Agama : Islam
Suku Bangsa /Negara
: Sunda / Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Cengklong RT 03/ RW 10 Kecamatan
Kosambi
RIWAYAT PSIKIATRI
Keluhan Utama
Pasien marah-marah tanpa alasan
yang jelas sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Gangguan
Sekarang
Sejak lima bulan yang lalu (Awal Mei
2014, 44 tahun) suami pasien
mengatakan pasien sudah tidak
meminum obat dengan teratur dari sisa
perawatan RS Soeharto Heerdjan karena
pasien merasa obat tersebut tidak akan
membantu kesembuhan penyakitnya.
Sejak tiga bulan yang lalu (Akhir Juli
2014, 44 tahun) suami pasien
mengatakan pasien mulai sulit tidur.
Pasien tidak dapat tidur di malam hari,
hanya tidur sekitar dua jam dalam sehari.
Riwayat Psikiatri
Sebelumnya
Pasien sudah pernah dirawat di RS
Soeharto Heerdjan karena gangguan
jiwa pada tahun 2000, saat itu pasien
menjalani pengobatan karena sering
marah-marah tanpa alasan yang
jelas. Saat tiba di rumah, pasien
tidak teratur minum obat yang
diberikan oleh psikiater.
M
a
s
a
m
a
s
a
D
e
w
a
s
a
Riwayat
Pekerjaan
Riwayat
Psikoseksua
l
Riwayat Agama
Pasien merupakan pemeluk agama Islam.
Pasien mengaku selalu melaksanakan
sholat 5 waktu.
Aktivitas Sosial
Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat berurusan
dengan polisi atau pelanggaran hukum
lainnya.
E. Situasi Kehidupan
Sekarang
Pasien tinggal bersama suami dan
anak-anaknya.
Suaminya
adalah
seorang
buruhI,
penghasilannya
kurang cukup untuk sebulan. Selama
di
rumah,
pasien
lebih
suka
menyendiri di dalam kamar, terlihat
berbicara sendiri, tertawa sendiri,
dan menyanyi-nyanyi.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat
dari tujuh bersaudara. Ibu pasien
mengalami gangguan jiwa, telah
meninggal dunia.
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan
Pembicaraan
Kuantitas : Banyak
Kualitas : Pasien berbicara dengan intonasi dan
volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara
sedang, dan perbendaharaan kata cukup banyak.
Gangguan persepsi
Halusinasi : halusinasi auditorik (+),
pasien sering mendengar suara-suara
dari keponakan yang sudah meninggal
dan kakeknya. Halusinasi visual (+),
pasien sering melihat keponakan yang
sudah meninggal dan kakeknya datang
mengunjunginya. Halusinasi gustatorik
(+) pasien sering mendadak mencium
bau bangkai.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
Pikiran
Arus Pikir
Asosiasi longgar dan ada flight of idea.
Isi Pikir
Preokupasi
Waham
curiga.
: Tidak ada
: Waham kebesaran, dan
Orientasi :
Orientasi Waktu : Baik. Pasien dapat
mengetahui siang atau malam
Orientasi Tempat : Baik. Pasien mengetahui
dirinya berada di Rumah Sakit
Orientasi Personal : Baik. Pasien mengetahui
siapa yang memeriksanya
Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik. Pasien masih ingat
masa kecilnya
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik. Pasien dapat
menceritakan kegiatan pagi pada hari itu
Daya Ingat Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan
kembali apa yang sudah ia ceritakan sebelumnya
Daya konsentrasi:
Baik. Pasien bisa berhitung mundur 100-7 dan mampu
menyebutkan huruf-huruf dari kata DUNIA dari belakang.
Pengendalian Impuls
Dari riwayat gangguan sekarang,
pengendalian impuls pasien kurang
baik. Pasien merusak perabotan dapur
seperti gelas dan piring.
Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : jika
menemukan dompet di jalan akan
dikembalikan kepada yang punya.
2. Uji daya nilai : jika terdapat alamat
didalam dompetnya, maka akan
dikembalikan kepada yang punya.
3. Penilaian realita : Terganggu.
Pasien memiliki adanya waham dan
halusinasi auditorik, visual dan
gustatorik.
Tilikan :
terganggu derajat 1
Taraf Dapat Dipercaya
Tidak semua perkataan pasien dapat
dipercaya, dilihat dari adanya perbedaan
jawaban pada beberapa pertanyaan yang
sama dan tidak sama dengan data di
status.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum: Baik
Kesadaran: Compos
mentis
Tanda vital: TD 160/100
mmHg, Nadi 92x/menit,
Suhu 36,5o C RR
20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Paru
Inspeksi : simetris saat
inspirasi dan ekspirasi.
Palpasi : vocal fremitus
teraba simetris kanan dan
kiri, nyeri tekan lapang
paru tidak ada.
Perkusi: sonor pada
kedua hemitoraks.
Auskultasi: suara nafas
vesikuler +/+; rhonki
-/-;wheezing-/-
Jantung
Inspeksi: ictus kordis
tidak terlihat
Palpasi: ictus kordis
teraba di ICS V 1 jari
medial garis
midclavicula sinistra
Perkusi: batas jantung
dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I II regular,
murmur tidak ada, gallop
tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi:supel, nyeri tekan epigastrium tidak
ada, hepatosplenomegali tidak ada.
Perkusi: timpani, shifting dullness tidak ada.
Auskultasi: bising usus + normal.
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2, tidak ada
edem
DISKUSI
DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek Klinis
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F25.0. Skizoafektif tipe
Manik
Aksis II : Ciri Kepribadian Histerionik
Aksis III : Hipertensi stage II
Aksis IV : Masalah keluarga, sosial
Aksis V : HLPY yg terbaik 58; Skala
GAF pada saat pemeriksaan 65.
Rencana Penatalaksanaan
Psikofarmaka
Na divalproat ER 1x500 mg (pagi)
Olanzapine 1x10 mg (malam)
Hipertensi stage II
Captopril
3x25 mg
Simpulan
Psikoterapi untuk
Pasien
Memberikan kesempatan seluas-luasnya
pada pasien untuk mengungkapkan isi
hatinya atau permasalahan yang sedang
dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa
lega.
Memberikan psikoterapi suportif dengan
memotivasi pasien untuk terus minum obat
secara teratur, serta memiliki semangat
untuk sembuh.
Memberikan psikoterapi reedukatif
IKK Puskesmas
Kosambi
Hinda
ri
stress.
Secara berkala
ukur tekanan
darah, maksimal
tiap 1 bulan dan
kontrol dokter.
Diet rendah
garam
(maksimal 6
gram garam
dapur ~ 1
sendok
teh/hari).A
Edukasi
minum obat
yang
diberikan di
setiap hari
secara
teratur.
Psikoterapi untuk
Keluarga
Menjelaskan bahwa pengobatan akan
berlangsung lama, adanya efek samping
obat dan pengaturan dosis obat hanya
boleh diatur oleh dokter
Memberikan perhatian dan dukungan
semangat terhadap pasien penuh dan
selalu mengingatkan pasien untuk minum
obat teratur, menjaga dan merawat diri
dengan baik agar pasien cepat sembuh.
Daftar Pustaka
Kotchen TA. Hypertensive Vaskular Disease. In: Fauci AS, Kasper DL,
Longo DL, Braunwald E, Lauser SL, Jameson JJ, et al., eds. Harrison's
Principles of Internal Medicine. Edisi ke17. New York: McGrawHill
2008: 1549-1562.
Chobanian AV. The Seven Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. USA: National Institute of Health Publication No.04-5230
August 2004
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
III (PPDGJ III). Jakarta: Depkes RI. 2001.
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . Jakarta : FK UI. 2003.
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
ketiga. Jakarta: Depkes RI. 2001.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Saock`s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. USA : Lippincot,
Williams and Wilkins. 2007.
Terima Kasih