Anda di halaman 1dari 74

Presentasi Kasus

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK


Kelompok 2, Puskesmas Kosambi
Ayu Indriyani M 109103000048
Dahniar Anindya 109103000007
Fernaldi Anggadha 109103000020
Khoirun M. Putra 109103000053
Seila Inayatullah 109103000037

Pembimbing:
dr. Riva Auda, SpA, M.Kes

PENDAHULUAN
Gangguan skizoafektif adalah penyakit
dengan gejala psikotik yang persisten seperti
halusinasi, terjadi bersama-sama dengan
masalah suasana (mood disorder) seperti
depresi, manik atau episode campuran.
Gangguan skizoafektif ini merupakan
masalah yang dapat mengganggu
lingkungan sekitarnya karena gejala yang
dialami oleh pasiennya, sehingga harus lebih
diperhatikan kembali bagaimana kasus dan
cara kita menangani gangguan ini.

BERKAS KELUARGA PASIEN

No.

Identitas Keluarga
Nama kepala keluarga : Bpk. Wahyu Purnomo
Alamat rumah
: Desa Cengklong RT 03/ RW 10 Kecamatan
Kosambi
Daftar anggota yang tinggal dalam satu rumah :
Nama

Kedudukan

L/P

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

50

SMP

Buruh pabrik

Keterangan

dalam
keluarga
1

Wahyu

Kepala

Purnomo

keluarga

Yuyun

Istri

44

SD

IRT

Agus

Anak I

25

SMP

Buruh

Sunandar
4

Sarip Nurdin

Anak II

23

SMP

Buruh

Liasari

Anak III

18

SMK

Pelajar

Putri Kisti

Anak IV

15

SMP

Pelajar

GGG jiwa

Bentuk keluarga: keluarga inti


Siklus kehidupan keluarga:
with teenagers

families

Deskripsi identitas keluarga:


Keluarga Tn. Wahyu terdiri dari 6 orang,
dengan rincian 4 orang dewasa yaitu
Tn. Wahyu 50 tahun dengan istri Ny.
Yuyun
44
tahun.
Keluarga
ini
mempunyai 5 anak yaitu Tn. Agus 25
tahun, Tn. Sarip 23 tahun, dan An.
Liasari 18 tahun, serta An. Putri 15
tahun,

Deskripsi identitas keluarga


Siklus keluarga Tn. Wahyu termasuk
keluarga dengan anak usia sekolah
karena anak mereka terdapat anak
yang masih bersekolah yaitu An. Putri
yang masih bersekolah di SMP, An.
Dedi di SD dan An. Lia di SMK.

Deskripsi Identitas Keluarga


Seluruh anggota keluarga tidak
memiliki riwayat atopi.
Ibu memiliki riwayat hipertensi yang
telah berlangsung selama 5 tahun.
Ibu tidak rutin kontrol ke pelayanan
kesehatan terdekat.

Genogram

KEADAAN RUMAH

KEADAAN RUMAH

Jenis lantai : Ubin


Jenis atap : genting
Jenis dinding : Tembok dilapisi cat
Perbandingan luas jendela/lantai di ruang
tidur: < 20%
Perbandingan luas jendela/lantai diruang
keluarga: >20%

DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Rumah keluarga Tn. Wahyu berada di
daerah perkampungan dan telah dihuni
selama lebih dari 10 tahun.
Rumah sudah dapat dihuni tidak terdapat
eternit, tembok dari batu bata yang sudah
di cat.
Halaman rumah berupa tanah dan di depan
rumahnya terdapat tempat pembuangan
sampah semua warga sekitar yang jarang
diangkut oleh truk pengangkut sampah

DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Pencahayaan di ruang tamu cukup baik,
dapat membaca tulisan tanpa bantuan
sinar matahari karena perbandingan
antara luas jendela dengan lantai > 20%.
Pada dapur, kamar tidur, serta kamar
mandi terlihat lebih gelap dibanding
ruang keluarga, karena perbandingan
luas jendela dengan lantai di ruang
tersebut < 20%.

DESKRIPSI KEADAAN
RUMAH
Perabot rumah tangga tampak tertata
rapi namun ada beberapa barang yang
berdebu seperti TV, DVD, dan radio.
Hal ini menunjukkan keluarga cukup
peduli terhadap kebersihan rumahnya.
Namun karena keadaan ibu yang
mengalami gangguan jiwa terkadang
rumahnya tidak selalu dibersihkan
karena hampir semua keluarga
mengurusi ibu.

KEADAAN KELUARGA
Hubungan anggota keluarga
Hubungan anggota keluarga adalah
sama.
(family map)

Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga :


Setiap hari
Keputusan dalam keluarga berdasarkan:
Keputusan keluarga besar

KEADAAN KELUARGA
Deskripsi mengenai keadaan keluarga
Tn. Wahyu bekerja sebagai buruh di
pabrik yang jaraknya tidak terlalu
jauh dari rumah.
Tn. Wahyu sebagai Ayah berangkat
kerja sekitar pukul 07.00, sebelum
berangkat ayah dan keluarga sarapan
bersama.

KEADAAN KELUARGA
Ayah pulang kerja sekitar pukul
16.00. ayah selalu makan malam di
rumah.
Komunikasi antara ayah dan anakanak cukup baik, anak-anak cukup
dekat dengan ayah, dan setiap ada
masalah ayah selalu
membicarakannya dengan anakanaknya.

PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGA
Kebutuhan ekonomi : Hingga sekunder
Kebutuhan pendidikan: Pendidikan
menengah
Kebutuhan spriritual: Kegiatan ibadah
terserah masing-masing anggota
keluarga
Kebutuhan Kesehatan: Datang ke
pelayanan kesehatan/dokter tertentu
untuk kuratif saja

PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGA
Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga
Kepala keluarga berpendidikan SMP dan istri
berpendidikan tamat SD.
Pengetahuan mereka kurang mengenai
pancegahan dan gejala suatu penyakit namun
meskipun pengetahuan mereka kurang mereka
tetap khawatir bila sakit sehingga langsung
berobat ke puskesmas dan jarang mengkonsumsi
obat warung.
Apabila keluhan tidak membaik maka mereka akan
melakukan solusi lain dengan meminta pendapat
dokter lain atau berobat ke tempat lain.

GAYA HIDUP KELUARGA

Kebiasaan makan dalam keluarga:


Sumber : Makanan disiapkan dan dihidangkan di
rumah
Jenis : Lebih banyak sumber energi
Jumlah : Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota
keluarga
Kebiasaan berolah raga : Tidak ada yang berolahraga
Kebiasaan minum alcohol : Tidak
Kebiasaan merokok : Ya
Anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok
No

Nama

Sejak kapan

Jenis

Jumlah/hari

Tn Wahyu

>10 tahun lalu

Kretek

1/2 bungkus

5 tahun lalu

Kretek

1 bungkus

(Ayah)
2

Tn Agus

GAYA HIDUP KELUARGA


Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga
Ayah merokok 1/2 bungkus per hari, ayah
merokok di lingkungan rumah. Anggota
keluarga lain di rumah ada yang merokok
yaitu anak pertamanya yang bernama Tn.
Agus merokok 1 bungkus/hari
Di keluarga pasien, asupan gizi dominasi
karbohidrat, kurang asupan protein, lemak,
dan vitamin.
Anggota keluarga pasien jarang melakukan
olahraga, tidak ada anggota keluarga yang
mengkonsumsi alcohol dan obat terlarang.

LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Jenis perumahan : area tempat tinggal
permanen
Higiene lingkungan rumah : kurang
bersih
Keamanan lingkungan perumahan :
aman dengan penjagaan
Paparan zat/ partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan rumah adalah :
debu, sampah

LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Lingkungan pekerjaan anggota keluarga :
Jenis pekerjaan : bekerja sebagai
buruh/pekerjaan fisik di lapangan
Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai
dengan pekerjaannya adalah : kecelakaan
kerja, tidak ergonomis
Paparan zat / partikel yang mungkin
terjadi di lingkungan pekerjaan adalah :
CO, lainnya

LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Lingkungan sosial keluarga
Keluarga menjadi anggota perkumpulan
sosial di lingkungannya : tidak
Kedudukan keluarga di tengah lingkungan
sosialnya : dihormati sewajaarnya
Paparan stress sosial yang mungkin
terjadi di lingkungan sosial adalah : Tidak
tercukupinya kebutuhan hidup keluarga

LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
DESKRIPSI MENGENAI LINGKUNGAN
HIDUP KELUARGA
Rumah pasien berada di perkampungan
yang cukup padat penduduknya.
Keluarga mengatakan merasa aman
tinggal di lingkungan tersebut. Di dalam
rumah terdapat debu-debu yang
berpotensi menjadi sumber terjadinya
infeksi jika tidak dibersihkan.

LINGKUNGAN HIDUP
KELUARGA
Ayah merupakan seorang buruh yang
bertugas di pabrik bekerja dari pagi hingga
sore hari.
Keluarga berkumpul bersama hanya pada
pagi dan malam hari.
Pada lingkungan masyarakat, keluarga
merasa dihormati sewajarnya. Tidak ada
anggota keluarga yang aktif di
perkumpulan sosial seperti pengajian dan
sebagainya.

MASALAH KESEHATAN
KELUARGA
Gangguan jiwa
Hipertensi
Merokok

Masalah

Tujuan kegiatan

Hipertensi pada Mengupayakan


Ny. Yuyun

hipertensi

pada

Yuyun terkontrol

Materi kegiatan

Cara pembinaan

Memberikan edukasi tentang Mengumpulkan

Sasaran individu
seluruh Seluruh anggota keluarga,

Ny. hipertensi, komplikasi, dan anggota keluarga untuk terutama Ny. Yuyun
penatalaksanaannya

yang ikut

serta

dalam

meliputi edukasi gaya hidup penyuluhan hipertensi


dan penggunaan obat-obatan.

Merokok

Menciptakan lingkungan Memberikan edukasi tentang Mengumpulkan


rumah bebas asap rokok bahaya

rokok

dalam

kesehatan

seluruh Seluruh anggota keluarga,

anggota keluarga untuk terutama Tn. Wahyu dan


ikut

serta

penyuluhan

dalam Tn. Agus


tentang

bahaya rokok terhadap


kesehatan

Gangguan menta Mengobati

gangguan Memberikan edukasi tentang Mengumpulkan

seluruh Ny. Yuyun namun perlu

jiwa yang dialami Ny. penyakit yang diderita dan anggota keluarga untuk ikut
Yuyun

bagaimanan terapinya

ikut

serta

mengobati
jiwa

serta

dalam keluarga lain


gangguan

anggota

Identitas Pasien

Nama : Ny. YY
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun
Tanggal Lahir : 04 Desember 1970
Agama : Islam
Suku Bangsa /Negara
: Sunda / Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Cengklong RT 03/ RW 10 Kecamatan
Kosambi

RIWAYAT PSIKIATRI
Keluhan Utama
Pasien marah-marah tanpa alasan
yang jelas sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Gangguan
Sekarang
Sejak lima bulan yang lalu (Awal Mei
2014, 44 tahun) suami pasien
mengatakan pasien sudah tidak
meminum obat dengan teratur dari sisa
perawatan RS Soeharto Heerdjan karena
pasien merasa obat tersebut tidak akan
membantu kesembuhan penyakitnya.
Sejak tiga bulan yang lalu (Akhir Juli
2014, 44 tahun) suami pasien
mengatakan pasien mulai sulit tidur.
Pasien tidak dapat tidur di malam hari,
hanya tidur sekitar dua jam dalam sehari.

Sejak tiga minggu yang lalu (Oktober


2014, 44 tahun), suami pasien
mengatakan pasien menjadi mudah
marah tanpa alasan yang jelas, curiga
dan tersinggung dengan perkataan
atau perbuatan orang terhadapnya dan
mulai membanting-banting perabotan
dapur yang ada di rumahnya. Pasien
juga mengatakan bahwa keluarganya
banyak yang membencinya dan tidak
dapat mengerti keinginannya. Jika
pasien meminta tolong tidak ada yang
mau menanggapinya.

Pasien merasa yakin bahwa dia telah dimadu


oleh suaminya, dia tidak tahu siapa yang
telah menjadi istri baru suaminya, dan dia
sangat
cemburu
pada
tetangganya
walaupun telah dijelaskan dan diberi bukti
bahwa perbuatan tersebut tidak pernah
dilakukan oleh suaminya. Pasien mengamuk
dan sempat menyerang tetangga dan
suaminya dengan bambu kuning. Hampir
setiap hari pasien suka pergi keluar rumah
tanpa sepengetahuan keluarga, pasien
mengunjungi seorang ustadz yang tidak
dikenal oleh keluarganya di tempat yang
jauh. Pasien kembali ke rumah saat malam
hari.

Karena keluarga khawatir akan keselamatan


pasien yang suka pergi keluar jauh dari
rumah, sejak dua minggu yang lalu (Oktober
2014, 44 tahun), pasien dikurung di salah satu
rumah kontrakan milik keluarga pasien.
Selama
dikurung,
keluarga
pasien
mengatakan pasien menjadi suka berbicara
kacau dan tertawa sendiri setiap harinya.
Pasien juga menjadi tidak bisa mengurus
dirinya sendiri, tidak mau makan, dan tidak
peduli dengan lingkungan di sekitarnya.
Pasien merasa mulutnya kaku, namun pasien
suka menyanyi-nyanyi sendiri. Pasien suka
membakar pakaiannya dan mengacaukan
keadaan kamarnya.

Menurut pasien, ia sering dikunjungi


almarhum kakeknya aki yang sekarang
tinggal di Mekah, dan diberikan sepatu emas
dan uang sebesar lima ratus ribu rupiah untuk
membeli baju berhiaskan berlian oleh
kakeknya, padahal orang tersebut tidak ada.
Pasien juga mendengar bisikan-bisikan suara
kakeknya. Isi bisikan tersebut mengatakan
dirinya untuk lebih bersabar dalam hidup dan
untuk taat kepada Allah, bisikan-bisikan itu
muncul bila pasien lalai dalam beribadah,
saat pasien mendengar bisikan-bisikan itu
pasien mengikuti untuk sholat sampai bisikanbisikan itu hilang.

Sebelum mengalami gangguan jiwa


ini pasien selalu mengeluh nyeri
tengkuk hilang timbul, terutama
setelah aktivitas berat seperti
mencuci dan membersihkan rumah.
hilang setelah pasien istirahat
keluhan sesak nafas, nyeri dada,
dada berdebar-debar, mata
berkunang-kunang, mudah lelah dan
kaki bengkak disangkal

Selama di rumah ini, pasien dapat


berkomunikasi dan bergaul baik dengan teman
sekitarnya dan sering menyanyi-nyanyi sendiri
dengan riang lagu Cintai Aku Karena Allah dan
Ya Robbi Barik, pasien mengatakan kedua lagu
tersebut adalah ciptaannya dan sudah banyak
dibajak oleh masyarakat Indonesia. Pasien sudah
tidak marah-marah, mau makan, minum, bisikan
berkurang, dan mampu merawat diri. Pasien
mengatakan bila ia banyak bicara maka ia
merasa gelisah karena hal tersebut tidak baik
baginya. Pasien tidak merasa memiliki gangguan
jiwa, hanya sakit darah tinggi saja. Keyakinan
dimadu oleh suaminya masih ada.

Riwayat Psikiatri
Sebelumnya
Pasien sudah pernah dirawat di RS
Soeharto Heerdjan karena gangguan
jiwa pada tahun 2000, saat itu pasien
menjalani pengobatan karena sering
marah-marah tanpa alasan yang
jelas. Saat tiba di rumah, pasien
tidak teratur minum obat yang
diberikan oleh psikiater.

Riwayat Kehidupan Pribadi


Prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ke
4 dari 7 bersaudara.
Keluarga pasien
mengatakan pasien lahir
dibantu oleh dukun beranak
atau paraji secara normal,
tidak ada cacat, kuning
setelah lahir dan cukup
bulan.

Masa kanak awal (0-3


tahun)
Tumbuh kembang pasien
normal seperti anak-anak
seusianya. Pasien tidak
pernah menderita penyakit
serius dan tergolong anak
yang sehat. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien
tidak pernah mengalami
kejang.

Masa kanak akhir dan


remaja

Masa kanak pertengahan (311tahun)

Masa kanak akhir dan remaja


sebelum sakit di habiskan lebih
banyak di rumah saja. Hobi
pasien adalah menyanyi.
Pergaulan dengan teman tidak
ada masalah, pasien
mempunyai teman yang cukup
banyak.
Dalam pergaulan, pasien
dikenal sebagai pribadi yang
egois dan mau menang sendiri,
sehingga semakin lama pasien
semakin sedikit memiliki
teman. Pasien adalah pribadi
yang tertutup pada

Tidak ada keterlambatan


pertumbuhan dan
perkembangan selama
pasien bersekolah
sampai tamat jenjang
sekolah dasar. Selama di
sekolah pasien
merupakan anak baik
dan tidak pernah terlibat
kekerasan dalam
sekolahnya.

M
a
s
a
m
a
s
a
D
e
w
a
s
a

Riwayat
Pekerjaan

Riwayat
Psikoseksua
l

Pasien bekerja sebagai ibu rumah


tangga saja. Terkadang pasien
membantu mencari nafkah keluarga
dengan berjualan baju dari rumah ke
rumah.

Pasien menikah usia 17 tahun, suami


mengatakan pernikahannya tidak disetujui
oleh keluarga karena keluarga pasien
menginginkan pasien mendapat suami
seorang kyai.
Pernikahan ini dikaruniai empat orang
anak, anak pertama laki-laki umur 25
tahun, anak kedua laki-laki umur 23 tahun,
anak ketiga perempuan umur 18 tahun,
dan anak keempat seorang perempuan
umur 13 tahun. Pasien tidak pernah
melakukan hubungan seksual sebelum
nikah.

Riwayat Agama
Pasien merupakan pemeluk agama Islam.
Pasien mengaku selalu melaksanakan
sholat 5 waktu.
Aktivitas Sosial
Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat berurusan
dengan polisi atau pelanggaran hukum
lainnya.

E. Situasi Kehidupan
Sekarang
Pasien tinggal bersama suami dan
anak-anaknya.
Suaminya
adalah
seorang
buruhI,
penghasilannya
kurang cukup untuk sebulan. Selama
di
rumah,
pasien
lebih
suka
menyendiri di dalam kamar, terlihat
berbicara sendiri, tertawa sendiri,
dan menyanyi-nyanyi.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat
dari tujuh bersaudara. Ibu pasien
mengalami gangguan jiwa, telah
meninggal dunia.

Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai


Saat ditanyakan mengenai cita-cita, pasien
menjawab ia tidak memiliki cita-cita karena
semua keinginannya telah terpenuhi.
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit jiwa.
Pasien mengatakan dirinya tengah sakit
darah tinggi.
Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit
karena tidak betah dengan suasananya,
dan ingin bertemu dengan anaknya.
Keluarga pasien merasa ada yang berubah
dengan pasien sejak 2 tahun yang lalu,
karena perilakunya tidak kunjung membaik
meskipun sudah dibawa ke orang pintar.

PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan

Perempuan, penampilan sesuai dengan


usia (45 tahun), berpenampilan cukup
rapi, menggunakan baju terusan bewarna
biru tua dan rok putih, rambut hitam
bergelombang yang dikuncir, kulit sawo
matang dan bersih. Secara umum pasien
tampak dapat merawat dirinya sendiri.

Perilaku dan psikomotor serta sikap


terhadap pemeriksa
Selama wawancara, pasien terkandang
menatap pemeriksa dengan tatapan curiga,
kontak, sesekali mondar mandir. Beberapa
kali
kontak
mata
dengan
pemeriksa
teralihkan oleh stimulus eksternal. Pasien
cenderung hiperaktif.

- Sikap terhadap pemeriksa


Selama wawancara pasien cukup kooperatif

Mood dan Afek


Mood : hipertim, irritable
Afek : meluap-luap
Keserasian: tidak terdapat keserasian antara
emosi dan isi pembicaraan.

Pembicaraan
Kuantitas : Banyak
Kualitas : Pasien berbicara dengan intonasi dan
volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara
sedang, dan perbendaharaan kata cukup banyak.

Gangguan persepsi
Halusinasi : halusinasi auditorik (+),
pasien sering mendengar suara-suara
dari keponakan yang sudah meninggal
dan kakeknya. Halusinasi visual (+),
pasien sering melihat keponakan yang
sudah meninggal dan kakeknya datang
mengunjunginya. Halusinasi gustatorik
(+) pasien sering mendadak mencium
bau bangkai.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada

Pikiran
Arus Pikir
Asosiasi longgar dan ada flight of idea.

Isi Pikir
Preokupasi
Waham
curiga.

: Tidak ada
: Waham kebesaran, dan

Kesadaran dan Kognisi


Taraf kesadaran : kompos mentis

Orientasi :
Orientasi Waktu : Baik. Pasien dapat
mengetahui siang atau malam
Orientasi Tempat : Baik. Pasien mengetahui
dirinya berada di Rumah Sakit
Orientasi Personal : Baik. Pasien mengetahui
siapa yang memeriksanya

Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik. Pasien masih ingat
masa kecilnya
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik. Pasien dapat
menceritakan kegiatan pagi pada hari itu
Daya Ingat Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan
kembali apa yang sudah ia ceritakan sebelumnya

Taraf pendidikan, pengetahuan dan


kecerdasan :
Taraf Pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan
Pengetahuan Umum : baik
Kecerdasan : baik

Daya konsentrasi:
Baik. Pasien bisa berhitung mundur 100-7 dan mampu
menyebutkan huruf-huruf dari kata DUNIA dari belakang.

Perhatian : Cukup baik, tetapi pasien


mudah teralihkan oleh stimulus eksternal.
Saat pemeriksa menjelaskan tujuan
wawancara, pasien sering merasa curiga
dengan pemeriksa dan terkadang
menyuruh pemeriksa menulis apa yang ia
katakan.
Kemampuan membaca : Baik, pasien dapat
membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa.
Kemampuan menulis : Baik, pasien dapat
menuliskan namanya.

Pikiran abstrak : Baik, pasien tidak


mengetahui makna peribahasa, tetapi
dapat membayangkan warna dari
benda-benda yang sudah lazim,
seperti warna daun dan bendera
Negara Indonesia.
Kemampuan menolong diri : Baik,
Pasien mampu makan, mandi dan
ketoilet secara mandiri

Pengendalian Impuls
Dari riwayat gangguan sekarang,
pengendalian impuls pasien kurang
baik. Pasien merusak perabotan dapur
seperti gelas dan piring.

Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : jika
menemukan dompet di jalan akan
dikembalikan kepada yang punya.
2. Uji daya nilai : jika terdapat alamat
didalam dompetnya, maka akan
dikembalikan kepada yang punya.
3. Penilaian realita : Terganggu.
Pasien memiliki adanya waham dan
halusinasi auditorik, visual dan
gustatorik.

Tilikan :
terganggu derajat 1
Taraf Dapat Dipercaya
Tidak semua perkataan pasien dapat
dipercaya, dilihat dari adanya perbedaan
jawaban pada beberapa pertanyaan yang
sama dan tidak sama dengan data di
status.

Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum: Baik
Kesadaran: Compos
mentis
Tanda vital: TD 160/100
mmHg, Nadi 92x/menit,
Suhu 36,5o C RR
20x/menit

Mata : Konjungtiva anemis (-),


sclera ikterik (-), RCL +/+,
RCTL +/+
Telinga: normotia, secret -/ Hidung : Deviasi septum (-),
secret -/-, konka inferior livid
+/+
Tenggorok : faring tidak
hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Leher: Trakea ditengah, KGB
koli anterior dan posterior
tidak teraba membesar,
kelenjar tiroid tidak membesar.

Pemeriksaan Fisik
Paru
Inspeksi : simetris saat
inspirasi dan ekspirasi.
Palpasi : vocal fremitus
teraba simetris kanan dan
kiri, nyeri tekan lapang
paru tidak ada.
Perkusi: sonor pada
kedua hemitoraks.
Auskultasi: suara nafas
vesikuler +/+; rhonki
-/-;wheezing-/-

Jantung
Inspeksi: ictus kordis
tidak terlihat
Palpasi: ictus kordis
teraba di ICS V 1 jari
medial garis
midclavicula sinistra
Perkusi: batas jantung
dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I II regular,
murmur tidak ada, gallop
tidak ada.

Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi:supel, nyeri tekan epigastrium tidak
ada, hepatosplenomegali tidak ada.
Perkusi: timpani, shifting dullness tidak ada.
Auskultasi: bising usus + normal.
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2, tidak ada
edem

DISKUSI
DIAGNOSTIK HOLISTIK

Aspek Klinis
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F25.0. Skizoafektif tipe
Manik
Aksis II : Ciri Kepribadian Histerionik
Aksis III : Hipertensi stage II
Aksis IV : Masalah keluarga, sosial
Aksis V : HLPY yg terbaik 58; Skala
GAF pada saat pemeriksaan 65.

Pasien memiliki skala fungsional 2 karena pasien


memiliki gangguan jiwa, sehingga terbatas dalam
melakukan aktifitas di luar rumah.

Rencana Penatalaksanaan
Psikofarmaka
Na divalproat ER 1x500 mg (pagi)
Olanzapine 1x10 mg (malam)
Hipertensi stage II
Captopril
3x25 mg

Simpulan

Psikoterapi untuk
Pasien
Memberikan kesempatan seluas-luasnya
pada pasien untuk mengungkapkan isi
hatinya atau permasalahan yang sedang
dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa
lega.
Memberikan psikoterapi suportif dengan
memotivasi pasien untuk terus minum obat
secara teratur, serta memiliki semangat
untuk sembuh.
Memberikan psikoterapi reedukatif

Minum obat yang rajin & kontrol teratur


terutama jika obat habis.
Mengajarkan keterampilan yang sesuai
dengan kemampuan dan pendidikannya
sehingga dapat bekerja untuk
menghasilkan uang.
Memberikan informasi pentingnya ADL
dalam kehidupannya sehari-hari dan
meyakinkan pasien agar mau
melaksanakan kegiatan tersebut.

IKK Puskesmas
Kosambi

Hinda
ri
stress.

Atur asupan sayur dan


buah, terutama pisang
4-5 porsi/hari, serat (7-8
porsi/hari), produk susu
rendahlemak (2-3
porsi/hari).

Secara berkala
ukur tekanan
darah, maksimal
tiap 1 bulan dan
kontrol dokter.

Diet rendah
garam
(maksimal 6
gram garam
dapur ~ 1
sendok
teh/hari).A

Edukasi
minum obat
yang
diberikan di
setiap hari
secara
teratur.

Psikoterapi untuk
Keluarga
Menjelaskan bahwa pengobatan akan
berlangsung lama, adanya efek samping
obat dan pengaturan dosis obat hanya
boleh diatur oleh dokter
Memberikan perhatian dan dukungan
semangat terhadap pasien penuh dan
selalu mengingatkan pasien untuk minum
obat teratur, menjaga dan merawat diri
dengan baik agar pasien cepat sembuh.

Keluarga harus menjadi perawat utama, yaitu


berpartisipasi dalam pengobatan pasien,
bersikap sabar, menjadi sosok yang hangat dan
pendengar yang baik bagi pasien.
Keluarga dapat menciptakan suasana rumah
atau tempat sekitar pasien nyaman.
Memberikan konseling kepada keluarga
mengenai keluarga harmonis dan bahagia
sehingga keluarga dapat meminimalisir segala
bentuk perselisihan dan kekerasan di dalam
rumah.

Daftar Pustaka
Kotchen TA. Hypertensive Vaskular Disease. In: Fauci AS, Kasper DL,
Longo DL, Braunwald E, Lauser SL, Jameson JJ, et al., eds. Harrison's
Principles of Internal Medicine. Edisi ke17. New York: McGrawHill
2008: 1549-1562.
Chobanian AV. The Seven Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. USA: National Institute of Health Publication No.04-5230
August 2004
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
III (PPDGJ III). Jakarta: Depkes RI. 2001.
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . Jakarta : FK UI. 2003.
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
ketiga. Jakarta: Depkes RI. 2001.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Saock`s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. USA : Lippincot,
Williams and Wilkins. 2007.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai