Deskripsi
Modul dengan judul Teknik Listrik merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai bahan
ajar dan panduan praktikum peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
membentuk salah satu bagian dari kompetensi Penerapan Konsep Dasar Teknik Listrik,
Bidang Keahlian Teknik Elektro.
Teknik Listrik merupakan modul teori dan atau praktikum yang memuat penerapan dari
hukum-hukum kelistrikan, serta memuat kajian atau teori dalam menganalisa rangkaian .
Modul ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan belajar yang mencakup tahanan resistor, klasifikasi
resistor, dan macam-macam rangkaian pada resistor. Dengan menguasai modulini
diharapkan peserta diklat mampu menganalisis rangkaian listrik arus searah dan
menerapkannya dalam kegiatan praktikum.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program dan
terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada peserta didik
Prasyarat
Untuk menerapkankan modul Teknik Listrik memerlukan kemampuan awal yang harus
dimiliki peserta didik, yaitu :
-
1.1 RESISTOR
DAN
SISTEM
SATUAN
MENURUT
STANDAR
INTERNASIONAL
Dalam bidang kelistrikan hal penting yang wajib diketahui adalah pengetahuan dasar
besaran-besaran listrik atau sistem satuan kelistrikan. Ini merupakan kebutuhan mutlak yang
harus diketahui karena akan dibutuhkan saat melakukan perhitungan dalam merancang,
menganalisa, dan membuat suatu sistem dalam bentuk rangkaian listrik atau rangkaian
elektronika. Disamping itu, pengetahuan dan pemahaman satuan listrik dan elektronika akan
diperlukan ketika melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur.
Ada dua macam sistem satuan yakni sistem satuan dasar dan sistem satuan turunan.
Sebagian sistem satuan dalam ilmu kelistrikan dan elektronika ada yang termasuk sistem
satuan dasar dan sebagian lagi termasuk kategori sistem satuan turunan. Di bawah ini adalah
sistem satuan sesuai dengan SI (Standar Internasional).
Satuan Dasar
Besaran/ Kuantitas
Panjang
Masa
Waktu
Suhu/ Temperatur
Intensitas Cahaya
Arus Listrik
Satuan
Meter
Kilogram
Detik/ Sekon
Kelvin
Candela
Ampere
Simbol
m
Kg
s
K
Cd
A
Satuan Turunan
Besaran/ Kuantitas
Daya
Gaya
Energi
Muatan Listrik
Tekanan
Arus Listrik
Tegangan (Beda Potensial)
Fluksi Cahaya
Brightness/ Kemilauan
Induktansi
Induksi Magnet
Satuan
Watt
Newton
Joule
Coulomb
Pascal
Ampere
Volt
Lumen
Lux
Henry
Weber
Simbol
W
N
J
C
Pa
A
V
Lm
Lx
H
W
3
Resistansi/ Tahanan
Kapasitas
Konduktansi
Ohm
Farad
Siemens
F
S
Simbol formula untuk tahanan jenis adalah (baca: rho). adalah huruf abjad
Yunani, untuk dapat membandingkan bermacam-macam bahan, perlu bertitik tolak
pada kawat dengan panjang 1 m dan luas penampang 1 mm2, dalam hal ini tahanan
diukur pada suhu 20oC.
. mm 2
Satuan tahanan jenis adalah =
m
Sebagai contoh, besarnya tahanan jenis untuk :
tembaga = 0,0168 .mm2/m
alumunium = 0,0265 .mm2/m
Tahanan penghantar R=
Panjang penghantar I =
Tahanan jenis
Luas penampang A =
R. A
I
. I
R
Contoh soal :
1. Suatu penghantar dengan luas penampang 10 mm2. Berapa besarnya tahanan untuk
panjang 500 m, jika digunakan penghantar a) tembaga b) alumunium ?
Diketahui :
A = 10mm2
l = 500 m
CU = 0,0178 . mm2/m
AI = 0,0278 . mm2/m
cu . l
A
b) RAI =
AI . l
A
0,0178
. mm2
.500 m
m
2
10 mm
= 0,89
0,0278
. mm
.500 m
m
2
10 mm
= 1,39
Jawaba
2. Kawat baja 250 m dan luas 1 mm 2 mempunyai tahanan 35 , berapa besarnya
tahanan jenis kawat tersebut ?
Diketahui :
l = 250 m
6
A = 10m2
R = 35
Hitunglah :
R. A
Jawab : =
l
350 .1 mm2
250 m
= 0,14
. mm2
m
3. Sebuah jamper alat ukur panjang 12 m terbuat dari kawat tembaga berisolasi dan
harus mempunyai tahanan 0,0356 . Berapa besarnya luas penampang penghantar
tersebut?
Diketahui :
l = 12m
R = 0,0356
CU = 0,0178 . mm2/m
Hitunglah : A
Jawab : A =
. l
R
. mm2
.12 m
m
0,0356
0,0178
= 6 mm2
Rangkuman
Resistor atau tahanan atau juga disebut perlawanan adalah bahan yang secara alamiah
terbuat dari bahan baik konduktor maupun isolator
Besarnya resistansi dari bahan sangat ditentukan oleh tahanan jenis dari bahan
tersebut
Semakin besar tahanan jenis nya maka akan semakin besar nilai resistensinya,
dan demikian juga sebaliknya.
Tahanan dari sebuah penghantar berbanding lurus dengan panjang penghantar. Selain
itu juga ditentukan oleh luas penampang.
. I
A
Tahanan jenis dari bahan penghantar ditentukan oleh rumus Satuan tahanan jenis
. mm 2
=
m
Daya hantar jenis adalah kemampuan sebuah penghantar dalam menyalurkan arus
listrik, sehingga merupakan kebalikan dari tahanan G = 1/R atau R = 1/G
Suatu bahan penghantar dengan tahanan jenis kecil menghantarkan arus listrik
dengan baik
Hubungan antara daya hantar dan tahanan
a. Perubahan tahanan suatu penghantar jika luas penampang menjadi setengahnya
maka nilai tahanannya menjadi dua kali lebih besar.
b. Perubahan tahanan suatu penghantar jika panjangnya menjadi tiga kali lipat maka
nilai tahanannya menjadi tiga kali lebih besar.
c. Perubahan tahanan suatu penghantar jika bahannya semula tembaga diganti
dengan alumunium maka nilai tahanannya menjadi hampir dua kali lebih besa r
Pendalaman Materi
........................................................................................................................................
6. Berapa meter panjang kawat nikelin ( = 0,4 .mm2/m) dengan diameter 0,6
mm yang digunakan untuk membuat suatu tahanan sebesar 90 ?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Pembelajaran 2
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan klasifikasi dari resistor yang didasarkan pada nilai resistornya
2. Menjelaskan standard resistor berdasarkan IEC, dari jumlah varian, jumlah kode ring
warna dan toleransi
3. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 4 beserta toleransinya
4. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 5 beserta toleransinya.
5. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 6 beserta toleransinya
Uraian Materi :
mempunyai tingkat stabilitas yang sangat baik meskipun dalam keadaan disimpan
(tidak beroperasi) maupun dalam keadaan beroperasi. Sedangkan untuk jenis
komposisi karbon tidak begitu banyak dipergunakan karena jenis bahan resistor ini
mempunyai faktor stabilitas yang sangat rendah, begitu juga dengan koefisien
suhunya yang buruk (diperkirakan -1200 ppm/C).
Salah satu cara untuk mengetahui dan menandai besarnya nilai resistansi dari
sebuah resistor adalah cukup dengan memberikan kode warna pada badannya. Untuk
memudahkan didalam penggunaan, untuk itu perlu suatu pengelompokan ukuran dan
urutan nilai resistansi dari resistor. Standar aturan yang dipakai oleh IEC
(International Electrical Commision), diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Urutan Resistor Menurut IEC
10
Proses terakhir adalah semua resistor tersebut diberi lapisan plastik atau pernis yang
berfungsi sebagai isolasi elektrik dan pelindung terhadap kelembaban udara basah.
Gambar 1.3 Konstruksi berbagai macam resistor tetap (sumber: Widiharso, 2013:68)
12
Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan
memiliki ukuran yang cukup besar.
Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini
hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai
adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan
bahan semen.
Resistor Batang Karbon (Arang)
13
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan
kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna
gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah
adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang
karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat
ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan
dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi
yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya
yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
resistor keramik
Gambar 1.7. (a) Bentuk fisik (b) simbol NTC (c) Grafik nilai tahanan NTC akibat suhu (sumber:
Widiharso, 2013:74)
sesuai dengan spesifikasi yang kita butuhkan. Dalam suatu rangkaian dimana terdapat
suatu NTC, maka rangkaian resistor tambahan seringkali banyak manfaatnya.
Contoh berikut ini akan menunjukkan dan menjelaskan suatu hasil kombinasi
antara NTC dengan resistor biasa. Anggap saja sekarang kita sedang membutuhkan
termistor NTC dengan harga yang berkisar antara 50 pada 30 oC dan 10 pada
100oC. Tentunya type standart yang mempunyai karakteristik demikian tidak terdapat
dalam program kita . Sekalipun demikian, kita tak perlu cemas sebab masalah ini bisa
kita atasi dengan satu buah NTC standart dan dua buah resistansi biasa.
Seandainya sekarang yang terdapat sebuah NTC dengan tahanan dingin sebesar
130 , lalu coba kita pasang dengan kombinasi seri dan paralel dengan sebuah resistor
biasa sebesar 6 dan resistor lain sebesar 95 , seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 6. Dari kombinasi ini, kebutuhan kita akan resistansi pada temperatur 30 oC dan
pada temperatur 100oC akan bisa terpenuhi.
Koefisien temperatur dari termistor PTC akan positif hanya antara daerah
temperatur tertentu. Diluar daerah temperatur ini, koefisien temperaturnya bisa nol
ataupun negatif.
Harga koefisien temperatur mutlak dari termistor PTC, hampir dalam seluruh
kejadian jauh lebih besar daripada yang dimiliki oleh termistor NTC.
16
Gambar 1.9. (a) Bentuk fisik dan simbol PTC (b) grafik dari PTC (sumber: Widiharso, 2013:75)
Perlu dicatat bahwa skala resistansi adalah dalam logaritmik dan resistansinya
berubah mulai dari beberapa ratus ohm pada temperatur 75 oC dan beberapa ratus kilo
ohm pada temperatur 150oC.
c. resistor berdasar tegangan (VDR)
VDR adalah Voltage Dependent Resistor semikonduktor yang secara prinsip
sebagai penggabungan secara anti pararel dari hubungan seri PN Junction. Ketika
sebuah tegangan variabel DC disambungkan ke VDR tanpa memperhatikan polaritas,
arus mengalir menyebabkan tegangan diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh
karena itu, VDR mempunyai tegangan tinggi saat tegangan rendah dan bertahanan
rendah saat tegangan tinggi.
Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk
menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jika intensitas
yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas
cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor
cahaya, khususnya pada lampu taman
Rangkuman
Resistor dikelompokkan menjadi 2 yaitu resitor tetap nilainya dan Resistor Variabel
yang dapat diubah ubah atau berubah nilai resistornya
Nilai resistor telah dibuat setandar mengikuti aturan ICE yaitu mulai dari peling
rendah E6 hingga E96, namun yang terbanyak dipasaran adalah E12, dan E24.
Resistor Carbon, Metal film pada daya kecil biasanya untuk mengetahui nilai
resistansinya dapat dibaca dengan kode warna resistor
Gelang warna
nilai
Pendalaman Materi
c. 4K7 ohm, 5%
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
5. Uraikan cara membaca nilai resistor dengan warna gelang sebagai berikut:
a. biru-merah-coklat-emas
b. merah-merah-hitam-coklat-emas
c. ungu-hijau-kuning-coklat-coklat-merah
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
- Pembelajaran 3 1.3 Rangkaian Pada Resistor
a. Rangkaian Resistor Seri
Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam
Gambar 1.32, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri.
Kuat arus diseluruh bagian rangkaian deret itu sama besarnya, tidak hanya tiga
tahanan saja yang dapat dihubungkan deret, tetapi rangkaian deret dapat terdiri dari
dua, tiga, dan empat tahanan atau lebih. Kalau kita ukur tegangan pada tahanan
pertama ialah : V1 ; tegangan kedua ialah : V2 ; dan tegangan ketiga ialah : V3,
maka ternyata bahwa jumlah ketiga tegangan itu sama dengan tegangan baterai.
Vs = V1 + V2 + V3
Karena V1=I1R1 ;V2=I2R2 ; V3=I3R3 dan Vs=ISRt maka :
ISRt = I1R1+ I2R2+ I3R3
19
Karena rangkaian seri ketiga tahanan dialiri arus yang sama maka :
Is= I1= I2= I3 sehingga Rt = R1+ R2+ R3
b. Rangkaian Resistor Paralel
Beberapa pemakai alat listrik bersama-sama dihubungkan pada satu tegangan.
Hubungan semacam ini disebut: hubungan jajar/paralel. Semua alat listrik pada umumnya
dihubungkan jajar pada tegangan yang tersedia.
Dari grafik di atas terlihat bahwa besarnya ITotal merupakan penjumlahan dari
arus yang mengalir pada masing-masing resistor.
Untuk rangkaian seri 2 tahanan :
maka
c. Rangkaian Resistor Kombinasi
Rangkaian seri-paralel (campuran), tahanan-tahanan ada yang tersambung seri dan
paralel dalam rangkaian tersebut. Untuk menghitung besarnya tahanan pengganti, tahanantahanan dikelompokkan. Tahanan yang terhubung seri dihitung secara seri dan yang
terhubung paralel dihitung secara paralel.
Sambungan seri-paralel merupakan sambungan terdiri dari resistor-resistor yang
tersambung maupun sistem paralel. Sebagai contoh atau rangkaian dalam sistem dapat
dilihat yang seri pada gambar 3.4 dibawah ini.
yang disebut RAC. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.5 dan 3.6 di bawah ini.
RBC = R1//R2
RAC = R1+ RBC
RBC = R2//R3
d. Sifat hubungan seri, parallel, dan kombinasi resistor dalam rangkaian listrik
Rangkaian campuran adalah kombinasi dari 2 rangkaian listrik yaitu rangkaian
paralel dan rangkaian seri. Agar bisa menghitung besarnya hambatan dalam rangkaian
campuran kita perlu terlebih dulu menghitung besarnya hambatan dari tiap jenis
rangkaian (rangkaian seri dan paralel), sesudah itu menghitung hambatan dari
kombinasi rangkaian akhir yang kita dapat.
Contoh yang kita dapat dari rangkaian diatas, umpamanya tipe rangkaian akhir
yang di dapat adalah tipe rangkaian seri, maka total rangkaian yang akan kita cari
dengan persamaan hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri. Tetapi buat
rangkaian paralel perlu mencarinya dengan menghubungkan satu hambatan dengan
cara paralel.
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tersusun sejajar (seri). Misalnya
adalah baterai yang ada didalam senter biasanya di susun dengan cara seri. Rangkaian
yang disusun dengan cara seri terdiri dari satu atau lebih rangkaian yang di hubungkan
ke catu daya melalui satu rangkaian elektronika. Jadi di dalam rangkaian ini ada banyak
beban listrik yang tersusun di dalam satu rangkaian.
Dua buah elemen dalam rangkaian campuran yang di susun dengan cara seri cuma
mempunyai satu titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada
suatu jaringan. Dikarenakan semua rangkaian di susun dengan cara seri maka jaringan
tersebut di sebut rangkaian seri, itu di akibatkan arus yang dilalui sama besar pada
masing masing elemen.
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang di susun dengan cara berderet
(paralel). Misalnya adalah lampu yang kita pasang di tempat tinggal umumya sebagai
rangkaian paralel. Rangkaian paralel merupakan type rangkaian yang mempunyai lebih
dari satu bagian garis edar agar bisa mengalirkan arus listrik.
Contoh lain dari rangkaian campuran yang bisa di hubungkan dengan rangkain
paralel adalah di dalam kendaraan bermotor yang sebagian besar beban listrik semakin
banyak di hubungkan dengan paralel. Masing-masing dari rangkaian tersebut bisa di
21
22
Rangkuman
o
o
o
o
Resistor dikatakan sebagai rangkaian seri apabila dua resistor atau lebih disambung dengan
cara ujung akhir dari resistor pertama disambungkan dengan ujung awal dari resistor kedua,
dan seterusnya
Untuk menghitung resistansi ekivalen dari rangkaian resistor seri adalah sebagai berikut
V1 = IR1 V2 = IR2
V3 = IR3
V = V1+V2+V3
V = IR1+IR2+IR3 = I (R1+R2+R3)
V
V
R
R
R
1
2
3
I
I merupakan resistansi ekivalen R sehingga R = R 1+R2+R3
Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk paralel
1
1
1
1
1
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah : R total = R 1 + R 2 + R 3 ++ Rn
Sambungan seri-paralel merupakan sambungan terdiri dari resistor-resistor yang
tersambung maupun sistem paralel. Contoh
Cara perhitungan untuk mencari resistansinya adalah :
RBC = R1//R2
RAC = R1+ RBC
RBC = R2//R3
Pendalaman Materi
23
2. Berapakah besar arus dan tegangan pada masing-masing resistor pada rangkaian
berikut?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Tentukan nilai R total pada rangkain berikut
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
4. Tentukan berapa nilai tegangan pada R1 jika diketahui V = 12 volt, R1=10, R2=100 ,
R3=100 .
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
5. Apabila R1=100 , R2=200 , R3=300 dan I=1A. Tentukan nilai Vs pada rangkaian
berikut !
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
24
Daftar Pustaka
Siswoyo. Teknik listrik industri. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuran,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional. 2008
Widharso, Teknik Dasar Listrik Telekomunikasi, Bahan Ajar BSE, Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan, Tahun 2013.
25