Koreksigeometrik
Koreksigeometrik
Tujuan :
1. rektifikasi (pembetulan) atau restorasi
(pemulihan) citra agar kordinat citra sesuai
dengan kordinat geografi
2. registrasi (mencocokkan) posisi citra
dengan citra lain atau mentransformasikan
sistem kordinat citra multispektral atau
multitemporal
3. registrasi citra ke peta atau transformasi
sistem kordinat citra ke peta, yang menghasilkan
citra dengan sistem proyeksi ttt
SUMBER KESALAHAN
1. Kesalahan internal disebabkan oleh
konfigurasi sensor, yaitu :
a. pembelokan arah penyinaran
b. abrasi sub-sistem optik
c. sistem penyiaman (scanning
system) tidak linier
Kesalahan akibat
scanning system tidak linier
Karena kecepatan cermin berubah
mengakibatkan pergeseran lokasi setiap
pixel
KESALAHAN EKSTERNAL
a. perubahan ketinggian wahana
& kecepatan
b. perubahan posisi wahana
terhadap obyek karena gerakan
berputar (roll), menggelinding
(pitch), berbelok (yow),
mengakibatkan terjadinya distorsi
atau bising acak (random)
c. rotasi bumi
d. kelengkungan bumi
Perubahan ketinggian
pitch
roll
yaw
Koreksi sistematik
Citra dijital
Data referensi
Koreksi sistematik
Bersifat konstan
Menerapkan rumus yang diturunkan dari
model matematik atas sumber distorsi
atau menggunakan data referensi
geometrik yg diukur dari distorsi sensor,
misal geometri lensa kamera diberikan
dengan kalibrasi panjang fokus, koordinat
fiducial mark dapat digunakan persamaan
colinearitas
Koreksi tangen scanner mekanis optis
dengan sistem koreksi
Metode kombinasi
Melakukan koreksi sistematik kemudian
kesalahan residu akan direduksi
menggnakan orde polinomial lebih rendah
atau psedo Affin
Citra
dijital
Data referensi
Koordinat citra (u,v)
Koordinat planimetris (x,y)
Titik kontrol tanah
Transformasi Pseudo Affine
x = f (u,v)
y = f (u,v)
Citra terkoreksi
Penentuan parameter
Transformasi Helmert transformasi
koordinat 2 dimensi
Transformasi Affine
Transformasi proyeksi
Cek akurasi
Biasanya disajikan oleh standar deviasi
(rate mean square/ RMS) per unit pixel
pada citra
Rumus :
Metode interpolasi
Metode tetangga terdekat merupakan
interpolasi orde nol
Metode interpolasi bilinier merupakan
interpolasi orde pertama
Metode kubik konvolusi merupakan
interpolasi orde kedua