PENDAHULUAN
janin
dengan
membuka
dinding
rahim, namun
pada
darah, anestesi, dan tekhnik operasi yang lebih sempurna. Hal tersebut
menimbulkan adanya kecenderungan untuk melakukan operasi tanpa
dasar indikasi yang cukup kuat (Muchtar,2005).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa persalinan
dengan Sectio caesarea adalah sekitar 10-15% dari semua proses
persalinan di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi
Sectio caesarea sekitar 5%. Kematian ibu akibat Sectio caesarea itu
sendiri menunjukkan angka 1 per 1.000 persalinan. Menurut Bensons dan
Pernolls (2007), angka kematian neonatus pada Sectio caesarea adalah
40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali
lebih besar di banding persalinan pervagina. Sectio caesarea memiliki
resiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibanding dengan persalinan pervaginam.
Komplikasi tindakan anestesi sekitar 10% dari seluruh angka kematian ibu
(Farrer, 2010)
Hasil laporan Departemen Kesehatan Amerika Serikat tahun 2009,
sebanyak 25% dari angka kelahiran tercatat pada tahun itu merupakan
persalinan Secio caesarea. Didunia, sectio caesarea yang paling rendah
terdapat di Negara-negara kawasan eropa timur seperti Hongaria berkisar
20%, sedangkan angka tertinggi terdapat di Brasil yakni 50% dari angka
kelahiran di suatu rumah sakit (obstetric Fisiologi,2005).
Sejak tahun 1986 di Amerika satu dari empat persalinan diakhiri
dengan section caesarea pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%.
Dari tahun 1865 sampai 1988, angka persalinan Sectio caesarea di
Amerika Serikat meningkat progresif dari hanya 4,5% menjadi 25%.
Sebagian besar peningkatan ini terjadi sekitar tahun 1970-an dan tahun
1980-an di seluruh negara barat. Pada tahun 2002 mencapai 26,1%,
angka tertinggi yang pernah tercatat di Amerika Serikat ( harry & Kadek,
2006)
secara
psikologis
karena
kehilangan
kesempatan
untuk
secara
bertahap
sangat
berguna
membantu
jalannya
kematangan
intelektual
sehingga
dapat
membuat
pengetahuan
tentang
kesehatan
lebih
baik,
sehingga
yang dimiliki akan berdampak pada perilaku yang positif begitu juga
tingkat dengan tingkat pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga
banyak pula pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan dapat secara
tidak langsung membentuk dan merubah sikap seseorang.
Bila pasien mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan pendidikan
yang tinggi, maka pasien akan cenderung melakukan upaya atau
memperlihatkan perilaku yang positif demi kesembuhan dirinya seperti
minum obat yang teratur dan melakukan mobilisasi dini post sectio
caesarea
memahami akan tujuan, penyebab, gejala, dan tanda serta sumber dari
permasalahan tersebut.
Menurut hoeman (2011), pasien yang sudah diajarkan mengenai
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pasca sectio caesarea akan
mengalami peningkatan alternatif penanganan. Informasi mengenai apa
yang
diharapkan
memberanikan
selama
pasien
melakukan
untuk
tahapan
berpartisipasi
mobilisasi
secara
aktif
dapat
dalam
persalinan
perabdominam
.Indikasi
Sectio
caesarea
sangat
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu dan mobilisasi dini dengan proses
penyembuhan luka Sectio caesarea di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Umum Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan mobilisasi dini
dengan proses penyembuhan luka Sectio caesarea di Ruang kebidanan
Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
penyembuhan luka
b. Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan proses
penyembuhan luka
D. Keaslian Penelitian
Penelitian ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh :
1. Hernalina tahun 2011 melakukan penelitian dengan judul gambaran
tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang mobilisasi dini pada ibu
post Sectio caesarea di RSIA Banda Aceh. Jenis dan desain penelitian
yaitu dekriptif Eksploratif dengan pendekatan cross sectional, populasi
dan sampel semua ibu post partum dengan Sectio caesarea. Hasil
penelitiannya yaitu Pengetahuan dan sikap ibu post partum di uang
kebidanan RSIA Banda Aceh belum optimal.
2. Febriana Dian Ps tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul
Hubungan tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan mobilisasi dini
ibu post partum dengan Sectio caesarea di RSUD Aji Barang. Jenis
dan desain penelitian yaitu deskriptif korelatif dengan pendekatan
cross sectional. Hasil penelitiannya yaitu ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan
mobilisasi pada ibu post Sectio caesarea.
Dari data diatas Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti ,
jenis penelitian , rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang terkait, antara lain:
1. Bagi Penulis
Untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh dan dapat
menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
2. Bagi Ruang kebidanan RSUZA
Sebagai bahan masukan bagi Ruang kebidanan Rumah Sakit Umum
Zainoel Abidin untuk dapat mengoptimalkan sistem penatalaksanaan
dan perawatan pada ibu post Sectio caesarea dalam tindakan
mobilisasi dini.
3. Bagi Institusi Pendidikkan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bahan bacaan diperpustakaan dan dapat dijadikan bahan masukan
bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Peneliti yang lain
Untuk dijadikan sebagai bahan masukan dalam melakukan riset di
bidang kesehatan yang selanjutnya akan dibuat dalam bentuk yang
lebih komprehensif mengenai perawatan pada pasien pasca Sectio
caesarea sehingga asuhan dapat dilakukan secara optimal
5. Bagi Responden
Sebagai bahan informasi mengenai mobilisasi dini bagi ibu-ibu pasca
sectio caesarea
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian Sectio caesarea
Istilah Sectio caesarea berasal dari perkataan Latin caedere yang
artinya memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law (lex
regia) dan emperors law (lex caesarea) yaitu undang-undang yang
menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal
harus dikeluarkan dari dalam rahim (Muchtar, 2001).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomnen dan uterus (Oxorn, 2010), Sectio
caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada
dinding
abdomen
(laparatomi)
dan
di
dinding
uterus
11
12
antara lain :
1. Kolagen; Kolagen secara normal ditemukan menghubungkan
jaringan, melintasi luka dengan bermacam sel. Kolagen adalah sel
yang paling penting pada penyembuhan fase proliferase karena
sintesisnya, kolagen sisa, elastin dan proteoglikan. Substansi ini
membangun kembali pertumbuhan jaringan.
13
Granulasi Jaringan
Sebuah matrik kolagen, kapilarisasi, dan sel mulai mengisi daerah
luka dengan kolagen baru membentuk sebuah scar, jaringan ini tumbuh
dari tepi luka ke dasar luka. Granulasi jaringan diisi dengan kapilarisasi
baru yang berwarna merah, tidak rata berbenjol halus, dan dikelilingi oleh
fibroblas dan makrofag. Makrofag melanjutkan untuk merawat luka dan
merangsang fibroblas dan proses angiogenesis, sebuah granulasi jaringan
mulai dibentuk dan proses epitalisasi terbentuk yang dimulai dengan:
1. Kontraksi Luka
Kontraksi luka adalah mekanisme dimana tepi menyatu sebagai
akibat
kekuatan
dalam
luka,
kontraksi
dihasilkan
dari
kerja
14
bertemu dengan sel yang sama dari tepi luka yang llain dan migrasi
berhenti.
7. Fase penyembuhan luka
a. Fase inflamatori
Terjadi segera setelah luka 24 jam dan berakhir 3-4 hari,
dimana terjadi proses hemostasis (penghentian perdarahan), akibat
fase kontriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi
pembuluh darah, endapan fibrin dan platelet yang menyiapkan
matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel dan akan
menghubungkan jaringan.
b. Fase proliferasi
Fase ini berlangsung dari hari ke 3 atau 4 sampai hari ke- 21
setelah pembedahan. Fibroblas (menghubungkan sel-sel jaringan)
yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah
pembedahan, diawali dengan mensistesis kolagen dan substansi
dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 7 hari setelah terjadi luka.
Kalogen
dan
substansi
protein
yang
menambah
tegangan
seiring
perkembangan
kapilarisasi
jaringan
perlahan
berkurang
secara
perlahan-lahan.
Remoddeling
luka
menjadi
bahan
yang
subur
bagi
pertumbuhan
17
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca
indera
manusia,
yaitu
indera
penglihatan,
pandengaran,
melalui
pendidikan,
pengalaman
diri
sendiri
maupun
18
c. Menimbang-nimbang (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik buruknya objek atau benda
tersebut bagi dirinya.
d. Mencoba (Trial)
Mulai
mencoba
perilaku
yang
baru
setelah
orang
tersebut
menerimanya.
e. Beradaptasi
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran terhadap benda atau obyek yang ia terima.
Berdasarkan beberapa definisi diatur bisa diambil kesimpulan bahwa
pengetahuan yang luas dapat diperoleh dari aktifitas manusia berupa
pengalaman mendengar dan membaca.
Menurut teori green dalam Notoatmojo (2003) menyatakan ada tiga
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu internal (umur,
pengetahuan, sikap, tindakan, pendidikan, pendapatan). Faktor eksternal
(peran petugas kesehatan), faktor pendukung (ketersediaan sarana dan
fasilitas).
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003), ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi prilaku seseorang. Salah satunya adalah
tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikkan Pengetahuan pasien dapat
diperoleh dari pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan
harapan
pengetahuan
tentang
kesehatan
lebih
baik,
sehingga
diharapkan
memberanikan
selama
pasien
melakukan
untuk
tahapan
berpartisipasi
mobilisasi
secara
aktif
dapat
dalam
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
Termasuk
kedalam
pengetahuan
tingkat
ini
adalah
materi,
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
21
situasi lain. Pada tahap ini ibu pasca sectio caesarea mampu melakukan
mobilisasi dini sediri.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
Dapat menggunakan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelom-pokkan dan sebagainya. Pada tahap ini ibu pasca sectio
caesarea dapat menganalisis terhadap apa yang terjadi pada saat
mobilisasi dini.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan dan
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formula
baru
dari
formulasi-formulasi
yang
ada.
Misalnya
dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori-teori atau rumusanrumusan yang telah ada. Pada tahap ini mobilisasi dini yang benar dapat
memberikan pengetahuan serta pengalaman yang berarti bagi ibu pasca
sectio caesarea.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian terhadap suatu evaluasi
didasari suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. Pada tahap ini ibu pasca sectio caesarea
melakukan penilaian terhadap mobilisasi dini yang telah dilakukan
22
sehingga akan memberikan arti penting pada ibu yang telah melakukan
mobilisasi dini.
Tetaplah disadari adanya kemungkinan bahwa seseorang belum tentu
bertindak atas dasar pengetahuan yang dimiliki, dan begitu pula
seseorang belum tentu bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang
berlaku. Hal ini disebabkan oleh sistim kepribadian individu yang terbentuk
akibat pendidikan dan pengalaman (Notoatmodjo, 2003).
Meskipun petugas kesehatan menemukan suatu perilaku yang kurang
menguntungkan bagi kesehatan sering tidak mudah untuk melakukan
perubahan akibat telah tertanamnya keyakinan yang melandasi sikap dan
perilaku
secara
mendalam
pada
kebudayaan
komunitas
tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
3.
adalah
upaya
untuk
memberikan
pengetahuan
23
d. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
e. Pengalaman
Suatu
yang
pernah
dialami
seseorang
akan
menambah
pengalaman.
4.
Sumber pengetahuan
Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman dari berbagai
berhubungan
dengan
pendidikan,
sedangkan
pendidikan
serta
mengembangkan
pengetahuan
dan
tekhnologi
(Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara
atau lewat angket yang menanyakan tentang suatu materi yang ingin di
ukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran dapat di kategorikan menjadi 3 yaitu (Arikunto, 2000) :
a. Pengetahuan baik 76 100%
b. Pengetahuan cukup 56 75%
c. Pengetahuan kurang <55%
24
dini
adalah
kebijaksanaan
untuk
selekas
mungkin
25
seluruh tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga adanya
gangguan peristaltik maupun berkemih. Sering kali dengan keluhan nyeri
di daeah operasi klien tidak mau melakukan mobilisasi ataupun dengan
alasan takut jahitan lepas klien tidak berani merubah posisi. Disinilah
peran perawat sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga
klien tidak mengalami suatu komplikasi yang tidak diinginkan (Kasdu
2003).
Konsep mobilisasi mulamula berasal dari ambulasi dini yang
merupakan pengembalian secara berangsurangsur ke tahap mobilisasi
sebelumnya untuk mencegah komplikasi Sedangkan mobilisasi ibu post
partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan
Sectio caesarea (Roper, 2000).
2. Macam Mobilisasi Dini
Macam-macam mobilisasi dini menurut Fizari (2009) antara lain:
a. Mobilisasi dini penuh yaitu seluruh anggota yang sudah ditentukan
dapat melakukan mobilisasi secara normal. Mobilisasi penuh
mempunyai peranan penting dalam menjaga kesehatan baik
secara fisiologis maupun psikologis.
b. Mobilisasi sebagian yaitu sebagian dari anggota badan yang dapat
melakukan mobilisasi secara normal.
3.
26
kelenturan
otot-otot
dan
persendian
dengan
usus
kembali
normal.
Aktifitas
ini
juga
membantu
27
c.
Mencegah
terjadinya
trombosis
dan
tromboemboli,
dengan
28
6.
kembali ke kondisi dan ukuran yang normal. Pada hari kelima fundus uteri
berada pada pertengahan pusat simfesis dan hari ketujuh setelah operasi
luka bekas sayatan mengering (kasdu, 2003).
kematangan
intelektual
sehingga
dapat
membuat
diharapkan
mmemberanikan
selama
ibu
melakukan
untuk
tahapan
berpartisipasi
mobilisasi
secara
aktif
dapat
dalam
31
dapat membuat ibu post partu tidak memiliki mobilisasi dini pasca sectio
caesarea selama dirawat dirumah sakit.
Menurut Perry dan Potter (2006), salah satu variabel yang
mempengaruhi prilaku dan keyakinan tentang kesehatan adalah tingkat
pengetahuan atau intelektual, variabel ini mempengaruhi pola pikir
seseorang, meliputi kemampuan kognitif membentuk cara berfikir
seseorang, kemampuan untuk mengerti faktor-faktor berpengaruh dalam
kondisi sakit dan untuk menerapkan pengetahuan tentang sehat dan sakit
dalam praktek kesehatan personal.
Berdasarkan Teori Ruth Johnsn (2005), faktor-faktor penyembuhan
luka yaitu: Faktor lokal (besar kecilnya luka, stres luka dan infeksi), Faktor
umum (status nutrisi, usia pasien, obesitas, diabetes militus, korti
kosteroid, gangguan oksigenasi, obat-obatan), Faktor lain
(gaya hidup
pasien
mau
melakukan
tindakan
mobilisasi
dini
dengan
32
2.
Kerangka Teori
Peran Petugas
Kesehatan
Umur, Pengetahuan,
Sikap, Tindakan,
33
Mobilisasi Dini
Penyembuhan ;uka
Keterangan :
: Yang diteliti
--------------
34
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka konsep
Penelitian ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2003)
menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu:
internal (umur, pengetahuan, sikap, tindakan, pendidikan, pendapatan).
Faktor
Internal
(peran
petugas
kesehatan),
faktor
pendukung
35
Independent
Dependent
Tingkat Pengetahuan
Penyembuhan Luka
Mobilisasi Dini
36
C. Definisi Operasional
1. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka sectio
caesarea yaitu fase dimana tubuh yang sehat mempunyai kemampuan
alami untuk melindungi dan memulihkan fungsi jaringan yang rusak
kemudian diganti dengan jaringan yang baru. cara ukurnya dengan
observasi dengan penilaian : sembuh apabila pada hari ke-10 luka dalam
keadaan kering, tertutup dan tidak ada tanda-tanda inflamasi , dan tidak
sembuh apabila pada hari ke-10 luka dalam keadaan basah, terbuka, ada
tanda-tanda inflamasi atau mengeluarkan cairan purulent. Alat ukur yang
dipakai menggunakan ceklist, dengan hasil ukur sembuh dan tidak
sembuh , skala ukur yang dipakai adalah Nominal.
2. Variabel bebas
a. Tingkat pengetahuan yaitu wawasan yang dimiliki ibu tentang
mobilisasi dini sectio caesarea .Diukur dengan kuesioner yang berisi
20 item pertanyaan tentang mobilisasi dini, menggunakan pilihan
jawaban benar salah, hasil skor diprosentasikan kemudian dibagi
menjadi 3 kategori yaitu; Baik: bila responden menjawab dengan
benar 56-100%, Kurang: bila responden menjawab benar <55 %.
Alat ukur yang dipakai kuesioner dengan tehnik wawancara, hasil
ukurnya : Baik, Kurang, skala ukur yang dipakai adalah Ordinal.
37
pergerakan
lengan,
tangan,
ujung
jari,
memutar
38
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah Jenis analitik Observasional
dengan rancangan cross sectional yaitu pengukuran variable independent
dan dependent dilakukan satu waktu secara bersamaan (Saryono
&Setiawan, 2010)
39
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan
secara sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan
dengan sectio caesarea selama 2 minggu di Ruang Kebidanan RSUZA
sebanyak 35 orang. Cara pengambilan sampel yaitu dengan Accidental
sampling yaitu teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan
karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Sampel
dalam penelitian ini adalah mereka yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria
inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1) Ibu
dengan post operasi sectio caesarea;
40
E. Instrumen penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah daftar
pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner yang diberikan berupa
pertanyaan tertutup dan dijawab langsung oleh responden tanpa
diwakilkan kepada orang lain.
Kuesioner terdiri dari 3 bagian, bagian pertama adalah kuesioner
untuk mengetahui karakteristik responden, yang meliputi nama, umur,
pekerjaan dan pendidikan. Kuesioner kedua adalah untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu. Jumlah item kuesioner kedua adalah 10 item
dengan teknik pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Benar-Salah.
Kuesioner ketiga dan keempat berbentuk cecklist yang diisi langsung oleh
peneliti dengan mengobservasi langsung pada responden apakah
melaksanakan
mobilisasi
dini
atau
proses
adalah
mengklarifikasi
jawaban-jawaban
dari
para
semua
data
yang
telah
di
masukkan
ini analisis data dilakukan dengan uji CHI-Square yaitu untuk mengetahui
hubungan variabel pengetahuan dan proses mobilisasi dini dengan
penyembuhan luka
hui
hubungan
43
2. Kelemahan: 1). Sampel sedikit sehingga pada saat analisa data ada
sel <5. 2). Banyak sampel yang hilang, Ibu yang masuk dengan cito
pada malam hari tidak dapat dijadikan sampel karena ketika peneliti
datang keesokan harinya sudah melewati batas waktu 6-10 jam pasca
sectio caesarea. 3). Penelitian ini tidak cocok menggunakan desain
cross sectional tapi kohort karena data yang diperoleh tidak didapatkan
dalam satu waktu secara bersamaan dimana variable independent
diobservasi terlebih dahulu setelah beberapa lama baru variable
dependent.
H. Jadwal Penelitian
Tabel . jadwal penelitian
No
Kegiatan
Tahun
Juni
Juli
44
Agustus
September
1
1
Penajuan judul
Penyusunan
proposal
Konsultasi
proposal
Seminar proposal
Penelitian
Analisa data
Ujian KTI
Penyerahan KTI
45
DAFTAR PUSTAKA
46
pada
masa
nifas.
From
Harry & Kadek. 2006. Profil Operasi sectio caesarea diakses tanggal 12
juni 2012
Mubarak, Wahit Iqbal, 2007 . Buku ajar kebutuhan dasar manusia: teori
dan aplikasi dalam praktek, Jakarta : EGC
Muchtar, Rustam
2000. Sinopsis obstetri. jilid I dan II. Penerbit
Kedokteran EGC, Jakarta
47
Saryono & Setiawan, 2010, Metodologi Penelitia Kebidanan DIII, DIV, SI,
Dan S2, Nuha Media, yogyakarta.
Sumber lain :
48
49