Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
RSUD Dr. Zainoel Abidin beralamat di Jl. Tgk. H.M.Daud Beureueh
No.118 Banda Aceh, memiliki luas area 196.480 m 2 dengan luas bangunan
25.760 m2. Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 22 Pebruari 1979 yaitu atas
dasar Keputusan Menteri Kesehatan No.551/Menkes/SK/2F/1979 yang
menetapkan RSU Dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit kelas C,.
Selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh No.445/173/1979
tanggal 7 Mei 1979 Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Umum Daerah.
Kemudian dengan adanya Fakultas Kedokteran Unsyiah, maka dengan
SK Menkes RI No.233/Menkes/SK/IV/1983 tanggal 11 Juni 1983, RSUD dr.
Zainoel Abidin ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas B Pendidikan
dan rumah sakit rujukan untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Dalam rangka menjamin peningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat serta optimalisasi fungsi rumah
sakit rujukan dan juga sebagai sumah sakit pendidikan, maka dengan
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 8 Tahun 1997
tanggal 17 Nopember 1997 dilakukan penyempurnaan Susunan Organisasi
dan Tatakerja RSUD dr. Zainoel Abidin. Selanjutnya berdasarkan SK Menkes
RI No.153/Menkes/SK/II/1998 tentang Persetujuan Rumah Sakit Umum
Daerah digunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter
spesialis, telah dikukuhkan kembali RSUD dr. Zainoel Abdian sebagai Rumah
Sakit Kelas B Pendidikan dan langsung bertanggung jawab kepada Gubernur
Nanggro Aceh Darussalam.

37

B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus
2012 pada ibu dengan sectio caesarea di Ruang Kebidanan RSUZA Banda
Aceh dan sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan penyembuhan luka, Tingkat
Pengetahuan dan
Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea di
Ruang Kebidanan RSUZA Banda Aceh Tahun 2012
N
o
1

Variabel

Frekuensi

23
12

65,7
34,3

27
8

77,1
22,9

23
12

65,7
34,3

Penyembuhan luka
- Sembuh
- Tidak sembuh
Tingkat pengetahuan
- Baik
- Kurang
Mobilisasi dini
- Mobilisasi dini
- Tidak mobilisasi dini

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa penyembuhan luka pasca sectio
caesarea dengan jumlah tertinggi adalah sembuh yaitu 23 orang (65,7%),
Pengetahuan pasca sectio caesarea

dengan jumlah tertinggi adalah

pengetahuan baik yaitu 17 orang (48,6%), dan Pelaksanaan mobilisasi dini


ibu pasca sectio caesarea dengan jumlah tertinggi adalah mobilisasi dini
yaitu 23 orang (65,7%).

38

2. Analisa Bivariat
a. Hubungan pengetahuan dengan penyembuhan luka sectio caesarea
Tabel

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Penyembuhan Luka


Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Zaenoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012

N
o

Pengetahu
an

Baik

Penyembuhan Luka
Tidak
Sembuh
sembuh
f
%
f
%
21
77,8 6
22,2

Kurang

25,0

75,0

Juml
ah

P.
Valu
e

27

100

100

0,01
9

Dari Tabel di atas diketahui bahwa proporsi ibu dengan luka sectio
caesarea sembuh lebih tinggi pada yang berpengetahuan baik (77,8%) dari
pada yang berpengetahuan kurang (25,0%). Hasil analisis chi square test
pada

tingkat

kepercayaan

95%

disimpulkan

bahwa

ada

hubungan

pengetahuan ibu dengan penyembuhan luka sectio caesarea (p=0,019).


b. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka sectio caeserea
Tabel 4. Hasil Analisis Berdasarkan Hubungan Mobilisasi Dini dengan
Penyembuhan Luka Sectio Caeserea di Ruang Kebidanan Rumah
Sakit Umum Zaenoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012
Penyembuhan Luka
No

Pelaksanaan
Mobilisasi Dini

Sembuh

Tidak
sembuh

Jumla
h

P.
Valu
e

0,00
1

Mobilisasi dini

20

87,0

13,0

23

100

Tidak mobilisasi
dini

25,0

75,0

12

100

39

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi ibu dengan luka sectio
caesarea sembuh lebih tinggi pada ibu yang melaksanakan mobilisasi dini
(87,0%) dari pada yang tidak
square test

mobilisasi dini (25,0%). Hasil analisis chi

pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa ada

hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka sectio caesarea


(p=0,001).
C. Pembahasan
1. Hubungan pengetahuan dengan penyembuhan luka sectio caesarea
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 3. diperoleh hasil bahwa proporsi ibu
dengan luka sectio caesarea sembuh lebih tinggi pada yang berpengetahuan
baik (77,8%) dari pada yang berpengetahuan kurang (25,0%). Setelah
dilakukan uji statistic (Chi Square) didapatkan nilai p=0,019 sehingga
diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) diterima yang berarti ada hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan penyembuhan luka
sectio caesarea di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahima (2010), diperoleh hasil uji
chi square didapatkan p value 0,000 0,05, dengan demikian terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan penyembuhan luka sectio caesarea.
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Saifullah (2006),
mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki pengetahuan pada tingkat
sedang, maka perlu diberi bimbingan. Sehingga orang tersebut akan
memahami akan tujuan, penyebab, gejala, dan tanda serta sumber dari
permasalahan tersebut.
Penelitian yang dilakukan Purwanto (2010), menyebutkan bahwa
pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna dalam tindakan
mobilisasi dini, dimana hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh responden yang berada pada kategori kurang dapat membuat
ibu pasca sectio caesarea tidak melakukan mobilisasi dini selama dirawat di
rumah sakit.

40

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) pengetahuan


merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada
prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan melalui pendidikan
seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat
membuat keputusan yang lebih baik dalam bertindak dan berpengaruh pada
kesiapan seseorang.
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003), ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi prilaku seseorang. Salah satunya adalah tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikkan. Tingkat Pengetahuan pasien dapat
diperoleh dari pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan
harapan pengetahuan tentang kesehatan lebih baik, sehingga pengetahuan
diharapkan berpengaruh terhadap perilaku. Pengetahuan yang dimiliki akan
berdampak pada perilaku yang positif begitu juga tingkat dengan tingkat
pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin
mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki
karena pengetahuan dapat secara tidak langsung membentuk dan merubah
sikap seseorang.
Penelitian ini sesuai juga dengan yang diungkapkan oleh Utami (2003)
bahwa bila pasien mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan pendidikan
yang tinggi, maka pasien akan cenderung melakukan upaya atau
memperlihatkan perilaku yang positif demi kesembuhan dirinya, seperti
minum obat yang teratur dan melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea
sesuai petunjuk petugas kesehatan. Sebaliknya bila pasien mempunyai
pengetahuan yang kurang dan pendidikan yang rendah maka pasien
cenderung

kurang

melakukan

upaya

penyembuhan

dan

tidak

memperlihatkan perilaku yang positif.


Menurut Hoeman (2011), pasien yang sudah diajarkan mengenai
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pasca sectio caesarea akan
41

mengalami peningkatan alternatif penanganan. Informasi mengenai apa yang


diharapkan selama melakukan tahapan mobilisasi dapat memberanikan
pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan dan
penerapan perawatan.
Menurut asumsi peneliti, bahwa mayoritas ibu berpengetahuan
baik/cukup

sebagian

besar

melaksanakan

mobilisasi

dini

terhadap

penyembuhan luka sectio caesarea. hal ini karena selain banyak ibu yang
telah memperoleh ilmu pengetahuan dari bangku sekolah ibu juga
mendapatkannya dari internet, media dan lain sebagainya ibu juga dapat
bimbingan dan motivasi dari dokter maupun perawat diruangan tentang
pelaksanaan mobilisasi dini pasca sectio caesarea.
2. Hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka sectio caesarea
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4. diperoleh hasil bahwa proporsi
ibu dengan luka section caesarea sembuh lebih tinggi pada ibu yang
mobilisasi dini (87,0%) dari pada yang tidak mobilisasi dini (25,0%). Setelah
dilakukan uji statistic (Chi Square) didapatkan nilai p=0,001 sehingga dapat
diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) diterima yang berarti ada hubungan
yang bermakna antara mobilisasi dini

dengan penyembuhan luka sectio

caesarea di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh.


Penelitian yang mendukung adalah hasil penelitian oleh Khairul bariah
(2010) yang melakukan penelitian tentang efektifitas tentang mobilisasi dini
terhadap penyembuhan pasien pasca Sectio caesarea. Hasil penelitian yaitu
berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara yang melakukan mobilisasi dini pada kelompok intervensi
dengan kelompok control

(p=0,007), ada perbedaan

signifikan dari

penyembuhan luka operasi. Setelah dilakukan mobilisasi dini pada kelompok


interfensi dengan kelompok control (p=0,002). Dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa mobilisasi dini efektif terhadap penyembuhan pasien pasca

42

sectio caesarea khususnya pada penurunan tinggi fundus uteri dan


penyembuhan luka operasi, sehingga bidan dapat menerapkan mobilisasi
dini sebagai interfensi dalam mempercepat penyembuhan pasien pasca
sectio caesarea.
Penelitian lain yang mendukung adalah yang dilakukan oleh Rebecca &
Denebi (2007), melaksanakan penelitian dengan desain observasional
prospektif tentang kuantitas mobilisasi dini yang dilakukan setelah operasi
perut bagian atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas mobilisasi
dini memiliki efek positif pada pengurangan lama rawat inap setelah operasi
perut bagian atas (p=0,001).
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muliani tahun 2007 yang meneliti hubungan mobilisasi dini pada ibu post
sectio caesarea dengan proses penyembuhan luka operasi di Ruang
Kebidanan RSUDAM Provinsi Lampung tahun 2007. Penelitian ini bersifat
analisa korelasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar
kuesioner dan observasi kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi dan tabel silang (cross tabs). teknik pengambilan sempel
menggunakan accidental sampling dengan sampel penelitian berjumlah 36
orang dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
secara statistik antara mobilisasi dini post sectio caesarea dengan
penyembuhan luka operasi

di Ruang Kebidanan RSUDAM Provinsi

Lampung (p=0,05 : OR 25.000).


Penelitian ini sesuai dengan teori Kozier (1995), yang mengatakan bahwa
faktor lain yang mempengaruhi penyembuhan luka salah satunya adalah
mobilisasi dini.
Penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kasdu
(2003) yang mengatakan bahwa mobilisasi dini merupakan faktor yang
menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah
komplikasi pasca bedah. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari
rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti

43

terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh tubuh


dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga adanya gangguan
peristaltik maupun berkemih. Sering kali dengan keluhan nyeri di daeah
operasi klien tidak mau melakukan mobilisasi ataupun dengan alasan takut
jahitan lepas klien tidak berani merubah posisi. Disinilah peran perawat
sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami
suatu komplikasi yang tidak diinginkan.
Menurut asumsi peneliti dengan mobilisasi dini menyebabkan
bertambahnya energi ke dalam sel sehingga dapat membantu meningkatkan
oksigenasi di dalam sel juga dapat membantu perbaikan sel-sel tubuh
terutama proses penyembuhan luka dan meningkatkan metabolisme. Dengan
tidak melakukan mobilisasi dini dapat menyebabkan turunnya kecepatan
metabolisme dalam tubuh dan menyebabkan berkurangnya energi dan suplai
nutrisi untuk perbaikan suplai tubuh sehingga dapat mempengaruhi proses
perbaikan sel.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

44

1. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan penyembuhan


luka sectio caesarea di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Zainoel
Abidin Banda Aceh tahun 2012.
2. Terdapat hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka
sectio caesarea di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin
Banda Aceh tahun 2012.
B. Saran
1. Bagi bidan atau perawat dapat memberikan penyuluhan tentang
pentingnya mobilisasi dini pasca sectio caesarea terutama bagi pasien
yang berpengetahuan kurang, karena kelompok tersebut mempunyai
resiko rawat inap yang lebih lama akibat lambatnya proses penyembuhan
dan diharapkan perawat membuat dan menerapkan standar operasional
prosedur atau SOP sectio caesarea di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.
2. Bagi pihak Rumah Sakit diharapkan agar dapat mengidentifikasi,
merencanakan, dan mengimplementasikan lebih baik tentang mobilisasi
dini dan menjadi Protap di Rumah Sakit untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka sectio caesarea.
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang mobilisasi

dini dengan menggunakan metode kohort.

45

Anda mungkin juga menyukai