Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Konsep Mapping
Glass Ionomer Cement (GIC) Modifikasi Resin
Light Cure (LC)

Powder

Liquid
15-25% HEMA;

Silika (SiO2), Alumina (Al2O3),


Calcium Fluorida (CaF2), Natrium
Fluorida (NaF), dan Aluminium
Phosphate (AlPO4)

1% asam
poliakrilat dan air

Pencampuran
GIC Light Cure(LC) dengan
ketebalan 3 mm

Faktor yang mempengaruhi


polimerisasi sinar tampak:
1.
2.
3.
4.

Jarak penyinaran
Lama penyinaran
Intensitas sinar
Ketebalan bahan
5.

Penyinaran spektrum sinar


tampak
dengan
panjang
gelombang 500 nm dengan
waktu penyinaran 40 detik

Reaksi Polimerisasi:
1. Reaksi Kimia Asam Basa
2. Reaksi sinar tampak
pembentukan Poly-HEMA.

Terjadi
polimerisasi
pada
Permukaan Bagian Atas yang
terpapar sinar secara langsung

Terjadi
polimerisasi
pada
Permukaan Bagian Bawah Dasar
yang terpapar sinar secara tidak
langsung

Terjadi pembetukan poly- HEMA

Pada
ketebalan
tertentu
kemungkinan tidak terjadi
pembentukan poly- HEMA

Kekerasan/curing >

Kekerasan/curing >

B. Penjelasan Kerangka Konseptual


29

30

Glass ionomer cement terdiri dari powder dan liquid. Berdasarkan


komposisinya, GIC diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu GIC konvensional dan
komposisi modifikasi resin yang masing-masing terdiri dari powder dan liquid
(Iskandar, 2000). Powder GIC modifikasi resin terdiri dari radio-opaque
fluoroaluminosilicate glass dan photo-active liquid, yang disimpan dalam botol
berwarna gelap atau dalam kapsul. liquidnya terdiri dari Aqueous solution of
hidroxyethylmethacrylate, asam poliakrilik dengan beberapa metacrylate group,
asam tartarik dan photo initiator (Iskandar, 2000 ; Tyas, 2006 ; Mahesh et. al.
2011).
Keuntungan dari VLC adalah proses pengerasan yang cepat, dalam, dan
dapat diandalakan. Dalam waktu 40 detik, setiap periode dengan ketebalan bahan
minimal 2,53 mm dan maksimal 4,5 mm, dapat dipastikan bahan akan mengeras,
meskipun melalui lapisan enamel bagian labial atau lingual, stabilitas warna yang
dihasilkan sangat sesuai ( Susanto, 2005). Sumber sinar modern biasanya berasal
dari bohlan tungsten halogen melalui suatu filter sinar inframerah dan spectrum
sinar tampak, dengan panjang gelombang 500 nm (Annusavice, 2004).
Terdapat dua reaksi polimerisasi pada GIC modifikasi resin, yaitu reaksi
yang dimulai oleh sinar tampak, dan reaksi asam basa (kimia) yang dimulai pada
saat pangadukan berlangsung setelah aktivasi sinar (Sylvia dan Pinandi, 2003).
Reaksi kimia yang terjadi pada saat polimerisasi sinar yaitu pengaktifan radikal
bebas dari HEMA, dan monomer lain membentuk matriks poli-HEMA dan akan
segera terjadi pengerasana bahan (Sylvia dan Pinandi, 2003). Proses pengerasan
GIC modifikasi resin memerlukan alat visible light cure (VLC) atau sinar tampak
(Susanto, 2005).
Derajat polimerisasi yang optimal dapat dicapai dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: ketebalan bahan, post irradiation, posisi
sumber cahaya terhadap bahan, jarak dan lama penyinaran (Sylvia dan Pinandi,
2003), dengan kata lain bahwa derajat polimerisasi dipengaruhi oleh intensitas
sinar itu sendiri. Penyinaran bahan GIC modifikasi resin sedikitnya adalah 30-40

31

detik (Bruce et al., 1994; Susanto, 2005). Hal ini diperlukan untuk mendapatkan
polimerisasi yang maksimal.
C. Hipotesis Penelitian
Kekerasan permukaan setelah penyinaran pada bagian atas GIC Light Cure
(VLC) yang terpapar sinar secara langsung lebih tinggi dibandingkan dengan
kekerasan pada bagian dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai