Penulis
transformasi habitus komunitas dhuafa belum direspon oleh OPZ sebagai sarana
untuk menjaga kemandirian yang berkelanjutan.
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan
Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Penulis
Harahab, Yulkarnain
Pembimbing: Prof.Dr. J. Nasikun
Sutardjo
Pembimbing: Dr. J. Nasikun
INTISARI : Zakat fitrah sebagai sebuah ibadah mahdhoh bagi umat Islam, diakui
kemanfaatannya bagi kemaslahatan umat. Dengan zakat itu menambah perekat
interaksi umat, khususnya bagi si miskin dengan si kaya, dengan zakat fitrah
pula akan melahirkan integrasi antar kelompok dalam masyarakat. Satu hal yang
mengundang pertanyaan, di sebuah dusun relatif kecil, sementara hampir semua
warganya beragama Islam, yaitu di dusun Pendem, Sidomulyo, Pengasih, Kulon
Progo dalam pelaksanaan zakat fitrah terdapat 3 versi, 2 versi diantaranya telah
berlangsung berpuluh tahun hingga kini, sedang 1 versi yang lain berlangsung
sejak tahun 1970 an. Tiga versi pelaksanaan zakat fitrah tersebut yakni :
membayar zakat fitrah kepada dukun, membayar zakat fitrah kepada kaum Rois,
dan yang terbaru adalah membayar zakat fitrah lewat Panitia untuk fakir miskin.
Dengan metode penelitian kualitatif model paradigma naturalistik untuk
mengungkap permasalahan mengapa dalam masyarakat yang mayoritas
beragama Islam di dusun yang relatif kecil terdapat tiga versi pembayaran zakat
fitrah yang berbeda dalam pelaksanaannya, serta faktor-faktor yang melatar
belakangi terjadinya perbedaan tersebut. Diungkap pula fenomena yang terjadi
ditengah masyarakat Islam nahdhiyin tradisionil dapat menerima upaya
pembaharuan cara pembayaran zakat fitrah sesuai dengan syari yang dibawa
oleh kelompok pembaharu yaitu warga Muhammadiyah. Diketemukan dari hasil
penelitian sebagai berikut : 1. Perbedaan cara pembayaran zakat fitrah
dikarenakan kurangnya pemahaman keagamaan, hingga pemaknaan terhadap
zakat fitrah tidak lagi seperti syari. 2. Adapun yang melatar belakangi terjadinya
perbedaan cara pembayaran zakat fitrah adalah faktor kultur masyarakat
pedesaan, faktor kepentingan, dan kurang intensifnya dawah agama. 3. Dawah
persuasif bil hikmah bukan mencari lawan tetapi memperbanyak kawan dari
kalangan Muhammadiyah, dengan akhlak karimah, contoh amalan serta
keterlibatan putra-putri warga dan pengaruh lembaga-lembaga pendidikan yang
ada, akhirnya dapat diterima juga ditengah masyarakat nahdhiyin, meskipun
perlu waktu secara perlahan. Kata-kata kunci : Konflik pelaksanaan zakat fitrah, 3
versi zakat fitrah. Visi
Persepsi dan pemaknaan masyarakat umat Islam tentang zakat harta :: Penelitian di kauman
Yogyakarta
Penulis
Djupri, M
Pembimbing: Dr. Heru Nugroho
dan Hadits. 2) Pola struktur pemikiran masyarakat yang poly sentris. Sedangkan
sebab zakat harta di Kauman Yogyakarta belum memberikan kontribusi yang
memadai disebabkan adanya pemaknaan tertentu yang s e w o pemional
menghambat pendayagunaan zakat harta.
Pribadi, Moh
Pembimbing: Dr. Heru Nugroho