Anda di halaman 1dari 4

TRANSFORMASI HABITUS PADA KOMUNITAS PENERIMA ZAKAT

Penulis

Dewi Cahyani Puspitasari, S.sos


Pembimbing: Drs.Purwanto,M.Phil

INTISARI: Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat


(OPZ) mengalami transformasi signifikan sejak pengelolaan zakat tahun 1990-an.
Kondisi ini berupa pola distribusi zakat beralih dari ranah amal sosial keagamaan
menuju ranah pemberdayaan pengembangan ekonomi. Dengan kata lain, zakat
mengalami peralihan dari pola distribusi zakat bersifat karitatif (santunan)
menjadi produktif atau dikenal dengan zakat produktif. Hal inilah kemudian
berimplikasi pada implementasi program atau kegiatan yang dilakukan oleh OPZ
pada komunitas penerima zakat mulai mengadopsi konsep pemberdayaan
masyarakat. Meskipun dengan kondisi berbeda, peran serta program yang
diintervensikan oleh OPZ pada komunitas penerima zakat mampu memberikan
perubahan termasuk adanya proses transformasi habitus. Penelitian ini
bermaksud melihat dan memetakan kecenderungan 2 (dua) OPZ yaitu DPU-DT
dan BMD dalam mengimplementasikan program pendampingan zakat produktif.
Setelah memetakan posisi kedua OPZ tersebut dapat diperoleh deskripsi pola
pendampingan yang mengacu pada interpretasi lembaga mengenai zakat
produktif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses atau
mekanisme transformasi habitus pada komunitas penerima zakat (dhuafa) yang
dilakukan DPU-DT dan BMD, maka pendekatan analisis teori habitus (Bourdieu)
menjadi relevan. Selain itu, teori habitus tersebut dipadukan dengan teori
perubahan sikap, teori transformasi sosial dan teori pemberdayaan masyarakat
untuk menghasilkan analisis transformasi habitus yang komprehensif. Data
penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, FGD dan studi dokumen pada
para pihak yaitu individu penerima zakat (dhuafa), pengurus lembaga OPZ,
Forum Organisasi Zakat (FOZ) serta ahli yang kompeten pada analisis zakat dan
teorisasi habitus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme transformasi
habitus diperoleh dari kegiatan pendampingan yang dilakukan OPZ pada
komunitas penerima zakat (dhuafa). Dari pola pendampingan inilah yang
kemudian dhuafa melakukan reproduksi pengetahuan dan reproduksi habitus
untuk memunculkan praktik sosial berupa habitus baru. Bentuk habitus baru ini
ada pada 2 (dua) aspek yaitu habitus zakat dan habitus produktif. Implikasi
transformasi habitus ini masih dominan pada level individu belum pada level
kelompok (komunitas). Hal ini dikarenakan keragaman karakteristik demografi
dan sosial budaya dari komunitas serta pola pendampingan yang dilakukan oleh
OPZ. Kondisi ini berimplikasi pada kemandirian komunitas OPZ. Kondisi
kemandirian komunitas DPU-DT sama halnya dengan komunitas BMD masih pada
level individu belum kelompok. Hanya saja untuk komunitas DPUDT, penjagaan
kondisi kemandirian komunitas masih dilakukan 1 (satu) bulan sekali sekaligus
monitoring sehingga intensitas informasi mengenai perkembangan komunitas
dapat terpantau secara kontinyu. Sementara untuk komunitas BMD masih belum
intensif pasca kemandirian program sehingga tanggung jawab monitoring oleh
pengelola BMD dilakukan bila ada permasalahan saja bukan pada mekanisme
pendampingan yang kontinyu. Hal ini menunjukkan bahwa implikasi dari adanya

transformasi habitus komunitas dhuafa belum direspon oleh OPZ sebagai sarana
untuk menjaga kemandirian yang berkelanjutan.

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan
Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Penulis

Harahab, Yulkarnain
Pembimbing: Prof.Dr. J. Nasikun

INTISARI : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi pengelolaan


zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
ketentuan yang ada dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dan untuk mengetahui faktor penghambat serta faktor
pendukung Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dalam
melaksanakan pengelolaan zakat sesuai dengan Undangundang Nomor 38 Tahun
1999. Subyek penelitian ini meliputi 10 orang pengurus Badan Amil Zakat
Pemerintah Kabupaten Sleman dan 40 warga masyarakat. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, quesioner dan wawancara. Selanjutnya data yang
telah terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman belum melaksanakan
ketentuan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 secara konsisten dalam
pengelolaan zakat sehingga tujuan yang dikehendaki oleh undangundang
tersebut belum terealisir. Adapun yang menjadi faktor penghambat Badan
tersebut dalam melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999
adalah (1) kurangnya profesionalisme dari pengurus; (2) belum memadainya
fasilitas yang ada, dan (3) pola kepemimpinan yang kurang partisipatif.
Sedangkan faktor pendukung badan tersebut dalam melaksanakan tugasnya
adalah adanya dukungan politik dari Pemerintah Kabupaten Sleman atas
kebijakan-kebijakan yang diambil badan tersebut. Kata-kata kunci : Pelaksanaan
Undang-undang, Badan Amil Zakat, Kesejahteraan Masyarakat.
Konflik dalam pelaksanaan pembayaran zakat fitrah di Dusun Pendem Sidomulyo Pengasih
Kulon Progo
Penulis

Sutardjo
Pembimbing: Dr. J. Nasikun

INTISARI : Zakat fitrah sebagai sebuah ibadah mahdhoh bagi umat Islam, diakui
kemanfaatannya bagi kemaslahatan umat. Dengan zakat itu menambah perekat

interaksi umat, khususnya bagi si miskin dengan si kaya, dengan zakat fitrah
pula akan melahirkan integrasi antar kelompok dalam masyarakat. Satu hal yang
mengundang pertanyaan, di sebuah dusun relatif kecil, sementara hampir semua
warganya beragama Islam, yaitu di dusun Pendem, Sidomulyo, Pengasih, Kulon
Progo dalam pelaksanaan zakat fitrah terdapat 3 versi, 2 versi diantaranya telah
berlangsung berpuluh tahun hingga kini, sedang 1 versi yang lain berlangsung
sejak tahun 1970 an. Tiga versi pelaksanaan zakat fitrah tersebut yakni :
membayar zakat fitrah kepada dukun, membayar zakat fitrah kepada kaum Rois,
dan yang terbaru adalah membayar zakat fitrah lewat Panitia untuk fakir miskin.
Dengan metode penelitian kualitatif model paradigma naturalistik untuk
mengungkap permasalahan mengapa dalam masyarakat yang mayoritas
beragama Islam di dusun yang relatif kecil terdapat tiga versi pembayaran zakat
fitrah yang berbeda dalam pelaksanaannya, serta faktor-faktor yang melatar
belakangi terjadinya perbedaan tersebut. Diungkap pula fenomena yang terjadi
ditengah masyarakat Islam nahdhiyin tradisionil dapat menerima upaya
pembaharuan cara pembayaran zakat fitrah sesuai dengan syari yang dibawa
oleh kelompok pembaharu yaitu warga Muhammadiyah. Diketemukan dari hasil
penelitian sebagai berikut : 1. Perbedaan cara pembayaran zakat fitrah
dikarenakan kurangnya pemahaman keagamaan, hingga pemaknaan terhadap
zakat fitrah tidak lagi seperti syari. 2. Adapun yang melatar belakangi terjadinya
perbedaan cara pembayaran zakat fitrah adalah faktor kultur masyarakat
pedesaan, faktor kepentingan, dan kurang intensifnya dawah agama. 3. Dawah
persuasif bil hikmah bukan mencari lawan tetapi memperbanyak kawan dari
kalangan Muhammadiyah, dengan akhlak karimah, contoh amalan serta
keterlibatan putra-putri warga dan pengaruh lembaga-lembaga pendidikan yang
ada, akhirnya dapat diterima juga ditengah masyarakat nahdhiyin, meskipun
perlu waktu secara perlahan. Kata-kata kunci : Konflik pelaksanaan zakat fitrah, 3
versi zakat fitrah. Visi

Persepsi dan pemaknaan masyarakat umat Islam tentang zakat harta :: Penelitian di kauman
Yogyakarta
Penulis

Djupri, M
Pembimbing: Dr. Heru Nugroho

INTISARI : Kesdaran rnasyarakat umat Islam Kaurnan Y ogyakarta dalam


menunaikan zakat hartid relatif sangat tinggi, namun demikian belum
memberikan kontribusi yang memadai seperti yang diharapkan Islam yaitu untuk
mengentaskan kemiskinan. Persoalan inj sangat penting untuk mengungkap
bagaimana sebenarnya fakor-fakor dorninan yang mempengaruhi persepsinya
dan apa pemaknaan yang diberikan agar dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan halitatif dimana yang diperlukan
berupa data deskriptif berbentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Data yang terkumpul ditafsirkan, dianalisis dan
di interpretasikan. Temuan hasil penelitian bahwa kesadaran rnasyarakat Islam
Kaurnan Yogyakarta dalam menunaikan zakat hartanya dipengaruhi oleh faktorfaktor dominan berupa: 1 ) Landasan transendental keagamaan hanya Al-Quran

dan Hadits. 2) Pola struktur pemikiran masyarakat yang poly sentris. Sedangkan
sebab zakat harta di Kauman Yogyakarta belum memberikan kontribusi yang
memadai disebabkan adanya pemaknaan tertentu yang s e w o pemional
menghambat pendayagunaan zakat harta.

Bias-bias pembayaran zakat di masyarakat muslim :: Aspek kultural dan struktural


Penulis

Pribadi, Moh
Pembimbing: Dr. Heru Nugroho

INTISARI : T s s ini disusun untuk membahm fenomena pengamalan zakat yang


tampak ei tidak tepat karena mekanimenya di masyarakat muslim. Mekanisme
itu di antaraaya adalah pembayaran d a t oleh para muzakki kepada para guru
ngaji, dukuu. dan modin. Mekanisme seperti itu mernberikan kesan adanya biasbias pengamalan zakat, karena dana zakat cenderung dinikmati oleh orangperorarig yang menerima &at dari muzakki sesuai pilihannya, sehmgga
menyimpang dari para mustahiknya Untuk m e m b h fenomem peiigamalan
zakat tersebut studi ini menggunakan pendekatan Berger tentang realitas sosial.
Dikatskan bahwa kensosial terjadi

Anda mungkin juga menyukai