Anda di halaman 1dari 45

PENERAPAN SMK3 PROYEK

( Disampaikan pada Acara SOSIALISASI K3 WILAYAH NAD)

Banda Aceh : 06 Mei s/d 07 Juni 2008


OLEH

Ir. Moch. Afianto Faisol


( Team Leader Paket BANDARA SIM ACEH)

PENGERTIAN
K3 = Keselamatan & Kesehatan Kerja
UU, Keppres, Permenaker,Peraturan
Spesialisasi (Teknik Sipil, Medis, Hukum,
Sosial, Manajemen)
Standar OHSAS 18001 : 1999 , 2007

DASAR HUKUM K3
(UU NO.1 Tahun 1970, tentang
Keselamatan Kerja)
Pasal 13 :
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan

(UU No.13 Tahun 2003, tentang


Ketenaga-kerjaan)
Pasal 87 :
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

POKOK2 KEBIJAKAN PEMPROV


NAD & BRR DALAM BIDANG K3
Sesuai dgn UU No I Thn 1970 ttg Keselamatan Kerja, UU No 3 Thn 1992 ttg
Jamsostek & UU No 13 Thn 2003 ttg Ketenaga-kerjaan yg dikaitkan dgn
potensi bahaya tempat kerja dlm wilayah NAD & di lingkungan Bapel BRR
NAD-Nias, maka Pemprov NAD dan Bapel BRR NAD-Nias, menyatakan
komitmen dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) sebagai
berikut :
1.
K3 adalah unsur yg tidak dapat dipisahkan dari semua jenis kegiatan
kerja, sehingga Pemprov NAd & Bapel BRR NAD-Nias, akan selalu
memberi perhatian dan dukungan untuk terciptanya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam wilayah NAD dan lingkungan BRR NAD-Nias
2.
Tanggung jawab untuk terwujudnya K3 terletak pada semua pemberi kerja
dan pegawai dari semua jenjang kepangkatan, oleh karenanya :
a. Setiap pemberi kerja / pegawai harus mengamankan semua pekerjaan
yang dilaksanakan sehingga aman bagi pegawai, orang lain dan
lingkungannya.
b. Penegakan aturan / syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan bagian dari pembinaan bawahan oleh pimpinan unit kerja
masing-masing.

POKOK2 KEBIJAKAN PEMPROV


NAD & BRR DALAM BIDANG K3
3. Semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pelaksanaan suatu
pekerjaan wajib mematuhi ketentuan-ketentuan dibidang K3.
4. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam dan Badan Pelaksana BRR
NAD-Nias sangat mengharapkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat
Aceh dalam mengimplementasikan pelaksanaan K3, guna terciptanya
ketenangan kerja dan ketenangan berusaha.

GUBERNUR NAD

IRWANDI YUSUF

Banda Aceh ; 18 Maret 2008


KABAPEL BRR NAD-NIAS

KUNTORO MANGKUSUBR OTO

Edaran Kabapel BRR ttg K3


No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008
1. Proyek yg berkualitas = proyek yg memenuhi : Sesuai kontrak,
tepat waktu & biaya, nihil kecelakaan & PAK dan prosesnya sesuai
aturan & ketentuan yang berlaku.
2. Penerapan K3 semua kegiatan yg rentan bahaya, mengancam
keselamatan, menimbulkan PAK & rugikan asset . Penerapan
diberlakukan pada pegawai Bapel, Satker maupun Kontraktor yang
menjadi rekanan BRR NAD-Nias. Pengawasan bersifat melekat
setiap jabatan.
3. Seluruh Deputi Sektoral harus mendukung & K3 jadi issue penting,
dibahas setiap pertemuan / pengawasan dilapangan serta unsur
penilaian kinerja kontraktor dan konsultan supervisi.

Edaran Kabapel BRR ttg K3


No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008
4. Seluruh Ka.Regional & Ka. Distrik ditugaskan memantau
penerapan K3 dilingkungannya, berikan teguran kepada
Ka.Satker/PPK bila tidak melaksanakan & jadikan K3 salah satu
agenda setiap rapat/ pengawasan
5. Pihak Satker/PPK, tidak cukup cantumkan K3 & Jamsostek saja
dalam kontrak kerja tetapi harus diawasi tiap hari dilapangan,
berikan teguran bila melanggar & K3 indikator kinerja pihak tsb.
6. Deputi Operasi ditugaskan untuk Audit K3, buat evaluasi sisdur,
lakukan sosialisasi/pelatihan, buat laporan, berikan reward
7. Semua pegawai BRR termasuk pegawai Satker/PPK, harus
dilindungi Jamsostek ( JKK, JK dan JPK)

Edaran Kabapel BRR ttg K3


No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008
8.

Semua pegawai BRR NAD-Nias dan pegawai Satker/PPK


melakukan Monev & Audit proyek harus pakai Helm dan Sepatu
Boot

9.

Anggaran untuk pelaksanaan kebijakan ini dialokasikan dari DIPA


masing-masing Satuan Kerja.
Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias

Kuntoro Mangkusubroto

TUJUAN PELAKSANAAN PROYEK

Biaya
Pekerjaan
Waktu
SDM, Sarana & Lingkungan

=
=
=
=

Efisien
Bermutu
Sesuai Jadwal
Sehat & selamat

ARAH
ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMBINAAN
PEMBINAAN
K3
K3

TERSELENGGARANY
A
STANDAR

Di Tempat Kerja

Aman
Sehat
Ramah
lingkungan
Nihil Kecelakaan
Peningkata
n
produktifit
as

MENGAPA K3 PERLU
1. Keharusan Undang-Undang & Permenaker.

- UU No: 1 Thn 1970, ttg Keselamatan Kerja


- UU No. 3 Thn 1992, ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- UU No : 13 Thn 2003, ttg Ketenaga-kerjaan
- Permenaker R.I No. Per-01/MEN/1980 ttg K3 Konstruksi Bangunan
- Permenaker R.I No. Per-05/MEN/1996, ttg Sisitem Manajemen K3
- Permenaker R.I No. Kep-1135/MEN/1987, ttg Bendera K3
- Kepres R.I No.22 Thn 1993, ttg Penyakit yang timbul akibat kerja
- Permenaker R.I Lainnya

2. Keutuhan dan kebahagian keluarga.


3. Kepastian keuntungan bisnis
- Tidak ada gangguan pada proses kegiatan.
- Efisiensi biaya operasi.
- Citra Perusahaan/badan/lembaga
- Tidak ada tuntutan hukum.
4. Kerugian Sosial.
- Gangguan terhadap fasilitas umum.
- Biaya sosial yang ditanggung masyarakat
5. Kebutuhan banyak pihak, negara dan masyarakat.

ASPEK-ASPEK KEGIATAN
YANG MEMERLUKAN K3
1. PEKERJAAN & CARA KERJANYA :
- APD, Metoda yg berlaku, Cara gunakan Alat , Operasi Mesin, Rambu, Izin area,
Pelatihan pekerja, posisi tubuh, Keseriusan bekerja, dll

2. MATERIAL YANG DIGUNAKAN :


- Wadah ( Kondisi/Lebel), Gudang, P3K, Serapan Tumpahan, Cara Simpan, dll
3. MESIN /PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
- Alat pengaman, Kondisi mesin, bebas ceceran, tanda service, tombol darurat,
Instruksi pengoperasian., mobilisasi alat berat dll

4. LINGKUNGAN KERJA :
- Bebas tumpahan, Jalur bebas rintangan, penempatan barang, Penerangan,
Ventilasi, APAR,( Mudah dilihat & Kondisi), Jalur evakuasi, Polusi, Kamtibmas,dll

KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan timbul karena ada sebab musababnya
( Perbuatan

x kondisi tdk aman )

Perbuatan x kondisi tdk aman = Kesalahan manusia.


Kesalahan Manusia dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
- Tingkat Ketrampilan / Skill
-

Prosedur & Metoda kerja


Lingkungan kerja
Peralatan Kerja
Adat Kebiasaan

- Ketaatan pada Peraturan dan Ketentuan yg berlaku

KECELAKAAN
KERJA
Korban jiwa
Kerusakan
Kerugian
Penderitaan
Citra

Konsekuensi dari
Penyimpangan
Standar K3

Tanggung Jawab Kecelakaan


Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
proyek, meliputi :
Penyedia Jasa ( Kontraktor /Pengusaha)
Pengawas ( Mandor, Konsultan Supervisi)
Pekerja
Pemberi Jasa ( Pemilik Pekerjaan /Owner )
Pemerintah ( Disnaker )

IDENTIFIKASI BAHAYA

IDENTIFIKASI BAHAYA ADALAH SALAH SATU


LANGKAH DI DALAM MANAJEMEN K3 DENGAN
TUJUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI APAKAH
BAHAYA MUNGKIN (KESERINGAN) TERJADI DIDALAM
SUATU KEGIATAN PROSES, APA AKIBAT YANG
DITIMBULKAN (TINGKAT KEPARAHAN) DAN
BAGAIMANA BAHAYA TERSEBUT BISA TERJADI

BANYAK CARA DAN PIRANTI DI DALAM IDENTIFIKASI


BAHAYA. SALAH SATU CARA ADALAH MELIHAT
KEJADIAN DARI KEGIATAN OPERASI DENGAN
MENGGUNAKAN CHECK LIST / PEMERIKSAAN /
INSPEKSI ..

Siapa & Kapan Melaksanakan K3


1. Pemerintah & DPR :
- UU, Keppres & Permenaker
- Sosialisasi, Kampanye, Pelatihan, Pengawasan
- Penghargaan dan Sanksi Hukum
2. Pemilik Pekerjaan (Perusahaan/Badan/Lembaga/Dinas)
- Owner Estimate
- Aanwijing
- Pemasukan Penawaran
- Kontrak Kerja
- Termin Pembayaran
- Penghargaan dan Sanksi

Siapa& Kapan melaksanakan K3


3. Penyedia Jasa ( Kontraktor, Konsultan)
- Penawaran ( Biaya dan Sertifikasi, Reward)
- Peraturan,prosedur,Identifikasi Bahaya,Safety Plan, SMK3 dll
- Penerapan dilokasi proyek
a. Alat Pelindung Diri sesuai jenis & kebutuhan
b. Safety Morning, Pelatihan, Kampanye dll
c. Inspeksi , Dokumentasi dll
d. Reward dan Punishment
e. Bukti pembayaran premi Jamsostek
f. Perlengkapan K3 ( Poster, Rambu, Perancah,Bendera,
Barikade, Kotak P3K, APAR, Spanduk, dll )
g. Mobilisasi Alat Berat
i. SOP terhadap operasionalisasi Alat Berat, Pesawat
Angkat/Angkut. dll

Siapa & Kapan melaksanakan K3


4. Mandor, Konsultan Supervisi :
- Mengawasi penerapan dilokasi proyek setiap waktu
- Membuat dokumentasi
- Melakukan evaluasi & perbaikan serta saran/ usul
- Memberikan contoh yg baik & pengarahan2., dll
5. Pekerja :
- Memakai APD sesuai jenis pekerjaan dgn benar
- Mematuhi dan melaksanakan K3 secara konsisten.
- Menolak metoda kerja yg tidak aman & berbahaya
- Memberikan usul, saran untuk perbaikan
6. Serikat Pekerja & Asosiasi Kontraktor :
- Melakukan advokasi K3 bagi pekerja & pengusaha
- Membantu kampanye, sosialisasi, pelatihan ttg K3
- Memperjuangkan perlindungan hukum bagi dunia usaha

Siapa & Kapan melaksanakan K3


7. Aparat Hukum:
- Mengawasi penerapan K3 sebagaimana UU & Permenaker
- Memberikan perlindungan bagi pekerja dan pengusaha
- Menjaga ketertiban unjuk rasa & kerusuhan pekerja
- Memproses tindakan hukum bagi pelanggaran K3
8 Pers ( Media cetak & Elektronik ) :
- Memberitakan penghargaan dan saksi kepada publik
- Membantu sosialisasi dan kampanye K3
- Memberikan usul, saran untuk perbaikan
9. Akademik, Cedikiawan & Komponen Masyarakat Lainnya :
- Memantau penerapan oleh Penyedia Jasa
- Membantu memberikan usul/saran untuk perbaikan
- Mematuhi UU& Permenaker yg berlaku dalam lingkungannya

RUANG LINGKUP K3
Semua kegiatan yang menggunakan tenaga kerja dan
memiliki kerentanan terhadap kecelakaan, yang
dilaksanakan didarat, laut maupun udara.
Jenis kegiatan, dapat berupa, antara lain :
- Konstruksi, Proyek dll
- Industri ( Pabrik, Karoseri, dll)
- Mobilisasi Alat Berat, Kenderaan, Pesawat AA dll
- Pekerjaan Instalasi ( Listrik, Sanitasi, Telkom dll)
- Penanganan limbah, Kimia dll
- Pekerjaan di kantor, rumah sakit dll
- Kegiatan Survey
- Kenderaan angkutan ( Mobil, Pesawat, Kapal dll )
- Pemadam Kebakaran, Evakuasi dll

KOMPONEN K3 YANG PERLU


PERHATIAN DIPROYEK
APD ( Helm, Sepatu, Masker, Sarung Tangan,
Kacamata Pengaman, Body Protector, Rompi,
Safety Belt dll ), tersedia dgn cukup dan kondisi baik
sesuai jenis pek.nya
Perlengkapan K3 ( Bendera K3, spanduk, papan
info K3, Rambu, Barikade, APAR, Obat2an P3K,
Poster, Segitiga Pengaman, Jas Hujan, lampu
malam hari dll ) tersedia dengan cukup dan sesuai
dengan jenis pekerjaan.
Alat Bantu kerja ( Perancah, Tangga, Pesawat
Angkat Angkut, Alat Berat dll ) dalam keadaan aman
dan siap pakai

KOMPONEN K3 YANG PERLU


PERHATIAN DIPROYEK
Peralatan Kerja ( Mesin, Perkakas ) dalam keadaan
baik dan aman
Mobilisasi alat berat, pastikan sesuai ketentuan dan
aman bagi lingkungan.
Safety Plant & Identifikasi bahaya yang dibuat oleh
Kontraktor termasuk Safety Morning
Barak, sanitasi dan air minum pekerja yg hiegines,
aman dan sehat
Pembayaran premi Jamsostek & Sertifikasi
Penanganan emergency ( No.Telp, Sisdur dll)
Pola Pelaksanaan SMK3 ( SOP, Aturan, Pedoman)

POLA PELAKSANAAN K3 PROYEK


PROSES

INPUT

STRATEGI
IMPLEMEN
TASI

- SISDUR
- SOP

-KAMPANYE
- SOSIALISASI

-PELA
TIHAN
OUTPUT

TAR
GET
KINER
JA
K3

POKOK2
KEBI
JAKAN
K3

EVALUASI
&
REKOMEN
DASI

-REWARD
-SANKSI

- INSPEKSI
- AUDIT

PENE
RAPAN

INSPEKSI K3 DI PROYEK
INSPEKSI K3 DALAM PERMENAKER NO. 05/1996 (elemen 4.1) :
Personil --- pengalaman & keahlian cukup
Peralatan & metode --- memadai
Tindakan perbaikan
Catatan inspeksi --- dipelihara & tersedia
Penyelidikan --- dikembangkan
Hasil temuan --- dianalisa & ditinjau ulang ..

INSPEKSI K3 DALAM OHSAS 18002:2000 (klausul 4.5.1, butir d.3) :


Peralatan kerja --- harus diinspeksi
Tempat kerja --- harus diinspeksi
Verifikasi atas hasil inspeksi --- harus dilakukan
Data hasil inspeksi --- dikelola ..

PENYAKIT AKIBAT KERJA


(PAK )
Penyakit yang terjadi akibat kerja dapat
dicegah
Diperlukan kesadaran dan kemauan
PAK dapat menimbulkan kelainan/cacat yang
tidak dapat dipulihkan kembali
Kemungkinan cacat besar
Menyebabkan hilangnya waktu kerja
Penyakit yang timbul/terjadi adalah akibat
tindakan/perbuatan manusia berupa apa yang
dikerjakan, hasil yang dikerjakan, maupun
alat yang dipakai kerja

UPAYA DITUJUKAN
Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Menghindarkan dari gangguan kesehatan
sebagai akibat pengaruh potensi bahaya
yang timbul karena pekerjaan/lingkungan
Meningkatkan kesehatan fisik & rohani
serta kesegaran jasmani
Memberikan pengobatan & perawatan
serta rehabilitasi

UPAYA MENCAKUP
Pemeriksaan kesehatan awal, berkala,
khusus
Pelayanan kesehatan
Penanganan pencegahan &
penanggulangan keadaan darurat
Saran & laporan perencanaan tempat
kerja, gizi kerja
Pembinaan & pengawasan lingkungan

ETIOLOGI PENYAKIT

Golongan fisik
Golongan kimia
Golongan hayati

GOLONGAN FISIK (1)


Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli
Tekanan yang berubah-ubah dapat menyebabkan
penyakit caisson
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit heat
stroke, heat cramp, atau hyperpiera
Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite,
white finger diseases, trench foot, dan lain-lain
Getaran dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi
darah tepi dan gangguan syaraf, antara lain:
syndrome vibrasi, raynoud phenomena, white finger,
low back pain (lumbago), syndrome sciatica dll.

GOLONGAN FISIK (1)


Penerangan lampu yang kurang dapat
merusak daya penglihatan
Sinar infra merah dapat menyebabkan
kekeruhan lensa mata (katarak)
Sinar ultra violet dapat menyebabkan
peradangan mata
Radiasi sinar radio aktif dapat
menyebabkan tumor ganas, kulit, dan
sistem darah lukemia, aplastik animea

GOLONGAN KIMIA
Gas seperti CO, H2S, HCN, amoniak dapat
menyebabkan keracunan pada tenaga kerja
Uap diantaranya uap dari logam yang dapat
menyebabkan penyakit meradang, keracunan, dan
metal fume fever
Larutan/zat kimia dapat menyebabkan kulit
dermatitis dan luka bakar
Debu, penimbunan debu dalam paru-paru,
menyebabkan penyakit: silicious oleh Si2 bebas,
byssinosis disebabkan debu kapas, asbestosis
disebabkan debu asbes, stenosis disebabkan debu biji
timah, siderosis disebabkan debu Fe2O3

GOLONGAN HAYATI
(BIOLOGI)
Cacing dapat menyebabkan
ankylostmiasis, schitosomiasis
Serangga misalnya lebah, kutu, pinjal,
atau nyamuk dapat menularkan penyakit
malaria, filarisasi, dan lain-lain

PENCEGAHAN P A K
Substitusi, mengganti bahan-bahan berbahaya dengan
bahan yang tidak berbahaya tanpa mengurangi hasil dan
mutu pekerjaan
Isolasi, yaitu menjauhkan/memisahkan proses kerja
yang membahayakan/mengganggu
Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu
dengan udara bersih yang dialirkan keruang kerja atau
dengan menghisap keluar
Alat pelindung diri, alat ini dapat berbentuk topi
pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi
baja bagian depan untuk menahan beban berat,masker
khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu
atau gas yang berbahaya, kaca mata khusus, dsb nys

STRES KERJA
Stres merupakan masalah bagi kesehatan
tenaga kerja yang banyak menimbulkan
kerugian materi
Stres merupakan suatu sindrom/kumpulan
gejala yang merupakan respon non spesifik
dari individu terhadap suatu
rangsangan/tuntutan dari lingkungannya
Dalam lingkungan ketenagakerjaan stres
didefinisikan sebagai suatu ketidak
seimbangan yang dihayati antara tuntutan
pekerjaan dan kemampuan individu bila
kegagalan yang terjadi berdampak penting

REAKSI TUBUH
TERHADAP STRESS
Respon psikologik, berupa gangguan jiwa (mudah
tersinggung, konsentrasi menurun, gejala
kecemasan, ketegangan, apatis maupun depresi)
Respon perilaku, berupa perubahan perilaku
(merokok dan minuman keras, menyendiri,
selera makan, perilaku seksual, obat penenang,
agresif, antisosial, lesu kerja)
Respon fisiologis, berupa (sistemjantung
pembuluh darah, sistem pencernaan, nyeri
punggung, sakit kepala, asma, gangguan
menstruasi, sakit pinggang, alergi)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN (P3K)
Bukan mengambil alih tugas dari
petugas medis, melainkan usaha
darurat sebelum petugas medis
datang.
Pertolongan pertama adalah perawatan
yang harus segera diberikan pada
orang yang mengalami cedera atau
sakit mendadak.
Pertolongan pertama tidak melakukan
penanganan medis yang tepat, hanya
berupa pemberian bantuan sementara

PROSES P3K
Identifikasi kerusakan yang terjadi:
seberapa serius luka yang terjadi
Untuk pertolongan pertama itu sendiri
adalah: apa yang harus dilakukan sekarang?
Dalam suatu kedaruratan, penanggulangan
harus segera dilakukan dan untuk hal ini
memerlukan keterampilan
Hubungi secepat mungkin bantuan: kontak
orang yang tepat. Kecepatan seseorang
mendapatkan pertolongan pertama sangat
menentukan terhadap akibat yang
didapatkannya

DASAR DASAR ENAM


TINDAKAN DARURAT

Pernapasan buatan
Penghentian pendarahan
Penanggulangan renjatan (schok)
Perawatan luka dan luka bakar
Perawatan terkilir dan patah tulang
Pengangkutan penderita

MANFAAT K3
A. BAGI PENYEDIA JASA (Owner )
Mengurangi beban biaya proyek
Mengurangi kerugian waktu akibat terlambatnya proyek
Bukti Komitmen Lembaga pada UU & Peraturan
Mengurangi penundaan pengadaan peralatan
Memberikan rasa aman sehingga waktu penyerapan dana
dapat terpenuhi
Adanya garansi terhadap terpenuhinya jadwal, mutu, biaya
dan keselamatan kerja

MANFAAT K3
B. BAGI PEKERJA

Mendapatkan hak mengikuti program asuransi


Menjaga pekerja tetap sehat dan produktip
Keterampilan pekerja berkembang
Dapat bekerja dalam keadaan tenang dan nyaman
Tugas pekerja lebih effesien
Ada jaminan untuk kelangsungan bekerja
Terjalinya kerja sama antara pekerja dgn perusahaan
TK yang mengerti K3 merupakan asset perusahaan

MANFAAT K3
c. BAGI KONTRAKTOR
Ada korelasi yang jelas antara program K3 dgn laba usaha
Dengan menerapkan K3 maka kontraktor akan dapat
mengurangi biaya premi untuk asuransi
Program K3 dapat mengurangi kehilangan waktu
pelaksanaan proyek
Program K3 dapat meningkatkan mutu pelaksanaan proyek
Program K3 dapat meningkatkan citra kontraktor dalam
pandangan penyedia jasa

SANKSI & REWARD K3


DALAM PROYEK

SANKSI :
Teguran lisan
Teguran tertulis
Denda pada termin
Pemutusan kontrak kerja .
REWARD :
Cinderamata / Piagam
Bonus
Mitra kerja dalam proyek lain
Dsb.

SANKSI HUKUM K3
Pelanggaran dari UU No.1 Thn 1970 ttg
Keselamatan Kerja dan UU No. 13 Thn
2003
ttg Ketenaga-kerjaan, dikenakan sanksi
:
a.

Pidana = Kurungan Badan +


Denda
b.
Administratif.
- Teguran
- Peringatan
Tertulis
- Pembatasan Usaha - Pembekuan
- Pencabutan Izin
Pembatalan Kontrak
- Dll.

K3
Sukses

Terima
kasih &
Sampai
Jumpa Lagi

Anda mungkin juga menyukai