Anda di halaman 1dari 17

ASSESSMENT OF PAIN

penderita LSS menunjukkan rasa sakit yang luas pada punggung hingga
ekstremitas bawah.
Untuk penelitian ini, telah ditentukan bahwa sakit yang dirasakan terjadi cukup
sering atau hampir setiap hari selama sebulan
Keparahan rasa sakit diukur sebagai sakit rata-rata pada bulan sebelumnya
berdasarkan numeric rating scale (NRS)

numeric rating scale (NRS)

dibagi menjadi beberapa subgroup: ringan, sedang, dan parah.

Menurut penelitian sebelumnya skor NRS :


- 1-4 untuk rasa sakit yang ringan
- 5-6 untuk sedang
- 7-10 untuk parah.

rasa sakit dikategorikan kedalam 4 kelompok


berdasarkan lokasi dan keparahan:

Rasa sakit yang ringan sampai sedang pada kaki atau punggung

Rasa sakit yang parah pada punggung dan rasa sakit sedang pada kaki

Rasa sakit yang parah pada kaki dan ringan-sedang pada punggung

Rasa sakit pada punggung dan kaki, dua2nya parah

MEASUREMENT OF 25-HYDROXYVITAMIN D (25OHD)

Setelah semalaman puasa, sampel darah diambil diantara jam 8.30 dan 9.30
pagi untuk memperbaiki circadian variation

serum 25-OHD diukur pada 350 pasien dengan pengujian radioimmuno

Koefisien variasi (CV) dari intra-assay kurang dari 12.5% dan CV inter-assay
kurang dari 11.0%(34).

defisiensi vit D didefinisikan sbg kadar 25-OHD yang kurang dari 20 ng/ml
(50nmol/L)

insuffisiensi vit D: kadar 25-OHD 21-29 ng/ml

kadar normal dalah diaras 30 ng/ml (75 nmol/L)

ASSESSMENT OF BONE METABOLISM

Bone mineral density (BMD) (massa jenis mineral tulang) pada semua lumbar,
pinggul, dan leher tulang paha diukur dengan dual-energy x-ray
absorptiometry

Pengukuran serum termasuk alkaline fosfat (ALP) dan osteocalcin sebagai


penanda terjadinya pembentukan tulang, dan c-terminal telopeptide dari
collagen tipe I (CTx) sebagai penanda penyerapan

ALP diukur dengan menggunakan metode enzimatik dan koefisien variasi

Nilai CV pada CTx adalah 2.97% dan 1.51% pada level plasma 0.32 dan 2.77 mg/L,
berturut-turut. Nilai CV untuk osteocalcin adalah 0.97% dan 1.06% pada level
plasma 25.3 dan 84.1 mg/L, berturut-turut

Sociodemographic data

Menaksir
Karakteristik sociodemografik pada interview termasuk usia, jenis
kelamin, dan jenjang pendidikan. Tinggi dan BMI diukur, dan dikaegorikan
sbb: <23(normal;termasuk kekurangan BB); 23 sampai <25(kelebihan BB), dan
25 kg/m2 (obesitas) pada populasi asia.

Med. History

Riwayat kesehatan diperoleh dari pasien dengan menggunakan kuisioner


terstandard.

Daerah tempat tinggal and kecacatan fungsional


oleh Oswestry Disability Index Scores

Daerah tempat tinggal ditanyakan dan dichotomized sebagai kota dan


pedesaan sesuai dengan penelitian sebelumnya. Cacat fungsional diukur
dengan versi tervalidasi Oswestry disability index (ODI) (version 2.0) dari
korea dengan rentang skor dari 0-100, yang mana sering dipakai untuk pasien
LSS.

Paparan sinar matahari dan musim


Tanggal pengukuran serum 25-OHD direkap dan dikategorikan saat musim semi
(maret-mei), musim panas (juni-agust), gugur (sep-nov), dan musim dingin (feb
and dec). Paparan sinar matahari sesuai dengan penelitian sebelumnya sebagai
skala 5-poin;
skor 1 untuk pasien yang menghindari sinar matahari
skor 5 untuk pasien yang terpapar sinar matahari rata2 lebih dari 30 menit
sehari.

STATISTICAL ANALYSIS

Variabel independent (bebas) termasuk rasa sakit dan covariates


dikategorikan seperti pada yang telah ditunjukkan (tabel 1).

memeriksa hubungan dengan variabel lain, cacat fungsional dan bone markers
(maksudnya kayak ALP , osteocalcin,CTx tadi, itu bone markers) dibagi
menjadi 3 kategori berdasarkan pada prosentase ke33 dan ke66

Analisis Univariate logistic regression digunakan untuk mengidentifikasi rasio


ganjil (?) dan nilai P untuk masing2 variabel independent untuk defisiensi vit
D (tabel1).

Untuk menemukan hubungan antara rasa sakit dan covariat lain, data
diberikan sesuai dengan rasa sakit (tabel 2), kemudian, analisis chi-square
untuk kategori variabel dan analisis dari tes kevariatifan untuk variabel
kuantitatif telah dilakukan.

Model Multivariate logistic regression digunakan untuk menemukan hubungan


antara rasa sakit dan defisiensi vit D (tabel 2).

Kategori rasa sakit dari ringan-berat dijadikan sebagai kelompok acuan

Variabel2 yang secara signifikan berhubungan dengan defisiensi vit D pada


analisis univariate (p<0.10) kemudian dimasukkan pada analisis multivariat
menggunakan model logostoc regression

Untuk mengidentifikasi hubungan antara kategori rasa sakit dan metabolisme


tulang (osteoporosis, CTx, OSTEOCALCIN, DAN alp), SISTEM BINER MULTIVARIAT
ATAU analisis logistic regression dilakukan dengan penyesuain umur, jenis
kelamin, dan BMI. Semua analisis statistik dilakukan dengan SPSS 17.0.0. nilai
p<0.05 dinilai signifikan.

HASIL

Karakteristik pasien dan prevalensi


defisiensi vit D

Total
350 pasien diikutkan dalam penelitian. Rata-rata usia pada populasi
penelitian adalah 66.1 tahun (rentang, 50-79). 268(76.6%) wanita dan 82
(23.4%) pria. Semua pasien dari etnik yg sama. Level rata-rata dari serum 25OHD adalah 15.9 7.1 ng/ml (rentang, 2.5-3.6). dari pasien yang ikut serta,
74.3% (260 dari 350) defisiensi vit D, 22.9% (80 dari 350) insufficient vit D,
dan hanya 2.9% yang normal (tabel 3)

Hubungan variabel dengan defisiensi


vit D

Analisis Univariate logistic regression menunjukkan peningkatan prevalensi


defisiensi vit D berdasarkan riwayat kesehatan, daerah tempat tinggal,
paparan sinar matahari, dan rasa sakit (tabel1). Detailnya, prevalensi dari
defisiensi vit D meningkat scr signifikan pada pasien dengan

Medical comorbidity (sakit-sakitan?)

Tempat tinggal didaerah perkotaan

Paparan matahari rendah

Rasa sakit parah pada punggung dan kaki (P<0.05)

Prevalensi dari defisiensi vit D tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kel, BMI,
tingkat pendidikan, musim saat sampel darah diambil, dan cacat fungsional
(ODI score)

Hubungan antara rasa sakit dengan variabel


lain termasuk metabolisme tulang

Rasa sakit sgt berhubungan dg paparan sinar matahari (P<0.05). covariat lain,
termasuk kecacatan (p=0.169), tidak berhubungan dengan rasa sakit (tabel 2).
Rasa sakit yang parah pd punggung dan kaki juga berhubungan dengan
kejadian osteoporosis dan tingginya kadar CTx setelah dilakukan penyesuaian
umur, jenkel, dan BMI

Prevalensi dari defisiensi vit D


berdasarkan kategori rasa sakit

Setelah beberapa penyesuain, sebagian besar kategori rasa sakit parah


berhubungan erat dengan meningkatnya prevalensi dari defisiensi vit. D.
Setelah penyesuain untuk riwayat kesehatan, tempat tinggal, dan skor
paparan sinar matahari, hubungan antara rasa sakit dan defisiensi vitamin D
tetap signifikan, meskipun pada kategori parah tidak menunjukkan
peningkatan yg signifikan terhadap odds ratio (?) untuk defisiensi vit D jika
dibandingkan dengan kategori ringan dan sedang (p=0.068)

Anda mungkin juga menyukai