Anda di halaman 1dari 4

1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN


NOMOR : 353/Kpts/KB.510/6/2003
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA SURAT KEPUTUSAN MENTERI PARTANIAN
NOMOR 333/Kpts/KB.510/6/1986 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PIR TRANS
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang

: a. bahwa instruksi Perisiden Repoblik Indonesia Nomor 1


Tahun 1986 tentang pengembangan Perkebunan dengan
Pola Perusahaan inti Rakyat yang dikaitkan dengan
program transmigrasi, telah ditindak lanjuti dengan surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 333/Kpts/KB.510/6/1986 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan
Perkebunan Dengan Pola PIR-TRANS;
b. bahwa dalam pelaksanaan pengembangan perkebunan
dengan pola PIR-TRANS dimaksud dilapangan telah
terjadi permasalahan mengenai perimbangan areal
perusahaan inti dan plasma yang diakibatkan antara lain
lahan tidak tersedia, lahan diokupasi oleh masyarakat,
lokasi proyek berada di daerah konflik, lahan berpasir dan
lain-lain;
c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut diatas, dipandang perlu
mengubah Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
333/Kpts/KB.510/-6/1986 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengembangan Perkebunan Dengan Pola PIR-TRANS;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


PeraturanDasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1972 tentang Ketentuan
Pokok Transmigrasi (Lembaran Negara Tahun 1972
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2988);
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3888);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1973 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi ( Lembaran Negara Tahun
1973 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3016);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negar Nomor 3952);
8. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1980 tentang
pemanfaatan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
Untuk Usaha Patungan Dalam Rangka Penanaman Modal
Asing);
9. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 tentang
pembentukan Kabinet Gotong Royong;
10. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang
kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen;

2
11. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen;
12. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1986 tentang
pengembangan Perkebunan Dengan Pola Perusahaan Inti
Rakyat Yang Dikaitkan Dengan Program Transmigrasi;
13. Keputusan Menteri
14. Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
01/Kpts/OT.210/1/2001 jo Keputusan Mentri Pertanian
Nomor 354.1/Kpts/OT.210/6/2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Pertanian;
15. Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
99/Kpts/OT.210/2/2001 juncto Keputusan Mentri Pertanian
Nomor 392/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Kelengkapan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;
16. Keputusan menteri Pertanian Nomor 516/Kpts/OT.210/10/2001 tentang Restrukturisasi Usaha Perkebunan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: KEPUTUSAN
MENTRI
PERTANIAN
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA SURAT KEPUTUSAN MENTERI
PERTANIAN NOMOR 333/Kpts/KB.510/6/1986 TENTANG
TATA
CARA
PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN
PERKEBUNAN DENGAN POLA PIR-TRANS.
Pasal 1
1. Mengubah ketentuan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 333/Kpts/KB.510/6/1986 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengembangan Perkebunan dengan Pola
PIR-TRANS, sebagai berikut :
a. Pasal 4 ayat (1), Pasal 6 ayat (2), Pasal 14 ayat (1),
Pasal 16 ayat (1), Pasal 18 ayat (2), Pasal 19 ayat (2),
Pasal 22 ayat (1), dan Pasal 23 kata-kata Direktur
Jenderal Perkebunan sehingga menjadi Direktur
Jeneral Bina Produksi Perkebunan.
b. Pasal 4 ayat (3), menjadi sebgai berikut :
(3) Koordinasi
pembinaan
proyek
PIR-TRANS
dilaksanakan dalam wadah :
a. Di tingkat Pusat : Tim Koordinasi PIR-TRANS
yang dibentuk dengan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 183/Kpts/KP.150/4/1986 juncto
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
485/Kpts/KP.150/6/1996 tentang Tim Koordinasi
Pengembangan Perkebunan Dengan Pola PIR
yang dikaitkan Dengan Program Transmigrasi;
b. Di tingkat Propinsi : Tim Pembina Proyek
Perkebunan Proyek (TP3P) yang dibentuk oleh
Gubernur dengan berpedoman pada Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 667/Kpts/KB.510/101985 tentang Pembinaan Proyek
Pengembangan Perkebunan;
c. Di tingkat Kabupaten : Tim Pelaksana Proyek
Perkebunan Kabupaten (TP3K) yang dibentuk
oleh Bupati dengan berpedoman pada Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 667/Kpts/KB.510/101985 tentang Pembinaan Proyek
Pengembangan Perkebunan;
c. Pasal 7 ayat (5), menjadi sebgai berikut :

(5) Para calon petani peserta penempatan baru yang


berasal dari para transmigrasi memperolah bantuan
(jaminan) hidup
sebagai transmigrasi dan
dibebankan pada anggaran Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigarasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pasal 10 ayat (2), menjadi sebagai berikut :
(2) Lahan yang disediakan dalam proyek PIR-TRANS
terdiri dari :
a. Lahan untuk kebun inti dan kebun plasma yang
perimbangan luasnya antara 20 : 80 atau dapat
sisesuaikan dengan kondisi setempat;
b. Penyesuaian perimbangan lahan kebun inti dan
plasma sebagaimana dimaksud pada butir a
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Produksi
Perkebunan berdasarkan criteria/persyaratan
yang berlaku setelah menerima usulan dari
perusahaan inti.
e. Pasal 12 ayat (4), menjadi sebagai berikut :
(2) Biaya pembangunan kebun plasma yang diambil
alih oleh Bank Pemerintah dan Bank-bank lainnya
yang disetujui oleh Bank Indonesia sebagaimana
dalam ayat (2) terdiri dari biaya pembangunan
kebun plasma dari tahap persiapan sampai pada
saat penyerahan kebun
plasma termasuk bunganya, yang jumlahnya
dihitung berdasarkan unit cost ditambah overhead
cost dan jasa manajemen sebesar 15% (lima belas
persen), ditetapkan dan dapat ditinjau setiap tahun
oleh Menteri Keuangan dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala
Bappenas.
f. Menambah ayat (5) pada Pasal 12 sebagai berikut :
(5) Biaya pembangunan kebun plasma (unit cost) yang
diambil alih oleh Bank Pemerintah dan bank-bank
lainnya yang disetujui oleh Bank Indonesia
sebagaimana oleh ayat (4) ditetapkan oleh
BAPPEDA dan Kanwil Anggaran Propinsi
bersangkutan
semenjak
Tahun
Anggaran
1999/2000 sesuai surat bersama Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala
Bappenas
Nomor
S668/MK.017/1998 dan Nomor S-7018/MK/12/1998
tanggal 31 Desember 1998.
g. Pasal 13 ayat (2), sehingga menjadi sebagai berikut :
(2) Kebun plasma diserahkan kepada petani peserta
pada saat tanaman mencapai umur menghasilkan
menurut jenis tanaman dan memenuhi standar fisik
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina
Produksi Perkebunan sera petani peserta yang
bersangkutan telah menandatangani akad kredit

4
dari Bank Pemerintah, dengan ketentuan bahwa
dalam hal proyek PIR-TRANS dengan tanaman
kelapa sawit dan kelapa hibrida pada tahapan
permulaan berproduksi, yaitu pada tahun ke-4.
2. Ketentuan lain dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 333/Kpts/KB.510/6/1986 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengembangan Perkebunan dengan Pola
pir-trans, dinyatakan masih tetap berlaku.

Pasal II
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 April 2003
MENTERI PERTANIAN,
ttd.
PROF.DR.IR BUNGARAN SARAGIH, M.Ec

SALINAN keputusan ini disampaikan kepada :


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Keuangan;
5. Menteri Kehutanan;
6. Menteri Perindusterian dan Perdagangan;
7. Menteri Negara Koprasi, Usaha kecil dan Menegah;
8. Menteri Negara Parencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas;
9. Gubernur Bank Indonesia;
10. Direksi PT. Permodalan Nasional Madani (Persero);
11. Ketua Badan koordinasi Penanaman Modal;
12. Kepala Badan Pengawasa Keuangan dan Pembangunan;
13. Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai