1.4 Klasifikasi
1.4.1. Anemia hemolitik AutoImun (AIHA)
1) AIHA tipe hangat: diperantarai oleh IgG. Berikatan dengan antigen di
permukaan eritrosit pada suhu tubuh.
a. Idiopatik
b. sekunder: leukimia limfosistosis kronis, limfoma, lupus eriematosus
sistemik
2) AIHA tipe dingin: diperantarai oleh IgM, berikatan dengan antigen
permukaan sel eritrosit pada suhu dibawah suhu tubuh.
a. idiopatik
b. sekunder: Mycoplasma, mononukleosis, keganasan limforetikuler
3) Paroxysmal cold hemoglobinuria:
a. Idiopatik
b. sekunder: sifilis
4) AIHA atipik
a. AIHA tes antiglobulin negatif
b. AIHA kombinasi tipe hangat dan dingin
1.4.2. AIHA diinduksi Obat: golongan penisilin, kinin, kuinidin, sulfonamid,
sulfonilurea,
tiazid,
metildopa,
aminosalisilat (aspirin)
1.4.3. AIHA diinduksi aloantibodi:
a. reaksi hemolitik transfusi
nitrofurantoin,
fenazopiridin,
asam
Insidensi terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering pada dewasa
terutama wanita.
Gejala kardiovaskular
Dipsnea
Mekanisme: anemia kompensasi jantung untuk membawa O2 ke
jaringan lebih banyak sesak
Gejala hemolitik
Ikterik 40% pts
Mekanisme: hemolisis (prehepatik) bilirubin indirek ikterik
Purpura
Mekanisme perdarahan ekstravaskular purpura
Demam; terjadi pada krisis hemolitik akut
Urin berwarna gelap karena hemoglobinuria
Gejala organomegali
Splenomegali 50-60% pts
Mekanisme: peningkatan penghancuran RBC di limpa splenomegali
Hepatomegali pada 30% pts
Mekanisme: peningkatan penghancuran RBC di hati hepatomegali
Akrosianosis
Mekanisme: pajanan suhu dingin inisiasi hemolitik perfusi O2 jaringan
minimal ekstrimitas biru karena iskemik
Jaundice
Mekanisme: hemolitik prehepatik bil indirek kuning
Splenomegali
Mekanisme: peningkatan penghancuran RBC di limpa splenomegali
CBC
Anemia berat; Hb sering di bawah 7 g/dL
Mekanisme: karena hemolitik agresif
Retikulosit meningkat; 10-30% (200-600 x 103/L)
Mekanisme: hemolitik retikulositosis
Leukositosis neutrofil
Mekanisme: pada keadaan krisis hemolitik akut
Kimia darah
Hemoglobinemia
Mekanisme:
lisis
SDM
agresif
hemoglobin
bebas
SDM
agresif
hemoglobin
bebas
hemoglobinemia
Urin
Hemoglobinuria
Mekanisme:
lisis
hemoglobinemia hemoglobinuria
Blood smear
Microspherocytosis; area tengah RBC terlihat pucat pada pewarnaan
blood film
Mekanisme: rusaknya membran RBC masuknya air dan ion
microsperosit
Serologi
CBC
Anemia ringan, Hb 9-12 g/dL
Blood Film
Polikromatosis; sel darah merahberwarna biru pada pewarnaan blood film
Mekanisme: karena adanya sel darah merah yang imatur
Serologi
Tes Coombs direks positif; terdeteksi komplemen
Jika ada, tes Coombs indireks akan mendeteksi IgM
Ditemukan anti-I(pada newborn), anti-Pr, anti-M, atau anti-P
melekat pada sel-sel reagen, dan dapat direaksikan dengan antiglobulin sera
dengan terjadinya aglutinasi.
Reaction with
Anti-IgG
Anti-C3
Yes
Yes
No
No
Yes
Yes
Penyebab
Antibodi terhadap protein Rh, hemolisis karena -metildopa atau penicilin
Antibodi terhadap antigen glikoprotein, SLE
Reaksi antibodi tipe dingin (aglutinin atau antibodi Cold-Landsteiner),
terkait obat, antibodi IgM, antibodi IgG afinitas rendah, aktivasi komplem
kompleks imun
Diagnosis banding
1. Anemia megaloblastik
2. Talasemia mayor
3. Malaria
Penatalaksanaan
1. AIHA tipe hangat
Semua penyebab yang mendasari AIHA harus di tangani dan semua obat yang
menyebabkan harus di hentikan.
Terapi transfusi untuk kondisi yang mengancam jiwa (misal Hb < 3g/dL)
Splenektomi; bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan
tappering dosis selama 3 bulan. Remisi komplit pasca splenektomi mencapai
50-70%. Steroid masih sering digunakan setelah splenektomi.
terjadi intravaskular
Pada anemia simtomatik parah; transfusi konsetrat washed red cell untuk
mencegah infusi komplemen tambahan.
Komplikasi
1. AIHA tipe hangat
Gagal ginjal, DVT, emboli paru, infark limpa, dan kejadian cardiovaskular lain.
2. AIHA tipe dingin
-Prognosis
1. AIHA tipe hangat
Pasien dengan sindrom kronik akan memiliki surival yang baik dan cukup
stabil.
I.
MANIFESTASI KLINIS
Penegakan
diagnosis
anemia
hemolisis
memerlukan
anamnesis
dan
pemeriksaan fisis yang teliti. Pasien mungkin mengeluh kuning dan urinnya
kecoklatan seperti warna teh pekat, meski jarang terjadi. Riwayat pemakaian obatobatan dan terpajan toksin serta riwayat keluarga merupakan informasi penting yang
harus ditanyakan saat anamnesis.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan :
perlu dicari saat anamnesis dan pemeriksaan fisik hal-hal yang bersifat khusus untuk
anemia hemolisis tertentu. Misalnya, ditemukannya ulkus tungkai pada anemia sickle
cell.
Penyakit hemolitik gejala-gejalanya dapat didasarkan atas 3 proses yang juga
merupakan bukti bahwa ada hemolisis :
DIAGNOSIS
Penegakkan
diagnosa
anemia
hemolitik
berdasarkan
dari
anamnesis,
DIAGNOSA BANDING
- Anemia Pasca Perdarahan
- Leukimia
PENGOBATAN
pada
dasarnya
dengan
PROGNOSIS
Prognosis pada pasien dengan anemia hemolitik tergantung pada penyakit
yang mendasari. Pada pasien dengan anemia hemolitik autoimun tipe hangat , hanya
sebgaian kecil pasien yang mengalami penyembuhan komplit dan sebagian besar
memiliki perjalanan penyakit yang berlamgsung kronik, namun terkendali.
Sedangkan pada pasien dengan anemia hemolitik autoimun tipe dingin dengan
sindrom kronik akan memiliki survival yang baik dan cukup stabil
VI.
PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan dapat berupa:
Daftar Pustaka
Charles H. Packman, John P. Leddy. 1995. Aquired Hemolytic Anemi dueto WarmReacting Autoantibodies; in Williams Hematology, Editors Ernest Beutler,
Marshall A.Lichtman, Barry S.Coller, Thomas J. Kipps, Mcgraw-Hill. Inc.
Health Professions Devision, Fifth Edition, , hal.677-684.
Calistania, C., Nadia Ayu Mulansari. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV.
Media Aesculapius FKUI. Jakarta. 656-659 hal.
Rinaldi, I., Sudoyo, AW. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V.
Interna Publishing FK UI. Jakarta. 1157-1164 hal.