Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai penyakit gout
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari
pemecahan sel yang terdapat di dalam darah, karena tubuh secara
berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang baru. Kadar asam urat
meningkat atau abnormal ketika ginjal tidak mampu mengeluarkannya
melalui urin, sehingga dapat menyebabkan nyeri sendi, terbentuknya
benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu (thopi) seperti pada jari kaki,
serta gangguan pada saluran kemih. Oleh karena penyakit gout terutama
menyerang sendi maka dapat juga disebut sebagai Gout Arthritis. Penyakit
Gout Arthritis merupakan penyakit metabolik, yaitu penyakit yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme, yang dalam hal ini ialah gangguan
metabolisme asam urat.
Penyakit asam urat ini terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia
pubertas hingga mencapai usia puncak 40-50 tahun. Sedangkan

pada

perempuan, persentase Gout Arthritis atau asam urat mulai didapati setelah
memasuki usia menopause. Dan seiring dengan perkembangan zaman, dalam
beberapa dasawarsa terakhir ini kejadian asam urat baik di negara-negara
maju maupun di negara yang sedang berkembang semakin meningkat
terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam urat kaum pria cenderung
1

meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Ini disebabkan karena pria tidak
mempunyai hormon estrogen yang dapat membantu pembuangan asam urat.
Sedangkan pada perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu

pembuangan

asam

urat

lewat

urine.

(http://maulanusantara.wordpress.com).
Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terserang penyakit
asam urat antara lain adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa/ras.
Dari hasil

penelitian epidemiologi yang

telah

dilakukan,

hasilnya

menunjukkan beberapa ras tertentu memiliki kecenderungan terserang


penyakit ini, diantaranya yaitu bangsa Maori di Selandia Baru, bangsa
Filipina dan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Dari ketiga suku bangsa
tersebut, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya untuk terserang
penyakit asam urat adalah pada orang Maori di Selandia Baru. Walaupun
demikian penyakit ini dapat dijumpai di setiap negara di dunia.
Sejak ditemukan pada abad V SM, hingga kini belum ditemukan obat
yang efektif untuk menyembuhkan penyakit asam urat. Jumlah penderita
asam

urat

dari

tahun

ke

tahun

semakin

meningkat.

(http://cariobat.blogspot.com). Di Indonesia sendiri penyakit Gout Arthritis


pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda, dr. Van Den Horst, pada
tahun 1935. Saat dilakukan penelitian, ditemukan 15 kasus Gout Arthritis
berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Kemudian dari hasil penelitian
tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah,
menunjukkan bahwa, diantara 4.683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti,
diperoleh 0,8% sampel menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05%
2

wanita

diantaranya

sudah

mencapai

tahap

Gout

Arthritis).

(http://www.bintangmawar.net)
Kejadian atau prevalensi asam urat jumlahnya bervariasi pada tiap
negara. Di Amerika Serikat, laki-laki yang berumur di atas 18 tahun
prevalensinya mencapai 1,5%. Di Selandia Baru didapatkan 1-18 perseribu
penduduk menderita asam urat. Dan untuk di Indonesia sendiri, asam urat
banyak dijumpai pada etnis Minahasa, Toraja, dan Batak. Prevalensi tertinggi
terdapat pada penduduk pantai dan yang paling tinggi yaitu di daerah
Manado-Minahasa, ini dikarenakan kebiasaan mereka mengkonsumsi alkohol
dalam jumlah besar. Angka kejadian asam urat di Minahasa sebesar 29,2%
pada tahun 2003. (http://maulanusantara.wordpress.com)
Data yang diperoleh dari RSCM Jakarta, menunjukkan kenaikan
jumlah penderita asam urat, dari 9 orang di tahun 1993-1994, menjadi sekitar
19 orang dari 1994-1995. Dari data tersebut didapatkan hasil yaitu
kebanyakan

penderita

gangguan

ini

umumnya

adalah

laki-laki.

(http://cariobat.blogspot.com). Dan penelitian terakhir yang dipublikasikan di


The New England Journal of Medicine pada tanggal 8 Maret 2004 memuat
artikel hasil karya dr Choi dan rekannya, yang berjudul Purine-Rich Foods,
Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. dr Choi dan
rekannya melakukan penelitian ini selama 12 tahun terhadap 47.150 laki-laki
yang berusia 40 sampai 75 tahun pada tahun 1986 saat penelitian mulai
dilakukan, didapatkan 730 kasus gout baru atau sekitar 15/1000 penduduk
(1,5%). (dr Juandy Jo, http://usmanhungkul.wordpress.com).

Menurut data yang diperoleh dari puskesmas Kelurahan Limo, pada


tahun 2008 masyarakat yang datang untuk berobat dengan keluhan yang
mengarah ke penyakit asam urat ada 27 orang (0,04%) dari 66.891 orang
penduduk Kecamatan Limo. Sedangkan data yang diperoleh dari bulan
Januari sampai bulan Maret 2009, masyarakat yang berobat dengan keluhan
mengarah kepada penyaikit asam urat ada 18 orang. Dan dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan 2 orang positif menderita penyakit asam urat,
dengan kadar purin diatas 7,5 mg/dL.
Dari data diatas, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian
masyarakat khawatir bahwa dirinya terkena asam urat, oleh karena itu
masyarakat melakukan pemeriksaan ke puskesmas khususnya pemeriksaan
laboratorium. Dari sini dapat dilihat bahwa perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui seberapa dalamkah pengetahuan masyarakat tentang asam urat
dan praktik pencegahan serta perencanaan perawatan yang diperlukan jika
seseorang terkena asam urat.
Seorang perawat mempunyai peranan sangat besar sehingga angka
kejadian asam urat di masyarakat dapat ditekan. Pemberian penyuluhanpenyuluhan lebih lanjut sangat efektif dilakukan untuk menambah
pengetahuan masyarakat tentang penyakit asam urat. Perawat juga harus
menginformasikan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
oleh masyarakat agar nantinya tidak terkena penyakit asam urat. Mengingat
penyakit asam urat ini dapat timbul salah satunya karena pola makan yang
tidak baik.

Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang


hubungan pengetahuan masyarakat tentang asam urat dengan praktik
pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat di RW 02 Kelurahan
Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok Tahun 2009.

1.2. Rumusan Masalah


Pengetahuan masyarakat terhadap penyakit asam urat dan perilaku
pencegahan serta perencanaan perawatannya perlu diketahui lebih dalam.
Karena menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat laki-laki yang
berumur di atas 40 tahun, didapatkan 1,5% laki-laki menderita asam urat.
Dan di Selandia Baru didapatkan 1-18/1000 penduduk menderita asam urat.
Penelitian dr. John Darmawan tahun 1988 di Bandungan, Jawa Tengah,
penderita asam urat antara umur 15-45 tahun didapatkan laki-laki sebanyak
1,7% dan 0,05% pada wanita. Sedangkan data penderita asam urat di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo dari tahun 1993-1994 sampai dengan 1994-1995
meningkat lebih dari 100%. Kemudian pada tahun 2003 di Minahasa sebesar
29,2% penduduknya menderita asam urat. Kemudian data yang telah
didapatkan untuk wilayah Kecamatan Limo pada tahun 2008 sebanyak 27
orang (0,04%) merasa menderita asam urat. Pada bulan Januari sampai
dengan bulan Maret ada 18 orang yang memeriksakan dirinya ke puskesmas
karena khawatir menderita penyakit asam urat. Berdasarkan permasalahan
tersebut diatas yang telah dibuat maka perlu dilakukan penelitian tentang
pengetahuan masyarakat tentang asam urat dan praktik pencegahan dan

perencanaan perawatan asam urat di RW 02 Kelurahan Pangkalan Jati


Kecamatan Limo Depok Tahun 2009.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1.Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan masyarakat tentang asam urat dengan praktik
pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat pada masyarakat di
RW 02 Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok Tahun 2009.
1.3.2.Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik individu sebagai
responden (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status
pekerjaan).
1.3.2.2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang
asam urat.
1.3.2.3. Untuk

mengetahui

gambaran

praktik

pencegahan

dan

perencanaan perawatan asam urat masyarakat.


1.3.2.4. Untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dengan
praktik pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat.

1.3.2.5. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat tentang


asam urat dengan praktik pencegahan dan perencanaan
perawatan asam urat.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1.Bagi Institusi Keperawatan
1.4.1.1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pendidikan
keperawatan khususnya dalam praktik pencegahan dan
perencanaan perawatan asam urat di masyarakat
1.4.1.2. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa
keperawatan sebagai literatur tambahan untuk materi yang
telah didapat dan juga sebagai bahan pertimbangan penelitian
lebih lanjut tentang pengetahuan masyarakat tentang praktik
pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat.
1.4.1.3. Sebagai

salah

satu

bentuk

apresiasi

penulis

dalam

mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah diperoleh di


bangku kuliah, dan memperoleh pengalaman dibidang
penelitian

perawatan

kesehatan

masyarakat,

khususnya

pengetahuan dan praktik pencegahan dan perencanaan


perawatan asam urat.
1.4.2.Bagi Masyarakat

1.4.2.1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh individu (responden),


dan keluarga sebagai bahan informasi mengenai penyakit asam
urat,

penanganannya,

dan

faktor-faktor

yang

dapat

memperburuk kondisi penderita asam urat. Sehingga individu


(responden), dan keluarga dapat turut serta dalam mencegah
asam urat dan mengetahui perawatan yang tepat untuk asam
urat.
1.4.2.2.

Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang praktik


pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat.

1.5. Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian

ini hanya membahas pengetahuan

masyarakat tentang praktik pencegahan dan perencanaan perawatan asam urat


di RW 02 Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok.

Anda mungkin juga menyukai