I.
II.
Registrasi
Nama
: Kristiani D. Palinggi
Umur
: 34 tahun
Alamat
: Tanjung Rimoni
: 66-28-30
Tanggal masuk RS
: 09 - Mei - 2014
Anamnesis
Keluhan Utama
Lemah ke-empat anggota gerak dialami secara tiba-tiba sejak 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Kedua tangan dan kaki tidak kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan disertai nyeri
apabila disentuh. Tiga minggu yang lalu, pasien merasakan keram-keram pada kedua tangan dan
kaki secara tiba-tiba pada pukul 5 sore. Keram dirasakan mulai dari siku sampai ke ujung jari
tangan dan mulai dari lutut hingga jari kaki. Keluhan keram juga dirasakan pada bagian wajah
sebelah kanan (pipi). Kemudian satu jam kemudian diikuti rasa gatal yang terasa didalam otot
namun pasien masih dapat beraktivitas. Satu minggu kemudian, pasien mengeluh gangguan pada
otot-otot jari tangan sehingga pasien kesulitan saat memegang barang seperti menggenggam
maupun mengancingkan pakaian. Pasien juga mengalami kesulitan untuk berjalan dan lamakelamaan merasa sulit untuk berdiri. Tidak ada gangguan buang air kecil dan air besar. Muntah
dan nyeri kepala tidak ada. Riwayat trauma kepala, trauma leher dan pinggang disangkal.
Riwayat demam, batuk lama, dan pemakaian obat lainnya juga disangkal. Tidak ada riwayat
hipertensi, kencing manis maupun penyakit jantung.
Sebelumnya pasien dirawat di RS Sorong dan sudah tidak merasakan nyeri apabila disentuh
setelah diberikan obat dari RS namun kelemahan dan keram-keram belum ada perbaikan. Obat
yang diberikan antara lain :
Metiprednisolon 1 ampul/6jam/iv; Mecobalamin 1 ampul/24/iv drips; Gabapentin 300mg 0-1-0;
Amitriptilin 12,5 mg 1-0-1.
III.
Pemeriksaan Fisik
1
Status Umum
o
Keadaan umum
Tanda Vital
Nadi
Nafas
: 24 x/menit
Suhu
: 36 0C
Kepala : normocephali
Mata
Thoraks :
: sakit sedang
Paru
Abdomen : datar, tidak teraba pembesaran hati. Bising usus (+) normal
Status Neurologik
o
GCS
: E4 M6 V5
Fungsi kognitif
Rangsang meningeal
Nervus kranialis
Fundus Okuli
Fungsi motorik
<5
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Refleks patologis
Refleks fisiologis
Refleks fisiologis
<5
<51 <5
BP
R
TP
R
KP
R
AP
R
IV.
V.
VII.
Sensorik
SSO
Diagnosis
Diagnosis klinis
: Tetraparese flacid
Diagnosis topis
Diagnosis etiologik
: Susp. ALS
Penatalaksanaan
VI.
Laboratorium :
EMG
Lumbal punksi
Pemeriksaan Penunjang
Leukosit
: 10.5 x 103 / L
Eritrosit
: 5.19 x 106 / L
Hb
: 14.5 g/dL
Hematokrit
: 43.2 %
Trombosit
: 377 x 103 / L
SGOT
: 44 L
SGPT
: 31 L
GDS
: 99 mg/dL
Ureum
: 21 mg/dL
Kreatinin
: 0.6 mg/dL
EMG
VIII.
Follow up
: 80x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
GCS
: E4 M6 V5
Fungsi kognitif
Rangsang meningeal
Nervus kranialis
Fungsi motorik
<5
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Refleks fisiologis
Sensorik
SSO
<5
<51 <5
BP
R
TP
R
KP
R
AP
R
Haloperidol 0,5mg
Clobazam tab
Trihexyphenidil tab
2 x 1 caps
: 80x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
GCS
: E4 M6 V5
Fungsi kognitif
Rangsang meningeal
Nervus kranialis
Fungsi motorik
<5
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Refleks patologis
Sensorik
Refleks fisiologis
Refleks fisiologis
<5
<51 <5
BP
R
TP
R
KP
R
AP
R
Distonic posture
Tes jari hidung jari
: terganggu bilateral
SSO
Haloperidol 0,5mg
Clobazam tab
Trihexyphenidil tab
Diazepam 2 mg 0-0-1
3 x 1 caps
Tidak tampak lesi hipointens maupun hiperintens intracranial pada T1WI / T2WI
dan FLAIR.
Kedua orbita : bentuk, ukuran intensitas dan posisi dalam batas normal baik
bulbus okuli, lensa, nervus, muskular dan jaringan retrobulber lainnya.
Sinus-sinus paranasalis dan air cell mastoid yang terscan dalam batas normal
: 74 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
GCS
: E4 M6 V5
Fungsi kognitif
Rangsang meningeal
Nervus kranialis
Fungsi motorik
<5
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Refleks patologis
Sensorik
Refleks fisiologis
Refleks fisiologis
<5
<51 <5
BP
R
TP
R
KP
R
AP
R
Distonic posture
Tes jari hidung jari
: terganggu bilateral
SSO
A : Tetraparese flacid ec ?
8
P :
IX.
X.
Haloperidol 0,5mg
Clobazam tab
Trihexyphenidil tab
Diazepam 2 mg 0-0-1
3 x 1 caps
Diagnosis Akhir
Diagnosis klinis
: Tetraparese flacid
Diagnosis topis
Diagnosis etiologik
:?
Diskusi
Seorang pasien perempuan usia 34 tahun dengan keluhan lemah ke-empat anggota gerak
dialami secara tiba-tiba sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Kedua tangan dan kaki tidak
kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan disertai nyeri apabila disentuh. Tiga minggu yang
lalu, pasien merasakan keram-keram pada kedua tangan dan kaki secara tiba-tiba pada pukul 5
sore. Keram dirasakan mulai dari siku sampai ke ujung jari tangan dan mulai dari lutut hingga jari
kaki. Keluhan keram juga dirasakan pada bagian wajah sebelah kanan (pipi). Kemudian satu jam
kemudian diikuti rasa gatal yang terasa didalam otot namun pasien masih dapat beraktivitas. Satu
minggu kemudian, pasien mengeluh gangguan pada otot-otot jari tangan sehingga pasien
kesulitan saat memegang barang seperti menggenggam maupun mengancingkan pakaian. Pasien
juga mengalami kesulitan untuk berjalan dan lama-kelamaan merasa sulit untuk berdiri.
Sebelumnya pasien dirawat di RS Sorong dan sudah tidak merasakan nyeri apabila disentuh
setelah diberikan obat dari RS namun kelemahan dan keram-keram belum ada perbaikan. Pada
pemeriksaan fisik kami menemukan pergerakan menurun pada keempat ekstemitas, kekuatan <5,
tonus menurun dan refleks fisiologis menurun di keempat ekstremitas.
Kami mencurigai suatu penyakit ALS atau GBS sehingga dilakukan pemeriksaan EMG
dan lumbal punksi untuk menegakkan diagnosa. Hasil EMG menunjukkan tidak menunjang suatu
ALS dan GBS. Lumbal punksi tidak berhasil dilakukan dan pasien menolak untuk dilakukan
9
lumbal punksi ulang. Pada pemeriksaan fisik lanjut, ditemukan tes jari hidung jari yang terganggu
bilateral disertai ataksia sehingga dicurigai suatu proses di cerebellum dan dilakukan MRI kepala.
Hasil MRI menunjukkan kesan tidak tampak kelainan pada MRI kepala tersebut.
10