PENDAHULUAN
satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi
selanjutnya. Tujuan ongkos material handling adalah menjaga atau mengembangkan
kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap
material (Mercubuana, 2010).
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
meliputi
Menghemat
penggunaan
luas
lantai.
biaya
handling
atau
penanganan.
Mengurangi
biaya
overhead.
ialah:
biasanya tergantung atau ditentukan oleh proses produksi. Sifatnya sudah tetap (fixed)
tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau
bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang
lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunakan kekuatan tenaga listrik.
Contoh fixed path equipment adalah: ban berjalan (conveyor), ada yang diletakkan di
atas ruang dan ada di lantai, derek (cranes), lift (elevator), kereta api (Unikom, 2011).
Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat
dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut
atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari varied ialah:
biasanya tidak tergantung dari proses produksi. Dapat dipergunakan bermacammacam operasi. Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan
kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied path
penerimaan dan pengiriman barang, kekuatan lantai harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga
memudahkan
masuknya
kendaraan
pengangkut/pemindah
bahan
(Mercubuana, 2010).
https://fariedpradhana.wordpress.com/2013/09/22/material-handling-penangananbahan
terhadap material.
pemeliharaan inventif.
2. Tingkat aliran
3. Tipe tata letak pabrik
Karakteristik Material
Penggunaan peralatan dan pemindahan material yang kurang sesuai dengan material
yang ditangani akan meningkatkan biaya dan hal tersebut dihindari. Karakteristik dari
suatu material/barang dalam suatu pabrik mutlak untuk diketahui terlebih dahulu.
Karakteristik material antara lain dapat dikategorikan berdasarkan hal-hal seperti
berikut:
1. Sifat fisik : dapat berupa benda padat, cair atau gas
2. Ukuran: seberapa besar volumenya, panjang, lebar serta tinggi dari material/barang
3. Berat: per buah, per kotak atau per unit volume
4. Bentuk: berupa alat panjang, persegi, bulat dan sebagainya.
5. Kondisi: dalam keadaan panas, dingin, kering, basah dan sebagainya.
6. Resiko keamanan: apakah mudah meledak, beracun, mudah pecah, mudah patah,
dan sebagainya.
Dengan pertimbangan sifat fisik, ukuran, berat, bentuk, dan kondisi material atau
barang yang akan dipindahkan, serta karakter lain dari material atau barang, sistem
pemindahan matrial akan lebih mudah ditentukan.
http://winnyalnamarlina.blogspot.com/2011/07/material-handling.html
1. Muatan curah (bulk load) dapat dipindahkan menggunakan bucket conveyor, screw
conveyor.
2. Muatan satuan (unit load) dapat dipindahkan menggunakan roller conveyor,
escalator.
3. Mesin pemindahan bahan untuk muatan curah atau satuan, misalnya : belt
conveyor, apron conveyor.
Screw Conveyor
Screw conveyor memiliki fungsi ganda selain pemindahan bahan tetapi juga
mencampur bahan. Bahan yang dapat dipindahkan dengan screw conveyor terbatas
pada bahan curah yang ukurannya tidak terlalu besar (butiran kecil) sampai bahan
yang berbentuk serbuk maupun cair. Screw conveyor tidak dapat digunakan untuk
pemindahan bahan bongkah besar (large-lumped), mudah hancur (easily-crushed),
abrasive, dan material mudah menempel (sticking materials). Beban yang berlebihan
akan mengakibatkan kemacetan, merusak poros, dan screw berhenti.
Kelebihan lain dari screw conveyor adalah dapat mengeluarkan material pada
beberapa titik yang dikehendaki. Hal ini penting bagi material yang berdebu (dusty)
dan material panas, material yang berbau.
Adanya screw pada conveyor ini mengakibatkan adanaya gesekan material terhadap
screw dan through yang berakibat pada konsumsi daya yang tinggi. Oleh karena itu
screw conveyor digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai 100
m3/jam) dan panjang biasanya 30 sampai 40 m.
Putaran screw conveyor bisa ke arah kanan (rught hand) yang merupakan jenis
umum, dan ke arah kiri (left hand). Sedangkan jumlah ulir pada screw conveyor ada
yang ulir tunggal, ulir ganda, dan ulir triple. Screw yang digunakan biasanya dibuat
dari lembaran baja.
Berdasarkan jenis bahan yang dipindahkan, conveyor dapat dibagi atas beberapa
jenis, yaitu :
1. Pemindahan bahan berupa butiran kering atau material serbuk menggunakan
trough screw atau continuous screw.
2. Pemindahan bahan berbentuk bongkah (lumpy) dan material lengket menggunakan
ribbon screw, paddle flight, atau cut flihgt screw.
Paddle flihgt dan cut flight conveyor juga digunakan untuk pencampuran (blending),
pengadukan (churning) dan pencampuran (mixing) dua atau lebih material.
Jenis muatan yang ditangani oleh mesin pemindah bahan dapat dibedakan menjadi :
Muatan tumpahan (bulk load) yang terdiri dari banyak partikel atau gumpalan yang
homogen
Muatan satuan (unit load) adalah muatan yang telah menjadi satu satuan dalam
ukuran yang lebih besar dan dapat diangkut secara satu satuan. Unit load bisa jadi
merupakan bulk load yang telah terbungkus seperti dalam peti kemas, karung, dan
sebagainya.
Pemilihan mesin pemindah bahan sangat penting dalam operasional, karena
pemindahan bahan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki prosentase cukup
besar dalam kegiatan produksi. Oleh karena itu pemindahan bahan harus dilakukan
secara efektif dan efisien, salah satunya dengan pemilihan mesin dan peralatan
pemindahan bahan yang tepat. Pemilihan mesin pemindahan yang tepat memerlukan
pertimbangan, salah satunya faktor teknis antara lain :
1. Jenis dan sifat bahan yang akan ditangani
2. Kapasitas perjam yang dibutuhkan
3. Arah dan jarak perpindahan
4. Cara menyusun muatan pada tempat asal, akhir, dan antara
5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan muatan
6. Kondisi lokal yang spesifik
7. Jangka waktu penggunaan alat
Selain faktor teknis, juga harus dipertimbangkan faktor ekonomis, antara lain :
1. Biaya pengeluaran modal (capital outlay) meliputi : biaya peralatan (cost of
equipment), biaya pengangkutan, biaya pemasangan, dan biaya konstruksi yang
diperlukan dalam operasinya.
2. Biaya operasional (operational cost) yang meliputi : upah pekerja, biaya bahan
bakar (energi), biaya perawatan dan perbaikan.
Parameter teknis dalam pengoperasian mesin pemindah bahan juga menjadi
pertimbangan, antara lain :
1. Kapasitas pemindahan bahan (ton/jam)
2. Berat mati peralatan (dead weight of equipment)
3. Tinggi angkat (lifting height)
4. Ukuran geometris mesin/peralatan, antara lain bentangan, panjang, dan lebar.
Mesin pemindahan bahan yang sering digunakan pada industri pengolahan pertanian
adalah mesin pengangkut (conveyor).
, apron conveyor.
Pemilihan jenis mesin pemindahan bahan didasarkan pada :
1. Sifat bahan yang akan dipindahkan
2. Kapasitas peralatan
3. Arah dan panjang pemindahan
4. Penyimpanan material
5. Langkah proses dan gerakan muatan bahan
6. Kondisi lokal yang spesifik
Seperti faktor-faktor yang dipertimbangkan pada pemilihan mesin pemindahan bahan,
maka pemilihan jenis conveyor juga mempertimbangkan faktor ekonomis, seperti
biaya investasi awal (modal), dan biaya operasional.
Belt Conveyor
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan bahan baik muatan curah (bulk
load) maupun muatan satuan (unit load) dalam ukuran/dimensi yang tidak terlalu
besar. Umumnya pemindahan bahan dengan menggunakan belt conveyor diterapkan
pada muatan satuan yang dikemas baik menggunakan botol, kardus dengan dimensi
tertentu. Arah pemindahan belt conveyor horisontal, namun memungkinkan terjadinya
belokan pada arah pemindahan. Kapasitas pemindahan belt conveyor berkisar antara
500 sampai 5000m3/jam, dengan kemampuan memindahkan pada jarak 500 m
sampai 1000 m bahkan lebih. Belt conveyor banyak diterpakan sebagai mesin
pemindah bahan karena pemeliharaan dan pengoperasian yang relatif mudah.
Bucket Elevator
Bucket elevator merupakan mesin pemindah bahan yang bergerak pada arah vertikal
yang banyak diterapkan pada industri. Bucket elevator yang menggunakan bucket
dengan kapasitas terbatas diterapkan pada pemindahan bahan berupa muatan curah
(bulk load) berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil, dan bongkahan. Jenis bucket yang
digunakan pada bucket elevator ada tiga jenis berdasarkan jenis bahan yang dimuat,
yaitu :
1. Deep bucket
Sudut potong 65, digunakan untuk bahan sangat kering dan mudah mengalir.
1. Shallow bucket
Sudut potong 45, digunakan untuk bahan yang mengandung uap air dan agak sukar
mengalir.
1. V-type bucket
Digunakan untuk material berat dan abrasi.
Overhead Conveyor
Overhead conveyor digunakan untuk pemindahan bahan secara horisontal dan
vertikal. Pemindahan bahan dengan menggunakan overthead conveyor diterapkan
pada pemindahan bahan secara kontinyu dalam satu unit kerja (intrashop) maupun
antar unit kerja (intershop). Muatan yang dipindah dengan menggunakan overhead
conveyor adalah muatan satuan.
Keuntungan menggunakan overhead conveyor adalah dapat mengikuti bentuk
lintasan, mudah menyesuaikan perubahan arah, lintasan jauh (sampai 400 atau 500
m) dengan penggerak tunggal, dan sampai 2 km dengan penggerak ganda,
menghemat ruang, serta konsumsi daya kecil.
Pneumatic Conveyor
Pneumatic conveyor atau conveyor udara berfungsi terutama untuk memindahkan
bahan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak melalui pipa.
Prinsip kerja dari pneumatic conveyor adalah bahan dipindahkan oleh aliran udara
yang bergerak cepat.
Penggunaan pneumatic conveyor banyak diterapkan pada industri makanan dan
minuman untuk mengangkut berbagai material kering dan material bubuk. Kapasitas
pneumatic conveyor bisa mencapai 300 ton/jam untuk satu pipa, dan jarak
perpindahan bisa mencapai 1,8 km dengan ketinggian 100 m tanpa perpindahan
antara.
Keuntungan menggunakan pneumatic conveyor adalah material dipindah dalam pipa
yang ditutup rapat sehingga proses pemindahan terjadi hampir tanpa losses,
kemampuan memindahkana material berdebu, menghemat ruang dan kemampuan
pemindahan bahan dalam berbagai sudut dan arah.
Apron Conveyor
Apron conveyor digunakan untuk pemindahan berbagai muatan baik muatan curah
maupun muatan satuan. Arah pemindahan dapat secara horisontal maupun
membentuk sudut.
https://dianape.wordpress.com/conveyors/
Bagian utamanya adalah poros yang dilengkapi screw yang berputar dalam throug,
poros tersebut diputar oleh motor yang terletak pada sisi luar throug . Pada saat
screw berputar, material dimasukan melalui feeding hopper ke screw yang bergerak
maju akibat daya dorong (thrust) screw. Poros dan screw berputar sepanjang rumah
(casing) lintasan berbentuk U (U- shaped). Material yang diindahkan dimasukan
kedalam trough oleh satu atau lebih cawan pengisi (feed hopper). Bahan
dikeluarkan pada ujung trough atau bukan bawah trough.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi
suatu poros. Untuk membentuk suatu conveyor, flight- flight itu disatukan dengan
cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.
Special flight
Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight
cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor. Untuk
bahan yang lengket, digunakan ribbon flight. Untuk mengaduk digunakan cut
flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotongmotong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Adapun gambar dari jenis-jenis flight (daun screw) adalah sebagai berikut:
Saluran (trough) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh kayu atau baja.
Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk penempatan as dan drive end yang
kemudian dihubungkan dengan alat penggerak.
Elemen screw conveyor disebut flight (daun screw) . Bentuknya spiral (lilitan
seperti ulir) atau dengan modifikasi tertentu yang menempel pada poros.
Keterangan :
1. Screw conveyor drive, motor mount, V belt drive dan guard.
2. End plate untuk screw conveyor drive.
Trough
2.
Hanger
3.
Screw Conveyor
Screw Conveyor ini berputar dengan halus memutar materi kesamping didalam
palung atau troughs ( U ).
4.
Kopling
Beranda
Daftar Isi
E-book
Suatu komponen struktur dan mesin agar berfungsi denganbaik sebagaimana mestinya
sangat tergantung pada sifat-sifatyang dimiliki material. Material yang tersedia dan
dapatdigunakan oleh para engineer sangat beraneka ragam, sepertilogam, polimer,
keramik, gelas, dan komposit.Sifat yang dimiliki oleh material terkadang
membatasikinerjanya. Namun demikian, jarang sekali kinerja suatu materialhanya
ditentukan oleh satu sifat, tetapi lebih kepada kombinasidari beberapa sifat. Salah satu
contohnya adalah ketahanan-aus( wear resistance ) merupakan fungsi dari beberapa sifat
material(kekerasan, kekuatan, dll), friksi serta pelumasan. Oleh sebab itupenelaahan
subyek ini yang dikenal dengan nama ilmu Tribologi.Keausan dapat didefinisikan
sebagai rusaknya permukaanpadatan, umumnya melibatkan kehilangan material
yangprogesif akibat adanya gesekan (friksi) antar permukaanpadatan. Keausan bukan
merupakan sifat dasar material,melainkan respon material terhadap sistem luar
(kontakpermukaan). Keausan merupakan hal yang biasa terjadi padasetiap material yang
mengalami gesekan dengan material lain.Keausan bukan merupakan sifat dasar material
, melainkanresponse material terhadap sistem luar (kontak permukaan).Material apapun
dapat mengalami keausan disebabkan olehmekanisme yang beragam.Pengujian keausan
dapat dilakukan dengan berbagaimacam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan
untukmensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalahmetode Ogoshi
dimana benda uji memperoleh beban gesek daricincin yang berputar ( revolving disc ).
Pembebanan gesek iniakan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang
yang pada akhirnya akan mengambil sebagian materialpada permukaan benda uji.
Besarnya jejak permukaan darimaterialtergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan
tingkatkeausan padamaterial. Semakin besar dan dalam jejak keausan
maka semakin tinggi volume material yang terkelupas daribenda uji. Ilustrasi skematis
dari kontak permukaan antararevolving disc dan benda uji diberikan oleh Gambar
berikut ini.
Dengan B adalah tebal revolving disc (mm), r jari-jari disc (mm),b lebar celah material
yang terabrasi (mm) maka dapatditurunkan besarnya volume material yang terabrasi
(W) :
Laju keausan (V) dapat ditentukan sebagai perbandingan volumeterabrasi (W) dengan
jarak luncur x (setting pada mesin uji) :
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian pengantar, material jenis apapun akan
mengalami keausan dengan mekanisme yangberagam , yaitu keausan adhesive, keausan
abrasive, keausanfatik , dan keausan oksidasi. Dibawah ini diberikan penjelasanringkas
dari mekanisme-mekanisme tersebut :
Mekanisme keausan terdiri dari :
1. Keausan adhesive ( Adhesive wear )
Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya
perlekatan satu sama lainnya( adhesive ) serta deformasi plastis dan pada akhirnya
terjadi pelepasan / pengoyakan salah satu material seperti di perlihatkan pada gambar 2
di bawah ini :
Jumlah wear debris akibat terjadinya aus melalui mekanismeadhesif ini dapat dikurangi
dengan cara ,antara lain :
1. Menggunakan material keras.
2. Material dengan jenis yang berbeda, misal berbedastruktur kristalnya.
2. Keausan Abrasif ( Abrasive wear )
Terjadi bila suatu partikel keras ( asperity ) dari material tertentu meluncur
pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi
atau pemotongan material yang lebih lunak , seperti diperlihatkan pada
Gambar 3 di bawah ini. Tingkat keausan pada mekanisme iniditentukan oleh
derajat kebebasan ( degree of freedom )partikel keras atau asperity
tersebut.
Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan keausan yang lebih tinggi ketika
diikat pada suatu permukaan seperti pada kertas amplas, dibandingkan bila pertikel
tersebut berada di dalam sistem slury. Pada kasus pertama, partikel tersebut
kemungkinan akan tertarik sepanjang permukaan dan akhirnya mengakibtakan
pengoyakan. Sementara pada kasus terakhir, partikel tersebut mungkin hanya berputar
( rolling ) tanpa efek abrasi.
Faktor yang berperan dalam kaitannya dengan ketahanan material terhadap abrasive
wear antara lain:
1. Material hardness
2. Kondisi struktur mikro
3. Ukuran abrasif
4. Bentuk
hanya satu interaksi, sementara pada keausan fatik dibutuhkan interaksi multi. Keausan
ini terjadi akibat interaksi permukaan dimana permukaan yang mengalami beban
berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak mikro
tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat
keausan sangat bergantungpada tingkat pembebanan. Gambar 4 memberikan
skematismekanisme keausan lelah :
( 90 derajat ), maka keausan yang terjadi akan mengakibatkan brittle failure pada
permukaannya, skematis pengujiannya seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
https://ftkceria.wordpress.com/2012/04/28/uji-keausan-wear/
- sifat keausan.
lms.aau.ac.id/library/ebook/.../download_0043.pdf