Skenario
Skenario
KlasifikasiIstilah
1. Puskesmas
: unit
pelaksanaanteknisdinaskesehatankabupaten/kota yang
bertanggungjawabmenyelenggarakanpelayanankesehatandasar di
wilayahkerjaadministratifnya
2. KepalaPuskesmas
: Orang yang telahmenempuhpendidikan di
bidangkesehatandanbertanggungjawabatassuatupuskesmas
3. Sarjanakesehatanmasyarakat : Orang yang telahmenempuhpendidikan di
bidangkesehatanmasyarakat.
4. Ante natal care
: perawatan yang
diberikanpadaibuselamamasakehamilandimulaidaripersepsikonsepsisampaila
hirnyajanin.
5. Dukunberanak
: profesi yang dianggapmampumembantu
proses persalinan
6. Kader kesehatan
: individu yang
telahdilatihsehinggamampumemberikanpelayanankesehatan.
7. Imunisasi
: Pemberiankekebalanpadaindividu yang
sebelumnyatidakkebal agar kebalpadasuatupenyakit.
8. BCG
: vaksinuntuktuberculosis yang dibuatdari basil
tuberculosis yang dlemahkandengan di kulturkan di medium
buatanselamabertahun-tahun.
9. DPT I
: imunisasi yang wajibdiberikanpadabayi,
untukmencegahpenyakitsepertiDifteriPertusisTetanustahappertama.
10.Polio
: imunisasi yang
diberikanuntukmenciptakankekebalanterhadappenyakitPolio
11.Posyandu
: merupakankegiatankesehatandasar yang
diselenggarakandarimasyarakatolehmasyarakat, danuntukmasyarakat yang
dibantuolehpetugaskesehatan
12.Balita
: adalahanakdenganusiadibawah lima
tahundengankarakteristikpertumbuhanyaknipertumbuhancepatpadausia 0-1
tahundimanaumur 5 bulan BB-nyanaik 2 x BB lahirdan 3 kali BB
lahirpadaumur 1 tahun
13.AsuransiKesehatan
: sistempenjaminan yang
memberikanbiayapelayanankesehatan.
IdentifikasiMasalah
upaya kesehatan mata, upaya kesehatan lanjut usia, dan upaya pembinaan
pengobatan.
Pada kasus ini , upaya yang dapat dilakukan pada ibu ani adalah upaya
kesehatan ibu anak (KIA) yang terdiri dari pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan, pelayanan kesehatan nifas, pelayanan kesehatan neonates,
deteksi dini ibu hamil dan beresiko, pelayanan komplikasi kebidanan,
pelayanan neonatus dengan komplikasi, pelayanan kesehatan bayi
Pelayanan antenatal : Pelayanan ibu hamil sesuai standar pelayanan
kebidanan (SPK) yaitu
1. timbang Berat Badan, ukur Tinggi Badan
2. ukur tekanan darah
3. nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas)
4. ukur tinggi fundus uteri
5. tentukan presentasi janin & Denyut jantung janin
6. skrining status imunisasi tetanus, dan beri TT kalau perlu
7. tablet besi 90 selama kehamilan
8. test lab ( rutin dan khusus)
9. tatalaksana kasus
10.temu wicara(konseling), termasuk perencanaan persalinan pencegahan
komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan,
minimal 4 kali dgn waktu 1x tw I, 1x tw II ,2x tw III.
3.
a. Program apasaja yang
seharusnyadidapatkandandiberitahukanpadaIbuAni?
b. Untukusiakehamilan 22 minggu, seharusnyasudahberapa kali melakukan
ANC?
c. Apasajabentukpelayanandanpemeriksaan
yangdiberikanPuskesmasbagiIbuAni?
4. Kelahirananakpertamanya, di rumah,
cukupbulandandibantuolehseorangdukunberanak, yang
jugaseorangkaderkesehatan di wilayahkerjaPuskesmasMelati.
a. Program apa yang
seharusnyaIbuAnidapatkandalammelakukanperencanaanpersalinan
b. Apasajasyaratmenjadikaderkesehatandi Puskesmas?
- bisa baca tulis
- jiwa sosial, mau kerja secara relawan
- mengetahui adat istiadat, kebiasaan masyarakat
- mempunyai waktu yang cukup
- bertempat tinggal di wilayah posyandu
- ramah dan simpatik
- diterima masyarakat setempat
c. Apasajatugasdanwewenangkaderkesehatan di Puskesmas?
e. Persalinan
- Tempat pelayanan : disemua fasilitas persalinan Pemerintah- Persyaratan
Kartu Askes dan fotocopynya, mengurus surat jaminan maksimum 3 x 24
jam. Hanya untuk persalinan anak pertama dan kedua hidup.- Pelayanan yg
diperoleh :o Perawatan ruangano Pemeriksaan dokter/ spesialiso
Laboratorium/ penunjang pemeriksaano Tindakan persalinano Obat DPHO
atau resep Askeso Surat rujukan
LI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Puskesmas
Posyandu
KIA
P4K
Asuransi Kesehatan
Mutu pelayanan puskesmas
Revi
1a 2d 4h 2c 4g 6d (6)
Hadi
1b 3a 5a 2b 4f 6c (4)
Firzel
1c 3b 5b 2a 4e 6b (3)
Pebri
1d 3c 5c 1g 4c 5f (2)
Puput
S1e 4a 5d 1f 4b 5e (1)
Joas
1f 4b 5e 1h 4d 6a (6)
Kokom
1g 4c 5f 2a 4e 6b (5)
Via
1h 4d 6a 1c 3b 5b (4)
Ashita
2a 4e 6b 1b 3a 5a (3)
Ira
2b 4f 6c 1b 3b 5c (2)
Djodie
2c 4g 6d 5d 4b 1g (5)
Nadiyah
2d 5a 3b 1d 4a 6b (1)
prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan
ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai
pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi
kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang
paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga
terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa,
karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003, h.27).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu
tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9)
B. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1.
Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2.
Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3.
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan ibu meneteki.
4.
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi
dan anak balita.
5.
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan
peran ibu dan keluarganya.
C. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
1)
Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta
jangkauan yang setinggi-tingginya.
2)
Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan
oleh tenaga professional secara berangsur.
3)
Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di
masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus
menerus.
4)
Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik
dan jangkauan yang setinggi tingginya.
D.
1.
Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal 5 T untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
7)
Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
8)
Letak sungsang pada primigravida
9)
Infeksi berat atau sepsis
10) Persalinan prematur
11) Kehamilan ganda
12) Janin yang besar
13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.
14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi :
1)
BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram
2)
Bayi dengan tetanus neonatorum
3)
Bayi baru lahir dengan asfiksia
4)
Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
5)
Bayi baru lahir dengan sepsis
6)
Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
7)
Bayi preterm dan post term
8)
Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
9)
Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
d.
Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Terdapat 6 indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM untuk pelayanan
kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan yaitu :
Cakupan Kunjungan ibu hamil K4
a.
Pengertian :
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi kunjungan minimal 4
kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali
dan trimester III minimal 2 kali . Standar 5 T yang dimaksud adalah :
1.
Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan
2.
Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah
3.
Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus
4.
Pemberian imunisasi TT
5.
Pemberian tablet besi
b.
Definisi operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh ANC sesuai standar K4 disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu hamil
c.
Cara perhitungan
Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoelh pelayanan ANC sesuai standar K 4 disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
d.
Sumber data :
1.
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 diperoleh dari
catatan register kohort ibu dan laporan PWS KIA.
2.
Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat Statistik atau
BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.
e.
Kegunaan
1.
Mengukur mutu pelayanan ibu hamil
2.
Mengukur tingkat keberhasilan perlindungan ibu hamil melalui pelayanan standar
dan paripurna. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4
Perkiraan penduduk
3.
Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan ibu hamil
E. Manajemen Kegiatan KIA
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA (PWSKIA) dengan batasan :
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat
untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu
1.
Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam
lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
a.
Indikator Akses
b.
Indikator Cakupan Ibu Hamil
c.
Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d.
Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e.
Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f.
Indicator Neonatal
2.
Indikator Pemamtauan Non teknis :
Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan
mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai
tingkat administradi, yaitu :
a.
Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis memodifikasinya
menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b.
Indikator efektivitas pelayanan KIA :
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta dipergunakan
dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desamana yang masih
ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para
penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya
setempat yang diperlukan.