Skenario
Skenario
Klarifikasi Istillah
a. Inkotinensia urin
hilangnya kendali
kebocoran
urin atau mengompol
b. No menstrual period : keadaan dalam siklus hidup wanita dimana
ovarium tidak lagi menghasilkan sel telur tiap bulannya.
c. Urge incontinence
: inkontinensia urin karena adanya
overaktif bladder.
d. Apical-radial pulse deficit
: denyut nadi yang tidak sama antara
apeks kordis dengan arteri radialis biasanya jumlah DJJ> denyut nadi.
e. Exertional dyspnea
: sesak napas saat melakukan aktifitas.
f. Lumbal densitometry : metode yang digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang lumbal.
g. Femoral densitometry : metode yang digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang lumbal.
h. Captopril
: grup obat yang disebut ACE-Inhibitor yang
bekerja untuk hipertensi
i. GDS
: laporan penilaian diri dari 30 per 15 item yang
dirancang
untuk mengindentifikasi depresi pada lansia.
j. MMSE
: Mini Mental state Examination , tes untuk
menilai kerusakan kognitif pada orang tua
II.
Identifikasi Masalah
1. Ny. Neni, 62 tahun mengeluh inkontinensia urin 2x, pada saat di mobil
dan berbelanja di mall.Dia enggan untuk keluar rumah karena masalah
ini.
a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan gejala
pada kasus ini? 1, 2
Fisiologi Berkemih
Kandung kemih terdiri dari 4 lapisan, yaitu lapisan serosa, lapisan otot
detrusor, lapisan submukosa, dan lapisan mucosa. Ketika otot detrusor
relaksasi, pengisian kandung kemih terjadi, dan bila otot kandung kemih
berkontraksi
pengosongan
berlangsung.
Kontraksi
kandung
Kandung
kemih
kemih
atau
proses
disebabkan
oleh
berkemih
aktivitas
kolinergik
dari
saraf
pelvis
kemudian
menyebabkan
otot
detrusor
aktivitas
saraf
ototnom
simpatis
ayng
mengakibatkan
Fisiologi Berkemih
kandung kemih
Perubahan morfologis
Trabekulasi
Fibrosis
Saraf otonom
Pembentukan divertikula
Perubahan fisiologis
Kapasitas
Kemampuan
menahan
kencing
Kontraksi involunter
Volume
residu
Uretra
berkemih
Deposit kolagen
Perubahan morfologis
Komponene
pasca
Otot melemah
seluler
Deposit
kolagen
Perubahan fisiologis
Tekanan
penutupan
Tekanan
akhiran
keluar
Vagina
Componen selular
Mucosa atrofi
Dasar panggul
1. Inkontinensia Urin
a. Etiologi
b. mekanisme
Usia
<<Tonus otot detrusssor dan sfingter uretra
Wanita
Mobil/mall dingin
Melahirkan
Menopause
<< esterogen
Inkontinensia Urin
c. Factor resiko
d. Dampak inkontinensia
Dampak medik:
o ulkus dekubitus
o infeksi saluran kemih
o urosepsis
o gagal ginjal
o mortalitas meningkat
Dampak fisik : keterbatasan atau penghentian aktivits fisik
Dampak psikologis : rasa bersalah atau depresi, kehilangan rasa percaya
diri, ketakutan menjadi beban, takut tidak bisa mengontrol kandung
Jarin
per
Pubahan struktur
Tek>
. intrabdomen
saat
batuk,
Tekanan
bersin or
penu
me
Tek.intraabdomen
tek. penutupan
uretra
Inkontinensi urin
Kasus
75 kg & 156
cm
Nilai normal
Hitung BMI =
BB / TB
Interpretasi
Obese II
= 75
(1,56)2
= 30,80 kg/m2
TD
150/80mmHg
< 140/70
Hipertensi
mmHg
Pulse
Apical-radial
pulse deficit
Suhu tubuh
36,5 C
36,5-37,5 C
Normotermi
Exertional
Fatigue
Normal
Headache
Normal
dyspnea
Penjelasan :
Obesitas
a. Dengan meningkatnya usia terjadi massa lemak total serta
berkurangnya massa tubuh kering dan massa tulang. Di sisi lain,
dengan bertambahnya usia aktivitas tubuh << gerak tubuh <<
lemak semakin banyak tersimpan.
b. Pada wanita antara usia 55-60 tingkat metabolisme basal dan
pengeluaran untuk aktivitas fisik menurun saat memasuki usia dewasa.
Akan tetapi asupan kalori tidak diimbangi sehingga berat badan
meningkat.
Hipertensi
elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer hipertensi .( buku ajar geriatric UI,
ed ke-4)
Atrial fibrilasi
Penyebab :
a. Pembesaran atrium akibat lesi pada katub jantung yang mencegah
atrium mengosongkan isinya secara adekuta ke dalam ventrikel, atau
Densitometer
Suatu pemeriksaan radiologi dengan menggunakan teknologi sinar X untuk mengukur
densitas (kepadatan) tulang. Pemeriksaan ini dapat membantu mendiagnosis osteoporosis
(kerapuhan tulang) dan menentukan terapi.
Indikasi pemeriksaan densitometri tulang :
a. Wanita dengan defisiensi estrogen, untuk menilai penurunan densitas massa tulang dan
keputusan pemberian terapi pengganti hormonal.
b. Penderita dengan abnormalitas tulang belakang atau secara radiologik didapatkan osteopenia,
untuk mendiagnosis osteoporosis spinal dan menentukan langkah diagnosis dan terapi
selanjutnya.
c. Penderita yang memperoleh glukokortikoid jangka panjang, untuk mendiagnosis penurunan
densitas massa tulang dan penentuan langkah terapi selanjutnya.
d. Pada penderita dengan hiperparatiroidisme primer asimtomatik, untuk menilai penurunan
densitas massa tulang dan menentukan tindakan pembedahan pada paratiroid.
e.
Evaluasi penderita-penderita :
Amenore
Hiperparatiroidisme sekunder
Anoreksi nervosa
Alkoholisme
Terapi antikonvulsan
Normal
Kasus
Interpretasi
Lab
Normal tidak
ada
tanda
kelainanLab findings
Normal
Normal
kelainan
lain,
seperti infeksi,
DM,
penyakit
tiroid, dsb
Lumbal
densitometry
Femoral
densitometry
Normal:
-3,0
wanita
muda
normal
(T>-1)
Osteopenia:
densitas
tulang
antara
standar
deviasi
dan
1
2,5
-2,7
Osteoporosis
Osteoporosis:
densitas tulang lebih dari 2,5
standar deviasi dibawah ratarata wanita muda normal (T<2,5)
Normal, bila densitas massa tulang diatas -1 SD rata-rata nilai densitas massa
tulang orang dewasa muda (T >-1)
Osteopenia, bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD (-2,5 < T< -1)
Pada kasus:
-
Lumbal densitometri-3,0
Urosepsis
Jatuh dan Fraktur
Aritmia
Tromboemboli terutama strok
Masalah psikososial seperti depresi, mudah marah, dan rasa terisolasi
14.
Prognosis? 1, 2
2. PROGNOSIS
Secara umum, prognosis masing-masing diagnosis adalah sebagai berikut,
Inkontinensia Urin
Prognosis baik.
Hipertensi
Pasien hipertensi yang gemuk mempunyai prognosis lebih baik
urin
kompetensi
4,
dokter
umum
harus
Hipotesis
Ny. Neni 62 tahun, mengalami inkontinensia urin tipe campuran,
hipertensi, obesitas, osteoporosis dan depresi
IV.
Learning Issue
1. Inkontinensia Urin 1-2
2. Obesitas 3-4
3. Hipertensi 5-6
4. Depresi 7-8
5. Atrial Fibrilasi 9-10
6. Osteoporosis 11-12
V.
Sintesis
1. Zahra kamila
2. Fitri Zelia
mampu
A. Inkontinensia Urin
a. Definisi
Inkontinenensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan
dan atau sosial.
b. Epidemiologi
Inkontinensia urin biasanya terjadi dua sampai tiga kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria
Wanita > pria
c. Etiologi
Delirium
Infeksi
Atrophic vaginitis atau urethritis
Farmasi
- Sedatif hipnotik
- Loop diuretics
- Agen anti kolinergik
- Agonis dan antagonis -adrenergik
- Calcium chanel blockers
Kelainan psikologi: depresi
Kelainan endokrin
Mobilitas yang terbatas
Impaksi feses
d. Faktor risiko
Melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali atau
kebiasaan mengejan yang salah. Atau serangan batuk kronis
mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan kencing.
Adanya kontraksi abnormal dari dinding kandung kemih walaupun
kandung kemih baru terisi sedikit sudah timbul rasa ingin berkemih.
e. Jenis inkontinensia
Urge inkontinensia
- Merupakan penyebab IU tersering pada orang tua, terjadi pada 40-70
% pasien yang datang dengan keluhan inkontinensia.
- Masalah tersering dalam fase pengisian/penyimpanan urin timbul
takkala kandung kemih gagal utk tetap relaks sampai waktu yang tepat
untuk berkemih .
- Pasien dengan detrusor yang overaktif akan merasakan kontraksi
detrusor yang lebih cepat dan lebih kuat sebelum VU terisi penuh
- Penyebab:
Non neurogenik
o Inflamasi atau iritasi pada kandung kemih
o Proses menua : Kelemahan otot dasar panggul
o Idiopatik
Neurogenik
o Ssp yg menghambat kontraksi kandung kemih terganggu
o Kelainan neurologik akibat lesi suprapontin (stroke,parkinson)
o Trauma medulla spinalis
o Obat obatan
o Kelainan metabolik spt hipoksemia dan ensefalopati
Stress inkontinensia
Terjadi akibat gangguan fungsi sfingter uretra sehingga urin keluar dari
kandung kemih manakala tekanan intra abdomen meningkat spt batuk
atau bersin .
- Dikaitkan dengan kelemahan ligamen pubouretra dan dinding anterior
vagina.
- Penyebab:
o Prolaps Hipermobilitas uretra
o Perubahan posisi uretra dan kandung kemih
o Defisiensi intrinsik sfingter(kongenital)
o Denervasi akibat obat penghambat adrenagik alfa ,trauma bedah,
radiasi .
o Predisposisi : obesitas , batuk kronik , trauma perineal, melahirkan
pervaginam ,terapi radiasi keganasan
Overflow bladder
- Terjadi akibat retensi urin pada kandung kemih yg mengalami distensi
(peregangan).
-
Fungsional
- Terjadi pada orang usia lanjut yg tidak mampu atau tidak mau mencapai
toilet pada waktunya
- Faktor penyebab dapat mengeksaserbasi tipe lain
- Memiliki kelainan saluran kemih bagian bawah seperti hiperaktivitas
detrusor
INKONTINENSIA URIN
2.1
Jenis dan Penyebab Inkontinensia Urin
Jenis
Definisi
Inkontinens
ia desakan
(urge)
Ketidakmampuan
untuk menunda
pengeluaran air
kemih lebih dari
beberapa menit
setelah penderita
merasakan kandung
kemihnya penuh
Inkontinens
ia
karena
stres
Kebocoran air
kemih, biasanya
berupa pancaran
kecil, yg disebabkan
oleh meningkatnya
tekanan di dalam
perut, yg terjadi
pada saat penderita
batuk, tertawa,
mengedan, bersin
Penyebab
atau mengangkat
benda berat
Inkontinens
ia
aliran
berlebih
Penimbunan air
kemih dalam
kandung kemih yg
terlalu banyak
sehingga sfingter
tidak mampu
menahannya dan
terjadi kebocoran yg
hilang-timbul,
seringkali tanpa
sensasi kandung
kemih
Inkontinens
ia total
Kebocoran
berkesinambungan
karena sfingter tidak
menutup
Inkontinens
ia
psikogenik
Hilangnya
pengendalian
karena kelainan
psikis
Inkontinens
ia
campuran
Gabungan dari
berbagai keadaan
diatas
Banyak wanita yg
mengalami
inkontinensia
campuran antara
stress & desakan
Gabungan
diatas
Cacat bawaan
Cedera pada leher kandung kemih
(misalnya karena pembedahan)
dari
berbagai
penyebab
2.2
Kerusakan pusatKelainan
inhibisi d
overaktifitas detrusor buli-buli
Detrusor hiperreflexia
Osteoporosis
Depresi