Anda di halaman 1dari 17

I.

Klarifikasi Istillah
a. Inkotinensia urin
hilangnya kendali

: kondisi medis yang ditandai dengan


terhadap kandung kemih yang berakibat pada

kebocoran
urin atau mengompol
b. No menstrual period : keadaan dalam siklus hidup wanita dimana
ovarium tidak lagi menghasilkan sel telur tiap bulannya.
c. Urge incontinence
: inkontinensia urin karena adanya
overaktif bladder.
d. Apical-radial pulse deficit
: denyut nadi yang tidak sama antara
apeks kordis dengan arteri radialis biasanya jumlah DJJ> denyut nadi.
e. Exertional dyspnea
: sesak napas saat melakukan aktifitas.
f. Lumbal densitometry : metode yang digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang lumbal.
g. Femoral densitometry : metode yang digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang lumbal.
h. Captopril
: grup obat yang disebut ACE-Inhibitor yang
bekerja untuk hipertensi
i. GDS
: laporan penilaian diri dari 30 per 15 item yang
dirancang
untuk mengindentifikasi depresi pada lansia.
j. MMSE
: Mini Mental state Examination , tes untuk
menilai kerusakan kognitif pada orang tua
II.

Identifikasi Masalah
1. Ny. Neni, 62 tahun mengeluh inkontinensia urin 2x, pada saat di mobil
dan berbelanja di mall.Dia enggan untuk keluar rumah karena masalah
ini.
a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan gejala
pada kasus ini? 1, 2

a. Usia merupakan factor predisposisi


Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami inkontinensia urin,
karena terjadi perubahan struktur kandung kemih dan otot-otot dasar panggul.
Pengaruh penuaan akan menyebabkan terjadinya atrofi pada seluruh organ tubuh,
termasuk juga pada organ urogenital.
b. Perempuan mengalami inkontinensia urin dua kali lebih sering daripada laki-laki. Hal
ini disebabkan karena perempuan mengalami proses kehamilan, persalinan,
menopause, serta struktur kandung kemih yang berbeda dengan laki-laki.
Inkontinensia urin pada perempuan biasanya disebabkan karena kelemahan otot-otot
dasar panggul yang menyangga saluran kemih dan otot pintu saluran kemih (uretra),
sehingga urin keluar begitu saja tanpa dapat ditahan.
Proses persalinan dapat membuat otot-otot dasar panggul rusak akibat
regangan otot-otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga
dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urin.

Dengan menurunnya kadar hormon estrogen pada perempuan di usia menopause,


akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra),

sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urin.


Selain itu, menurunnya estrogen dapat menyebabkan :
o gangguan aktivasi sel osteoblast
o gangguan pengendapan matriks tulang,
o berkurangnya deposit kalsium dan fosfat tulang
Faktor risiko yang lain adalah obesitas atau kegemukan, riwayat operasi
kandungan, obat-obatan tertentu, serta penyakit-penyakit seperti diabetes
melitus dan parkinson.
b. Bagaimana fisiologi berkemih? 2, 3

Fisiologi Berkemih
Kandung kemih terdiri dari 4 lapisan, yaitu lapisan serosa, lapisan otot
detrusor, lapisan submukosa, dan lapisan mucosa. Ketika otot detrusor
relaksasi, pengisian kandung kemih terjadi, dan bila otot kandung kemih
berkontraksi

pengosongan

berlangsung.

Kontraksi

kandung

Kandung

kemih

kemih

atau

proses

disebabkan

oleh

berkemih
aktivitas

parasimpatis yang dipicu oleh asetilkolin pada receptor muskarinik.


Sfingter uretra interna menyebabakn uretra tertutup, sebagai akibat verja
aktivitas saraf simpatis yang dipicu oleh noradrenalin.
Otot detrusor adalah otot kontraktil yang terdiri atas beberapa
lapisan kandung kemih. Mekanisme detrusor meliputi otot detrusor, saraf
pelvis, medula spinalis, dan pusat saraf yang mengontrol berkemih. Ketika
kandung kemih seseorang mulai terisi oleh urin, rangsang saraf diteruskan
melalui saraf pelvisdan medula spinalis ke pusat saraf kortikal dan
subkortikal. Pusat subkortikal (pada ganglio basal dan serebelum)
menyebabkan kandung kemih berelaksasi sehingga dapat mengisi tanpa
menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih. Ketika
pengisisan kandung kemih berlanjut, rasa pengembungan kandung kemih
disadari, dan pusat kortikal (pada lobus frontal|), bekerja menghambat
pengeluaran urin. Gangguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena
obat atau penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran
urin.
Ketika terjadi desakan berkemih, rangsang saraf dari korteks
disalurkan melalui medula spinalis dan syaraf pelvis ke otot detrusor. Aksi

kolinergik

dari

saraf

pelvis

kemudian

menyebabkan

otot

detrusor

berkontraksi sehingga terjadi pengosongan kandung kemih. Interfensi


aktivitas kolinergik saraf pelvis menyebabkan pengurangan kontraktilitas
otot.
Mekanisme dasar proses berkemih diatur oleh refleks-refleks yang
berpusat di medula spinalis segmen sakral yang dikenal sebagai pusat
berkemih. Pada fase pengisian (penyimpanan) Bandung kemih, terjadi
peningkatan

aktivitas

saraf

ototnom

simpatis

ayng

mengakibatkan

penutupan leer Bandung kemih, relaksasi dinding Bandung kemih, serta


penghambatan aktivitas saraf parasimpatis dan mempertahankan inervasi
somatik pada otot dasar panggul. Pada fase pengosongan, aktivitas
simpatik dan somatik menurun, sedangkan parasimpatik meningkat
sehingga terjadi kontraksi otot detrusor dan pembukaan leer kandung
kemih. Proses refleks ini dipengaruhi oleh sistem saraf yang lebih tinggi
yaitu batang otak, korteks serebri, dan serebelum.

Fisiologi Berkemih

Proses menua menyebabkan perubahan pada morfologi dan fisiologi


saluran kemih bawah yaitu:

kandung kemih

Perubahan morfologis

Trabekulasi

Fibrosis

Saraf otonom

Pembentukan divertikula

Perubahan fisiologis

Kapasitas

Kemampuan

menahan

kencing

Kontraksi involunter

Volume

residu

Uretra

berkemih
Deposit kolagen

Perubahan morfologis

Rasio jeringan ikat-otot

Komponene

pasca

Otot melemah

seluler

Deposit
kolagen

Perubahan fisiologis

Tekanan
penutupan

Tekanan
akhiran

keluar

Vagina
Componen selular
Mucosa atrofi
Dasar panggul

c. Bagaimana etiologi dan mekanisme inkontinensia urin? 3, 4

1. Inkontinensia Urin
a. Etiologi

Kelainan urologic: radang, batu, tumor, divertikel


Kelainan neurologic: stroke, trauma pada medula spinalis, demensia, dll
Kelainan fungsional/psikologis
Lain-lain: hambatan mobilitas, situasi tempat berkemih yang tidak memadai.

b. mekanisme
Usia
<<Tonus otot detrusssor dan sfingter uretra
Wanita
Mobil/mall dingin

Melahirkan

Menopause

Vasokonstriksi >> GFR

<< esterogen

Kendor otot-otot dasar panggul


>> prod urin

Atropi vagina; sering disertai ISK

Kontrol, koordinasi <,& Kontraksi <<

Inkontinensia Urin

Skema 2. Patofisiologi inkontinensia pada kasus


d. Apa faktor risiko inkontinensia urin pada Ny. Neni? 4, 5

c. Factor resiko

Jenis kelamin dan usia tua


Menopause
Obesitas
Kehamilan dan melahirkan, terutama bila telah melahirkan lebih dari 3 kali
Persalinan terlalu lama dan bayi terlalu besar

Pasca radiasi/ histerektomi total


Infeksi saluran kencing
Anomali kongenital traktus urinarius bawah
Riwayat stroke, parkinson, DM, trauma pada pelvic
difisit nutrisi,
perokok, minum alkohol,
intake cairan berlebihan atau kurangnya aktifitas.
e. Apa saja dampak inkontinensia urin ? 5, 6

d. Dampak inkontinensia

Dampak medik:
o ulkus dekubitus
o infeksi saluran kemih
o urosepsis
o gagal ginjal
o mortalitas meningkat
Dampak fisik : keterbatasan atau penghentian aktivits fisik
Dampak psikologis : rasa bersalah atau depresi, kehilangan rasa percaya
diri, ketakutan menjadi beban, takut tidak bisa mengontrol kandung

kemih, bau kencing


Dampak sosial : interaksi sosial menurun, tidak bisa berpergian bebas
Dampak pribadi : harus menyiapkan pakaian dalam pengganti dan
pembalut, harus berhati-hati dalam berpakaian agar tidak terlihat basah

dan susah tidur


Dampak seksual : menghindari aktivitas seksual dan keintimanDampak
pekerjaan : tidak masuk kerja, produktivitas menurun

f. Apa dampak enggan keluar rumah? 6, 7


2. Dia sudah menopause sejak usia 50 tahun
a. Bagaimana hubungan menopause dengan kasus ini? 7, 8
Hubungan menopause-inkontinensia urin

Pada wanita pasca menopouse karena menipisnya mukosa disertai


dengan menurunnya kapasitas, kandung kemih lebih rentan dan sensitif
terhadap rangsangan urine, sehingga akan berkontraksi tanpa dapat
dikendalikan keaadan ini disebut over active bladder.

Menurunnya tonus otot vagina dan uretra karena penurunan estrogen

(-) estrogen vagina kering mudah infeksi menyebar ke traktus


urinarius IU

Bulk otot hilang dan perubahan atrofi uretra dan vagin

estrogen pasca menopause


Wanita usila

Jarin
per

Pubahan struktur

Tek>
. intrabdomen
saat
batuk,
Tekanan
bersin or
penu
me
Tek.intraabdomen
tek. penutupan
uretra
Inkontinensi urin

Pergeseran uretra dan leher kandung kemihkebawah dan menjauhi posisi aw


Transmisi tek.abdominal disebarkan
tidak merata
kandung
dankemih
uretramelalui
Herniasi secara
bag.proksimal
uretrake
serta
leher kemih
kandung
Hipe

b. Perubahan apa saja yang terjadi pada wanita menopause? 8, 9


c. Apa hubungan lamanya menopause dengan kasus ini? 9,10
3. Sebulan yang lalu, suaminya meninggal dan tinggal dengan pembantu.
a. Bagaimana dampak suaminya meninggal dan tinggal dengan
pembantu terhadap kasus ini? 10, 11
4. Riwayat pengobatan
a. Bagaimana hubungan mengonsumsi captopril ( 2x sehari) dengan
inkontinensia urin? 11, 12
b. Apa indikasi, kontraindikasi dan efek samping captopril? 12, 1
5. Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik?
1, 2
2. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
BB & TB

Kasus
75 kg & 156
cm

Nilai normal
Hitung BMI =
BB / TB

Interpretasi
Obese II

= 75
(1,56)2
= 30,80 kg/m2

TD

150/80mmHg

< 140/70

Hipertensi

mmHg
Pulse

Apical-radial

pulse deficit

Terjadi perbedaan irama


antara nadi yang diperiksa
di apical (jantung) dan
radial menandakan
aritmia Fibrilasi Atrial

Suhu tubuh

36,5 C

36,5-37,5 C

Normotermi

Exertional

Tidak ada ggn paru

Fatigue

Normal

Headache

Normal

dyspnea

Penjelasan :
Obesitas
a. Dengan meningkatnya usia terjadi massa lemak total serta
berkurangnya massa tubuh kering dan massa tulang. Di sisi lain,
dengan bertambahnya usia aktivitas tubuh << gerak tubuh <<
lemak semakin banyak tersimpan.
b. Pada wanita antara usia 55-60 tingkat metabolisme basal dan
pengeluaran untuk aktivitas fisik menurun saat memasuki usia dewasa.
Akan tetapi asupan kalori tidak diimbangi sehingga berat badan
meningkat.
Hipertensi
elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer hipertensi .( buku ajar geriatric UI,
ed ke-4)

Atrial fibrilasi
Penyebab :
a. Pembesaran atrium akibat lesi pada katub jantung yang mencegah
atrium mengosongkan isinya secara adekuta ke dalam ventrikel, atau

karena kegagalan ventrikel yang diakibatkan oleh pembendungan


darah yang banyak didalam atrium.
b. Dinding atrium yang berdilatasi merupakan kondisi ideal untuk
menyebabkan jalur konduksi yang panjang demikian juga dengan
konduksi yang lambat, yang keduanya merupakan factor predisposisi
fibrilasi atrium. (Fisiologi kedokteran Guiton & Hall)

b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme lumbal dan femoral


densitometry? 2, 3
Interpretasi pemeriksaan densitometri

Densitometer
Suatu pemeriksaan radiologi dengan menggunakan teknologi sinar X untuk mengukur
densitas (kepadatan) tulang. Pemeriksaan ini dapat membantu mendiagnosis osteoporosis
(kerapuhan tulang) dan menentukan terapi.
Indikasi pemeriksaan densitometri tulang :
a. Wanita dengan defisiensi estrogen, untuk menilai penurunan densitas massa tulang dan
keputusan pemberian terapi pengganti hormonal.
b. Penderita dengan abnormalitas tulang belakang atau secara radiologik didapatkan osteopenia,
untuk mendiagnosis osteoporosis spinal dan menentukan langkah diagnosis dan terapi
selanjutnya.
c. Penderita yang memperoleh glukokortikoid jangka panjang, untuk mendiagnosis penurunan
densitas massa tulang dan penentuan langkah terapi selanjutnya.
d. Pada penderita dengan hiperparatiroidisme primer asimtomatik, untuk menilai penurunan
densitas massa tulang dan menentukan tindakan pembedahan pada paratiroid.
e.

Evaluasi penderita-penderita :

Tidak responsif terhadap terapi yang diberikan

Penurunan densitas massa tulang yang cepat.

f. Evaluasi penderita-penderita dengan risiko tinggi osteoporosis :


-

Amenore

Hiperparatiroidisme sekunder

Anoreksi nervosa

Alkoholisme

Terapi antikonvulsan

Fraktur multipel traumatik.


Pemeriksaan densitometri tulang biasanya digunakan untuk mengukur densitas
massa tulang pada daerah lumbal, femur proksimal, lengan bawah distal dan
seluruh tubuh. Secara rutin, untuk diagnosis osteoporosis, cukup diperiksa
densitometri lumbal dan femur proksimal. Bila terdapat keterbatasan biaya,
dapat dipertimbangkan pemeriksaan hanya pada 1 daerah, yaitu daerah lumbal
untuk wanita yang berumur kurang dari 60 tahun, atau daerah femur proksimal
pada wanita yang berumur lebih dari 60 tahun atau pada laki-laki.
Untuk menilai hasil pemeriksaan densitometri tulang, digunakan kriteria Kelompok
Kerja WHO, yaitu :
Pemeriksaan

Normal

Kasus

Interpretasi

Lab
Normal tidak
ada

tanda

kelainanLab findings

Normal

Normal

kelainan

lain,

seperti infeksi,
DM,

penyakit

tiroid, dsb
Lumbal
densitometry
Femoral
densitometry

Normal:

-3,0

densitas tulang kurang dari 1


standar deviasi dibawah ratarata

wanita

muda

normal

(T>-1)
Osteopenia:
densitas

tulang

antara

standar

deviasi

dan

1
2,5

standar deviasi dibawah ratarata wanita muda normal (2,5<T<-1)

-2,7

Osteoporosis

Osteoporosis:
densitas tulang lebih dari 2,5
standar deviasi dibawah ratarata wanita muda normal (T<2,5)

Normal, bila densitas massa tulang diatas -1 SD rata-rata nilai densitas massa
tulang orang dewasa muda (T >-1)

Osteopenia, bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD (-2,5 < T< -1)

Osteoporosis, bila densitas massa tulang kurang -2,5 SD (T < -2,5)

Osteoporosis berat, yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

Pada kasus:
-

Lumbal densitometri-3,0

Wanita tua tersebut

Femoral densitometri -2,7


mengalami
osteoporosis
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme GDS dan MMSE? 3, 4
d. Bagaimana cara pemeriksaan GDS? 4, 5
6. DD? 5, 6
7. PD dan WD? 6, 7
8. Epidemiologi? 7, 8
9. Etiologi dan Faktor risiko? 8, 9
10.Patogenesis? 9,10
11.Manifestasi Klinis? 10, 11
12.Tatalaksana? 11, 12
13.Komplikasi? 12, 1
1. KOMPLIKASI
- Infeksi Saluran Kemih
- Infeksi kulit daerah kemaluan

Urosepsis
Jatuh dan Fraktur
Aritmia
Tromboemboli terutama strok
Masalah psikososial seperti depresi, mudah marah, dan rasa terisolasi

14.
Prognosis? 1, 2
2. PROGNOSIS
Secara umum, prognosis masing-masing diagnosis adalah sebagai berikut,
Inkontinensia Urin
Prognosis baik.
Hipertensi
Pasien hipertensi yang gemuk mempunyai prognosis lebih baik

dibandingkan pada yang kurus.


Fibrilasi Atrial
Prognosis masih baik karena belum terdapat gejala pemberat berupa
lemah, sesak napas terutama saat aktivitas, pusing, gejala yang

menunjukan adanya iskemia atau gagal jantung kongestif.


Osteoporosis
pengubahan pola makan kaya kalsium, aktivitas, dan suplementasi
kalsium dan lain-lain mendukung prognosis baik,

sehingga prognosis kasus ini adalah


Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
15.KDU? semua
Inkontinensia

urin

kompetensi

4,

dokter

umum

harus

mendiagnosis dan melakukan pengobatan


III.

Hipotesis
Ny. Neni 62 tahun, mengalami inkontinensia urin tipe campuran,
hipertensi, obesitas, osteoporosis dan depresi

IV.

Learning Issue
1. Inkontinensia Urin 1-2
2. Obesitas 3-4
3. Hipertensi 5-6
4. Depresi 7-8
5. Atrial Fibrilasi 9-10
6. Osteoporosis 11-12

V.

Sintesis
1. Zahra kamila
2. Fitri Zelia

mampu

3. Anggun Permata Sari


4. Cinthya Farah Diba
5. Sarah Nabella
6. Miko Sapta Sera
7. M. Komarul Hakim
8. Hasan Tindar Abdullah
9. Stepi Lindia
10.Agrifina Helga
11.Rizka Aprilia
12.Herdinta Yudaristy
LI
- Inkontinensia urin

A. Inkontinensia Urin
a. Definisi
Inkontinenensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan
dan atau sosial.

b. Epidemiologi
Inkontinensia urin biasanya terjadi dua sampai tiga kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria
Wanita > pria
c. Etiologi
Delirium
Infeksi
Atrophic vaginitis atau urethritis
Farmasi
- Sedatif hipnotik
- Loop diuretics
- Agen anti kolinergik
- Agonis dan antagonis -adrenergik
- Calcium chanel blockers
Kelainan psikologi: depresi
Kelainan endokrin
Mobilitas yang terbatas
Impaksi feses
d. Faktor risiko
Melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali atau
kebiasaan mengejan yang salah. Atau serangan batuk kronis
mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan kencing.
Adanya kontraksi abnormal dari dinding kandung kemih walaupun
kandung kemih baru terisi sedikit sudah timbul rasa ingin berkemih.

Berkurangnya hormon estrogen akibat menopause pada wanita


melemahkan otot dasar panggul dan risiko lebih besar terkena infeksi
saluran kemih.
Jenis kelamin
Menopause
Merokok
Obesitas

e. Jenis inkontinensia
Urge inkontinensia
- Merupakan penyebab IU tersering pada orang tua, terjadi pada 40-70
% pasien yang datang dengan keluhan inkontinensia.
- Masalah tersering dalam fase pengisian/penyimpanan urin timbul
takkala kandung kemih gagal utk tetap relaks sampai waktu yang tepat
untuk berkemih .
- Pasien dengan detrusor yang overaktif akan merasakan kontraksi
detrusor yang lebih cepat dan lebih kuat sebelum VU terisi penuh
- Penyebab:
Non neurogenik
o Inflamasi atau iritasi pada kandung kemih
o Proses menua : Kelemahan otot dasar panggul
o Idiopatik
Neurogenik
o Ssp yg menghambat kontraksi kandung kemih terganggu
o Kelainan neurologik akibat lesi suprapontin (stroke,parkinson)
o Trauma medulla spinalis
o Obat obatan
o Kelainan metabolik spt hipoksemia dan ensefalopati

Stress inkontinensia
Terjadi akibat gangguan fungsi sfingter uretra sehingga urin keluar dari
kandung kemih manakala tekanan intra abdomen meningkat spt batuk
atau bersin .
- Dikaitkan dengan kelemahan ligamen pubouretra dan dinding anterior
vagina.
- Penyebab:
o Prolaps Hipermobilitas uretra
o Perubahan posisi uretra dan kandung kemih
o Defisiensi intrinsik sfingter(kongenital)
o Denervasi akibat obat penghambat adrenagik alfa ,trauma bedah,
radiasi .
o Predisposisi : obesitas , batuk kronik , trauma perineal, melahirkan
pervaginam ,terapi radiasi keganasan
Overflow bladder
- Terjadi akibat retensi urin pada kandung kemih yg mengalami distensi
(peregangan).
-

Urin mengisi kandung kemih sampai tercapai kapasitas maksimal


kandung kemih, selanjutnya urin yg tdk dpt tertampung lagi keluar
melalui uretra.
Penyebab:
o Menurunnya kontraksi kandung kemih sekunder akibat obat obatan
yg merelaksasi otot detrusor kandung kemih
o Denervasi pada detrusor akibat kelainan neurologis yang
mempengaruhi inervasi kandung kemih
o Obtruksi aliran urin akibat Pembesaran prostat,impaksi feses.
Striktur uretra,kontraksi uretra akibat agonis adrenegik alfa.
o Obtruksi anatomik pada perempuan prolapspelvis dan distorsi
uretra
o Neuropati diabetes melitus

Fungsional
- Terjadi pada orang usia lanjut yg tidak mampu atau tidak mau mencapai
toilet pada waktunya
- Faktor penyebab dapat mengeksaserbasi tipe lain
- Memiliki kelainan saluran kemih bagian bawah seperti hiperaktivitas
detrusor

INKONTINENSIA URIN
2.1
Jenis dan Penyebab Inkontinensia Urin
Jenis

Definisi

Inkontinens
ia desakan
(urge)

Ketidakmampuan
untuk menunda
pengeluaran air
kemih lebih dari
beberapa menit
setelah penderita
merasakan kandung
kemihnya penuh

Inkontinens
ia
karena
stres

Kebocoran air
kemih, biasanya
berupa pancaran
kecil, yg disebabkan
oleh meningkatnya
tekanan di dalam
perut, yg terjadi
pada saat penderita
batuk, tertawa,
mengedan, bersin

Penyebab

Infeksi saluran kemih


Kandung kemih yg terlalu aktif
Penyumbatan aliran kemih
Batu & tumor kandung empedu
Obat, terutama diuretik

Kelemahan pada sfingter (otot yg


mengendalikan aliran kemih dari
kandung kemih)
Pada wanita, berkurangnya tahanan
terhadap aliran kemih melalui uretra,
biasanya karena kekurangan
estrogen
Perubahan anatomis yg disebabkan
oleh melahirkan banyak anak atau
pembedahan panggul
Pada pria, pengangkatan prostat

atau mengangkat
benda berat

atau cedera pada bagian atas uretra


atau leher kandung kemih

Inkontinens
ia
aliran
berlebih

Penimbunan air
kemih dalam
kandung kemih yg
terlalu banyak
sehingga sfingter
tidak mampu
menahannya dan
terjadi kebocoran yg
hilang-timbul,
seringkali tanpa
sensasi kandung
kemih

Inkontinens
ia total

Kebocoran

berkesinambungan
karena sfingter tidak
menutup

Inkontinens
ia
psikogenik

Hilangnya
pengendalian
karena kelainan
psikis

Gangguan emosional (misalnya depresi)

Inkontinens
ia
campuran

Gabungan dari
berbagai keadaan
diatas
Banyak wanita yg
mengalami
inkontinensia
campuran antara
stress & desakan

Gabungan
diatas

Penyumbatan aliran air kemih,


biasanya
disebabkan
oleh
pembesaran atau kanker prostat
(pada pria) & karena penyempitan
uretra (pada anak-anak)
Kelemahan otot kandung kemih
Kelainan fungsi saraf
Obat-obatan

Cacat bawaan
Cedera pada leher kandung kemih
(misalnya karena pembedahan)

dari

berbagai

penyebab

Pada kasus ini, terjadi inkontinensia urin tipe urgensi yang


berhubungan dengan :

a. Penuaan berkaitan dengan banyak perubahan pada fisiologis.


b. Kehamilan, melahirkan banyak anak, dan mengejan sewaktu
melahirkan bersama-sama dengan laserasi dan episiotomi
c. Menopause sangat mempengaruhi kedap air pada lapisan
submukosa urethra
d. Obesitas

2.2

Patofisiologi Inkotinensia Urin

Penurunan fungsi saraf otonom, simpatis = merel


usia
Mempengaruhi fungsi otot-otot yang mengatur fungsi berkemih

Kelainan non neuro


Ditandai dengan melemahnya otot-otot dasar panggul dan peningkatan jumlah fibrosis & kolagen dinding b
Detrusor inst

Penurunan komplians buli-buli

Kerusakan pusatKelainan
inhibisi d
overaktifitas detrusor buli-buli

Detrusor hiperreflexia

Tidak dapat menahan keluarnya urin


IU urgensi

Osteoporosis
Depresi

Anda mungkin juga menyukai