Oleh :
Erinnah Yunvina Permatasari
Arief Aqshal Hadi
Gieza Ferrani
Pembimbing:
Dr. Indra Syakti Nasution, SpF
DEPARTEMEN FORENSIK
RUMAH SAKIT MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Pendahuluan
Tanatologi
Perubahan
Kepentingan
mempelajari tanatologi :
untuk menentukan apakah seseorang benar benar sudah meningal
atau belum
Definisi
Tanatologi
Manfaat
Kepentingan mempelajari tanatologi adalah
untuk menetapkan :
Waktu kematian
Sebab kematian pasti
Jenis Kematian
Mati somatis (mati klinis) ialah suatu keadaan dimana oleh karena
Diagnosa Kematian
Beberapa tes yang dapat digunakan adalah :
Tes Kardiovaskuler
1. Magnum Test.
Karena jantung berhenti maka sirkulasi juga berhenti. Caranya dengan
mengikat/menutup ujung jari korban dengan karet, lalu dilepaskan, maka
tidak tampak adanya perubahan warna dari pucat menjadi merah.
2. Diaphonos test.
Caranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan
tidak terlihat ada sirkulasi (warna merah terang).
3. Fluorescin test.
Caranya dengan menyuntikkan zat warna fluorescin maka zat warna
fluorescin akan terlokalisir di tempat suntikan karena tidak ada aliran
darah.
4. Tes lilin.
Bagian tubuh korban ditetesi lilin cair maka tidak akan terjadi
vasodilatasi (hiperemi) sebagai reaksi terhadap rangsang panas karena
sirkulasi tidak ada.
Diagnosa Kematian
Tes pernafasan.
1. Kaca.
Tidak tampak uap air ketika kaca diletakkan di depan hidung atau
mulut korban.
2. Bulu-bulu halus.
Tidak terdapat reaksi bersin/geli ketika bulu-bulu halus diletakkan
di depan hidung korban
3. Winslow test
Dilakukan pada orang yang pernafasannya agonal (tinggal satusatu nafasnya) dengan cara menempatkan cermin di dada korban
dan disinari dengan lampu senter. Bila bernafas maka sinar lampu
senter akan ikut bergerak dengan syarat pemeriksa tidak boleh
bergerak.
4. Stetoskop.
Tes Saraf
Perubahan mata
Perubahan mata setelah kematian dapat berupa :
Kelopak mata biasanya tertutup setelah kematian karena kekakuan primer dari otot
.
Kelembapan udara.
Apoplaxia
Kematian kurang dari 1 jam, otot otot mata masih hidup sehingga bisa
ditetesi atropin akan terjadi midriasis pupil.
Tekanan
Bola mata menjadi lunak dan cenderung untuk masuk ke dalam fossa orbital.
Kedudukan pupil.
Perubahan kulit
Perubahan yang terjadi pada kulit setelah kematian dapat berupa :
Kulit menjadi pucat.
Elastisitas (turgor) kulit menurun sampai menghilang.Sehingga
bisa menetapkan apakah luka pada tubuh korban didapat
intravital atau post mortem, yaitu :
Luka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih kecil
hand).
Jika terjadi pada ujung jari saja maka kematian 4 jam yang lalu.
Jika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian 24
Lebam Mayat
Lebam mayat atau livor mortis adalah salah satu tanda postmortem
yang cukup jelas. Biasanya disebut juga post mortem hypostasis, post
mortem lividity, post mortem staining, sugillations, vibices, dan lain
lain.
Lebam terjadi sebagai akibat pengumpulan darah dalam pembuluh
pembuluh darah kecil, kapiler, dan venula, pada bagian tubuh yang
terendah.
Timbulnya livor mortis mulai terlihat dalam 30 menit setelah kematian
somatis atau segera setelah kematian yang timbul sebagai bercak
keunguan. Kejadian ini akan lengkap dalam 6 -12 jam. Sehingga
setelah melewati waktu tersebut, tidak akan memberikan hilangnya
lebam mayat pada penekanan. Sebaliknya, pembentukan livor mortis
ini akan menjadi lambat jika terdapat anemia, kehilangan darah akut,
dan lain lain.
Besarnya lebam mayat bergantung pada jumlah dan keenceran dari
darah. Darah akan mengalami koagulasi spontan pada semua kasus
sudden death dimana otopsi dilakukan antara 1 jam. Koagulasi spontan
ini mungkin akan hilang paling cepat 1,5 jam setelah mati.
cont
Dalam
kasus gantung diri, lebam akan terjadi pada daerah tungkai bawah,
genitalia, bagian distal tangan dan lengan. Jika penggantungan ini lama, akumulasi
dari darah akan membentuk tekanan yang cukup untuk menyebabkan ruptur
kapiler subkutan dan membentuk perdarahan petekiae pada kulit.
Dalam kasus tenggelam, lebam biasa ditemukan pada wajah, bagian atas dada,
tangan, lengan bawah, kaki dan tungkai bawah.
Lebam mayat lama kelamaan akan terfiksasi oleh karena adanya kaku mayat.
Biasanya lebam mayat berwarna merah keunguan. Warna ini bergantung pada
tingkat oksigenisasi sekitar beberapa saat setelah kematian. Perubahan warna
lainnya dapat mencakup:
Cherry pink atau merah bata (cherry red) terdapat pada keracunan oleh
carbonmonoksida atau hydrocyanic acid.
Coklat kebiruan atau coklat kehitaman terdapat pada keracunan kalium chlorate,
potassium bichromate atau nitrobenzen, aniline, dan lain lain.
Tubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada
didekat tempat yang bersuhu rendah, akan menunjukkan bercak pink muda
kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari oxyhemoglobin pada jaringan.
Keracunan sianida akan memberikan warna lebam merah terang, karena kadar
oksi hemoglobin (HbO2) yang tinggi.
yang palsu.
Pada udara yang sangat dingin, saat panas tubuh hilang, otot dapat
Pembusukan
Pembusukan terjadi akibat autolysis dan
kerja bakteri.
Autolisis
Merupakan proses melunaknya jaringan
bahkan pada keadaan steril yang
diakibatkan oleh kerja enzim digestif
yang dikeluarkan sel setelah kematian
dan dapat dihindari dengan
membekukan jaringan.
Perubahan autolisis awal dapat diketahui
pada organ parenkim dan kelenjar.
Pelunakan dan ruptur perut dan ujung
Pembusukan
Proses Pembusukan Bakteri.
Merupakan proses dominan pada proses pembusukan dengan
adanya mikroorganisme, baik aerobik maupun anaerobik.
Bakteri pada umumnya terdapat dalam tubuh, akan memasuki
jaringan setelah kematian. Kebanyakan bakteri terdapat pada
usus, terutama Clostridium welchii. Bakteri lainnya dapat
ditemukan pada saluran nafas dan luka terbuka.
Pada kasus kematian akibat penyakit infeksi, pembusukan
berlangsung lebih cepat.
Bakteri menghasilkan berbagai macam enzim yang berperan
pada karbohidrat, protein, dan lemak, dan hancurnya jaringan.
Aktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara 70
sampai 100 derajat Fahrenheit dan berkurang pada suhu
dibawah 70 derajat Fahrenheit. Oleh sebab itu, penyebaran awal
pembusukan ditentukan oleh dua faktor yaitu sebab kematian
dan lama waktu saat suhu tubuh berada dibawah 70 derajat
Pembusukan
Proses Pembusukan Bakteri.
Tanda awal pembusukan adalah tampak adanya warna hijau
pada kulit dan dinding perut depan, biasanya terletak pada
sebelah kanan fossa iliaca.
Warna ini terbentuk karena perubahan hemoglobin menjadi
sulpmethaemoglobin karena masuknya H2S dari usus ke
jaringan. Warna ini biasanya muncul antara 12 18 jam pada
keadaan panas dan 1 2 hari pada keadaan dingin dan lebih
tampak pada kulit cerah.
Warna hijau ini akan menyebar ke seluruh dinding perut dan alat
kelamin luar, menyebar ke dada, leher, wajah, lengan, dan kaki.
Rangkaian ini disebabkan karena luasnya distribusi cairan atau
darah pada berbagai organ tubuh.
Pada saat yang sama, bakteri yang sebagian besar berasal dari
usus, masuk ke pembuluh darah. Darah didalam pembuluh akan
dihemolisis sehingga akan mewarna pembuluh darah dan
Pembusukan
Proses Pembusukan Bakteri.
Pada saat perubahan warna pada perut, tubuh mulai
membentuk gas yang terdiri dari campuran gas tergantung dari
waktu kematian dan lingkungan. Gas ini akan terkumpul pada
usus dalam 12 24 jam setelah kematian dan mengakibatkan
perut membengkak.
Gas terkumpul diantara dermis dan epidermis membentuk
lepuh. Lepuh tersebut dapat mengandung cairan berwarna
merah, keluar dari pembuluh darah karena tekanan dari gas.
Antara 3 7 hari setelah kematian, peningkatan tekanan gas
pembusukan dihubungkan dengan perubahan pada jaringan
lunak yang akan membuat perut menjadi lunak. Gigi dapat
dicabut dengan mudah atau keropos. Kulit pada tangan dan kaki
dapat menjadi glove and stocking. Rambut dan kuku menjadi
longgar dan mudah dicabut.
5 10 hari setelah kematian, pembusukan bersifat tetap.
Pembusukan
Keadaan yang mempengaruhi onset dan lama
pembusukan :
Faktor Eksogen
Temperatur atmosfer.
Adanya udara dan cahaya.
Terbenam dalam air.
Mengapung diatas air.
Terkubur dalam tanah.
Faktor Endogen
Sebab kematian
Kondisi tubuh
Pakaian pada tubuh
Umur dan jenis kelamin
Penyabunan (adiposera)
Dikenal juga sebagai grave wax.
Adiposera berasal dari bahasa latin, adipo untuk lemak dan cera
Penyabunan (adiposera)
Keuntungan adanya adiposera ini :
Tubuh korban akan mudah dikenali dan tetap
Mumifikasi
Perubahan perubahan yang terjadi pada tubuh akibat dekomposisi dapat
Perkiraan Kematian
Isi Saluran Pencernaan
Proses yang mempunyai pola dan waktu yang tetap ini dapat pula
dipakai sebagai petunjuk.
Isi Lambung
Dalam 1 jam pertama separuh dari makanan yang masuk ke
lambung sudah dicernakan dan masuk ke pilorus. Setengahnya
dari sisa ini akan masuk ke pilorus pada jam ke 2. Sisa
setengahnya lagi akan selesai dicerna dan keluar dari lambung
pada jam ke 3, dan selesai seluruhnya kira-kira 4 jam.
Usus
Makanan yang sudah dicerna sampai di daerah ileo-caecal dalam
waktu 6-8 jam, di colon tranversum dalam waktu 9-10 jam colonpelvis 12-14 jam, dikeluarkan dalam waktu 24-28 jam.
Perkiraan Kematian
Kandung kemih
Kandung kemih biasanya dikosongkan sebelum tidur, dan
dalam waktu tidur isi kandung kemih akan bertambah.
Pakaian
Pakaian dapat menentukan lama kematian karena orang
mempunyai kebiasaan menggunakan pakaian sesuai
dengan waktu Pakaian kantor/sekolah, pakaian tidur,
pakaian renang, olah raga dan lain-lain, kadang-kadang
dapat dipakai sebagai petunjuk.
Jam tangan
Bila korban memakai jam tangan pada waktu mengalami
cedera maka saat kematian dapat ditunjukkan secara tepat
dari jarum jam berhenti.
Perkiraan Kematian
Bila saat kematian korban tidak diketahui, maka beberapa
petunjuk di bawah ini dapat dipakai:
4-6 jam. Telah mulai dingin (suhu rektal 34-35 C), kaku mayat di
rahang telah di telah ada, begitu juga di beberapa persendian,
lebam mayat masih hilang pada penekanan.
10-12 jam. Mayat mulai dingin (suhu sekitar 29-30 C), kaku mayat
lengkap di seluruh tubuh seperti papan, bila diangkat kaki, panggul
dan punggung juga terangkat, lebam mayat sangat jelas dan tidak
hilang pada penekanan.
16-18 jam. Mayat dingin (sama dengan suhu ruang 28-29 C), kaku
mayat di beberapa persendian telah hilang, mulai tampak tandatanda pembusukan terutama di perut bagian kanan bawah tampak
biru kehijauan, lebam mayat luas di bagian terendah dari tubuh.
Perkiraan Kematian
3 hari. Pembusukan lanjut, uterus bisa prolaps. Demikian juga anus, mata
menonjol keluar, muka sangat bengkak kehitaman rambut dan kuku
mudah dicabut.
4-5 hari. Perut mengempes kembali karena gas keluar dan celah jaringan
yang rusak/hancur, satura kepala merenggang, otak mengalami
perlunakan menjadi seperti bubur.
6-10 hari. Jaringan lunak tubuh melembek dan lama-lama menjadi hancur,
rongga dada dan perut bisa terlihat karena sebagian otot sudah hancur
dan seluruhnya hingga tinggal tulang belulang.
Kesimpulan
Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari kematian dan
Daftar Pustaka
Abdul Munim Idries. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
Terima Kasih
Mokasih