PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi dalam lingkup medis, ternyata sangat penting. Meski tidak
semua pasien menghendaki penjelasan yang sejelas-jelasnya, akurat dan
lengkap tentang tahap demi tahap perawatan, tapi memberi informasi yang
benar untuk saat ini justru diharuskan. Bagi pasien yang menolak
penjelasan dapat dimintai untuk menandatangani surat penolakan
penjelasan perawatan, namun dokter atau dokter gigi tetap memberi
kesempatan bila suatu saat pasien berubah pikiran. Hal ini begitu penting
sebab tidak semua kejadian dalam pengobatan berlangsung seperti apa
yang diharapkan.
Dunia kedokteran tidak 2+2=4. Tidak ada kepastian dan garansi dalam
dunia kedokteran karena setiap kasus bagaikan teori permutasi kombinasi.
Latar belakang setiap orang yang berbeda, latar belakang kesehatan yang
juga berbeda, derajat pengobatan yang diberikan pun berbeda, reaksi tubuh
terhadap sesuatu juga berbeda. Jadi mana mungkin seorang dokter dan
dokter gigi yang juga manusia dapat memenuhi dengan sempurna seluruh
kriteria kasus yang ada, sedangkan setiap orang memiliki keterbatasan.
II.
A.
ISI
Definisi
Informed Consent erdiri dari dua kata yaitu informed yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan consent yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi informed consent mengandung pengertian
suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan
demikian informed consent dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang
diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang
berkaitan dengannya.
Menurut D. Veronika Komalawati, SH , informed consent dirumuskan sebagai
suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan
dokter terhadap dirinya setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai
upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi
mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.
Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004
Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008,
maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi
minimal 3 (tiga) unsur sebagai berikut :
Pasien berhak meminta pendapat atau penjelasan dari dokter lain untuk
memperjelas atau membandingkan tentang rencana tindakan medis yang
akan dialaminya
Pasien berhak menolak rencana tindakan medis tersebut
F. Informasi
Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan
kedokteran dilaksanakan adalah:
1. Diagnosa yang telah ditegakkan.
2. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.
3. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.
4. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan
kedokteran tersebut.
5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah
alternatif cara pengobatan yang lain.
6. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.
Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan
persetujuan tindakan kedokteran :
a. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.
b. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
terhadap
keharusan
pemberian
informasi
sebelum
2.
Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun atau telah
b.
menikah.
Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, Persetujuan (informed consent)
atau Penolakan Tindakan Medik diberikan oleh mereka menurut hak
sebagai berikut:
1) Ayah / ibu kandung.
2) Saudara-saudara kandung.
c. Bagi yang dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua
atau orang tuanya berhalangan hadir, Persetujuan (informed consent)
atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut
d.
e.
f.
Catatan:
Yang dimaksud dengan beberapa pengertian dibawah ini berdasarkan Bab
I butir 4 Pedoman Persetujuan Tindakan Medik :
a.
b.
c.
d.
berlaku.
lstri :- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang lakilaki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari l (satu)
isteri, persetujuan/penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari
mereka.
e.
f.
H. Penolakan
Padanan hak pasien untuk menyetujui tindakan adalah hak menolak
tindakan yang dianjurkan setelah pemberian keterangan oleh dokter, dan
hak membatalkan persetujuan sebelumnya. Pengadilan umumnya setuju
bahwa jika tidak ada kegawatdaruratan, seorang pasien dewasa yang
kompeten boleh menolak tindakan medis.
Seorang laki-laki atau perempuan adalah pemilik badannya sendiri dan
boleh secara terbuka menolak tindakan medis untuk lifesaving. Seorang
dokter sangat mengetahui sebuah operasi atau tindakan medis lain yang
diperlukan atau penting bagi pasien, tetapi hukum tidak mengijinkan
dokter mengganti keputusannya tersebut dengan berbagai bentuk penipuan
atau pemalsuan.
Penolakan pasien ini disebut informed refusal. Ketika pasien atau
keluarganya menolak diagnosis atau tindakan, mereka seharusnya
dijelaskan mengenai konsekuensi dari penolakannya secara profesional
dan rahasia. Jika seorang pasien direncanakan untuk mendapat
pemeriksaan atau tindakan medis, dokter harus memberikan keterangan
mengenai semua hal mencakup risiko-risiko yang ingin diketahui pasien
sebelum tindakan atau prosedur dilakukan.
I. Aspek Hukum