Gadar Tengelam
Gadar Tengelam
November 8, 2012
4 Votes
2.1 Defisini
Menurut Smetlzer and Bare Luka gigitan atau vulnus biasanya ditimbulkan akibat binatang
seperti kucing, anjing, ular dan lain- lain.
Definisi lainnya luka gigitan adalah cedera yang disebabkan oleh mulut dan gigi hewan. Hewan
mungkin menggigit untuk mempertahankan dirinya, dan pada kesempatan khusus untuk mencari
makanan
Gigitan dan sengatan serangga adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga atau binatang
yang menyengat atau menggigit seseorang.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulakan gigitan dan sengatan serangga adalah gigitan
atau sengatan dari binatang atau serangga yang dapat menyebabkan luka gigitan atau vulnus
dimana binatang ataupun serangga yang menggigit tersebut menggigit untuk mempertahankan
dirinya.
Kasus Gigitan anjing merupakan kasus tertinggi yang paling sering terjadi. Dimana anjing
merupakan salah satu penyebab atau vektor dari penyakit rabies. Rabies atau dikenal juga dengan
istilah penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi yang bersifat akut pada susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyebab Rabies:
Adapun vektor dalam penularan penyakit ini adalah anjing, kucing dan binatang-binatang liar
seperti kera, kelelawar, rakun, serta rubah.
Cara Penularan Rabies:
Virus rabies ditemukan dalam jumlah banyak pada air liur hewan yang menderita rabies. Virus
ini akan ditularkan ke hewan lain atau ke manusia terutama melalui :
Luka gigitan
Jilatan pada luka / kulit yang tidak utuh
Masa Inkubasi:
Masa inkubasi adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit . Masa
inkubasi penyakit rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10 hari 14 hari). Pada
manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun. Masa inkubasi tergantung dari :
Lokasi gigitan, biasanya paling pendek pada orang yang digigit di daerah
kepala, tempat yang tertutup celana pendek
Bila gigitan terdapat di banyak tempat
Umur
Gejala Rabies:
Penyakit rabies dibedakan dalam 2 bentuk , yaitu bentuk diam (Dumb Rabies) dan bentuk ganas
(Furious Rabies).
Tanda tanda Rabies Bentuk Diam (Dumb Rabies) :
Air liur menetes berlebihan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan hewan
tidak dapat mengunyah dan menelan makanan.
Tidak ada keinginan pada hewan untuk menyerang atau menggigit
Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya.
Pada anak anjing akan menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan
menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam
Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan
menurun, badan terasa lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal
pada daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut)
Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan
suara
Penatalaksaan :
Cuci luka pada air mengalir dan sabun atau larutan deterjen selama 10 15 menit
b)
Gigitan lintah
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah akan terus mengalir ke luar dan
masuk ke perut lintah. Pada orang yang peka terhadap zat tersebut, gigitan lintah akan
menyebabkan reaksi yang berupa pembengkakan, gatal dan kemerahan. Penatalaksaan :
Tindakan pertolongan yang dapat dilakukan adalah dengan hati hati lepaskanlah dari tempat ia
menggigit. Menyiram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah akan membantu mempercepat
usaha melepaskan gigitan liintah. Apabila ada tanda tanda reaksi seperti yang disebutkan di
atas, cukup digosok dengan obat atau salep antihistamin atau anti gatal.
c)
Gigitan ular
Luka akibat gigitan ular dapat berasal dari gigitan ular yang berbisa ataupun gigitan ular yang
tida berbisa.Pada umumnya ular menggigit pada saat ia sangat aktif, yaitu pada senja hari atau
fajar.ebagai akibat dari 1 jenis toksin saja. Bisa ular ( venom ) terduiri dari 20 atau lebih
komponen sehingga pengaruhnya tidak dapat diinterpretasikan. Untuk menduga jenis ular yang
menggigit adalah ular yang berbisa atau tidak dapat dipakai rambu rambu bertolak dari bentuk
kepala dan luka bekas gigitan sebagai berikut :
Ciri ciri ular berbisa = bentuk kepala segi empat panjang, gigi taring kecil,
bekas gigitan ular halus berbentuk lengkungan
Ciri ciri ular tidak berbisa = kepala segitiga, terdapatt 2 gigi taring besar di
atas rahang, 2 luka gigitan utama akibat gigi taring
Tetapi untuk identifikasi yang lebih pasti, lebih baik apabila ularnya dapat dibunuh. Identifikasi
ini penting untuk mengenali jenis bisa yang telah dimasukkannya bersama bisa. Bisa ular ada
yang dapat merusak dinding pembuluh darah, dan ada yang bersifat merusak jaringan saraf.
Menurut Schwartz ( Depkes, 2001 ), gigitan ular dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Deraja Vanera Luk Nyer Edema /
t
si
a
i
eritema
Sistemik
+/-
<3 cm / 12
jam
+/-
3-12 cm / 12
jam
II
++ >12-25cm/ 12 +
+
jam
III
IV
+++
++ >25 cm / 12
+
jam
++
++
>ekstremitas
+
++
Anamnase lengkap : identitas, waktu dan tempat kejadian, jenis dan ukuran
ular, riwayat penyakit sebelumnya.
Pemeriksaan fisik : status umum dan lokal serta perkembangannya setiap 12
jam.
Penatalaksaan :
Tujuan penatalaksaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah :
Tindakan penatalaksanaan :
1. Sebelum penderita di bawa ke pusat pengobatan beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
Beri pertolongan pertama pada luka gigitan seperti balut ketat pada dan luas
di atas luka, lakukan imobilisasi dengan bidai.
Beri SABU ( serum anti bisa ular ) yaitu serum kuda yang dikebalkan.
Indikasi SABU adalah gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka. Pedoman
terapi SABU mengacu pada Schwartz dan Way yaitu ;
Derajat 0 tidak diperlukan SABU. Dilakukan evaluasi dalam 12 jam, jika derajat
-1
meningkat maka diberika SABU
Derajat II 3 4 vial SABU
Derajat III 5 15 vial SABU
Derajat
IV
Taring
atau gigi
Gejala
sistemik
Jumlah vial
venom
Tidak ada
<2
Minimal
2 15
II
Sedang
15 30
10
III
Berat
>30
++
15
IV
Berat
<2
+++
15
1. Pendarahan
2. Hipotensi
3. Gangguan neurotoksik
1. 2.
Trigoid atau bulu babi biasanya terdapat diperairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena
sengatan trigoid disebabkan karena tidak sengaja menginjak atau bersentuhan dengan bagian
tubuh binatang tersebut.
Penatalaksaan :
Tenangkan penderita
Kelompok hewan hewan laut ini menyuntikkan racunnya dengan menusukkan duri atau
jarumnya
Tanda dan gejala :
Pembengkakan
Mual, muntah dan diare
Penatalaksaan :
Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selama 30 60 menit. Cara ini efektif
untuk me-non-aktifkan racun yang tidak tahan panas
Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjakatau diganggu. Gigitannya sangat beracun dan sering
kali menimbulkan kematian
Tanda dan gejala :
Mual, muntah
Kesulitan menelan
Kesulitan bernafas
Gangguan penglihatan
Inkoordinasi
Kelumpuhan otot
Pernafasan berhenti
Penatalaksaan :
Tenangkan penderita
2.3
Sengatan laba laba dapat menimbulkan rasa sakit bahkan dapat meninbulkan nekrosis kulit dan
keracunan sistemik. Cairan jernih dari laba laba berisi esterase, fosfatase, alkalin protease dan
enzim lain yang menyebabkan nekrosis jaringan dan hemolisis. Mulanya gigitan laba laba ini
tidak nyeri atau terasa panas,. Setelah beberapa jam terasa nyeri dan gatal dengan indurasi di
sekitar gigitanserta daerah pucat iskemik atau kemerahan pada bekas gigitan. Pada kasus tanpa
terapi akan sembuh dalam waktu 2- 3 hari. Pada kasus yang berat, kemerahan merata dan di
bagian tengah ada pendarahan atau nekrosisdisertai timbulnya bula. Timbul jaringan kehitaman
dan terkelupas yang beberapa minggu kemudian meinggalkan ulkus yang diameternya bisa
mencapai 25 cm dan kadang kadang membuat jaringan cekung. Proses penyembuhan bisa 3 6
bulan. Bila mengenai jaringan lemak, penyembuhan dapat mencapai 3 tahun. Komplikasi lokal
dapat berupa infeksi sekunder, melukai jaringan saraf, demam, nyeri, lemah, mual, muntah.
Penatalaksaan :
Amankan lingkungan
Nilai keadaan airway, breathing, circulation
Tenangkan penderita
Sengatan kelabang dapat meninggalkan bekas luka berupa sepang luka, dan menyebabkan
pembengkakan, rasa sakit dan kemerahandi sekitar tempat luka. Rasa terbakar, pegal dan sakit
biasanya akan hilang dengan sendirnya setelah 4-5 jam kemudian. Gigitan kelabang walaupun
tidak selalu membahayakan jiwa, dapat menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan kadang
kadang dapat berakibat fatal
Tanda dan gejala :
Penatalaksaan :
Tenangkan penderita
Ambil sengatnya kalau nampak ( hati hati saat mencabut. Jangan sampai menekan
kantng bisa atau kalenjar bisa )
Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alkohol 70 % atau antiseptik lainnya.
1. Sengatan tawon
Tanda dan gejala serta penatalaksaan pada kasus dengan gigitan tawon pada umumnya hampir
sama dengan tandan dan gejala serta penatalaksaan pada kasus gigitan lipan / kelabang
Tanda dan gejala :
Penatalaksaan :
Tenangkan penderita
Ambil sengatnya kalau nampak ( hati hati saat mencabut. Jangan sampai menekan
kantng bisa atau kalenjar bisa )
Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alkohol 70 % atau antiseptik lainnya.
Bisa dikombinasikan dengan obat penghilang rasa nyeri dan anthistamin. rujuk
Semut merah coklat atau semut coklat hitam menyengat kulit manusia dengan kekuatan rahang
ketika menyemprotkan racun.
Penatalaksaan :
Pada kasus yang berat dapat terjadi penekanan saraf dan pembuluh darah. Jika keadaan seperti di
atas maka tempat sengatan diberi es batu, glukokortikoid topikal dan antihistamin oral. Pustula
ditutup dengan verban dan diberi antibiotik bila ada indikasi. Efineprin diberikan jika ada reaksi
anafilaktik.
1. Sengatan kalajengking
Umunya ditemukan pada anak anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Gejala yang
timbul antara lain gelisah, keluar keringat berlebihan, diplopia, nistagmus, fasikuli, opistotonus,
salivasi, hipertensi, takikardi dan kadang kadang kejang, paralisis otot pernafasan
Gejala gejala tersebut dapat pula disertai dengan edema paru, syok, koagulopati,
pankreatitis, gangguan fungsi ginjal, ikterus, hipertermia.
Penatalaksaan :
Bila sengatan berasal dari spesies yang tidak mematikan, Daerah sengatan
dikompres dengan menggunakan kompres dingin atau es batu, analgesik
atau antihistamin.
Umumnya sengatan hanya menimbulkan nyeri lokal dapat ditangani di rumah
dengan instruksi kembali ke bagian gawat darurat bila terjadi perkembangan
penyakit menjadi gangguan saraf dan otot atau saraf kranial.
Pemantauan selama pengobatan dapat diberi dan sedatif atau narkotik jika
perlu terutama pasien yang mengalami gejala gejala neuromuskular untuk
mencegah terjadinya henti nafas.
1. Stabilisasi :
Terapi ini dilakukan untuk mengatasi gejala sistemik akibat keracunan sengatan kalajengking
seperti hipertensi, edema paru, bradiritmia, gelisah dan syok
Hipertensi dan edema paru dapat diatasi dengan pemberian nifedipin, nitroprusside, atau
prazosin
Bradiaritmia dapat dikontrol dengan pemberian atropin
Pada penderita yang gelisah dengan gerakan gerakan yang tidak terkontrol dapat diberikan
infus intravena kontinudengan midazolam.
Pemberian antivenim harus dilakukan hati hati sebab dapat memberikan reaksi analilaksis.
Reaksi syok anafilaksis dapat dijumpai pada penderita yang sensitif terhadap racun
kalajengking.
1. 2.
Kelompok hewan laut ini menimbulkan cederabdengan sengatan dari sel sel penyengat dari
alat alat penangkap ( tentakel ) yang dapat menyebabkan rasa panas terbakar dan sedkit
pendarahan pada kulit.
Urtikaria
Mual, muntah
Kejang otot
Syok
Kesulitan bernafas
Penatalaksaan :
Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel tentakel dengan handuk basah
Pasang tourniket dan berikan antidot sea wasp antivenom ( SWA ) bila ada
2.4 Tenggelam.
a. Definisi Tenggelam
Proses tenggelam diawali ketika penderita mulai berusaha keras untuk mempertahankan dirinya
untuuk mengapung di atas air.
b. Proses tenggelam
Penderita akan menegukkan air dalam jumlah yang banyak. Pada saat upaya mempertahankan
diri untuk mengambang mulai gagal, maka penderita akan mulai berusaha menghirup udara yang
sebanyak banyaknya dan menahannya. Saat itulah air dapat masuk ke dalam saluran
pernafasan. Akibatnya akan ada reflek batuk dan menelan sehingga tanpa disadari penderita akan
meneguk air lebih banyak lagi. Akibatnya saluran nafas atau tepatnya epiglotis akan mengalami
spasme sehingga saluran nafas menjadi tertutup. Penderita akan menjadi tidak sadar karena
kekurangan oksigen. Bila penderita masih sadar akan terjadi upaya bernafas dan udara masuk ke
dalam paru paru, spasme yang terjadi hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran.
Upaya upaya untuk menyelamatkan korban tidak boleh ditunda secara dini. Keberhasilan
resusitasi dengan perbaikan neurogenik sempurna pada korban yang nyaris tenggelamdengan
perendaman lama pada air dingin. Setelah resusitasi, hipoksia dan asidosis adalah masalah utama
pada korban yang nyaris tenggelam dimana mereka membutuhkan intervensi segera dari
departement kedaruratan. Perubahan patofisiologis dan cedera paru bergantung pada tipe caira
( air tawar atau air garam ) dan volume dari aspirasi. Saat aspirasi, fungsi paru yang berubah
mungkin diantisipasi. Setelah seseorang bertahan dalam air dia akan menun jukan gejala gawat
pernafasan akut, hipoksia, hiperkarbia, asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.