PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi
yang berupa
unsur-unsur terdapat
dalam senyawa
kimia
yang
merupakan
materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Ada 40 unsur yang diperlukan bagi
kehidupan,diantaranya yang terpenting adalah karbon (C), nitrogen (N), fosfor
(P), belerang (S), oksigen (O), kalium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K),
natrium (Na), silicon (Si), besi (Fe), dan aluminium (Al), selain itu sebagian
unsur-unsur ini juga tersimpan dalam bentuk organik dalam tubuh makhluk hidup
yang masih hidup atau yang sudah mati.
Unsur-unsur tersebut terus-menerus diambil oleh makhluk hidup dari
lingkungan, tapi tidak akan habis, karena setelah dimanfaatkan dalam tubuh,
unsur-unsur itu akan dikembalikan lagi ke lingkungan melalui proses pernafasan,
fotosintesis, pembusukan, dan ekskresi. Semua unsur kimia (senyawa anorganik)
ini mengadakan sirkulasi dari alam ke organisme dan kembali lagi ke alam,
selanjutnya masuk ke organisme lagi, demikian seterusnya sehingga membentuk
suatu daur/siklus yang berulang. Proses ini disebut Daur ataupun siklus
Biogeokimia.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik
adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia (Krisna, 2013).
Di bumi banyak terdapat fosfor yang antara lain sumber fosfor di dapat
dari batuan, bahan organik, tanaman, dan juga tanah. Input daur fosfor berupa
hasil pelapukan bebatuan, sedangkan outputnya menghasilkan fiksasi mineral dan
pelindikan. Daur biogeokimia juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik. Karena itu, daur ini disebut juga daur organik dan daur biotikabiotik. Daur biokimia sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan
ekosistem, jika daur materi ini terganggu, makhluk hidup akan mati dan ekosistem
akan punah. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus
karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor (Indra, 2013).
Siklus fosfor dan siklus nitrogen merupakan siklus yang sangat penting di
suatu perairan. Fosfor sangat berguna bagi organisme perairan baik hewan
maupun tumbuhan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk kelangsungan
hidupnya, makhluk hidup memerlukan zat-zat seperti air,oksigen, karbohidrat,
nitrogen dan sebagainya. Mengingat akan pentingnya keberlangsungan hidup
organisme terhadap siklus yang terjadi, maka pada tugas makalah ini, kami akan
membahas mengenai salah satu siklus, yaitu siklus fosfor.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain yaitu :
1) Untuk mengetahui siklus fosfor yang terjadi di alam
2) Untuk mengetahui siklus fosfor yang terjadi didalam laut
3) Memberikan informasi yang berkaitan dengan siklus fosfor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
kimia yang
nomor
atom
15.
Fosfor
keadaan
tertentu,
tetapi
fenomena
ini
bukan
fosforesens,
Siklus Fosfor
ilmuwan asal Jerman, Brand menemukan fosfor di tahun 1669 secara tidak
sengaja dalam percobaan menggali bebatuan. Fosfor dapat ditemukan di bumi di
dalam air, tanah dan sedimen (Kanti, 2006).
Tidak seperti senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di
udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada
suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali melalui air,
tanah dan sedimen.. Dalam suasana siklus fosfor terutama dapat ditemukan
sebagai partikel debu yang sangat kecil. bergerak perlahan-lahan dari endapan di
darat dan di sedimen, organisme hidup, dan jauh lebih lambat daripada kembali ke
tanah air dan sedimen (Barus, 2002).
Fosfor yang paling sering ditemukan dalam formasi batuan sedimen dan
laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari pelapukan batuan
melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh tanaman. Karena
jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering kali faktor pembatas bagi
pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia sering menggunakan fosfat sebagai
pupuk pada tanah pertanian.
Fosfat juga merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman di
ekosistem laut, karena tidak begitu larut dalam air. Hewan menyerap fosfat
dengan makan tumbuhan atau binatang pemakan tumbuhan Siklus fosfor melalui
tanaman dan hewan jauh lebih cepat daripada yang dilakukannya melalui batu dan
sedimen. Ketika hewan dan tanaman yang mati, fosfat akan kembali ke tanah atau
lautan lagi selama pembusukan. Setelah itu, fosfor akan berakhir di formasi
batuan sedimen atau lagi, tetap di sana selama jutaan tahun. Akhirnya, fosfor yang
dilepaskan kembali melalui pelapukan dan siklus dimulai lagi (Arfiati, 1989).
2.3 Macam - Macam Fosfor
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau
kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah
dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral.
Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi
fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya (Krisna, 2013).
4
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang
dipisahkan oleh suhu transisi -3,8C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan
menyublim pada 170C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan
atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit atom atom yang tersusun dalam lapisan - lapisan heksagonal yang menghantarkan
listrik (Darmadi, 2010).
Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai
elemen melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor
membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak
larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae
akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003).
Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap.
Fosfor juga merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan
algae, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan algae
akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan (Kanti, 2006).
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
dan senyawa fosfat anorganik. Fosfat organik adalah sebutan untuk senyawa
fosfat yang terkandung dalam binatang dan tumbuhan. Sedangkan fosfat
anorganik adalah senyawa fosfat yeng terdapat pada tanah, batuan dan air. Fosfor
di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik.
Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil
oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa
anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air
laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana
10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Sumber fosfat diperairan
laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai (Bariani, 2006).
Di alam ini terdapat dua jenis fosfor yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Oleh dekomposer atau pengurai, fosfat yang berasal dari tumbuhan serta hewan
yang mati kemudian di uraikan menjadi fosfat anorganik. Fosfat banyak ditemui
5
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
pada fosil dan batu karang, karena fosfat dari air tanah atau air laut terurai dan
selanjutnya mengendap pada sedimen laut (Effendi, 2003).
2.4 Peranan Fosfor
Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya
fosfor tidak mungkin ada organik fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam
Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme
membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya
menjadi organik fosfor yang dibutuhkan untuk metabolisme karbohidrat, lemak,
dan asam nukleat (Darmadi, 2010).
Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan
secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida,
odol, dan deterjen. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung
sinar katoda (CRT) dan lampufluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula
pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark)
(Barus, 2002).
Fosfor merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam
beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% 75% P 2O5, telah
menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Fosfor juga digunakan
dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium
fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk
menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel
protoplasma, jaringan saraf dan tulang. Oleh karena itu, kita harus mengetahui
tentang betapa pentingnya fosfor dalam kehidupan.
Fosfat juga seringkali digunakan sebagai pupuk penyubur tanah. Sumber
fosfat bukan hanya berasal dari batu-batuan tapi juga dari kotoran hewan yang
disebut guano. Guano adalah nama dari sejenis kotoran burung laut yang
merupakan sumber utama fosfor dunia terutama yang kemudian diolah menjadi
pupuk.
2.6 Kelemahan Fosfor
6
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
BAB III
7
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
PEMBAHASAN
3.1 Siklus Fosfor
Siklus fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal
input atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor- hingga kembali
menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur
lainnya, karena tidak melalui atmosfer. Fosfor di alam didapatkan dari berbagai
batuan, bahan organik, tanah, tanaman, serta PO4- dalam tanah. kemudian
inputnya adalah hasil pelapukan batuan. dan outputnya yaitu fiksasi mineral dan
pelindikan. Fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa
organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur
lokal (Darmadi, 2010).
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat
sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan
dalam
siklus
fosfor
Bacillus,
Pesudomonas,
Aerobacter
aerogenes,
8
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
Batu-batuan yang kaya dengan fosfat yang mengalami erosi dan pelapukan
terkikis dan hanyut oleh air membentuk larutan fosfat. Larutan fosfat kemudia
diserap oleh tumbuhan dan makhluk hidup autotrof seperti protista fotosintesis
dan Cyanobacteri. Manusia dan hewan memperoleh fosfat dari tumbuhan yang
dimakannya.
Jika kandungan fosfat dalam tubuh makhluk hidup berlebihan maka fosfat
akan dikeluarkan kembali kealam dalam bentuk urine ataupun feces yang
kemudian diuraikan oleh bakteri pengurai kembali menjadi fosfat anorganik.
Selain dari sisa-sisa metabolisme tubuh, fosfat juga di peroleh dari dekomposisi
makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai (Effendi, 2003).
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.
Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan
laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus
ini berulang terus menerus. Gambar 4 dibawah ini menunjukkan siklus fosfor
dialam :
9
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
memasuki
tumbuhan
dapat
mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam
proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang
dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang
dimakannya.
3.2 Sumber dan Distribusi
Sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan
lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya.
Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain
dalam bentuk ion H2PO4- , HPO42- , PO43- . Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan
seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal
daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan
10
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan
menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya
dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk
pertumbuhan plankton adalah 0,27 5,51 mg/liter (Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada
proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan
Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun
dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H 3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang
paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari
fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik.
Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses
fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 m akan menyebabkan kecepatan
pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3
m ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi.
Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut sejak NO 3 selalu habis sebelum PO4
jatuh ke tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50%
seperti organik -P.
Di Laut Dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin
hampir semua P adalah inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses
upwelling dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan
pada musim dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah
musim dingin dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.
3.3 Spesiasi Kimia
Secara rinci perputaran campuran organik P yang ditunjukkan di
permukaan air secara garis besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan
inorganik fosfor seperti hasil ionisasi pada H3PO4
H3PO4
H+ + H2PO4
H3PO4
H+ + HPO42-
H3PO4
H+ + PO43-
Pecahan pada bentuk ini dibatasi oleh pH dan komposisi pada air. Ionisasi konstan
untuk tiga tahap penguraian dapat didefinikan sebagai :
11
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
12
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
13
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
Siklus Fosfor
15
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
dengan pola tata guna lahan, geologi, dan morfologi drainase cekungan, aktivitas
manusia, pencemaran, dan faktor-faktor lainnya.
Siklus fosfor lebih sederhana dibandingkan dengan siklus karbon atau
siklus nitrogen. Siklus fosfor tidak meliputi pergerakan melalui atmosfer, karena
tidak ada gas yang mengandung fosfor secara signifikan. Selain itu, fosfor hanya
ditemukan dalam satu bentuk fosfat (P0 43-) anorganik (pada air dan tanah) dan
yang diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Pelapukan
bebatuan secara perlahan-lahan menambah fosfat ke dalam tanah (Arfiati, 1989).
Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam molekul biologis,
fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik. Fosfat organik dari hewan
dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah akan terkikis dan
mengendap di sedimen. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu dan fosil.
Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air
tanah. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Dengan demikian, sebagian besar fosfat
bersiklus ulang secara lokal di antara tanah, tumbuhan, dan konsumen atas dasar
skala waktu ekologis (Arfiati, 1989)
16
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Fosfor memasuki perairan tawar melalui presipitasi atmosfer dari limpasan
permukaan dan dari air tanah.
2. Daur Fosfor adalah proses perubahan fosfat dari fosfat anorganik menjadi
fosfat
organik
dan
kembali
menjadi
fosfat
anorganik
secara
DAFTAR PUSTAKA
17
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor
Anonim.
2012.
Siklus
Fosfor
Daur
Fosfat
Dalam.
http://www.kamusq.com/2012/10/siklus-fosfor-daur-fosfat-dalam.html
diakses pada tanggal 1 Februari 2014 pukul 08.30 WIB
Arfiati,Diana.1989. Komunitas-Komunitas Alga Perifiton di sungai Cikarangelan,
Cikampek Jawa Barat sebagai Tempat Pembuangan Limbah Air Pabrik
Pupuk Urea. Bandung: Institut Teknologi Bogor
Bariani. 2006. Peran dan Fungsi Duslit Limnologi. Diakses pada tanggal 1
Februari 08.45 WIB
Barus,A. 2002. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi. FMIPA. Medan :
Universitas Sumatera Utara
Darmadi.
2010.
Siklus
Fosfor
di
Alam.
http://dhamadharma.wordpress.
Widi.
2013.
Siklus
Fosfor
dan
Nitrogen
di
Perairan.
18
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Siklus Fosfor