Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN I

TANGGAL

: 7 Mei 2009

JUDUL

: PENGAMATAN TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO

TUJUAN

: Untuk mengetahui tahap pembentukan dan pertumbuhan embrio


ayam selama masa pengeraman menurut selang waktu tertentu

ALAT

BAHAN

: Telur ayam yang sedang dieramkan dengan incubator

incubator
scalpel
bak kaca / plastic
pinset
cawan Petri

CARA KERJA
-

Sediakan telur ayam yang akan ditetaskan secukupnya, guna


melihat perbedaan diantaranya. Dimasukkan kedalam incubator
dengan suhu 101F
Pada waktu pengamatan, telur dipecahkan 2 sampai 3 butir
untuk menghindarkan kekacauan dan melihat perbedaan
embrio telur tersebut.
Telur yang akan diamati, dipecahkan dengan scalpel dan
dituangkan isinya kedalam cawan Petri. Diamati perubahan
yang terjadi setiap hari yang ditentukan.
Pada saat mencapai bentuk primitive hingga menjelang
kelahiran, diperhatikan perkembangan apa saja yang terjadi.

HASIL PENGAMATAN
Hari pertama

: 7 Mei 2009
Pada hari pertama telah tedapat lempengan
embrio, area ovaca, dan area pelusida. Asal
mula
lempengan
embrio
pada
tahap
blastodermal. Nampak ada rongga segmentasi
yang terletak dibawah area pelusida, terdapat
pada cincin yang berwarna lebih gelap
disekitarnya. Terdapat pula primitive streak

yaitu suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm yang kelak akan menjadi tulang
punggung.
Hari kedua

: 8 Mei 2009
Nampak jalur pertama pada pusat blastoderm.
Diantara ekstraembrionik annexis tampak
membran vitelin yang memiliki peranan utama
dalam nutrisi embrio. Pembuluh darah mulai
berkembang. Saat ini adalah saat yang kritis dari
kehidupan embrio, sebab saat itu jantung mulai
berdetak. Peredaran darah dimulai, dengan kerja
sama antara kantung darah dengan kantung
selaput kuning telur. Selain itu terdapat pula putih
telur, kalaza, area ovaka, zona pelusida, dan
kuning telur.

Hari kelima

: 11 Mei 2009
Hari kelima ini embrionya sudah tampak jelas.
Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan
sehingga tampak seperti huruf C. Sementara
amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio
sudah terletak didalam amnion dan pembuluh
sudah semakin banyak dari pada hari
sebelumnya. Selain itu telah terdapat pula optic
fecicel,
prosencephalon,
metencephalon,
rombencephalon, dan umbilicalis.

Hari kedelapan

: 14 Mei 2009
Pada hari kedelapan, perkembangan yang terjadi
yaitu bakal paruh dan kaki sudah mulai
terbentuk, tulang punggung sudah mulai
mengeras, dan optic fecicel telah berubah
sempurna menjadi mata.

Hari ketiga belas

: 19 Mei 2009.
Pada hari ketigabelas, perkembangan yang telihat
yaitu sayap dan kaki mulai terlihat jelas. Sudah
terdapat bulu, paruh mulai mengeras, sisik dan
kuku sudah mulai terlihat juga. Alantois
menyusut menjadi membran Chorioalantois .

Hari keenam belas

: 22 Mei 2009
Pada hari keenam belas, perkembangan yang
terjadi yaitu sisik, cakar, dan paruh sudah
mengeras. Bentuk kepala menuju normal dan
posisi embrio telah sejajar dengan poros
memanjang bentuk telur. Kuning telur membeku,
sedangkan putih telur mencair dan tinggal
sedikit. Telinga, mata, dan ekor menuju kearah
sempurna. Sistem ginjal mulai memproduksi
urates (garam dari asam urat).

Hari ketujuh belas

: 23 Mei 2009
Pada hari ketujuh belas, permulaan internalisasi
vitelin, terjadi pengurangan cairan embrionik.
Selain itu perkembangan yang terjadi adalah kepala
menjadi normal bentuknya demikian juga dengan
mata, ekor, sayap, dan kaki. Bulu sudah menutupi
seluruh permukaan tubuh dan paruh mengarah
kekantung udara.

Hari kesembilan belas : 25 Mei 2009


Pada hari kesembilan belas, vitelus terserap semua
menutup pusar (umbilicus). Anak ayam menembus
selaput kerabang telur bagian dalam dan bernafas
melalui rongga udara. paruh ayam sudah siap untuk
mematuk selaput kerabang dalam. Pernafasan
dengan paru-paru sudah mulai berlangsung.

PEMBAHASAN
Perkembangan embrio ayam terjadi dalam dua media yaitu dalam tubuh induk
dan diluar tubuh induk. Perkembangan dalam tubuh induk yaitu setelah terbentuknya
zygote dari persatuan sel sperma dengan ovum, maka pertumbuhan embrio pun dimulai.
Sesaat setelah lima jam ovulasi, saat telur berkembang dalam isthmus terjadi pembedahan
sol yang pertama. Duapuluh menit kemudian disusul didaerah lain lain dan seterusnya
sehingga satu jam setelah itu pada saat telur meninggalkan isthmus, embrio sudah
tersusun dari 16 sel. Setelah empat jam di dalam uterus, jumlah sel menjadi 256 buah.
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio
sampai menetas ( Ir. Tutik Nuryati, M.P dkk, 2005 : 1 ). Selama pembelahan awal
seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi,
yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini
adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika
telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Dari ektoderm akan terbentuk sistem saraf dari bagian bagian dari mata, bulu,
paruh, kuku, dan kulit. Sedangkan dari mesoderm terbentuk tulang, otot, darah, sistem
reproduksi dan sistem ekskresi. Dari endoderm terbentuk organ organ respirasi, sekresi,
serta saluran pencernaan.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan
menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler
terus berlangsung selagi temperature di atas 75 F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila
temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap
dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi
pembelahan sel antara waktu tersebut.
Perkembangan embrio selama masa pengeraman merupakan fase kedua dari
perkembangan embrio. Salah satu perubahan struktur pertama setelah telur dieramkan
adalah munculnya primitive streak bersamaan dengan differensiasi mesoderm, primitive
streak membentuk dua penebalan ectoderm, bermula dititik awal endoderm. Primitive

streak akhirnya hilang tetapi berfungsi sebagai tempat terdapatnya sumbu exis
longitudinal tubuh dan ekstremitas posterior.
Pada hari pertama, kepala embrio telah terbentuk dan didalamnya dapat dilihat
permulaan pertumbuhan sistem saraf pusat, fore-got, dan traktus alimentarius. Pulau
darah muncul didaerah ovaca, diluar tubuh embrio. Elastoderm membesar (melebar
dengan cepat yang memulai proses pertumbuhan hingga mengelilingi kuning telur). Pada
hari kedua jantung mulai tampak berdenyut. Pada hari ketiga, lapisan endoderm melekat
pada kantong kuning telur dan area ovaca berubah menjadi area vasculosa, sedangkan
dipertengahannya terdapat peta takdir yang akan berkembang menjadi pembuluh darah
dan butir-butir darah.
Pada hari keempat, terdapat pertumbuhan endoderm kearah luar untuk
membentuk usus belakang yang mendorong suatu lapisan mesoderm yang masuk
kedalamnya menjadi cavitis ekstra embrionik untuk membentuk alantois. Selaput ekstra
embrionik terus menerus memebesar hingga mengisi seluruh ruangan serta merupakan
kantong pembuluh darah yang bergabung dengan chorion sehingga kapiler-kapilernya itu
berhubungan langsung dengan selaput kuning telur.
Embrio tidak memiliki hubungan anatomis dengan tubuh induk, secara alami
terdapat selaput tertentu yang diperlukan untuk mengambil bahan makanan yang terdapat
dalam telur. Selaput tersebut adalah selaput luar yang disebut kantung kuning telur yang
membungkus kuning telur, selaput ini mengsekresikan enzim yang merupakan
kandungan kuning telur menjadi suatu bahan makanan yang larut, dapat diserap, dan
diangkat untuk perkembangan embrio. Pada embrio ayam tubuhnya terangkat dari kuning
telur karena pembentukan lipatan-lipatan tubuh yang berkontraksi di daerah pusat
sehingga terbentuk tali pusar. Tali pusar ini menghubungkan embrio dengan kantung
kuning telur dengan selaput ekstra embrionik lain.
Karena kuning telur dipakai oleh embrio, maka jumlahnya atau volumnya makin
lama makin mengecil seiring dengan pertumbuhan embrio. Kantung telur ditarik masuk
kedalam ruang perut bersama sisa kuning telur sebagai sumber makanan sementara
untuk anak ayam yang baru menetas. Kantung kuning telur dihubungkan dengan tubuh
embrio oleh tungkai kuning telur.
Amnion merupakan kantong yang membantu embrio muda selama
perkembangannya, dimana kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat
mukoid, dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran
cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah embrio
kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah-ubah sikap, dan menyerap
albumin.
Chorion merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian dalam kerabang telur
dengan alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona amniotic. Pada proses
pembentukan plasenta merupakan bagian dari foetus. Bersama-sama dengan alantois
membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh darah yang berfungsi
menyempurnakan fungsi metabolic. Alantois merupakan selaput yang membantu system
sirkulasi dan apabila telah berkembang sempurna ia akan mengelilingi embrio.

KESIMPULAN
-

tahap perkembangan embrio pada ayam terdiri atas 2 fase yaitu


o fase perkembangan awal, dalam tubuh induk
o fase perkembangan selama masa pengeraman diluar
tubuh induk
periode inkubasi normal pada telur ayam adalah 15 hari
perkembangan embrio sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu
perkembangan embrio pada hari kedua pengeraman,
pertumbuhannya meliputi tahap-tahap berikut
o morulasi
o blastulasi
o gastrulasi
pertumbuhan embrio semakin mendekati kesempurnaan pada
saat albumin dan kuning telur menjadi sedikit, disebabkan oleh
penyerapan embrio sendiri sabagai cadangan makanan anak
ayam yang baru menetas
Rongga udara yang terdapat di bagian tumpul disetiap telur
akan semakin bertambah luas sebab air dalam telur sewaktu
proses lncubasi akan terus berkurang dengan cara menguap
lewat dinding kulit telur
Pada hari kesembilan belas hampir sepertiga bagian menjadi
rongga udara.
Ketentuan bagi sebutir telur untuk ditetaskan adalah:
o Telur yang dihasil kan oleh betina yang telah dibuahi.
o Permukaan kulit telur licin dan rata
o Kerabang telur tidak terlalu tebal dan tipis
albumin merupakan kantung udara bagi embrio sehingga ia
dicerna oleh allantois dan diserap oleh amnion yang
menyebabkan udara bisa digunakan oleh embrio

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bradley M, Patten.(1950). Early Embriology of The Thich. McGraw-Hill Book Company,
New York.
Nuryati, M.P Ir.Tuti, Ir.Sutarto, Muh.Khamim, dkk.(2005).Sukses Menetaskan Telur,
Penebar Swadaya, Bogor.
Suprijatnah, Dr. Enjeng, Prof. Dr. Ruhyat Kartasudjana.(2006). Unggas. Penebar
Swadaya, Bogor.
Wildan Yatim.(1982).Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung
Yuhara Sukra.(1975).Pengantar Kuliah Embriologi I. Proyek Peningkatan Mutu
Perguruan Tinggi IPB, Bogor.
http://www.ciptapangan.com/files/downloadsmodule/@random4413d85938188/1185953
410_buletin_maret_2007.pdf

LAPORAN II
TANGGAL

: 14 Mei 2009

JUDUL

: PENYUNTIKAN ZAT WARNA KEDALAM TELUR AYAM

TUJUAN

: Untuk mengetahui tepat atau tidaknya sasaran penyuntikan yang


berguna dalam aplikasi chicken embrio.

ALAT

: 1. spuit
2. jarum baja
3. penangas air
4. spidol

BAHAN

: 1. telur ayam
2. pewarna makanan

CARA KERJA
o Bagian yang tumpul dari telur atau daerah rongga udara, kita tandai dengan spidol
lalu kita lubangi dengan jarum baja.
o Diambil larutan hijau dengan spuit sebanyak 0,1 ml dan disuntikan kedalam tlur
sedalam ujung kanul dengan arah keatas
o Putarkan arah lubang kanul kebawah, secara perlahan-lahan suntikan larutan
hingga habis.
o Penyuntikan harus dilakukan dengan sudut 90.
o Telur tersebut dimasukan kedalam penangas air, kemudian direbus hingga masak,
lalu diangkat dan dibelah secara vertikal untuk melihat ketepatan penyuntikan.
HASIL PERCOBAAN
Warna hijau pada kuning telur yang telah direbus, menunjukkan ketepatan
penyuntikan.

PEMBAHASAN
Pada prinsipnya, semua jenis telur unggas mempunyai struktur yng sama. Telur
terdidiri dari enam bagian yang penting, yaitu kerabang telur (shell), selaput kerabang
telur (shell membranes), putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur
(chalaza), dan sel benih (germinal disc)
Kerabang telur merupakan bagian telur yang paling luar dan paling keras.
Kerabang ini terutama tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbonat ini
berperan penting sebagai sumber utama kalsium, sebagai pelindung terhadap embrio
yang sedang berkembang, dan sebagai penghalang masuknya mikroba. Selaput kerabang
telur merupakan bagian telur yang terletak di sebelah dalam kerabang telur. Selaput ini
terdiri dari dua lapisan yaitu selaput kerabang luar (yang berhubungan dengan kerabang)
dan selaput kerabang dalam (yang berhubungan dengan albumin). Diantara selaput
kerabang luar dan selaput kerabang dalam terdapat rongga udara. Rongga udara ini
terletak dibagian ujung telur yang tumpul yang berfungsi sebagai penyedia oksigen untuk
pernapasan embrio.
Putih telur terdapat diantara selaput telur dan kuning telur. Putih telur terdiri atas
Fungsi putih telur sebagai tempat utama penyimpanan makanan dan air dalam telur untuk
digunakan secara sempurna selama penetasan. Kuning telur merupakan bagian telur yang
berbentuk bulat, berwarna kuning sampai jingga, dan terletak ditengah-tengah telur.
Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis yang disebut membran vitelin. Pada kuning
telur inilah terdapat sel betina (blastoderm atau germinal disc) yang sekaligus menjadi
tempat berkembangnya embrio. Disamping itu didalam kuning telur banyak tersimpan
zat-zat makanan yang sangat penting dalam membantu perkembangan embrio. Kuning
telur sebagian besar mengandung lemak.
Tali kuning telur merupakan bagian telur yang berbentuk seperti anyaman
tali.yang membatasi antara putih telur dengan kuning telur. Tali kuning telur ini berfungsi
untuk mempertahankan kuning telur agar tetap berada pada tempatnya. Selain itu, tali
kuning telur berfungsi untuk melindungi kuning telur selama perkembangan embrio. Sel
benih atau kalaza merupakan bagian telur yang berbentuk seperti bintik putih. Zat ini
terdapat pada kuning telur. Bila dibuahi oleh sel kelamin jantan akan berkembang
menjadi embrio yang akhirnya akan tumbuh menjadi anak ayam.
Hasil yang diperoleh sering tidak mengenai sasaran, hal ini sering disebabakan
banyak hal yaitu pada saat melakukan penyuntikan tidak benar. Contohnya pada saat
masih tersisa pada jarum baja sehingga mengenai putih telur. Kesalahan penyuntikan ini
dapat juga disebabkakn oleh penyimpanan telur yang terlalu lama sehingga telur tersebut
menjadi dingin dan isi dalam telah mencair, hal ini mengakibatkan sukarnya mengamati
hasil yang kita peroleh. Pada umumnya aves mempunyai kuning telur yang besar,
terutama ayam. Dimana kuning telur tersebut berfungsi sebagai makanan pada waktu
ayam dalam keadaan embrio

KESIMPULAN
1. penyuntikan pada kuning telur dapat dikatakan berhasil apabila terdapat zat warna
hijau pada kuning telur.
2. berhasil atau tidaknya penyuntiakan kuning telur dipengaruhi oleh ketelitian
laboran dan baik tidaknya telur itu sendiri.
3. ayam merupakan Aves yang memiliki telur besar dan telurnya tergolong kepada
Telolechital.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anggorodi, Prof. Dr. R, dkk.(1979). Perkembangan Serta Bagian-Bagian Telur Ayam.
P.T. Geamedia, Jakarta.
Arey, Leslie Brainerd.(1974).Developmental Anatomi, A Text Book and Laboratory
Manual of Embriology.W.B.Saunders Company-Philadhelpia and London
J.Rismant dan Siswosudarmo.(1978). Penagaruh Suntikan Glukosa Kedalam Cairan
Intra Ovuler Pada Embrio Ayam. Penerbit Bagian Anatomi, Embriologi, dan
Antrhopologi Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Nuryati, M.P Ir.Tuti, Ir.Sutarto, Muh.Khamim, dkk.(2005).Sukses Menetaskan Telur,
Penebar Swadaya, Bogor.
Wildan Yatim.(1982).Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung
http://centralunggas.blogspot.com/2009/04/telur-ayam-arab-betakaroten.html
http://infofet.blogspot.com/2009/01/amatilah-si-telur-ayam.html

LAPORAN III
TANGGAL

: 28 Mei 2009

JUDUL

: MENGUKUR PANJANG FOETUS

TUJUAN

: Untuk mengetahui panjang dan berat foetus pada masa


kandungan

ALAT

:
-

baki alumunium
benang wall
penggaris
pinset

BAHAN

: Foetus sapi atau kambing yang telah diawetkan

CARA KERJA

:
-

foetus yang telah disediakan dikeluarkan dari dalam stoples


dan diletakkan di atas baki alumunium
dilakukan pengukuran dengan cara CC-R dan SC-R
pengukuran CC-R dilakukan dengan cara mengukur panjang
saluran tubuh foetus dimulai dari pangkal ekor berbentuk kurva
sampai forehead
pengukuran SC-R dilakukan dengan cara mengukur panjang
tubuh foetus mulai dari pangkal ekor berbentuk garis lurus
sampai forehead. Cara ini yang sering digunakan
catat hasil pengukuran

HASIL PENGAMATAN

Dari hasil pengukuran foetus sapi maka diperoleh hasil sebagai berikut
- dengan cara CC-R panjang foetus yang diperoleh adalah 42cm
- dengan cara SC-R panjang foetus yang diperoleh adalah 38cm
Tabel Hasil Pengukuran
Umur
(hari)

Berat
(g)

Panjang

120

600

42 (CC-R)
38 (SC-R)

Panjang
Kepala Tubuh

Ratio
Kepala

Tubuh

18
11,5

1
1

2
3

35,5
31

Panjang
Kaki
Kaki
depan belakang
16
25
15,5
23

Ratio
Kaki
depan
1
1

Kaki
belakang
2
2

PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan didapatkan panjang foetus 42 cm dengan tekhnik CC-R
dan 38cm dengan tekhnik SC-R. Panjang yang diperoleh ini dapat menunjukkan berat
dan umur dari foetus tersebut, sebagai berikut :
UMUR
PANJANG
(BULAN) FOETUS
(cm)
1
0,8-1
2
3

6-8
13-17

27-32

30-45

40-60

55-25

75-85

20-100

BERAT
(g)
0,3-0,5

SIFAT FETAI/PLASENTA

Pucuk kepala dan kaki jelas, plasenta belem


bertaut
10-30
Pucuk teracak, skrotum kecil, plasenta terpaut
200-400
Rambut pada vivir, dagu, dan kelopak mata,
skrotum pada jantan
1000-2000 Teracak, berkembang warna kuning, ada legok
bakal tanduk
3000-4000 Rambut pada alis, bibir, testes dalam skrotum,
puting susu
5000Rambut dibagian dalam telinga, sekeliling legok
10000
tanduk, ujung ekor, dan moncong
8000Rambut pada meta tarsal, meta carpal phalanx
18000
dan punggung, rambut panjang pada ekor
15000Rambut pendek, halus diseluruh tubuh
25000
20000Rambut panjang sempurna diseluruh tubuh, gigi
50000
seri normal, foetus besar

Semakin bertambahnya usia kehamilan, makin bertambah pula berat foetus. Peningkatan
yang drastis terjadi pada masa kehamilan 8-9 bulan. Pertumbuhan pada masa prenatal
dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu : hereditas, ukuran, induk, nutrisi, lama kebuntingan,
dan jumlah anak per litter.
Posisi foetus dalam kornua uteri juga dipengaruhi oleh komposisi antar sesama
litter, perkembangan embrio dan endometrium sebelum implantasi, ukuran plasenta, dan
suhu udara luar. Ukuran foetus secara genetik dipengaruhi oleh komponen gen itu sendiri,
komponen gen induk, dan komposisi intra uteri dengan foetus lain. Kontribusi genetik
material dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih besar daripada kontribusi prenatal.
Pada kenyataannya telah diperkirakan bahwa 50%-75% variabilitasnya dalam berat lahir
ditentukan oleh faktor-faktor maternal.
KESIMPULAN
-

foetus yang digunakan dalam praktikum, jika dilihat dari


panjangnya (disesuaikan dengan tabel), maka foetus sapi
tersebut berumur 6 bulan dan beratnya 5-8 kg
kontribusi maternal dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih
besar daripada kontribusi paternal
posisi foetus dalam cornua uteri dipengaruhi oleh komposisi
antara sesama litter, perkembangan embrio dan endometrium
sebelum implantasi, ukuran plasenta, dan suhu udara luar.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Moser. B. Toelihere, Drh, Msc, Dr.(1985). Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit
Angkasa : Bandung.
Msi., Drh.Erdiansyah Rahmi.(2007). EMBRIOLOGI. DPA SKPD : Banda Aceh
http://sulismuria.blogspot.com/2009/01/panduan-peternakan-sapi.html

LAPORAN IV
TANGGAL

: 04 Juni 2009

JUDUL

: PEMERIKSAAN SALURAN KELAMIN

TUJUAN

: Untuk mengetahui atau mengindentifikasi bentuk, susunan, dan


fungsi organ-organ urogenelitas jantan dan betina pada unggas dan
mamalia

ALAT

: baki alumanium, pinset

BAHAN

: alat kelamin ayam dan sapi

CARA KERJA

:- preparat alat kelamin yang akan diperiksa dikeluarkan dari


dalam stoples yang telah diberi formalin. Kemudian dibersihkan
dengan air agar baunya tidak menyengat.
- setelah itu preparat alat kelamin diletakkan kedalam baki
alumanium.
- Lalu amati bagian bagian dari alat kelamin tersebut dan
gambarkan.

HASIL PENGAMATAN
Dari hasil pengamatan terhadap alat kelamin ayam dari golongan aves dan sapi
dari golongan ruminansia maka dapat diketahui organ-organ kelamin hewan tersebut,
yaitu :Unggas masculina terdiri dari sepasang tetis, epididymis, duktus defferent, dan
phallus. Sedangkan unggas feminina mempunyai sepasang ovarium dan oviduct. Pada
sapi Masculina alat kelaminnya terdiri atas dua buah testis yang terdapat didalam
skrotum, epididymis, ductus defferent, glandula accessories, dan penis. Sedangkan pada
sapi feminina adalah ovarium, tuba uterina, vagina, dan vulva.
Alat kelamin unggas Feminina

Alat kelamin unggas Masculina

PEMBAHASAN
Testis (buah Zakar) adalah suatu alat dengan 2 fungsi, selain membuat sperma
juga merupakan organ endokrin. Hormon yang dibentuk adalah testosteron, yang
merupakan hormon kelamin jantan yang utama. Hormon ini bertanggung jawab untuk
perkembangan yang disebut ciri-ciri kelamin sekunder dari laki-laki.Testis terdapat
sepasang pada setiap hewan jantan dan bentuknya bulat seperti kacang pada unggas dan
seperti telur pada mamalia.Letak testis berbeda-beda, tergantung dengan jenis
kelaminnya. Pada kuda, sapi, domba, anjing, dan kucing berada didalam rongga pelvis.
Pada marmut, kelinci, dan tikus terletak didalam rongga perut melalui penghubung yang
disebut kanalis inguinalis. Pada mamalia testis dibungkus oleh skrotum, sedangkan pada
unggas tidak.
Pada waktu kehidupan embrional, testis terletak didalam rongga perut, kemudian
pada beberapa hewan seperti mamalia testis turun kerongga pelvis, kemudian masuk
kedalam kantung skrotum. Skrotum terdiri dari beberapa lapis, dari suprefial ke profundal
yaitu kulit, tunica dartos, fascia scrotalis, lamina parietalis atau tunica vaginalis. Skrotum
berfungsi sebagai pelindung dan termugulator. Jika udara dingin skrotum akan
mengeriput, testis tertarik lebih dekat dengan badan, sehingga panas tidak banyak
terbuang, sebaliknya juga dengan udara panas.
Ukuran testis tidak selamanya konstan, karena mereka menjadi besar pada musim
kawin,yang kiri sering lebih besar dari pada yang kanan. Testis berfungsi sebagai organ
eksokrin dan organ endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin berfungsi untuk menghasilkan
spermatozoa, sedangkan sebagai kelenjar endokrin berfungsi untuk mensekresikan
hormon testosteron. Testis terbagi atas lobulus-lobulus, dan setiap lobulus terdiri banyak
tubuli seminiferi. Bagian distal dari tubuli seminiferus saling beranastomose membentuk
tubuli rekti, kemudian membentuk anyaman seperti jala yang disebut rete testes. Dari rete
testes keluar saluran atau duktus efferent, epididymis, defferent, dan uretra.
Duktus efferent adalah saluran yang meninggalkan testis sebagai lanjutan dari rete
testis. Saluran ini berfungsi sebagai tempat lewatnya spermatozoa. Ductus epididymis
dibungkus oleh tunica vaginalispropria dan tunica albugenia yang tipis. Epididymis
terdiri dari caput, corpus, dan caudal epidimis. Fungsi terpenting dari epididymis adalah

sebagai tempat penyimpanan spermatozoa dan sebagai tempat pematangan spermatozoa


yaitu di cauda epididymis. Ductus defferent adalah suatu saluran yang membentang dari
cauda epididymis ke urethra pars pelvina.ductus deffernt berfungsi untuk menyalurkan
spermatozoa dari cauda epididymis ke uretra.
Kelenjar accesssories adalah vesica seminalis, prostat, dan bulbouretralis. Vesica
seminalis tidak terdapat pada carnivora, kelinci, dan ikan hiu. Kelenjar ini berfungsi
untuk menyimpan spermatozoa dan sekretnya ditumpahkan pada semen terjadi ejakulasi.
Kelenjar prostat mengeluarkan sekresinya melalui ductuli prostatica, dimana sekresinya
berupa cairan yang putih bereaksi netral dan berbau spesifik untuk sperma. Bulbouretralis
disebut juga dengan kelenjar cowper, sekretnya berupa lendir yang merupakan cairan
semen atau cairan viscous yang diduga berfungsi untuk membersihkan uretra sebelum
dilewati sperma.
Penis adalah alat kopulasi, yang terdiri dari dua tipe yaitu fibroelastis dan
cavernosus (vascular). Pada tipe fibroelastis bentuknya kecil, panjang, waktu ereksi keras
tapi tidak begitu membesar cavernosanya sedikit. Pada waktu tidak ereksi melengkung
membentuk huruf S disebut flexura sigmoidea. Pada tipe cavernosus, bentuknya
pendek, waktu ereksi membesar karena banyaknya caverna, tapi tidak begitu keras.
Caverna ini terdiri dari 2 bagian yaitu, corpus cavernosum dan corpus cavernosum uretra.
Ujung penis disebut glans penis.Sedangkan pada unggas penis digantikan oleh phallus,
yang mempunyai fungsi yang sama dengan penis yaitu sebagai alat kopulasi.

Vulva disebut juga dengan vestibulum vagina atau sinus urogenitalia. Bagian luar
vulva disebut labia, labia mayor di sebelah luar dan labia minor dibagian dalam. Vagina
merupakan saluran yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar disebut vestibulum dan
bagian dalam disebut vagina. Kedua bagian itu dibatasi oleh orificium uretra eksterna.
Antara vagina dan veatibulum terdapat suatu lipatan mukosa berbentuk bulan sabit ,
disebut dengan hymen. Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika
kopulasi, sebagai tempat jalan keluarnya foetus dan plasenta ketika kelahiran.

Setelah dari vagina masuk ke cervix uteri, yang berfungsi sebagai tempat
lewatnya foetus ketika proses kelahiran dan berfungsi untuk melindungi foetus dari
bakteri atau kuman ketika masa kebuntingan dan selama masa estrus cervix terbuka
sedikit untuk memungkinkan lewatnay spermatozoa. Kemudian menuju ke corpus uteri.
Korpus uteri berfungsi sebagai tempat berkembang dan tumbuhnya foetus. Lebih
kedalam lagi kita temui cornua uteri cornua uteri terletak diruang abdomen, biasanya
tertekan diotot-otot sublumbalis oleh usus yaitu caecum. Uterus diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe yaitu : simplex, duplex, bicornua, dan bipartiti.

Oviduct atau tuba Fallopi terdapat sepasang pada mamalia tetapai pada unggas
hanya oviduct sebelah kiri yang berkembang. Pada mamalia, oviduct dibagi menjadi tiga
bagian utama yaitu infundibulum, yang berfungsi untuk mengangkut oosit setelah
fertilisasi. Pada saat ovulasi, fimbre menangkap langsung oosit yang diovulasikan kearah
infundibulum. Ampulla, merupakan daerah pada oviduct yang relatif lebih luas. Daerah
ini merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Isthmus, adalah bagian tersempit pada oviduct
yang terletak diantara ampulla dan cornua uterus.
Pada unggas, oviduct dibagi menjadi 5 bagian yaitu, infundibulum adalah struktur
yang berbentuk corong yang berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh
ovarium. Segera menyusul magnum yang berfungsi untuk mensekresikan albumin.
Kemudian isthmus yang menghubungkan magnum dan uterus dan mensekresikan
membran kulit telur dan sedikit albumin. Kemudian uterus berfungsi untuk
mensekresikan kira-kira 40% dari seluruh albumin telur, membentuk kulit telur yang
berkapur mensekresikan pigmen kulit telur dan cuticula. Kemudian vagina berfungsi
untuk mensekresikan kutikula kulit luar dan mungkin pigmen.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ham, Arthur Worth.(1957).HISTOLOY.J.B. Lippincott Company: USA
Kimball, john W.(1983). BIOLOGI edisi ke-5 jilid 2. Penerbit Erlangga : Jakarta
Ph.D., Seeley Road R, Trent D. Stephens Ph.D., dkk. (1995). Anatomy & Physiology.
Mosby:USA
http://www.137.222.110.150/calnet/vetrep7/page2.htm
http://tbn2.google.com/images?
q=tbn:c8vKTsvcf6gM8M:http://www.ilri.org/InfoServ/Webpub/Fulldocs/X5442e/x5442e
06.gif
http://tbn0.google.com/images?
q=tbn:bUcA9AsGQfAmRM:http://www.dva.gov.au/health/menshealth/images/11_prostat
e.gif

Anda mungkin juga menyukai