Anda di halaman 1dari 90

WAWANCARA DAN PEMERIKSAAN

PSIKIATRI
Kelompok 4

Pemeriksaan lengkap psikiatrik lebih diarahkan kepada


manifestasi dari fungsi mental, emosional dan prilaku,
yang tujuannya untuk menyusun laporan keadaan
psikologik dan psikopatologik pasien (status psikiatri).

Kerangka Pemeriksaan
1. pemeriksaan tak langsung, berupa auto/allo
anamnesa yang berisi tentang keluhan gangguan
sekarang, perkembangan keluhan, dan riwayat situasi
hidup pasien.

Pemeriksaan langsung, yang terdiri dari :


1. status internus dan neurologis
2. khusus psikis yg terdiri atas, penampilan umum, afek
dan emosi, pikiran, dan prilaku.
Pemeriksaan tambahan
Uji psikologis, EEG, CT scan, dll

Data yang dihasilkan dari pemeriksaan disebut hasil dari


wawancara psikiatrik, dan alat pemeriksaan berupa pribadi
dari dokter.
Perilaku pasien selama pemeriksaan, sebagian besar
merupakan respon dari interaksinya pada si dokter, sehingga
perlu adanya pemeliharaan hubungan selama pemeriksaan
Wawancara selalu mengandung tanggung jawab diagnostik
dan terapis.

Riwayat Psikiatris
Merupakan catatan tentang riwayat penyakit, gangguan
jiwa, riwayat hidup pasien yang diperlukan untuk
mengenal pasien

Prosedur pemeriksaan
Hal yang perlu diperhatikan :
Memiliki pengertian terhadapa data-data yang
diperlukan
Pemeriksaan dilakukan berkesinambungan dan terarah
Keikhlasan dan minat menolong

Garis besar riwayat psikiatrik


Data pribadi :
Berisi identitas pasien, berupa nama, alamat, umur, jenis
kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, suku, agama,
dan data lain yang berhubungan

Keluhan Utama
Pasien dibiarkan untuk menceritakan segalanya, sehingga
mampu menggambarkan keluhan yang dialami pasien.
namun perlu diwaspadai adanya keluhan yang bersifat
kabur.

Riwayat gangguan sekarang


data yang didapat harus memiliki kronologis dan dapat
menggambarkan sifat dan situasi pada awal munculnya
penyakit, sehingga dapat ditemukan perkembangan dari
penyakit, faktor pemicu, dan alasan berobat pasien. serta
eksplorasi kemungkinan gejala psikofisiologis, gejala fisik

Riwayat Gangguan sebelumnya


Merupakan keterangan mengenai segala kejadian yang
pernah dialami pasien dari lingkungan luar maupun
dalam diri pasien, serta reaksi-reaksinya terhadapnya.
Meliputi : Riwayat kelahiran/tumbuh kembang,
Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan, Minat, Prilaku,
Penyakit sebelumnya, Seksual dan perkawinan.

Riwayat Gangguan Psikiatri


Episode terdahulu, derajat disfungsi, riwayat terapi,
lama gangguan

Riwayat gangguan medis


Penyakit medis, riwayat bedah, trauma kepala,
penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan
kesadaran, HIV, PMS, gangguan psikosomatis.

Penggunaan zat psikoaktif


Alkohol
narkoba

Riwayat hidup
Riwayat prenatal dan perinatal : masa kehamilan,
proses kelahiran, cedera lahir, kesehatan ibu, emosi
ibu, penggunaan obat.
Masa kanak awal (< 3th) : pola interaksi, gangguan
perkembangan, kegiatan anak sehari-hari, gizi.
Masa kanak tengah (3-7 th): aktivitas pendidikan,
interaksi sosial, aktivitas harian.

Riwayat hidup
Masa kanak akhir dan remaja : aktivitas harian, interaksi
sosial, pendidikan, masa pubertas.
Masa dewasa: Pekerjaan, Perkawinan
Agama
Hukum
Psikoseksual
Keluarga
Mimpi dan fantasi

Pemeriksaan status mental


Deskripsi umum
- Penampilan: postur, sikap, cara berpakaian
- Perilaku dan aktivitas psikomotor: kualitas dan
kuantitas psikomotor
- Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif? Atensi? Dll.

Mood dan afek


Mood merupakan suasana perasaan yang bersifat pervasif
dan tahan lama yang dinilai dari suasana persaan atas
pernyataan pasien, ekspresi wajah, prilaku, dan
perubahan suasana hati. Sedangkan afek, merupakan
gambaran situasi emosi sesaat yang dinilai dari
ekspresi, intonasi dan motorik pasien.
Keserasian afek

Pembicaraan
Pola bicara, kuantitas bicara, kualitas bicara, irama
bicara.

persepsi
Halusinasi dan ilusi, baik secara audio, visual,
olfactorik, dan taktil

pikiran
- Proses pikir
Flight of idea, block of idea, pikiran kosong.
- Isi pikir
waham, delusi, obsesi, kompulsi, fobia, keinginan, ide.

Sensorium dan kognisi


Menilai fungsi otak organik, intelegensi, kapasitas
berfikir abstrak, daya nilai dan tilikan, dengan
penggunaan Mini Mental State Examination.

Tanda dan Gejala Klinis Psikiatrik

Lingkup Bahasan
1. Kesadaran dan Kognisi
2. Perasaan/Emosi
3. Perilaku motorik/Konasi
4. Pikiran
5. Persepsi/Penginderaan
6. Kemampuan Bahasa
7. Tilikan dan Nilai Sosial

Kesadaran
Definisi
Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam
menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri

1.
2.
3.
4.

Gangguan kesadaran merupakan tanda adanya kerusakan


organik pada otak. Ada beberapa tingkatan kesadaran, yaitu:
Kompos Mentis, yaitu suatu derajat optimal dari kesigapan
mental
Apatia, yaitu suatu derajat penurunan kesadaran yakni individu
berespon lambat terhadap stimulus dari luar
Somnolensi, yaitu suatu keadaan kesadaran menurun yang
cendrung tidur
Sopor, derajat penurunan kesadaran berat. Dalam keadaan ini,
pasien hanya merespon minimal terhadap rangsang kuat, atau
bahkan tidak sama sekali

5.

Koma, derajat kesadaran paling berat. Tidak memberi respon


apapun walaupun dengan perangsangan yang kuat

6.

Kesadaran Berkabut, perubahan kualitas kesadaran yakni individu


tidak dapat berpikir jernih

7.

Delirium,terjadi gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku


berfluktuasi, yaitu bisa seketika gaduh gelisah dan apatis. Sering
pula disertai gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi

8.

Kesadaran Seperti Mimpi, terjadi pada serangan epilepsi


vasomotor. Ia tidak menyadari yang dilakukannya dan tidak
bereaksi terhadap perangsangan (tidak sama dengan sleep
walking)

9.

Twilight State, perubahan kualitas kesadaran yang disertai


halusinasi, biasa pada gangguan otak organik. Separuh sadar,
respon terhadap lingkungan terbatas, perilaku impulsif, emosi
labil dan tak terduga.

Kognisi
Adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui
benda, keadaan, situasi yang dikaitkan dengan
pengalaman pembelajaran dan kapasitas seseorang.
Termasuk memori, konsentrasi, orientasi, kemempuan
bahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif,
abstraksi dan intelegensi.

Perhatian/Konsentrasi
Terdapat beberapa gangguan konsentrasi:
1. Distraktibilitas, ketidakmampuan individu untuk
memusatkan dan mempertahankan perhatian. Sering
ditemui pada keadaan cemas akut dan maniakal
2. Inatensi Selektif, ketidakmampuan memusatkan
perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya
situasi yang membangkitkan kecemasan

3. Kewaspadaan Berlebih (Hyper-vigilance), pemusatan


perhatian yang terlalu berlebih pada stimulus eksternal
dan internal sehingga pasien tampak sangat tegang

Orientasi
Adalah kemampuan individu untuk mengenali objek
atau situasi sebagaimana adanya. Terdiri dari orientasi
personal, orientasi ruang/spasial, dan orientasi waktu.
Gangguan pada orientasi dikaitkan dengan kerusakan
organik pada otak

Memori/Daya Ingat
Jenis gangguan memori :
1. Amnesia
1.

Amnesia anterograd, apabila hilangnya memori


terhadap pengalaman setelah titik waktu kejadian.

2.

Amnesia retrograd, hilangnya memori sebelum titik


waktu kejadian

2. Paramnesia (Ingatan Palsu)


a.

Konfabulasi: Ingatan palsu untuk mengisi kekosongan memori

b.

dj vu: ingatan palsu terhadap pengalaman baru

c.

Jamais Vu: kebalikan dj vu, yaitu pasien merasa asing


terhadap situasi yang pernah dialaminya

d.

Hiperamnesia: ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap


suatu pengalaman

e.

Screen memory: menutupi pengalaman traumatis dengan sesuatu


yang dapat ditolerir

f.

Letologika: ketidakmampuan menemukan kata yang tepat untuk


mendeskripsikan pengalamannya

Berdasarkan waktu kehilangan daya ingatnya:


1. Memori segera, adalah kemampuan mengingat peristiwa
yang baru saja terjadi
2. Memori baru, ingatan terhadap pengalaman dalam beberapa
hari terakhir
3. Memori jangka menengah, ingatan terhadap peristiwa
beberapa bulan lalu
4. Memori jangka panjang, ingatan terhadap peristiwa yang
sudah lama terjadi (tahun)

Emosi
Adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar,
bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan
perilaku individu. Secara deskriptif fenomatologis
dibedakan antara mood dan afek.

1.

Mood eutimia, suasana perasaan dalam rentang normal

2.

Mood hipotimia, suasana yang diwarnai kesedihan dan


kemurungan

3.

Mood disforia, suasana perasaan yang tidak menyenangkan

4.

Mood hipertimia, suasana yang memperlihatkan kegairahan yang


berleihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan

5.

Mood euforia, perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan

6.

Mood ekstasia, perasaan dengan kegairahan yang meluap-luap

7.

Aleksitimia, ketidakmampuan individu untuk menghayati


perasaannya

8.

Anhedonia, suasana kehilangan minat dan kesenangan


terhadap aktivitas kehidupan

9.

Mood kosong, kehidupan emosi yang sangat dangkal, dijumpai


pada pasien skizofrenia kronis

10. Mood labil, suasana perasaan yang berubah dari waktu


kewaktu
11. Mood iritabel, suasana perasaan yang sensitif, mudah
tersinggung, mudah marah dan sering kali bereaksi berlebihan
terhadap situasi yang tidak disenanginya

Afek
Adalah respon emosional saat sekarang, yang dapat
dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan
gerak gerik tubuhnya

1.

Afek luas, adalah afek pada rentang normal

2.

Afek menyempit, menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas

3.

Afek menumpul, penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi


(tatapan kosong, irama suara monoton, dll)

4.

Afek mendatar,suatu gangguan afektif berat yang lebih parah dari afek
menumpul

5.

Afek serasi, menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang


terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana hati yang
dihayatinya

6.

Afek tidak serasi, kondisi kebalikan antara ekspresi emosi dan suasana
yang dihayatinya

7.

Afek labil, menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan


tiba-tiba

Perilaku motorik
Adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif
dan tujuan tertentu serta melibatkan seluruh aktifitas
mental individu

1.

Stupor katatonia, penurunan aktifitas motorik secara ekstrim,


gerakan lambat hingga tidak bergerak. dijumpai pada skizofrenia
katatonik

2.

Furor katatonia, terjadi agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan


motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak
dipengaruhi stimulus eksternal

3.

Katelepsia, keadaan mempertahankan posisi tertentu dalam


waktu lama

4.

Flexibilitas cerea, sikap tubuh yang sangat luwes

5.

Akinesia, menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang


sangat terbatas

6.

Bradikinesia, perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi


pada pasien parkinson

Proses Pikir
1.

2.

Pola pikir primer; terminologi yang umum untuk pikiran


derealistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan
pada mimpi, tidak normal pada psikosis
Gangguan bentuk pikir/arus pikir
1. Asosiasi longgar
2. Inkoherensia
3. Flight of Ideas

3.

Sirkumstantial

4.

Tangensial

Isi Pikir
1. Kemiskinan isi pikir
2. Waham/delusi
1.

Waham bizzare, keyakinan yang keliru, mustahil dan


aneh

2.

Waham sistematik, keyakinan yang tergabung dengan


suatu tema

3.

Waham nihilistik

4.

Waham somatik, keyakinan yang keliru yang melibatkan


fungsi tubuh

5.
6.
7.

Waham paranoid, termasuk didalamnya waham kebesaran,


waham kejaran, waham rujukan, dan waham dikendalikan
Waham cemburu, waham tentang pasangan yang tidak setia
Erotomania, keyakinan yang keliru biasanya pada wanita,
merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya

3.

Obsesi, ide kuat yang menetap,sering kali tidak rasional

4.

Kompulsi, kebutuhan dan tindakan patologis untuk


melaksanakan suatu impuls

5. Fobia, ketakutan patologis yang irrasional yang persisten,


irrasional, berlebihan. Beberapa diantaranya adalah:
a. Fobia spesifik
b. Fobia sosial
c. Akrofobia
d. Agorafobia
e. Klaustrofobia
f. Ailurofobia
g. Zoofobia
h. Xenofobia
i. Fobia jarum

Persepsi
Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman
stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga
stimulus sensorik dapat menerima secara sadar

1. Depersonalisasi, merasakan diri sendiri sebagai tidak nyata


atau khayal
2. Derealisasi, merasa lingkungannya asing dan tidak nyata
3. Ilusi, persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulus
eksternal yang nyata
4. Halusinasi, terdiri dari halusinasi hipnagogik, hipnapompik,
audiotorik, visual, penciuman, pengecapan, taktil, somatik,
liliput

Reality Testing of Ability (RTA)


Kemampuan seseorang untuk menilai realitas.
Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons
emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas
kehidupan

Daya Nilai
1. Daya nilai sosial, Kemampuan seseorang untuk menilai
situasi secara benar, dan bertindak dalam sesuai
dengan situasi tersebut
2. Uji daya nilai, kemampuan untuk menilai situasi
secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi
imajiner yang diberikan

Tilikan
Jenis-jenis tilikan:
1. Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyakitnya
5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan
dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku
praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya, disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan

DIAGNOSIS
PSIKIATRIK
Kelompok 4

Pendahuluan
O Manifestasi fenomena perilaku manusia:
1.Perilaku
2.Pikiran
3.Perasaan
O Manifestasi perilaku sangat luas perlu empati dan
tidak praduga/menghakimi orang lain
O Terima orang lain sebagaimana adanya

Kriteria Gangguan Jiwa


Suatu kelompok gejala atau perilaku yang
secara klinis ditemukan bermakna dan yang
disertai dengan penderitaan (distress) pada
kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan
terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya)
seseorang.

(Narrow approach)

cont
O pendekatan narrow approach paradigma yg hanya
menggunakan standar penderitaan dan/atau disfungsi
seseorang .
O beda dgn pendekatan broad approach (pra tahun 1980-an)
menggunakan paradigma standar normalitas utk mengukur
perilaku manusia.
O Penggunaan standar normalitas pd manusia kini tidak lagi
digunakan sekarang digunakan pendekatan multikultural
atau pluralisme
O Multikultural/pluralisme: konsep yg menerima dan
menghargai adanya perbedaan dlm aspek perilaku manusia
berdasarkan tradisi, kepercayaan, agama, dan budaya.

Definisi Kesehatan Jiwa (WHO)


Orang yang sehat jiwanya adalah seseorang yang:
O Merasa sehat dan bahagia
O Mampu menghadapi tantangan hidup
O Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (dpt berempati atau
tidak secara apriori berpandangan negatif thd orang atau kelompok
berbeda)
O Mempunyai sikap positif terhadap diri dan orang lain.

Penerapan konsep
multikultural

Pendekatan Komprehensif
Gangguan jiwa bukanlah sesuatu hal yg berdiri
sendiri.
Sbg dokter apabila kita memeriksa dan
mengobati harus juga menilai aspek perilaku,
pikiran dan perasaan pasien.
Berlaku utk sebaliknya juga jika keluhan utama
adalah keluhan mental jgn lupa menjajaki aspek
fisik yg mempengaruhi

Pendekatan Deskriptif
Fenomenologis

O Bersifat netral tanpa melihat mengapa gejala itu


terjadi dari suatu sudut pandang atau paradigma
O Cara pendekatan: memasuki situasi itu dan membiarkan
kesadaran sensorik (sensory awareness) untuk
menemukan apa yg ada (what is obvious/given)
O Merupakan suatu pengalaman atau penghayatan
interaktif (bukan hanya berdasarkan alloanamnesis saja)
O Perlu membina rapport butuh empati

Gangguan jiwa sebagai suatu keseluruhan


dikelompokkan oleh WHO dalam sebuah bab iaitu
bab F dalam buku International Classification of
Diseases edisi 10 (ICD-10) atau terjemahannya
dalam indonesia sebagai PPDGJ III.

Evaluasi multiaksial
O Berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh baik dari
segi:
1. Ada tidaknya gangguan jiwa
2. Kepribadian
3. Kondisi medik/fisikal
4. Problem psikososial-lingkungan
5. Fungsinya sebagai makhluk psikososial secara menyeluruh
O Dengan evaluasi ini terapi dpt dilakukan secara lebih
komprehensif

Aksis I
1. Semua gangguan jiwa yg terdapat dalam blok F0 F9
(kecuali F60 dan F61) Khusus blok F7 F9 adalah
gg.jiwa yg awitannya mulai masa kanak atau remaja.
Pd anak dan remaja dpt pula ditemukan gg.jiwa yg
terdapat dlm blok F0 F6 asalkan memenuhi kriteria
diagnostiknya.
2. Kode Z dan kode V : problem kehidupan yg tidak
memenuhi kriteria gg.jiwa tetapi membuat orang itu
datang untuk minta pertolongan atau kondisi medis yg
memerlukan perhatian/terapi

Aksis II
1. Gangguan Kepribadian (F60 dan F61) atau Ciri
Kepribadian (tidak menggunakan kode
diagnostik)
2. Retardasi mental (F7)

Aksis III
Kondisi medis umum

Aksis IV
problem psikososial dan lingkungan

Aksis V
O Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi
psikologis, sosial dan okupasional
O Untuk memastikan suatu diagnosis gg.jiwa perlu beberapa
syarat:
1. Kumpulkan gejala-gejala menjadi suatu kumpulan gejala
(sindrom) yg bermakna
2. Pikirkan secara urutan hierarkis mulai dari F0 sampai F5 dlm
upaya membedakan pelbagai DD.
3. Telusuri jangka waktu/berapa gejala itu sudah ada serta lama
perjalanan penyakit termasuk ada tidaknya serta sifat dari
awitan gejala

Urutan hierarkis
O Definisi: pada umumnya gangguan-gangguan jiwa yang
secara hierarkis terletak dalam urutan di atas
mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gg.jiwa yg
terletak dalam blok di bawahnya.
O Kumpulan gejala itu bisa terdapat pada beberapa dx dgn
gejala yg sama atau mirip upaya untuk memastikan
sebuah diagnosis sering sukar jika hanya didasarkan pd
kumpulan gejala
O Makin ke atas hierarki biasanya makin berat tingkat
keparahan atau kedaruratannya

Penggunaan urutan hierarkis dalam


PPDGJ III
Hanya berlaku untuk urutan F0 F5
F6 dipertimbangkan secara khusus sebab khusus
F60 dan F61 dicatat dalam aksis II dan gg.jiwa
lainnya dalam blok F6 dicatat dalam aksis I.

Blok

Deskripsi

F0

Gg. Mental Organik termasuk gg.mental simptomatik

F1

Gg. Mental dan perilaku akibat penggunaan zat


psikoaktif

F2

Skizofrenia, gg.skizotipal dan gg.waham (gg. Psikotik


non-organik)

F3

Gg. Suasana perasaan (mood/afektif)

F4

Gg.neurotik, Gg.somatoform dan Gg. Yang berkaitan


dgn stres

F5

Sindrom perilau yang berhubungan dgn gg.fisiologis


dan faktor fisik

F6

Gg. Kepribadian dan Perilaku masa dewasa

F7

Retardasi mental

F8

Gg. Perkembangan psikologis

F9

Gg.Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd


masa anak dan remaja

Blok-blok gangguan jiwa secara rinci


Yang dimuat disini hanya ciri khas dari kelompok gangguan
jiwa atau gangguan jiwa yang spesifik,bujan kriteria diagnosis
F00-F09 : gangguan mental organik termasuk gangguan
mental simptomatik (PPDGJ-III hal 49-83)
Gambaran klinis beraneka ragam, namun persamaannya adalah:
Disfungsi primer pada otak akibat pelbagai penyakit,cedera, atau
rudapaksa pada otak yang menyebabkan gangguan fisiologis pada otak
Disfungsi sekunder pada otak oleh penyakit pada tubuh(diluar otak)
yang kemudian secara sistemik menimbulkan gangguan fisiologis pada
otak

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa


Gangguan sensorium (kesadarnan) seperti gangguan kesadaran
dan perhatian misalnya pada F05: delirium bukan akibat alkohol
atau zat psikoaktif lainnya
Gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, daya fikir, daya
belajar, misalnya pada demensia (F00-F03); sindroma amnestik
organik bkan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
Gangguan persepsi(mis : F06 halusinasi organik), gangguan isi
pikir atau gangguan suasana perasaan dan emosi
Perubahan kepribadian atau perilaku

Catatan
Delirium (F05) secara hierarkis berada pada urutan paling atas
karena hanya delirium yg mempunyai kelebihan satu gejala
Apabila ditemukan adanya gangguan fisik/ medis bersamaan dengan
gejala mental belum tentu adanya suatu gangguan mental organik
Apabila gejala mental yang ditemukan terbukti merupakan akibat
psikologis/ penyakit fisik bukan gangguan mental organik
Adanya riwayat terdapatnyagangguan / penyakit fisik belum tentu
memastikn bahwa gejala mental yang ditemukan sekarang
merupakan gangguan mental organik

Blok F0
- gg.jiwa (mentalnya) disebabkan oleh:
1.Penyakit yg secara primer mempengaruhi otak secara
fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
2.Penyakit atau kondisi fisik diluar otak yang secara
sekunder atau secara sistemik mempengaruhi fungsi
otak secara fisiologis sehingga trjadi disfungsi otak
- Utk memastikan dx perlu bukti dari riw.penyakit,
pem.fisik, pem.lab yg menyokong

Blok F1 : gg.mental dan perilaku akibat


penggunaan zat psikoaktif
Gangguan disebabkan oleh akibat langsung dari
penggunaan zat psikoaktif yg secara fisiologis
mempengaruhi otak dan menimbulkan gg.mental
dan perilaku.

Blok F2
Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik:
halusinasi, waham, perilaku katatonik, perilaku
kacau yg umumnya disertai oleh tilikan yg buruk
Gejala psikotik ini mendominasi gambaran
klinisnya Satu-satunya gg.mental yg tidak
mempunyai gejala psikotik gg. Skizotipal (telah
terbukti secara genetik bahwa gg.ini termasuk
dalam famili skizofrenia)

Blok F3
Gg. Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Gejala dasar: gg.suasana perasaan/mood
(depresi/manik) yg pada umumnya bersifat
episodik
Perlu diingat bahwa lama/durasi waktu gejala
psikotik selalu lebih pendek dari lama waktu
episode gg.mood yg mendasarinya.

Blok F4
Gg. Neurotik, Gg. Somatoform
dan gangguan yg berkaitan stres
Gejala utama Kelompok gg.cemas dan fobik:
- Kecemasan yg dapat bersifat kronis atau episodik
atau
- Kecemasan timbul bila dihadapkan pd
situasi/objek fobik atau bila melawan pikiran
obsesif.

O Kelompok gg.yang berkaitan dengan stres 2 jenis


stressor:
1.Stresor sehari-hari tetapi orang itu sukar/tidak dapat
beradaptasi gg.penyesuaian
2.Stresor yg bertaraf malapetaka dan tidak lazim dalam
kehidupan sehari-hari gg.stres pasca trauma

O Gejala utama Kelompok Gg. Disosiatif (konversi):


- Kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal
antara: ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan
sensasi langsung dan kendali thd tubuh
O Gejala utama Kelompok Gg. Somatoform:
- keluhan/preokupasi dgn rasa sakit atau menderita
penyakit tertentu walaupun tidak ada dasar dasar
gg.medis/fisik yg mendasarinya.
- Keluhan sifatnya berulang walaupun terbukti oleh
dokter tdak ada dasar medis

Blok F5
Sindrom perilaku yg berhubungan dgn faktor
fisiologis
dan
faktor
fisik

Jenisnya: gg.makan, gg.tidur non-organik,


disfungsi seksual non-organik, gg.jiwa dan
perilaku yg berhubungan dgn masa nifas yg tidak
diklasifikasikan di tempat lain, faktor psikologis
dan perilaku yg berhubungan dgn gg.atau
penyakit yg diklasifikasikan di tempat lain (YDK)

Dahulu dikenal dgn nama gg.psikosomatik

Blok F6
Gg. Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa
O Khusus untuk F60: gg.kepribadian dan F61: gg.kepribadian
campuran dan lainnya tercatat dalam aksis II

O Ciri khas: blok ini mencakup berbagai keadaan dan pola


perilaku yg secara klinis bermakna yg cenderung menetap dan
merupakan ekspresi dari gaya hidup yg khas dari seseorang
serta cara berhubungan dgn diri sendiri dan org lain.
O Jenis: gg.kepribadian khas, gg.identitas jenis kelamin,
gg.preferensi seksual
O Orientasi seksual e.g homoseksual tidak dikategorikan sbg
gg.jiwa (PPDGJ III hal 6 dan 228) dicantumkan sbg bagian
identitas diri seseorang, bersifat netral dan harus diterima
sebagaimana adanya

Axis II
F60 : Gangguan kepribadian khas
Usia 17 ke atas
Sifat dan perilaku tak serasi, berlangsung lama, jangka
panjang
Bersifat maladaptif
Menjurus pada penderitaan pribadi
Sering berhubungan dengan problem hubungan sosial &
prestasi pekerjaan
Dibagi lagi menjadi berbagai jenis seperti gangguan
kepribadian paanoid, skizoid, dissosial, tak stabil,
histrionik, anankastik, cemas, narsistik

O F61 : gangguan kepribadian campuran lain


O F62 : gangguan kpribadian lama
O F63 : gangguan kebiasaan & impuls
O F64 : gangguan identitas jenis kelamin
O F65 : gangguan preferensi seksual
O F66 : gangguan yg berhubungan dg perkembangan & orientasi
seksual
O F68 : gangguan kepribadian & perilaku masa dewasa lainnya

Blok F7
F7 : Retardasi mental
Awitan usia < 18 tahun
Jika IQ dibawah 70 dan awitan baru timbul
setelah usia 18 tahun demensia
Perkembangan mental terhenti, ditandai
timbulnya hendaya (disfungsi) ketrampilan
Mempengaruhi semua tingkat intelegensia
Tes psikometrik : IQ < 70 (bervariasi dr ringan
sampai sangat berat)

Blok F8
Gangguan Perkembangan Psikologis
O Jenis:
- Gg. Perkembangan khas (F80-F83)
O Disfungsi pada 1 aspek perkembangan saja
O IQ normal
O Dibagi lagi menjadi gangguan berbicara & berbahasa, belajar,
motorik, campuran, pervasif, emosional

- Gg. Perkembangan pervasif (F84)


Abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik dgn org lain
sehingga akibatnya pd kasus yg berat terjadi retardasi mental,
awitan dalam masa bayi atau di bawah usia 5 tahun

Blok F9
Gg. Perilaku dan Emosional dgn awitan
bisanya
pd masa kanak dan remaja
O Jenis:
- F90: Gg. Hiperkinetik
- F91: Gg. Tingkah laku
- F92: Gg. Campuran tingkah laku dan emosi
- F93: Gg. Emosional dgn awitan khas pada masa kanak jenis:
gg.ansietas perpisahan masa anak, dll
- F94: Gg. Fungsi sosial dgn awitan khas masa kanak dan remaja jenis:
mutisme elektif
- F95: Gg. Tik jenis: gg.tik sementara, dll
- F96: Gg. Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd masa kanak dan
remaja jenis: enuresis non-organik, gagap, dll..

F90 : gangguan hiperkinetik


Awitan < 5 thn
Kurang perhatian
Aktivitas berlebih
Perhatian cepat teralih, tidak bisa menyelesaikan
tugas

O F91 : gangguan tingkah laku


O Pola tingkah laku dissosial, agresif, menentang
O Pelanggaran berat norma sosial
O Sering berkelahi, melecehkan, merusak, membakar

O F92 : gangguan campurang tingkah laku & emosi


O F93 : Gangguan emosional dg awitan khas masa anak
O F93.0 : Gangguan anxietas perpisahan masa anak
O Takut ditinggal & dipisahkan dr orang tua
O Tidak mau sekolah

F95 : gangguan tik


Jenis : gangguan tik sementara; gangguan tik motorik atau vokal
kronik; gangguan campuran tik vokal dan multipel (sindroma de la
tourette)

F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan awitan


biasanya pada masa kanak dan remaja
Jenis : enuresis nonorganik; enkopresis nonorganik; gangguan
makan masa bayi dan kana; pika masa bayi dan kanak \; gangguan
gerakan steretipi; gagap

Hubungan antara taraf berat stresor


dengan gangguan jiwa
Tidak secara linier (dalam hubungan sebab akibat) akan
menimbulkan suatu gangguan jiwa tertentu
Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari ada/tidak ada
atau jenis stresor tetapi dari gangguan klinis yang ada
Timbulnya gangguan jiwa bergantung dari 2 faktor
Taraf berat stresor secara objektif
Kemampuan adaptasi,daya tahan, motivasi,kepribadian, dan
persepsi subjektif seseorang

Manfaat grafik untuk terapi


Therapy is the art of the possible
Pertama assessment
Selanjutnya mengurangi taraf berat stresor
Memperkuat daya adaptasi
Merubah persepsi subjektif terhadap stresor
Membantu dirinya mengontrol/mengandalikan gejala/ atau
problem kehidupannya
Kombinasi pelbagai upaya diatas
Menggunakan pelbagai aspek Humaniora

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai