Anda di halaman 1dari 65

APRESIASI ARSITEKTUR

Nicolaus Nino Ardhiansyah, ST.,M.Sc

Tujuan MATA KULIAH

MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENGHARGAI


KARYA ARSITEKTUR BAGI PENGEMBANGAN DESAIN
DAN KREATIFITAS

JADWAL
(MINGGU)

MATERI POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pendahuluan
Latar Belakang, Definisi danTeori, Tata cara Pembelajaran, Tata Cara Penilaian

TEMPAT,/RUANG, DAN WAKTU Bagian 1

TEMPAT, RUANG DAN WAKTU Bagian 2

PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN KAJIAN TEKS VISUAL

KAJIAN TEKS VISUAL melalui IKON, INDEKS dan SIMBOL Bagian 1

KAJIAN TEKS VISUAL melalui IKON, INDEKS dan SIMBOL bagian 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

MERANCANG ARSITEKTUR BERDASARKAN KAJIAN TEKS VISUAL : LATIHAN EKTERIOR

MERANCANG ARSITEKTUR BERDASARKAN KAJIAN TEKS VISUAL : LATIHAN INTERIOR

10

METAFORA DAN MIMESIS

11

SINGLE IDEA

12

IDENTITAS - SPIRIT OF PLACE

13

PRINSIP TEKTONIKA

14

MATERIAL DAN EKSPRESINYA

15

WARNA DAN EKSPRESINYA

16

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENILAIAN

Credit Score

Presensi atau kehadiran MINIMAL 75% untuk


bisa mendapatkan NILAI dan MENGIKUTI UJIAN

Penilaian didasarkan atas prosentase :


Presensi/ Kehadiran
=5%
Keaktifan
= 10 %
UTS (Ujian Tengah Semester)
= 20 %
UAS (Ujian Akhir Semester)
= 25 %
Tugas
= 40 %
--------------------------------------------------------------------100 %

RAMBU-RAMBU PERKULIAHAN

TOLERANSI KETERLAMBATAN

15 MENIT

DILARANG MEMAKAI : KAOS OBLONG & SANDAL JEPIT


IJIN TIDAK MASUK KULIAH DIBERIKAN KEPADA MAHASISWA
YANG :
SAKIT dan TUGAS KAMPUS dengan melampirkan surat
keterangan

Definisi
Menurut Buku Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa karya Mikke Susanto :

mengerti, dan menyadari sepenuhnya seluk beluk hasil karya


seni(arsitektur) serta menjadi sensitif terhadap segi-segi
didalamnya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya
dengan semestinya.
Kemampuan mengamati dan menanggapi karya seni (arsitektur)
atau bentuk visual atau tekstual yang ada dalam karya seni
(arsitektur), disana bukan sekedar kemampuan mencatatkan ciriciri (atau data) yang ada pada obyek, namun lebih dari itu
kesanggupan menemukan kandungan obyek itu menjadi penting.
Beberapa hal yang penting dalam mengamati /mengapresiasi
karya seni(arsitektur) adalah sering mengamati(perception
constancy), latar belakang informasi,kondisi psikologi saat
mengamati karya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Apresiasi adalah :

kesadaran terhadap nilai nilai seni dan budaya


penilaian (penghargaan) pada sesuatu
kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik
atau permintaan akan barang itu bertambah.
Menurut Longman Dictionary, Appreciate berarti :
to understand and enjoy the good quality or value
of something
to understand something

syarat mengapresiasi

adalah kepekaan batin terhadap nilai-nilai karya


arsitektur sehingga seseorang mampu :
Mengenal
Memahami
Menafsirkan
Menghayati
Menikmati

4 tingkatan
Apresiasi
Disick (dalam Herman J.
Waluyo, 2002: 45)

Tingkat Menggemari
Tingkat Menikmati
Tingkat Mereaksi
Tingkat Produktif

Tingkat Menggemari,
berarti keterlibatan batinnya belum kuat. Ia
baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan
dengan arsitektur.

Tingkat menikmati,
keterlibatan batin semakin mendalam.
Pengamat akan larut dalam suasana dan
menikmati keindahan yang ada dalam
arsitektur.

Tingkat Mereaksi,
sikap kritis terhadap aristektur semakin
menonjol karena ia telah mampu menafsirkan
dengan seksama dan mampu menilai baikburuknya sebuah arsitektur, Penafsir
arsitektur mampu menyatakan keindahan
arsitektur dan menunjukkan dimana letak
keindahan itu. Demikian juga jika ia
menyatakan kekurangan suatu arsitektur, ia
akan mampu menunjukkan dimana letak
kekurangan tersebut.

SUKU PADAUNG, THAILAND

Tingkat Produktif,
apresiator arsitektur mampu menghasilkan
(menulis), mengkritik atau membuat resensi
terhadap sebuah arsitektur secara tertulis.

Imelda akmal

KRITIK ARSITEKTUR
Apakah kritik itu ?
Menurut kamus besar bahasa indonesia ,
kritik adalah : kecaman atau tanggapan,
kadang kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik dan buruk terhadap suatu
hasil karya, pendapat, dsb.
Kritikus adalah orang yang memberikan
pertimbangan (pembahasan) tentang baik
buruknya sesuatu.

Kritik berasal dari bahasa Yunani yaitu


krinein yang berarti memisahkan, memilahkan ,
membedakan
Secara harfiah kritik berarti memisahkan
satu dengan yang lain berdasarkan suatu
kriteria tertentu

Sumbangan kritik arsitektur


Sebagai jembatan antara pemakai, masyarakat,
penghuni, perancang dsb.
Dimaksudkan agar masyarakat lebih memahami
tentang hasil karya arsitektur
Meningkatkan komunikasi antara masyarakat
dengan arsitek atau dengan arsitektur
Untuk perbaikan karya di masa mendatang
Meningkatkan perkembangan ilmu arsitektur

Tetapi ada arsitek - arsitek yang memiliki pendapat


berbeda dengan Rohe. Mereka mendesain bentuk
bangunan terlebih dahulu kemudian baru mengatur layout
dalamnya. Salah satu arsitek function follows form adalah
Tom Wright (arsitek Al-Burj, Dubai) iamengatakan bahwa;
If you can draw a building with a few sweeps of thepen,
and everyone recognizes not only structure but also
associates it with a place on earth, you have gone along
way towards creating something iconic.
Contoh lain dari arsitek function follows form adalah
Frank Gehry dengan contoh bangunan MIT StrataCenter.
Ia membuat
iconic building yang bergaya arsitektur dekonstruktif.
Namun pada akhirnya, Gehry mendapat klaim atas
bangunannya. Seperti dikutip dibawah ini ;They said that
accumulations of snow and ice have fallen dangerously
from window boxes and other areasof its roof, blocking
emergency exits and causing damage. Totally disaster!
Dari hal diatas kita dapat melihat kebenaran dari kata -kata
Mies Van de Rohe bahwa bangunan sangat
mengesankan pada bagian luar, tapi kita tidak tahu
bagaimana dengan bagian dalamnya

Lingkup kerja :
Kadang hanya kritik saja
Hanya sampai pemilahan saja dan tidak
sampai pada pemecahan masalah
Seharusnya disertai dengan pemecahannya

ALAT YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN


KRITIK / APRESIASI ARSITEKTUR[1]

Untuk dapat mengapresiasi sebuah karya Arsitektur seseorang


harus mempunyai bekal :
1.Seorang kritikus harus mempunyai pengetahuan dan wawasan
yang cukup mengenai arsitektur, sejarah arsitektur,sejarah seni
rupa,sejarah kebudayaan.

[1] Dikembangkan dari buku Kritik Seni Rupa karya Sem C. Bangun

2. Seorang kritikus harus berpengalaman mengamati dan


menghayati arsitektur secara nyata di lapangan. Pengalaman
otentik sangat diperlukan dan sangat sukar hanya mengamati
arsitektur dalam bentuk foto atau gambar saja.

3. Seorang kritikus perlu mengetahui dan memahami


peristilahan, gaya arsitektur, fungsi arsitektur, opini-opini
penting dan memahami konteks sosial dan kebudayaan yang
melatar belakangi hadirnya sebuah arsitektur.

4.

Seorang Kritikus perlu mengetahui teknik dan proses


pembuatan sebuah karya arsitektur . Mengetahui
bagaimana sebuah karya arsitektur secara teknis dibuat.

Wright, Frank Lloyd (18671959)


Annunciation Greek Orthodox Church,
Wauwatosa, Wisconsin, 1956, The Frank
Lloyd Wright
Foundation, FLLW 5611.001, 37 30 in.,
Graphite pencil and color pencil on white
tracing paper

COOP HIMMELB(L)AU
Prix, Wolf D. (1942) and Swiczinsky, Helmut (1944)
Untitled sketch, 2001, BMW Welt, Munich, Germany, 29.7 21cm, Black felt pen

Correa, Charles (1930)


Housing sketch, 1999

Gehry, Frank (1929)


Process elevation sketches, October 1991,
Guggenheim Museum Bilbao, Spain, 12.3
9.2in.

Larsen, Henning (1925)


Sketch featuring many of the studios most
important buildings, Various projects,
21 29.7cm, Fountain pen on paper

Hadid, Zaha (1950)


Preliminary sketch, 1991, Vitra Fire
Station, Weil Am Rheim, Germany,
11.7 16.5in., Acrylic and ink on tracing
pape

5.

Seorang Kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka


untuk menghargai kreatifitas yang sangat beragam. Mampu
mengapresiasi karya arsitektur dari berbagai arsitek dalam
berbagai zaman dan waktu.

6.

Seorang Kritikus harus paham betul antara apa yang menjadi


konsep dan bagaimana implementasinya di lapangan

Tadao Ando sering menggunakan filosofi Zen saat berkonsep dengan struktur nya. Ruang kapel
didefinisikan oleh cahaya, kontras yang kuat antara cahaya dan solid. Cahaya dari kapel diperoleh
dari salib yang terbuat dari potongan vertikal beton lantai hingga langit langit , sedang potongan
horizontal menyelaraskan sempurna dengan sendi dalam beton. Persimpangan cahaya atau salib
cahaya ini dimaksudkan agar penghuninya sadar akan pembagian yang mendalam antara spiritual
dan sekuler di dalam dirinya sendiri.

The light of God, sebuah


ruang
berbentuk
sumur
silinder yang menyorotkan
cahaya keatas sebuah lubang
dengan tulisan arab Allah
dan dinding sumur silinder
dipenuhi
nama
para
korban.sangat mengandung
nilai-nilai religi merupakan
cerminan
dari
Hablumminallah
(konsep
hubungan
manusia
dan
Allah).

7. Seorang
Kritikus
harus
mampu
mengapresiasi secara obyektif dan arif.
Mampu melepasan diri dari perasaan
maupun kepentingan pribadinya. Mampu
untuk mengakui keunggulan seorang
arsitek/karya arsitektur walaupun arsitek
atau karya tersebut berbeda dengan
peminatannya. Seorang Kritikus harus
memiliki

sikap

demokratis.

netral

dan

LINGKUNGAN BUATAN (built environment)

8. Seorang Kritikus
harus memiliki
sensitifitas yang
tinggi. Hal ini
berkaitan dengan
perasaan dan
kemampuan bereaksi
atas karya arsitektur
yang berbeda-beda.

Arsitektur

Manusia

Lingkungan

Sosio-kultural

Alam biotik dan abiotik

9. Seorang Kritikus harus mampu untuk menilai


sebuah karya dengan tidak tergesa-gesa.
Kegiatan melakuan penilaian memerlukan data
yang akurat. Diperlukan waktu untuk untuk
mencerap berbagai konsep, kesan, asosiasi,
sensasi.
10.Seorang Kritikus harus mengetahui latar
belakang kehidupan seorang arsitek yang
karyanya akan dinilai.

Kesepuluh alat-alat tersebut diperlukan agar


seorang kritikus dapat secara hati-hati dan
cermat menganalisis dan menafsirkan sebuah

karya dengan bijaksana dan

cerdas. Sebab hanya dengan jalan

demikianlah penilaian yang logis dapat


dihasilkan dan dipertanggung-jawabkan.

Untuk kepentingan Apresiasi Arsitektur di


bangku kuliah maka kesepuluh alat tersebut tidak
dapat dilaksanakan semuanya mengingat
keterbatasan-keterbatasan yang ada baik Waktu,
Jarak dan Biaya serta kematangan/luasnya
wawasan dan kedalaman kemampuan pengetahuan.
Namun untuk Apresiasi di kampus paling tidak kita
dapat mempergunakan beberapa aspek mendasar.

Apa yang diamati sebagai Apresiator ?


1. Obyek secara Visual untuk arsitektur obyek
tersebut terutama adalah ruang, bentuk, guna
dan citranya
2. Konsep/ Latar Belakang munculnya ide

Untuk Obyek sendiri sebagai sebuah bentuk


karya seni terpakai (applied art yang berbeda
dengan pure art) tentunya harus diperhatikan
aspek Guna dan Citra.
Aspek Guna , adalah berkaitan tingkat manfaat
yang diperoleh pengguna dalam ruang yang
digubah sang arsitek.
Aspek Citra, adalah berkaitan dengan pesan,
makna, suasana ruang yang dibentuk yang
meningkatkan rasa menyenangkan bagi
penggunanya.

PROSES APRESIASI
Dalam mengapresiasi arsitektur kita memerlukan
bahan yang cukup. Untuk melihat dan merasakan
secara langsung ke lokasi tempat obyek arsitektur
berada memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang
tidak sedikit. Untuk itu pengumpulan bahan dapat
melalui penelusuran pustaka baik di perpustakaan
maupun melalui internet. Semakin lengkap data
yang diperoleh semakin memudahkan kita
melakukan apresiasi.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam


apresiasi adalah :
Biodata Sang Arsitek
Paham yang dianut Sang Arsitek
Konsep Obyek Arsitektur yang dibuat
Data lingkungan seputar Obyek Arsitektur
Data Fisik Obyek Arsitektur
Detailed Design dari penekanan desainnya

TUGAS UTS APRESIASI ARSITEKTUR


Dosen : Nicolaus Nino Ardhiansyah

STUDI TIPOLOGI BANGUNAN KOMERSIAL :


1. CAF di Yogyakarta
2. Restaurant di Yogyakarta

IDENTIFIKASI STUDI KASUS YANG ANDA AMBIL, IDENTIFIKASI MELIPUTI :


1. ELEMENT DEFINING SPACE (ELEMEN PEMBENTUK RUANG)
2. PROPORTION AND SCALE (PROPORSI DAN SKALA)
3. ORDERING PRINCIPLES (PRINSIP PENATAAN)
4. PENDEKATAN SOSIOLOGIS (HUMAN BEHAVIOR/PERILAKU MANUSIA)
Identifikasi Pelaku, Aktivitas
5. ANALISIS
6.KESIMPULAN

TUGAS UTS APRESIASI ARSITEKTUR


STUDI KOMPARASI TIPOLOGI BANGUNAN KOMERSIAL
Studi Kasus : CAF di Yogyakarta

Anggota Kelompok/ NPM :


Kelas :
Dosen : Nicolaus Nino Ardhiansyah

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


2014

37 Kompetensi (pengetahuan)

13 Kompetensi (kemampuan)

37 butir rekomendasi Union Internationale des Architectes (UIA) bersama-sama


dengan American Institutes of Architects (AIA) dan Architects Society of China
(ASA) untuk pendidikan Arsitektur antara lain perlu mencakup pengetahuan dan
keahlian:

1.Verbal
2. Grafis
3. Riset
4. Berfikir kritis
5. Dasar-dasar perancangan
6. Kolaborasi
7. Perilaku manusia
8. Keragaman manusia
9. Sejarah dan preseden
10. Tradisi nasional dan regional
11. Tradisi barat
12. Tradisi non-barat
13. Pelestarian lingkungan
14. Aksesibilitas
15. Kondisi tapak
16. Sistem keteraturan formal
17. Sistem struktur
18. Sistem penyelamatan dari bangunan

19. Sistem sampul bangunan


20. Sistem lingkungan bangunan
21. Sistem pelayanan bangunan
22. Integrasi sistem bangunan
23. Tanggung jawab hukum
24. Kepatuhan terhadap peraturan bangunan
25. Bahan bangunan dan penerapannya
26. Ekonomi bangunan dan pengendalian biaya
27. Pengembangan detail rancangan
28. Dokumentasi grafik
29. Perancangan komprehensif
30. Persiapan program
31. Konteks hukum praktek arsitektur
32. Organisasi dan manajemen praktek
33. Kontrak dan dokumentasi
34. Pemagangan
35. Wawasan peran arsitek
36. Kondisi masa silam dan kini
37. Etika dan penilaian professional

TERIMA KASIH
SEMOGA ANDA SEMAKIN
DAPAT MENGHARGAI KARYA
REKAN SEJAWAT ANDA.

Anda mungkin juga menyukai