Anda di halaman 1dari 2

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, budaya asing masuk ke Indonesia
dan sedikit demi sedikit menggantikan kedudukan kebudayaan lokal, remaja pada
umumnya lah yang rentan mengalami disorientasi budaya, nilai-nilai kebudayaan lokal
yang dahulu di sosialisasikan kini mengalami proses resosialisasi dan didesosialisasi
dengan budaya asing (khususnya yang berasal dari barat) yang cenderung bebas.
Di dalam budaya barat, pergaulan antar remaja cenderung bebas. Hal-hal yang dianggap
tabu bahkan terlarang di budaya Indonesia seperti berciuman atau melakukan hubungan
seks pra nikah merupakan hal yang wajar dalam budaya barat. Celakanya nilai-nilai yang
bertentangan dengan kebudayaan lokal ditanamkan melalui budaya pop seperti film,
serial televisi, video clip, dan majalah, yang digemari generasi muda Indonesia.
Remaja umumnya menganggap budaya asing sebagai sesuatu hal yang bergengsi, dalam
pergaulan seorang remaja cenderung malu apabila tidak memiliki pasangan dan bangga
menceritakan apa-apa saja yang telah dilakukan bersama pasangannya di hadapan temanteman. Tak jarang remaja meniru gaya pergaulan seperti apa yang dilihatnya di
film/televisi, berciuman dianggap sebagai suatu symbol cinta bagi remaja,
Melihat kenyataan tersebut, tak mengherankan jika saat ini pergaulan remaja Indonesia
pun menjadi semakin bebas. Remaja kini tak canggung untuk mengumbar kemesraan
dengan pasangan mereka di depan umum, karena menganggap hal tersebut sebagai hal
yang membanggakan. tidak jarang hubungan dijalin berakhir dengan kehamilan di luar
nikah.
B. Permasalahan
Secara biologis seorang remaja memang telah siap untuk melakukan kegiatan reproduksi,
namun secara social dan psikologis seorang remaja belum dianggap mampu untuk
melakukan kegiatan reproduksi, karena kegiatan ini menimbulkan konsekuensi yang
mungkin timbul yaitu kehamilan. Konsekuensi ini secara tidak langsung menyita masa
depan seorang remaja, berbeda dengan di Negara-negara barat , sistem pendidikan ( SMP

dan SMA) di Indonesia tidak memperkenankan siswanya yang ketahuan hamil untuk
melanjutkan studinya. Hal ini dapat di artikan bahwa seorang remaja yang mengalami
kehamilan di luar nikah terenggut masa depannya.
Mengetahui konsekuensi yang mungkin timbul banyak remaja yang tanpa takut-takut
tetap melakukan pergaulan bebas. Hal ini menimbulkan pertanyaan apa yang menjadi
motivasi utama remaja yang menjalani gaya hidup pergaulan bebas? Hal-hal apa saja kah
yang ada di balik kompleksitas pergaulan remaja ?
Apa pula yang menjadi penyebab perbedaan pola pergaulan remaja pada masa kini
dibandingkan dengan remaja pada decade 1970 atau 1980 an, seberapa jauhkah peran
media massa dalam meresosialisasikan budaya-budaya barat ke dalam diri remaja, dalam
makalah ini kami membatasi ruang lingkup dalam batasan remaja Indonesia.
C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui fakta mengenai seks bebas di kalangan remaja Indonesia
2. Mengetahui factor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya seks bebas di
kalangan remaja Indonesia
3. Mengetahui konsekuensi atas terjadinya seks bebas di kalangan remaja Indonesia
D. Pertanyaan Penelitian
1. Apa factor utama penyebab berubahnya pola pergaulan remaja Indonesia ?
2. Apakah remaja Indonesia masa kini masih menganut nilai-nilai budaya warisan
leluhur ?
3. Dampak terbesar apakah yang dapat terjadi pada remaja yang menganut gaya hidup
pergaulan bebas ?
E. Jenis Penelitian dan Metode Analisis
Dalam meneliti masalah kompleksitas pergaulan bebas di kalangan remaja Indonesia
penulis menggunakan metode kualitatif yang minim dalam penggunaan angka dan
statistic. Analisis menggunakan studi pustaka, sumber-sumber yang dipakai dalam
menganalisis masalah antara lain buku, karya ilmiah, artikel dari media massa dan
website.

Anda mungkin juga menyukai