Formulasi Gel Analgetik Dari Cabai Jawa (Piperis Retrofracti
Formulasi Gel Analgetik Dari Cabai Jawa (Piperis Retrofracti
Pokok Bahasan
fructus)
Metode Ekstraksi
Gel Analgetik
Preformulasi Sediaan Gel Analgetik
dari Cabai Jawa
Metodologi Penelitian
Lanjutan . . .
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
Struktur Piperin
Metode Ekstraksi
Gel Analgetik
Kekurangan :
harus menggunakan zat aktif
yang larut di dalam air
sehingga diperlukaan
penggunaan peningkat
kelarutan seperti surfaktan
agar gel tetap jernih pada
berbagai perubahan
temperature, tetapi gel
tersebut sangat mudah dicuci
atau hilang ketika berkeringat,
kandungan surfaktan yang
tinggi dapat menyebabkan
iritasi dan harga lebih mahal.
HPMC
3,5 gram
Propilenglikol 15 gram
Metil paraben 0,18 gram
Air suling ad 100 mL
Alasan :
1. HPMCHidroksi propel metal selulosa berfungsi sebagai
penyalut, polimer untuk sediaan lepas lambat, penstabil,
pensuspensi, pengikat tablet dan peningkat viskositas dan
berfungsi sebagai basis gel.
2. Propilenglikol berfungsi sebagai pengawet, emollient,
humektan, plasticizer dan pelarut yang bercampur dengan air.
3. Metil paraben merupakan serbuk kristal tidak berwarna sampai
putih dan tidak berbau dan digunakan sebagai pengawet
Metodologi Penelitian
Alat: Alat yang digunakan dalam penelitian
antara lain perangkat alat kromatografi lapis
tipis (KLT) , perangkat sokletasi, rotary
evaporator , oven , timbangan analitik,
penangas air, mikropipet , krus silikat, tang
krus, ayakan mesh 40, bejana kromatografi,
lempeng kromatografi lapis tipis (KLT) silika
gel 60 GF254, kertas saring, kertas saring bebas
abu (Whatman No.3), kapas, kain kassa,
erlenmeyer, gelas beker 50 mL, gelas beker 100
mL, gelas ukur 5 mL, gelas ukur 10 mL, gelas
ukur 50 mL, gelas ukur 100 mL, labu ukur 5
mL, labu ukur 10 mL, labu ukur 20 mL, labu
ukur 50 mL, corong, cawan porselen, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk,
pinset, spatula, pipet tetes.
1. Pembuatan Serbuk
Simplisia
Serbuk simplisia buah cabai jawa
(Piperis retrofracti fructus) dibuat
dari simplisia utuh yang sudah
dikeringkan melalui proses pembuatan
serbuk dengan cara diblender tanpa
menyebabkan kerusakan atau
kehilangan kandungan kimia yang
dibutuhkan dan diayak dengan
mengunakan ayakan mesh 40.
2. Pembuatan Ekstrak
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3. Skrining Fitokimia
Golongan Alkaloid
a)
b)
4. Pengujian Parameter
Standar
a)
b)
c)
d)
Identitas
Organoleptik
Penetapan Kadar Air (tidak lebih dari 12%). Cara kerja mengunakan metode gravimetri yaitu
masukan lebih kurang 10 gram ekstrak dan timbang saksama dalam wadah yang telah ditara.
Keringkan pada suhu 1050 C selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang
setelah1 jam sampai perbedaan (selisih) antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,25%.
Penetapan Kadar Abu Total (tidak lebih dari 1,0% ). Cara Kerja Ditimbang 2 gram ekstrak
dengan seksama kedalam krus yang telah ditara, dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
diinginkan dan timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas,
aduk, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan
dalam krus yang sama. Masukan filtrat ke dalam krus,uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap,
timbang. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji.
Lanjutan . . .
e) Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam (tidak
lebih dari 0,5%).Cara kerja Abu yang diperoleh
pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml
asam sulfat encer P selama 5 menit, kumpulkan
bagian yang tidak larut dalam asam,saring melalui
krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci
dengan air panas,pijarkan hingga bobot tetap,
timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam
asam terhadap bahan yang telah dikeringkan
diudara
7. Evaluasi Sediaan
a)
b)
c)
d)
e)