Anda di halaman 1dari 34

TERMODINAMIKA

STATISTIK
1.
2.
3.
4.
5.

OLEH:
FEBINOV SUDRAJAT
LINDA RANTI
MUHARANI ASNAL
RANTI AMELIA SARI
RIKA RUSLINDAWATI

TERMODINAMIKA
STATISTIK

Konsep Kondisi Keseimbangan dan Konstrain


Interaksi Termal antara Sistem Makroskopis
Kalkulasi Statistik pada Besaran Termodinamik
Parameter Makoskopik dan Pengukurannya
Aplikasi Termodinamika Makroskopis

KONSEP KONDISI
KESETIMBANGAN DAN
KONSTRAIN

Sekarang kita lihat system terisolasi dengan enegi yang dispesifikasi


berada pada jangkauan sempit :
E sampai E + E
disini E <<<

: Jumlah keadaan yang dapat diakses


Keadaan yang dapat diakses memnuhi kondisi tertentu /
konstrain.
= (y1, y2, y3,, yn)
Parameter y1, y2, y3,, yn merupakan besaran makroskopis
seperti energi, volume, tekanan suhu, dll.

CONTOH
Partisi/konstrain

KOSONG

Pada saat terjadi tumbukan baik antara


partikel maupun antara partikel dengan
dinding partisi

Keaadaan yang dapat diakses


hanya untuk molekul molekul
yang mempunyai koordinat di
sebelah kiri.
Apabila konstrain dilepas maka,
Jumlah keadaan yang terjangkau
mula-mula masih tetap ada
Mungkin terjadi penambahan
jumlah keadaan

Bila jumlah keadaan mula mula (i) dan


keadaan akhir (f), maka: f i
Mungkinkah setelah konstrain ditiadakan,
konddisi kembali ke aslanya? Kita lihat
pada kasus contoh.
Setelah dicabut, peluang kiri = kanan =
Setelah dicabut
Pi = ( )N
Bila dihitung, probabilitas ini amat sangat
kecil :1 6 X 10 10 2 X 10
2
Pi
Praktis hal ini tidak mungkin terjadi.
23

23

Setelah konstrain dicabut, terjadi keseimbangan


baru. Nilai suatu parameter akan berfluktuasi (y =
y1), namun pada akhirnya jumlah state yang
terbanyak akan dicapai ketika parameter ini
mencapai nilai tertentu, y =
Perumusan dapat diberikan sebagai berikut :
Bila beberapa konstrain dari suatu system
terisolasi dihilangkan, maka parameter parameter
system akan menyesuaikan dirinya sehingga (y1,
y2, y3,, yn) mendekati maksimum.
Secara simbolik :
(y1, y2, y3,, yn) maksimum

PROSES REVERSIBEL DAN


IRREVERSIBEL

Diskusi tentang proses reversible


dan irreversible telah banyak di
bahas di termodinamika, dari cara
pandang statistic dapat dibedakan :
Bila f = i proses reversible,
sebaliknya
Bila f > I proses irreversible

Keadaan mula-mula (i )

proses

keadaan akhir (f )

Tidak kembali ke
keadaan semula

INTERAKSI TERMAL ANTARA


SISTEM MAKROSKOPIS

PERHATIKAN ILUSTRASI BERIKUT

A0 E

A0 E

Dua sistem makroskopis A dan A


berinteraksi termal.
Antara A dan A dapat terjadi pertukaran
energi, tetapi A + A secara keseluruhan
terisolasi dari luar, sehingga :
E + E = E(0)= konstan
Konstan karena sistem terisolasi dari luar
oleh konstrain

HUKUM TERMODINAMIKA KE-0


Bila dua benda mengalami
keseimbangan termal ketika kontak,
maka dua benda tersebut memiliki
temperatur yang sama.

HUKUM TERMODINAMIKA KE-1


Hukum ini terkait dengan kekekalan energi.
Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam
dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem. Panas dari luar akan
digunakan untuk kerja dan perubahan energi
dalam.

d ' Q d 'W dU

HUKUM TERMODINAMIKA KE-2


Hukum kedua termodinamika terkait dengan
entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkatkan seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.Pada suatu sistem tertutup nilai
entropi akan tetap atau bertambah.

S 0

HUKUM TERMODINAMIKA KE-3


Ketika mendekati suhu nol absolut
entropi memiliki mendekati nilai
tertentu yang independen dari
parameter sistem:

lim S S 0
T 0

KALKULASI STATISTIK PADA


BESARAN TERMODINAMIK

3N 1

2 E

atau
3
E NkT
2

hasil statistik sesuai dengan fisika


panas.

Terlihat untuk gas ideal E = E(T) independen


dari V. Lebih umum (gas tidak hanya
monoatomik) sebenarnya digunakan:

( E ) V x ( E )
N

disini juga akan diperoleh persamaan gas


ideal .
Terlihat bahwa persamaan keadaan dapat
secara murni diperoleh dari argumentasi
termodinamika statistik.

PARAMETER MAKROSKOPIK DAN


PENGUKURANNYA

ENTROPI DAN ENERGI


Dalam hukum kedua termodinamika muncul konsep
tentang entropi.
Misal ada proses terbalikkan, quasi-statik, jika dQ adalah
kalor yang diserap atau dilepas oleh sistem selama
proses dalam interval lintasan yang kecil,
dS = dQ/T

Entropi dari alam naik bila proses yang berlangsung


alamiah

Perubahan entropi dari suatu sistem hanya tergantung


pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem.
Untuk proses dalam satu siklus perubahan entropi nol S
= 0.

Untuk proses adiabatik terbalikkan, tidak ada kalor yang


masuk maupun keluar sistem, maka S = 0. Proses ini
disebut proses isentropik.

Entropi dari alam akan tetap konstan bila proses terjadi


secara terbalikkan.

SUHU DAN PANAS

Suhu menunjukan derajat panas benda.


Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikrokopis, suhu menunjukan
energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masingmasing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi
atom-atom penyusun benda, makin tinggi
suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut Temperatur.

KERJA ATAU USAHA

Usaha dalam adalah usaha yang dilakukan oleh


suatu bagian system pada bagian system yang
lain karena adanya interaksi antar partikel
system, tetapi secara keseluruhan sistem tidak
mengalami pergeseran/perpindahan. Usaha
luar adalah usaha yang dilakukan oleh gayagaya luar terhadap system atau system
melakukan gaya pada lingkungan
Kerja bernilai positif bila dilakukan oleh system
dan akan bernilai negative jika dilakukan pada
sistem

APLIKASI TERMODINAMIKA
MAKROSKOPIS
Aplikasi termodinamika
makroskopis dapat ditemukan
pada kerja reservoir energi
panas

RESERVOIR ENERGI PANAS

Istilah reservoir energi panas (Thermal Energy


Reservoir) atau lebih umum disebut dengan
reservoir.
Reservoir adalah suatu benda / zat yang
mempunyai kapasitas energi panas (massa x
panas jenis) yang besar. Artinya reservoir
dapat menyerap / menyuplai sejumlah panas
yang tidak terbatas tanpa mengalami
perubahan temperatur.
Sistem dua-fasa juga dapat dimodelkan
sebagai suatu reservoir, karena sistem dua
fasa dapat menyerap dan melepaskan panas
tanpa mengalami perubahan temperatur.

MESIN KALOR (HEAT ENGINES)


Karakteristik mesin kalor :

Mesin kalor menerima panas dari source


bertemperatur tinggi.
Mesin kalor mengkonversi sebagian panas
menjadi kerja.
Mesin kalor membuang sisa panas ke sink
bertemperatur rendah.
Mesin kalor beroperasi dalam sebuah
siklus.

Reservoir yang
menyuplai energi
disebut dengan
source dan,
Reservoir yang
menyerap energi
disebut dengan
sink.

TEMPERATUR
TINGGI, Th
Qh
W
Q
c

SIKLUS CARNOT

Pada tahun 1824, seorang insinyur


berkebangsaan prancis bernama
Sadi Carnot (1796 1832 )
menjelaskan suatu siklus usaha
yang sekarang dikenal sebagai
siklus carnot.

PROSES SIKLUS CARNOT

Proses pemuaian secara isotermik (A ke B).


Proses menyerap kalor Q1 dan diubah menjadi
usaha W1.
Proses pemuaian secara adiabatic (B ke C).
Proses tidak menyerap/melepas kalor, tetapi
melakukan usaha W2 sehingga suhunya turun.
Proses pemampatan secara isotermik (C ke D).
Proses melepas kalor Q2 dan melakukan usaha
berharga negative.
Proses pemampatan secara adiabatic (D ke A).
Proses tidak menyerap/melepas kalor.

USAHA MESIN CARNOT

Usaha total dinyatakan dengan


luas siklus.
Dalam system carnot tidak terjadi
perubahan energi dalam (U = 0),
sehingga :
U =QW
0 = (Q1 Q2) W
W = Q1 Q2

EFISIENSI MESIN CARNOT

Taraf berhasilnya pengubahan kalor oleh


suatu mesin dinyatakan dengan efisiensi.
Efisiensi mesin () dapat dilihat dari
perbandingan kerja yang dilakukan
terhadap kalor masukan yang diperlukan,
yang secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.
Efisiensi mencapai maksimum bila = 1
atau 100%. Namun, tidak mungkin ada
mesin kalor yang berefisiensi 100% karena
pasti ada kalor yang dilepas lagi.

EFISIENSI THERMAL

Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk


mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor,
yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah
menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja atau efisiensi, pada umumnya dapat
diekspresikan menjadi :

Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah


output kerja bersih dan input yang diperlukan
adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja.

Setelah diturunkan, persamaan di


atas menjadi:

Atau

Anda mungkin juga menyukai