Ada sebuah sekolah yang sedang mengadakan ujian. Jono, salah seorang yang mengikuti ujian
merasa cemas dan panik karena dia tidak belajar dengan maksimal sebelumnya. Dia tengok
kanan kirinya, tapi yang dilihatnya adalah teman-temannya yang sedang asik mengerjakan soal.
Dia sendiri takut dimarahi orang tuanya jika mendapatkan nilai jelek karena tidak belajar. Yah,
namanya kepepet, dia mengeluarkan jurusnya. Diambilnyalah buku materi yang ada di lacinya.
Dibuka-bukanya sambil tengok kanan kiri untuk mengawasi. Begitu ada kesempatan, dia
langsung mencontek. Beberapa kali hal itu dilakukannya sampai pada akhirnya gurunya
mendapati dia mencontek. Jono pun ditegur dan langsung mendapatkan nilai 0. Dalam hatinya
Duh, bisa berabe nih.
Ilustrasi tersebut merupakan sebagian kecil dari kasus yang sering dialami manakala kita
bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Seringkali, dikedaan genting, kita bertindak
berdasarkan naluri kita tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya. Padahal, ayat ini menegaskan
kepada kita untuk bertindak dengan takut akan Tuhan dengan setia dan tulus hati. Beberapa
keputusan sepihak yang tidak dilandaskan dengan rasa takut akan Tuhan seringkali berbuah tidak
menyenangkan. Mungkin kita pikir itu adalah tindakan yang tepat, tapi Tuhan berkata lain.
Melalui ilustrasi dan ulasan ayat di atas, kita diajak untuk melakukan segala sesuatu dengan
mempertimbangkan ketakutan kita kepada Tuhan. Bukan berarti takut lalu kita tidak jadi
melakukan, namun takut yang dimaksud di sini adalah melibatkan Tuhan dalam tiap tindakan
kita. Sudahkan saudara melandaskan perilaku dan kegiatan saudara dengan rasa takut akan
Tuhan?
Doa :
Ya Tuhan, bimbing aku agar aku selalu takut akan Engkau dalam tiap tindakan yang aku
lakukan. Amin.
Membaca ayat ini, teringat sebuah perikop cerita alkitab yang berisi Herodes mati karena
ditampar malaikat ketika rakyatnya berseru bahwa suara Herodes adalah suara Tuhan. Bisa jadi
ini merupakan salah satu kasus pencemaran nama Tuhan karena Tuhan disamakan dengan
Herodes. Kalau boleh diilustasikan, mungkin marahnya malaikat saat itu adalah seperti ini:
Siapa kamu, bisa-bisanya omongan yang keluar dari mulutmu disebut suara Tuhan. Jelas-jelas
kamu cuma manusia biasa. Ini adalah ganjaran karena kamu menghina Tuhan. PLAAAK!
Herodespun tersungkur dan mati di hadapan rakyatnya.
Tidak hanya di era Herodes, era sekarangpun masih banyak orang yang menyembah sesuatu
yang lain yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran dari kitab Wahyu 14: 7. Demi
mendapatkan kekayaan, seseorang rela melakukan ritual-ritual khusus dan menyembah berhala.
Sampai-sampi muncul banyak aliran yang menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus. Padahal sudah
jelas-jelas ayat ini mengatakan bahwa Dia yang telah menjadikan langit, bumi, dan semua isinya,
ya harusnya Tuhan to yang disembah bukan yang lain.
Melalui ayat ini, kita diajarkan untuk senantiasa takut dan memuliakan Tuhan dalam kehidupan
kita baik dalam keadaan susah maupun senang. Kita juga senantiasa menyembah Tuhan karena
Dialah yang memberikan kita kehidupan sampai sekarang ini. Hanya Tuhan saja yang patut
ditakuti, disembah, dan dipermuliakan dalam kehidupan kita. Sudahkan saudara memuliakan
Tuhan dalam kehidupan saudara?
Doa :
Tuhan, kami datang menyembahMu untuk mengucapkan syukur karena Engkau telah
memberikan kami kehidupan. Amin.