Anda di halaman 1dari 2

Abdul Rivai Ras: Bakamla Harus Miliki Pesawat dan

Helikopter Intai Maritim


Posted By: Benny Syahputraon: January 12, 2015

Dalam rangka memperkuat patroli keamanan laut di perairan Indonesia, penguatan institusi Badan
Keamanan Laut (Bakamla) menjadi hal yang krusial. Sebagai komando 12 kementrian dan institusi
terkait di keamanan laut, Bakamla harus bekerja mandiri di bawah komando presiden.
Kepala Program Studi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan, Dr Abdul Rivai Ras, mengatakan
Bakamla bisa Optimal jika memiliki infrastruktur yang memadai. Ia mencontohkan, Bakamla harus
memiliki kapal yang dapat melampaui batas negara. Selain itu, Bakamla juga harus memiliki
Pesawat Intai Maritime Surveillance, Aircraft Maritime Patrol, dan Helikopter.
Jika Bakamla memiliki itu baru optimal, ucapnya.
Rivai menambahkan, secara Undang Undang keberadaan Bakamla sudah memiliki payung hukum
yang jelas. Hanya, bagaimana fokus pemerintah untuk mengembangkan dan membangun Bakamla
baik dari segi infrastruktur maupun sumber daya manusia (SDM) perlu diperhatikan secara serius.
Bakamla jangan diisi sama orang yang hanya cari kerjaan di Bakamla. Cari orang yang cerdas dan
harus selektif dan bukan yang banyak memiliki jabatan lalu bisa masuk ke Bakmala. Banyak orang
yang berkepentingan disitu, papar Rivai.
Rivai menjelaskan, untuk memaksimalkan fungsi dan peranan Bakamla, ada tiga hal yang harus
dilakukan. Pertama, harus ada jaminan bahwa orang yang akan memimpin Bakamla adalah orang
yang capable dan credible. Kedua, Peraturan Pemerintah (PP) harus segera dibuat agar
pelaksanaan teknis Bakamla di lapangan bisa berjalan sesuai dengan undang undang. Ketiga,
pemerintah harus bisa mengalokasikan anggaran yang cukup bagi Bakamla.
agar tidak berulang-ulang lagi beberbicara mengenai mafia, penangkapan ikan dan lain-lain, karena
tidak konkrit apa roadmapa-nya, tandas Rivai.
Dalam hal strategi, menurut Rivai, perlu dibuat rule of engangement tentang bagaimana
pembetukan satuan tugas dari beberapa instansi yang tergabung dalam Bakamla. Perumusannya
harus jelas, baik yang makro atau mikro, politis atau operasional.
agar Bakamla jangan menambah seri permasalahan Laut, tegasnya.

Radar Laut Harus Disatukan


Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman , Indroyono Soesilo, pernah mengunjungi Bakamla
untuk meninjau Radar yang dimiliki oleh Bakamla.
Dalam sambutannya, Menko mengatakan bahwa untuk menjaga keamanan Maritim otak Bakamla
yakni radar harus bisa disatukan. Bakamla saat ini memiliki Automatic Identification System (AIS)
yang secara keseluruhan bisa memantau kegiatan kapal diatas 100 ton di perairan Indonesia.
Illegal Fishing, illegal logging, narkoba, Human Trafficking, untuk kapal 100 ton keatas, semua
terpantau melalui AIS Bakamla, ujar Plt Sekretaris Utama Bakamla, Dicky R Munaf.
Selain AIS, Bakamla juga memiliki long range kamera. Selain itu, Bakamla juga menggunakan datadata dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengidentifikasi Iregullaritis pergerakan
kapal.
Semenjak tahun 2008, kami memiliki radar yang memungkinkan untuk mengintegrasikan dengan
stakeholder lainnya, yang menjadi problemnya kita tidak dapat membuka sistem yang dimiliki
stakeholder, papar Dicky di depan Menko Maritim.
Dicky mengungkapkan, Radar dan Stasiun satelit Bumi yang dimiliki Bakamla sengaja di deploy di
daerah daerah rawan kegiatan illegal, seperti di wilayah Aceh, Batam, Bitung, Tual, dan lainya.
Selain itu, long range camera yang dimiliki Bakamla memiliki jangkauan yang cukup jauh.

http://jurnalmaritim.com/2015/01/abdul-rivai-ras-bakamla-harus-memiliki-pesawatdan-helikopter-intai-maritim/

Anda mungkin juga menyukai