Anda di halaman 1dari 5

Lembar Tugas Mandiri Pemicu 2 Modul Tumbuh Kembang

Nama : Muhammad Ade Rahman


NPM : 1206207205
Judul : Upaya preventif cacat lahir dan diagnosis serta deteksi
dini cacat lahir (Rubella Disease)
Pendahuluan
Tidak semua cacat lahir dapat dicegah, tetapi upaya preventif dapat meningkatkan
kemungkinan bayi sehat dengan memanajemenkan kondisi kesehatan dan mengadopsi
perilaku sehat sebelum kehamilan. Cacat lahir dapat terjadi lebih dulu ketika hamil, bahkan
sebelum wanita tersebut mengetahui dia hamil.1
Upaya preventif pada cacat lahir bayi
Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan wanita sebelum dan selama memasuki
kehamilan, yaitu:
1. Mengonsumsi 400 miligram asam folat setiap hari1
Asam folat merupakan vitamin B yang dapat mencegah cacat lahir dan kerusakan
otak bayi dan tulang belakang. Dilakukan 1 bulan sebelum hamil dan sedang hamil.
Asam folat juga berfungsi pada wanita yang tidak hamil untuk kesehatan tubuh. Cara
mendapatkan asam folat yang cukup, yaitu meminum vitamin yang mengandung
asam folat setiap hari dan makan pagi yang mengandung asam folat.2
2. Tidak minum alkohol ketika hamil1
Alkohol sangat berbahaya ketika hamil karena alkohol dapat menembus ke plasenta
lewat korda umbilikalis. Alkohol dapat menyebabkan keguguran, kelahiran mati,
kelainan yang lama, yaitu Fetal Alcohol Spectrum Disorders, yang memiliki ciri-ciri
anak:
a. Kelainan wajah
b. Ukuran lingkar kepala kecil
c. Tinggi bayi pendek (dibawah rata-rata)
d. Berat badan rendah
e. Koordinasi gerakan tidak baik
f. Perilaku hiperaktif
g. Sulit fokus
h. Memori kurang baik
i. Sulit belajar matematika
j. Tidak mampu belajar
k. Keterlambatan berbicara dan berbahasa
l. Intelegensia rendah
m. Kurang baik dalam pengambilan keputusan dan beralasan
n. Masalah tidur dan sucking seperti bayi
o. Masalah pendengaran dan penglihatan
1

p. Bermasalah dengan jantung, ginjal, atau tulang3


3. Tidak merokok1
Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan sulit hamil, pendarahan pada plasenta,
komplikasi, hamil diluar rahim. Pada bayi, merokok mempengaruhi ukuran bayi
(kecil), prematur, sudden infant death syndrome, kematian janin, kematian bayi,
keguguran, dan cacat lahir (bibir sumbing, clubfoot,gostroschisis, defek jantung dan
cryptichidism)4
4. Tidak mengonsumsi obat-obatan yang ada di warung1
Konsumsi obat yang tidak disertai konsultasi dokter (ilegal), bayi akan mengalami
prematur (berat badan rendah, cacat lahir). Contohnya konsumsi kokain pada wanita
hamil akan mendapatkan bayi cacat lahir seperti ekstremitas atas dan bawah, sistem
urin, dan jantung. Setelah masa kehamilan berakhir, wanita juga tidak mengonsumsi
obat-obatan ilegal karena dapat masuk kedalam kandungan ASI yang akan diberikan
kepada bayi sehingga mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
5. Konsultasi tentang medikasi yang dilakukan1
Wanita yang ingin hamil perlu membicarakan medikasi yang dilakukannya kepada
dokter agar tidak berdampak kepada kehamilannya nanti. Contohnya talidomit dan
isotretinoin. Contohnya pada wanita yang sedang asma atau epilepsi, atau tekanan
darah tinggi, atau depresi, akan melukai janin dalam kandungan sehingga perlu
konsultasi medikasi yang paling aman kepada dokter.5
6. Mencegah infeksi1
Pencegahan infeksi yang dapat dilakukan wanita yang ingin hamil adalah mencuci
tangan dengan sabun dan air ketika sedang memakai kamar mandi, memasak
makanan, menyiapkan makanan, berkebun, memegang hewan peliharaan, dekat
dengan orang sakit, mendapatkan saliva di tangan, merawat dan bermain dengan
anak-anak, dan mengganti diapers.
Selain itu, memasak makanan hingga benar-benar matang karena mungkin
akan menjadi sumber bakteri. Contohnya listeriosis yang disebabkan oleh bakteri
yang ditemukan dalam tanah, air, dan tumbuhan, serta terkontaminasi pada makanan.
Listeriosis pada wanita hamil menyebabkan kehamilan prematur, keguguran,
kelahiran mati, dan masalah kesehatan pada bayi lahir. Simptom nya berupa demam,
kedinginan, sakit pada otot, diare, sakit pada perut, sakit kepala, leher kaku,
kebingungan, dan kehilangan keseimbangan.6

Hindari susu dan makanan yang tidak dipasteurisasikan yang memungkinkan


adanya bakteri pada makanan tersebut. Hindari dengan kontak hewan peliharaan
(kucing) serta kotorannya. Hal tersebut disebabkan adanya infeksi oleh parasit
Toxoplasma gondii. Selain itu, Toxoplasmosis dapat menyebar kepada makanan
(buah dan sayur) yang tidak dicuci, makanan yang belum matang, alat masak pada
makanan belum matang, air yang terkontaminasi.7
7. Membicarakan vaksinasi kepada dokter1
Vaksinasi dapat dilaksanakan sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan setelah
kehamilan. Vaksinasi sebelum kehamilan dilakukan karena jenis vaksin adalah yang
dilemahkan. Vaksinasi selama kehamilan diberikan karena merupakan vaksin
inaktif.8

Gambar 1. Vaksin yang diperuntukan wanita sebelum, selama, dan setelah kehamilan8

8. Menjaga diabetes tetap terkontrol1


Pada masa kehamilan, wanita dengan kadar gula darah tidak terkontrol menyebabkan
cacat lahir (organ), bayi ekstra besar (persalinan C-section), pra-eklampsia, prematur,
hipoglikemia, keguguran, dan kelahiran mati. Oleh karena itu, pencegahan masalah
pada wanita diabetes adalah sebagai berikut.
3

Rencanakan kehamilan
Kunjungan dini dan sering ke dokter
Makan makanan sehat yang sesuai
Berolahraga setiap hari
Konsumsi pil dan insulin jika direkomendasikan dokter
Menjaga gula darah9

9. Menjaga berat badan yang sehat1


10. Konsultasi secara rutin1
Diagnosis dan deteksi dini Rubella
Diagnosis rubella ada 3 macam, yaitu alasan epidemiologi, wanita hamil, dan konfirmasi
rubella kongenital.
1. Alasan epidemiologi
Rubella merupakan penyakit yang sulit didiagnosis karena kemiripan dengan
penyakit lainnya seperti demam scarlet, roseola, toxoplasmosis, fifth
disease(erythema infectiosum yang berkaitan dengan parvovirus B19), dan infeksi
enteroviral. Tes laboratorium merupakan cara yang dapat diandalkan untuk
konfirmasi rubella dengan alasan epidemiologi.Tes laboratorium yang membantu
diagnosis rubella adalah metode serologi dan virologi. Tes serologi dilakukan
berdasarkan demonstrasi antibodi Ig-M pada fase akut atau kenaikan jumlah antibodi
Ig-G fase akut atau fase sembuh. Tes ELISA Ig-M merupakan tes yang paling akurat,
tetapi indirect Ig-M assay juga dibolehkan. Antibodi Ig-M terdeteksi setelah terinfeksi
rubella hingga 6 minggu. Tes serologi perlu diulang pada tes serologi yang dilakukan
pada hari ke-5 sebelum munculnya ruam. Deteksi antibodi Ig-G, fase akut dideteksi
pada 7-10 hari setelah terinfeksi dan fase sembuh 14-21 hari setelah tes pertama.
Virus Rubella dapat diisolasikan dari darah dan nasofaring ketika periode prodromal
dan pada 2 minggu setelah ruam muncul. Sekresi virus terjadi maksimal sebelum atau
hingga 4 hari setelah ruam muncul. Tes virologi dilakukan dengan menggunakan
Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction yang mendeteksi RNA virus
Rubella.
2. CRS (Congenital Rubella Syndrome)
Tes laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis adalah tes serologi dan isolasi
virus. Pada infeksi kongenital, serum Ig-M sudah muncul pada usia 1 tahun setelah
lahir. Akan tetapi, kemungkinan tidak terdeteksi pada usia 1 bulan dapat terjadi. Jika
bayi memiliki gejala CRS yang konsisten dan tes laboratorium negatif, maka perlu tes
ulang pada 1 bulan berikutnya. Konfirmasi CRS lainnya adalah antibodi Ig-G yang
bertahan akibat transfer pasif oleh maternal.
3. Pada wanita hamil
4

Skrining antibodi Ig-G merupakan anjuran dari perawatan pranatal rutin. Wanita
hamil yang tes laboratorium antibodi Ig-G positif, dianggap kebal. Wanita hamil yang
terpajan virus rubella harus diuji antibodi Ig-M dan Ig-G apakah sudah terinfeksi
selama kehamilan berlangsung. Wanita hamil dengan bukti infeksi akut perlu
diperhatikan secara klinis dan hubungan usia kehamilan dan masa terinfeksinya ibu
dapat ditentukan kemungkinan risiko janin akibat virus.10
Referensi
1. Centers for Disease Control and Prevention. Guidance for Preventing Birth Defects
[online]. Available from: http://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/prevention.html
2. Centers for Disease Control and Prevention. Facts about Folic Acid [online].
Available from: http://www.cdc.gov/ncbddd/folicacid/about.html
3. Centers for Disease Control and Prevention. Facts about FASDs [online]. Available
from: http://www.cdc.gov/ncbddd/fasd/facts.html
4. Centers for Disease Control and Prevention. Pregnant? Dont Smoke! [online].
Available from: http://www.cdc.gov/features/pregnantdontsmoke/index.html
5. Centers for Disease Control and Prevention. Medication and Pregnency [online].
Available from: http://www.cdc.gov/pregnancy/meds/
6. Centers for Disease Control and Prevention. Listeriosis(Listeria) and Pregnency
[online]. Available from: http://www.cdc.gov/pregnancy/infections-listeria.html
7. Centers for Disease Control and Prevention. Toxoplasmosis and Pregnency [online].
http://www.cdc.gov/pregnancy/infections-toxo.html
8. Centers for Disease Control and Prevention. Vaccines for Pregnent Women [online].
Available from: http://www.cdc.gov/vaccines/adults/rec-vac/pregnant.html
9. Centers for Disease Control and Prevention. Type 1 or Type 2 Diabetes and
Pregnency [online]. Available from: http://www.cdc.gov/pregnancy/diabetestypes.html
10. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 18th ed. USA: Mc-Graw Hill; 2012

Anda mungkin juga menyukai