BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1 Tabel Pembagian Jenis RTH Menurut Fungsi dan Tujuan Pembangunan.
Dari tabel diatas diketahui bahwa fungsi utama dari taman kota selain
sebagai area ekologis juga berfungsi sebagai tempat rekreasi keluarga, aesthetical
space bagi kota, serta area olahraga. Seperti halnya yang tertulis dalam PERDA
nomor 3 tahun 2007, bahwasannya taman kota adalah area ekologis berbentuk
taman yang berada pada lokasi strategis dan jalur utama kota, yang berfungsi
sebagai ornamen dan area estetis bagi kota.
Gambar 1.1 Taman kota sebagai area ekologis, tempat berolahraga, dan ornamen estetis bagi kota.
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
: 46 unit
: 4 unit
: 18 unit
: 34 unit
: 91 unit
: 3 unit
: 15 unit
: 1 unit
: 2 unit
: 6 unit
39. Peraturan Mentri Dalam Negri No 9 Tahun 1998 tentang tata cara
peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang di
daerah.
40. Keputusan Mentri Dalam Negri No 650-658 Tahun 1985 tentang
keterbukaan rencana tata kota untuk umum.
41. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No 16 Tahun 2003 tentang
rencana tata ruang wilayah kabupaten sidoarjo 2003-2013.
I.1 Latar Belakang
I.1.1 Sidoarjo sebagai salah satu penyangga ibukota Jawa Timur
Sidoarjo menjadi salah satu penyangga Ibukota Jawa Timur. Keadaan ini
dapat dicapai diantaranyaberkat dukungan potensi yang dimiliki wilayah
sidoarjo, yakni posisi wilayah yang strategis, usaha kecil dan menengah
serta infrastruktur wilayah yang baik.
Hal tersebut di tunjang oleh keberadaan PKL (pedagang kaki lima), yang
dalam keberadaannya menjadi solusi dalam permasalahan sosial, khususnya
dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Tetapi dalam sisi lain, keberadaan
PKL di pusat aktifitas kota justru menimbulkan masalah sosial dan teknis.
Efek yang ditimbulkan antara lain menyebabkan terjadinya kepadatan
lalulintas, berkurangnya keindahan kota, serta pemakaian utilitas secara
ilegal.
Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang lebih terarah, dalam
rangka perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang di masa
mendatang, maka diperlukannya pengarahan Penataan PKL Kawasan, salah
satunya dalam bentuk Perancangan Teknis Penataan PKL di kawasan alunalun Sidoarjo, sehingga tidak terjadi hal-hal negatif dari aktifitas PKL di
kawasan ini
I.1.2 Pengertian Perancangan Teknis Penataan PKL Alun-alun Kota
Sidoarjo
Pengertian Perancangan Teknis Penataan PKL Kawasan Alun-alun sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut :
1. Perancangan teknis penataan PKL adalah kegiatan perekaman
terhadap situasi dan kondisi eksisting, faktual dan terbaru yang ada
di Kawasan Alun-alun Sidoarjo, yang diwujudkan berupa uraian,
angka, maupun peta.
2. Perancangan teknis penataan PKL adalah arahan penataan PKL
kawasan Alun-alun sidoarjo, yang dirumuskan dalam bentuk
pedoman dan dokumen perancangan teknis / DED bagi pemerintah
kabupaten sidoarjo dalam mewujudkan suatu areal kelompok usaha
PKL sebagai tempat transaksi perdagangan yang nyaman, aman,
dan teratur, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder.
3. Perancangan teknis penataan PKL memberikan muatan teknis
operasional dengan mempertimbangkan beberapa titik sentral daya
dukungnya, antara lain:
Stan makanan yang didesain dengan baik akan membuat para pengunjung
nyaman. Sebaliknya stan makanan yang tidak didesain dengan baik akan
membuat para pengunjung merasa tidak nyaman dan ingin beranjak sesegera
mungkin.
I.2
Rumusan Masalah
Dibawah ini akan kita uraikan mengenai permasalahan yang terdapat pada
stan makanan :
1. Dapat kita lihat pada gambar di bawah, dimensi satan yang ada
terlalu kecil ( 4 meter x 4 meter), sehingga menyulitkan dalam hal
aksesbilitas serta penataan pada stan makanan.
Gambar 1.3 Ukuran stan penjual makanan yang kecil membawa masalah perihal
penempatan.
Gambar 1.5 Perihal penempatan signage yang mengakibatkan tak teraturnya area stan
berjualan pada taman kota.
10
I.3
Batasan Masalah
Berikut akan diuraikan beberapa hal yang menjadi batasan dalam
perancangan Tenda food court untuk kawasan Alun-alun sidoarjo :
Portable stan sebagai basic sistem buka tutup stan.
Stan digunakan pada outdoor area (area luar ruang).
Mengacu pada kemampuan industri lokal.
Stan makanan bisa difungsikan sebagai Elemen estetik alun-alun
Stan digunakan pada saat berjualan saja, pukul 09.00 pagi 11.00
malam
Desain stan digunakan untuk area taman kota.
Sistem pembuangan dari stan
I.4
Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan Modular food kiosk untuk Kawasan Alun-alun
Kota Sidoarjo ini antara lain :
Memberikan suatu sistem yang nyaman. Desain stan makanan
nyaman dan bersifat mudah. Kemudahan yang dimaksud adalah
kemudahan perihal proses produksi, pemasangan, pemakaian, serta
perawatan.
Menjadikan stan makanan sebagai fasilitas umum yang menarik, serta
difungsikan sebagai nilai estetis kota Sidoarjo.
Membangun Image atau citra kota Sidoarjo yang bersih, selaras
dengan adanya beberapa program baru yang dicanangkan oleh
Pemerintah Kota Sidoarjo berkaitan dengan produk yang dirancang.
Memberikan alternative tempat bagi para PKL sehingga dapat
mengurangi kepadatan kota
11
I.5
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari perancangan Stan PKL Semi-Permanen
untuk Kawasan alun-alun kota Sidoarjo ini antara lain :
Sebagai fasilitas umum di perkotaan untuk meningkatkan pelayanan
pada masyarakat.
Mendukung visi kota Sidoarjo sebagai pusat jasa, pendidikan, budaya,
industri dan perdagangan.
Sebagai media edukasi bagi masyarakat untuk lebih terbiasa dengan
hidup bersih dan teratur.
Mengurangi kepadatan kota Sidoarjo
Sebagai pusat distribusi makan berskala kecamatan dan kabupaten.