DI RUANG BOUGENVILLE
RSD Dr. HARYOTO
LUMAJANG
Oleh:
Kelompok 4
Dessy Pertiwi P.P., S.Kep
Erna Sulitioningsih, S.Kep
Faradila Risky Susyanti, S.Kep
Kurnia Eka Maulida, S.Kep
Fis Citra Ariyanto, S.Kep
Mafa Afnes Sukowati, S. Kep
Muhammad Athok , S.Kep
Daniel Kusuma Darmawan, S.Kep
092311101035
102311101008
102311101018
102311101037
102311101049
102311101050
102311101065
102311101077
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena atas ridho dan karunia-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan terapi bermain di Ruang
Bougenville RSD Dr. Haryoto Lumajang. Penyusunan proposal kegiatan ini dapat
penulis selesaikan atas bimbingan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Pembimbing Klinik yang telah membimbing dan memberikan masukan serta
saran untuk kesempurnaan proposal kegiatan ini;
2. Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan
sehingga proposal kegiatan dapat tersusun dengan baik;
3. Jajaran perawat dan karyawan Ruang Anak Bougenville RSD Dr. Haryoto
Lumajang;
4. Teman-teman Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember angkatan XIII dan XV yang telah
memberikan dukungan dan saran selama penyusunan proposal kegiatan ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
guna penyempurnaan proposal kegiatan ini. Akhir kata, semoga proposal kegiatan
ini dapat membawa manfaat.
Lumajang, Juli 2015
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang sakit dan
harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa sulit karena tidak dapat
melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing,
perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak merupakan sumber
utama stres, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang pertama kali dirawat
dirumah sakit (Nelson, 1988).
Anak memerlukan media untuk dapat mengekspresikan perasaan tersebut
dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan
(Supartini, 2004). Terapi bermain diyakini mampu menghilangkan batasan,
hambatan dalam diri, stres, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan
tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang
diharapkan dan anak sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah
diajak kerjasama (Nurjaman, 2006). Hal tersebut membuat aktivitas bermain
menjadi salah satu cara untuk mengajak anak untuk kooperatif dalam perawatan
dan dapat memperlancar pemberian pengobatan dan perawatan serta mengurangi
rasa takut terhadap tindakan perawatan.
Untuk mengurangi ketakutan anak yang harus mengalami rawat inap di
rumah sakit dapat dilakukan beberapa cara salah satunya adalah lakukan
permainan dokter-dokteran dengan membiarkan anak bereksplorasi dengan alatalat kedokteran, seperti jarum suntik dan stetoskop. Anak berperan menjadi
dokter, sementara anak lain atau orang tua dapat menjadi pasiennya (Imam, 2008).
Kegiatan ini diharapkan akan dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit
anak dan dapat mencegah pengalaman yang traumatik saat anak mendapat
perawatan lagi di rumah sakit.
1.2 Tujuan
akan
belajar
mengembangkan
kemampuannya
dan
mencoba
merealisasikan ide-idenya.
e. perkembangan kesadaran diri
Bermain yang dilakukan anak akan mengembangkan kemampuannya,
membandingkannya dengan orang lain, dan menguji kemampuannya dengan
mencoba peran-peran baru, serta mengetahui dampak tingkah lakunya
terhadap orang lain.
f. perkembangan moral
Bermain yang dilakukan oleh anak akan membuat anak dapat mempelajari
nilai yang benar dan salah dari lingkungan, terutama dari orang tua dan guru.
Aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak akan memberikan kesempatan
pada anak untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di
lingkungannya.
g. bermain sebagai terapi
Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan seperti : marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan
rumah sakit. Permainan yang dilakukan anak akan melepaskan anak dari
ketegangan dan stress yang dialaminya (proses distraksi).
2.3 Klasifikasi Permainan
Wong (2008) mengklasifikasikan permainan berdasarkan isinya dan
berdasarkan karakteristik sosialnya. Klasifikasi permainan berdasarkan isinya
antara lain:
a. bermain afektif sosial (sosial affective play)
b. pararel play
Pararel play adalah jenis permainan yang dilakukan oleh suatu kelompok
anak balita atau prasekolah yang masing-masing mempunyai permainan yang
sama tetapi satu sama lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung
dan karakteristik khusus pada usia todler.
c. associative play
Associative play adalah jenis permainan kelompok dengan tanpa tujuan
kelompok yang dimulai dari usia todler dan dilanjutkan sampai usia
prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok dengan
aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal.
d. cooperative play
Cooperative play adalah suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok,
ada tujuan kelompok, dan ada pemimpin yang memimpin permainan dengan
mengarahkan permainan pada pencapaian misi tertentu. Permainan ini dimulai
dari usia prasekolah dan dapat berlanjut hingga usia sekolah dan remaja.
e. onlooker play
Onlooker play adalah jenis permainan yang menekankan pada anak melihat
atau mengobservasi permainan orang lain. Permainan ini tidak mengikutkan
anak untuk bermain, walaupun anak dapat menanyakan permainan itu.
Permainan ini biasanya dimulai pada usia todler.
f. therapeutic play
Therapeutic play adalah jenis permainan yang menjadi pedoman bagi tenaga
tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial
anak selama hospitalisasi. Permainan ini dapat membantu mengurangi stress
serta memberikan instruksi perbaikan kemampuan fisiologis anak.
2.4 Manfaat Bermain
Manfaat terapi bermain terhadap perkembangan anak, yaitu:
a. Mempengaruhi perkembangan fisik anak
b. Digunakan sebagai terapi
c. Menambah pengetahuan
Usia 2 bulan
1. Membedakan suara, mengikuti arah datangnya suara
2. Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan
3. Reflek terkejut terhadap suara keras
Usia 3 bulan
1.
2.
3.
4.
5.
Usia 4 bulan
1.
2.
3.
4.
Usia 5 bulan
1.
2.
3.
4.
Usia 6 bulan
1. Mempertahankan posisi kepala tegak dan stabil
2. Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri
3. Matanya sudah bisa tertuju pada benda kecil
Usia 7 bulan
1. Duduk sendiri dengan bersila
2. Belajar merangkak
3. Bisa bertepuk tangan
Usia 8 bulan
1.
2.
3.
4.
Usia 9 bulan
1.
2.
3.
4.
Belajar berdiri
Mengambil benda yang dipegang kedua tangan
Mencari dan mengambil benda jatuh
Melemparkan benda
Usia 10 bulan
1. Berdiri sendiri
2. Menggenggam benda dan dipegang erat
3. Mengulurkan badan atau lengan untuk meraih mainan
Usia 11 bulan
1.
2.
3.
4.
Usia 12 bulan
1.
2.
3.
4.
5.
Berjalan dituntun
Menyebutkan 2-3 suku kata
Mengembangkan rasa ingin tahu
Mengenal dan berkembang dengan lingkungan
Reaksi cepat terhadp suara berbisik
5.
Menggambar lingkaran
6. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
di luar keluarganya
Dari 3 sampai 4 tahun
1. Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2. Berjalan pada jari kaki
3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4. Mengenal 2 atau 3 warna
5. Bicara dengan baik
6. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umurnya
7.
Banyak bertanya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
2. Usia 13 24 bulan
Tujuannya adalah :
a.
b.
c.
d.
Melatih imajinasinya.
e.
a.
b.
c.
3. Usia 25 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
Mengembangkan
pengertian
tentang
berhitung,
menambah,
mengurangi.
d.
e.
f.
Menumbuhkan sportivitas.
g.
h.
Mengembangkan kreativitas.
i.
j.
k.
l.
m.
Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anakanak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b.
5.Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
6.Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
4.1 Pada anak laki-laki : mekanik.
Permainan
Edukatif
(APE)
adalah
alat
permainan
yang
dapat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.
Hari/tanggal
Waktu
Waktu
08.00-08.03
2.
08.03-08.20
3.
08.20-08.30
Kegiatan
Perawat
Anak
Pembukaan:
Memberikan salam dan
Memperhatikan dan
memperkenalkan diri kepada
menjawab salam
anak-anak yang dilaksanaakn
oleh leader
Pelaksanaan:
a. Perawat menceritakan
Memperhatikan
tokoh hewan
Evaluasi:
a. Bagaimana hubungan anak
dengan perawat setelah
dilakukan terapi bermain?
b. Bagaimana tingkat
kecemasan anak setelah
diberikan terapi bermain?
c. Bagaimana pencapaian
tumbuh kembang anak?
Memperhatikan dan
memberi umpan balik
Menampilkan ekdpresi
ceria dan hilang
kecemasannya
Mengikuti perintah
yang diinstruksikan
3.7 Pengorganisasian
a. Leader
DAFTAR PUSTAKA