1. DEFINISI
Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi
setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarga. Serta terjadinya perubahan fisiologis meliputi
berbagai system dalam tubuh. ( Homilton, 1995 )
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang dapat mengancam
keadaan ibu dan janin sehingga tujuan pemeriksaan antenatal adalah mengenal perubahan yang
mungkin terjadi sejak dini, menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan.
2. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
a. Tanda Subjektif ( Resunitif Sign )
Mual, Muntah
Mengidam
Lelah
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Konstipasi dan obstipasi
Pigmentasi kulit
Adanhya varises
Tanda chadwik ( Bercak keunguan pada vagina )
Leukore ( Keputihan )
Amenore ( Tidak Haid )
b. Tanda Objektif ( Probabilitas Sign )
Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus
Tanda Gadles adalah melunaknya cerviks
Ballottement adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang, mengapung dalam posisinya.
Uterine Soffie ( Desiran ) : Goyangan, desiram nadi yang terdengar diatas uterus normal
Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama hamil dan
tidak terasa sakit
Strice Gravidarum, akibta tegangan terdapat garis tak teratur pada abdomen.
c. Tanda Pasti ( Positif ) pada kehamilan
Gerakan janin yang dapat dilihat, diras dan diraba bagian janin, denyut jantung janin (DJJ),
terlihat tulang-tulang janin dalam fhoto Rontgen ( Mochtar, 1998 )
3. USIA KEHAMILAN
a. Usia Kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri, secara tradisional :
Sebelum minggu ke 3 Fundus uterus belum teraba dari luar
Hitung jenis volume plasma darah, jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transportasi O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.
Nadi dan Tekanan darah cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian
akan meningkat lagi seperti pada pra-hamil.
Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan menurun lagi,
pada minggu-minggu akhir kehamilan.
6) System pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas dan pendek. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran uterus.
7) Saluran pencernaan
Salvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah, tonus otot-otot saluran
pencernaan melemah sehingga mortilitas dan makanan lebih lama berada dalam saluran
pencernaan. Absorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi, gejala muntah.
8) Tulang dan gigi
Persendia panggul akan terasa longgar, karena ligament-ligamen melunak. Juga terjadi sedikit
pelebaran pada ruang sendi apabila pemberian makanan dapat memenuhi kebutuhan kalsium
janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan
ini. Bila konsumsi kalsium cukup tinggi tidak akan kekurang kalsium. Gingivitis kehamilan
adalah gangguan yang disebabkan oleh factor lain seperti hygiene yang buruk disekitar mulut.
9) Kulit
Pada kulit terdapat pigmentasi :
Wajah : disebut topeng kahmilan (Cloasma Gravidarum )
Payudara : Putting susu dan aerola mamae
Perut : Line Nigra, Strice
10) Kalenjar Endokrin
Kalenjar Tiroid : dapat membesar sendiri
Kalenjar Hipofisis : dapat membesar terutama lobus anterior
Kalenjar Adrenal : Tidak dapat dipengaruhi
11) Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu
mendapat makanan yang bergizi :
Tingkat metabolisme basal (BMR) pada wanita hamil meningkat 10-20 %, terutama pada
trimester akhir
Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali.
b. Reaksi Psikologis
TRIMESTER I
Umumnya wanita hamil pada periode ini mengalami reaksi psikologis dan emosional. Wanita
yang pertama hamil ditunjukan adanya rasa kecemasan dan kegusaran.
TRIMESTER II
Perubahan psikologis pada trimester II. Sudah menerima kehamilan dengan baik, perasaan cemas
kembali muncul kembali kertika melihat keadaan perut yang semakin membesar.
TRIMESTER III
Perubahan psikologis pada trimester III. Bertambahnya usia kehamilan akan mengakibatkan
perasaan tidak nyaman, dan pada saat akan melahirkan akan muncul dan mulai dirasakan
bayangan negative mulai mengahantui.
5. MASALAH YANG SERING TERJADI PADA KEHAMILAN
1. TRIMESTER I
Perubahan pada payudara, hiperpigmentasi pada aerola
Peningkatan frekuensi BAK
Kelelahan , lemas dan capek
Nausea , Vomitting, mual, muntah
2. TRIMESTER II
Peningkatan Intake nutrisi
Konstipasi
Varises vena
Leokoirhen
Nyeri persendian dan pinggang
Meningkatnya frekuensi BAK
Rasa tidak nyaman/ tertekan pada area perineum
Oedema kaki.
3. TRIMESTER III
Oedema
Sesak nafas
Hemoroid
Kram kaki
6. ANTENATAL CARE
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan
kehamilan normal (Prawirohardjo, 2001)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ( Manuaba, 1998)
Tujuan Antenatal Care adalah :
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayar penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.\
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi.
Mempersiapkan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
Mempersiapkan peran ibu, keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal. (Saifudin, 2001).
Kebijaksaan Program
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
1 kali pada trimester I
7. PENGKAJIAN
Identitas
Nama, Umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat
Keluhan Utama
Apa yang dirasakan oleh Klien
Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan klien pada sata sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah diderita oleh klien
Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keturunan yang pernah diderita oleh anggota keluarga
Data Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Menstruasi
HPHT ( Hukum Klegel, siklus 28 hari : +3 7 +1 ), siklus dan lama haid
Riwayat Perkawinan
Usia pernikahan, Usia Suami / Istri pada saat menikah., status perkawinan
Riwayat KB
Menggunakan Kontrasepsi, Jenis KB
Riwayat ANC
Jumlah ANC, Jumlah T, tempat persalinan yang memeriksa keluhan saat hamil.
Riwayat Persalinan
Persalinan yang lalu, jenis partus, penolong, penuyulit, persalinan bayi lahir, persalianan yang
lalu, keadaan saat lahir.
Pola Kegiatan sekari-hari
Makan, minum, pola eliminasi, (BAK,BAB), istirahat dan tidur, hygiene prenatal, aktivitas,
keluhan konstipasi / sering BAK
Psikologis
Perasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang.
8. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Penampilan umum, kesadaran (Compos mentis, Somnolen, Delirium, Apatis, semi koma, koma),
Tanda-tanda Vital.
Rambut
Inspeksi warna kulit kepala, Distribusi rambut, ada lesi atau tidak, palpasi tekstur, ada
masa/tidak, rontok atau tidak, kaji nyeri tekan.
Mata
Konjungtiva anemis/tidak, Skelera ikterik/tidak, ada masa/tidak, adanya nyeri tekan/tidak, reflek
kornea dan pupil.
Hidung
Bentuk, secret, potensi nasal, mukosa, saliva, penciuman, dan ada mas atau tidak.
Mulut dan Gigi
Bentuk bibir, mukosa bibir lembab/tidak, sianosis/tidak, lidah bersih atau kotor, adanya caries
atau tidak, kelengkapan gigi.
Dada
Bentuk pergerakan dada, Respirasi Rate, Taktil fremitus, suara nafas, bunyi jantung,
Payudara
Bengkak, hiperpigmentasi, putting susu keluar / tidak, ada masa / tidak.
Abdomen
Bentuk simetris / tidak, ada lesi/tidak, Strice, Scrine Gravidarum.(+), TFU, Leopold I,II,III,dan
IV.
Ektremitas
Jumlah Jari tangan dan kaki, oedema, kesimetrisan, varises, oedema, reflek patella, reflek
babinsky.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC
Doengoes, A. Marylin, 2000, Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, Jakarta : EGC
http://www.lenterabiru.com/2010/01/antenatal-care.htm
A. Pengertian
Beberapa pengertian diare:
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml
sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan
darah (Ngastiyah, 1997).
B. Penyebab
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi,
air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen
usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
D. Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri
perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan
cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak
lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang
mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan
tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan
kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal
akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
E. Penatalaksanaan
Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.
3. Memberikan terapi simtomatik
4. Memberikan terapi definitif.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake
terbatas (mual).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan
peristaltik usus.
c. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
d. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan
informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
f. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru
5. Rencana Keperawatan
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi
Rasional
Berikan cairan oral dan parenteral Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar
sesuai dengan program
bersama feses.Memberikan informasi status keseimbangan
rehidrasiPantau intake dan output. cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.
Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan bera badan
Intervensi
Rasional
Intervensi
Rasional
Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan
dengan lutut fleksi.
mengurangi nyeri
Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah
dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan
kulit
iritasi
Intervensi
Rasional
Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu
mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi
Rasional
Dx. 6 : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru
Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda
kenyamanan
Intervensi
Rasional
6. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan
sebelumnya
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang
belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian
dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum
teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
Reference
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC,
Jakarta
Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda company,
USA.
demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic
Fever ( DHF ).
B. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena
viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada
DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF
ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan
serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal
ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan
dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik
yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia
jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan
hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit
dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan
terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan
diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system
koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan
perdarahan hebat.
C. KLASIFIKASI DHF
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( ? 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ? 120/100 ? 120/110 ?
90/70 ? 80/70 ? 80/0 ? 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ? 140x/mnt ) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga
mencegah distensi gaster.
e. Berikan dan Bantu oral hygiene.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
f. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
DP 5 : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni)
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria : - TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat
- Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada
tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )
Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan
seperti : hematemesis, melena, epistaksis.
Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi
perdarahan.
d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut,
berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.
Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hari
Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran
pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.
DP 6 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria : - klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
- tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
b. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol
ansietas.
c. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
D. Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak terjadi devisit voume cairan
3. Tidak terjadi syok hipovolemik
4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Ansietas berkurang/terkontrol
7. orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika : Jakarta
Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta
Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada Anak. Sagung
Seto : Jakarta