Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KEBUTUHAN

KURIKULUM MUATAN LOKAL


(Case Study Muatan Lokal Aswaja SMK Al-Falah Tanjungjaya Kabupaten
Tasikmalaya)

Sebagai Tugas Mata Kuliah Kurikulum Muatan Lokal


Dr. DeniKurniawan, M.Pd.

Disusun oleh,
Omay Komarudin
NIS. 1302473

PROGRAM STUDY PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITA PENDIDIKAN INDONESIA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi kurikulum adalah pewaris budaya, artinya dengan
adanya lembaga pendidikan / sekolah diharapkan dapat mewarisi hal-hal yang
baik yang tersusun dan terencana dengan sistematis dalam kurikulum sekolah
tersebut.Warisan budaya itu bisa berbentuk adat istiadat, bahasa, materi
keagamaan ataupun keterampilan yang sudah menjadi kebiasaan atau cirri khas
daerah tersebut.
Dalam hal warisan dari para nenek moyang atau leluhurnya, salah
satunya adalah faham Ahlussunah Wal Jamaah atau aswaja yang mempunyai
ciri khusus yaitu sumber pengambilan ilmu dan sumber-sumber pengambilan
yang haq, baik dalam aqidah, ibadah muamalah, prilaku maupun akhlak di
ambil dari kitabullah dan hadits shohih dari rasul, maka tidak ada dari mereka
yang berkata mendahului kitabullah, dan tiada mengambil petunjuk sebelum
petunjuk Rasulullah ( Al-Quran :Terjemahan Depag RI ) Dalam kaitan ini
Aswaja menetapkan al-Quran, Ijma dan Qiyas sebagai sumber ajaran Islam
yang menjadi rujukan bagi pemahaman keagamaan.
Aswaja dalam tinjauan historis muncul sebagai golongan netral atas
terjadinya fitnah kubro, juga merupakan kelompok yang tidak memihak salah
satu partai pada masa itu, aswaja lebih berorientasi pada kegiatan ilmiyah dan
moderat. (Hadi : 95 ). Dalam kajiannya aswaja menyeimbangkan antara dalil
naqli dan aqli, Permendiknas: 2006 ), hal ini kemudian menjadi pola dasar yang
memunculkan tiga prinsip aswaja yang kita kenal dengan istilah al-Tawasuth
(tengah-tengah),

al-Tawazun

(seimbang),

al-Itidal

http://darussholah.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=184

(tengah-tengah).

Dewasa ini terdapat lembaga pendidikan tertentu yang memasukkan


Aswaja dalam muatan kurikulumnya. Terkait hal tersebut, berdasarkan
penjajakan awal di lapangan pada hari selasa tanggal 6 Desember 2013
ditemukan

SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA KAB. TASIKMALAYA

mencantumkan Aswaja sebagai pelajaran wajib muatan lokal. Secara intern


lembaga, gagasan ini muncul sebagai reaksi atas keberadaan kaum terpelajar di
daerah ini yang tidak mampu menyeimbangkan antara keilmuan yang dimiliki
dengan kenyataan sosial dimana mereka berada. Mereka yang unggul dalam
bidang

agama

cenderung

fanatik

dan

mengharamkan

budaya-budaya

dimasyarakat, disisi lain mereka yang unggul dalam bidang sosial jauh dari nilainilai agama. Masing-masing dari mereka cenderung fanatik pada budaya dan
keyakinan sendiri tanpa mempertimbangkan unsur-unsur budaya lain yang ada
disekitarnya.
Hal tersebut dikhawatirkan menjadi stimulus terjadinya dikotomi budaya
yang berdampak pada perpecahan di tengah masyarakat yang memiliki ragam
budaya

majemuk

seperti

masyarakat

di

TANJUNGJAYA. Peserta didik di SEKOLAH

sekitar

SMK

AL-FALAH

ini hidup ditengah-tengah

masyarakat muslim di satu sisi dan di sisi lain sebagian masyarakatnya masih
kental dengan budaya-budaya leluhur seperti bersihan, sesaji, megengan dan
lain sebagainya yang dilakukan tiap tahun. Selain itu budaya-budaya keislaman
juga banyak sekali kita temukan di sini seperti halaqoh yasinan, sewelasan,
selasan, ritual rebo wekasan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu perlu adanya lembaga pendidikan (dalam hal ini sebagai
tempat pencetak kader penerus) yang dalam proses pembelajarannya

menumbuhkan kepedulian pada diri peserta didik terhadap pertumbuhan sosial


budaya masyarakat dimana mereka hidup. Terkait hal tersebut SMK AL-FALAH
TANJUNGJAYA muncul dengan tujuan mencetak kader yang mampu hidup
dalam masyarakatnya. Salah satu usaha menjawab kegelisahan tersebut adalah
dengan di cantumkannya aswaja dalam muatan lokal mata pelajaran di SMK
AL-FALAH TANJUNGJAYA. Aswaja merupakan mata pelajaran khusus bagi
satuan pendidikan tertentu, oleh karena itu mata pelajaran ini sangat jarang kita
temukan di lembaga-lembaga pendidikan secara umum. Corak pemikiran
Aswaja yang moderat diharapkan nantinya mengilhami para manusia terdidik
alumni

SMK

AL-FALAH

TANJUNGJAYA

untuk

bisa

memetakan

permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat dengan moderat pula.


Sehingga misi lembaga ini untuk menciptakan insan kamil yang mencintai dan
mengenal agama, bangsa, masyarakat dan kebudayaan benar-benar terwujud
melalui nilai-nilai ajaran aswaja tersebut.
Dalam pembelajarannya mata pelajaran aswaja menjadi mata pelajaran
wajib bagi siswa SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA kelas X. Selain itu
pembelajaran aswaja menitik beratkan pada kepekaan peserta didik terhadap
persoalan-persoalan budaya masyarakat di sekitarnya. Dari sinilah menarik
untuk di teliti terkait adanya pembelajaran aswaja di SMK AL-FALAH
TANJUNGJAYA yang menjadikan realita sosial sebagai bagian kajiannya.
SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA adalah sekolah yang memiliki visi,
TERAMPIL DAN BERKARAKTER dengan tujuan siswa mempunyai
kemampuan, pengetahuan agama dan umum, serta ketrampilan untuk
melanjutkan pengabdian di masyarakat. Aswaja adalah salah satu mata pelajaran

yang dalam kajiannya merujuk pada al-Quran dan sunah serta memiliki karakter
menjaga konsep lama yang maslahah dan mengadopsi konsep baru yang lebih
maslahah.( Mahfudz: :2003) . Dalam tahap pemahamannya menggunakan cara
logis dan rasional, karena mengaitkan materi dengan pengalaman-pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari bukan dengan menggunakan dogmatis dan
doktrin tertentu. Dengan demikian Aswaja adalah salah satu unsur penting
untuk mewujudkan tujuan pembelajaan di SMK Al-Falah Tanjungjaya tersebut
secara moderat.
Diterapkannya pembelajaran Aswaja ini juga mendukung semangat
pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabad dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

BAB II
TEORI DAN KONSEP MUATAN LOKAL
1. Konsep Muatan Lokal

Menurut Abdullah (2011: 284) muatan lokal adalah program pendidikan


yang isi, dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan
siswa wajib mempelajarinya. Selanjutnya Mulyasa (2010: 273) mengatakan
bahwa muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan

kegiatan

belajar

mengajar. Dalam

peraturan

Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi


kurikulum pada lampiran II menyatakan bahwa muatan lokal merupakan bahan
kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dari pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa muatan lokal
adalah suatu program pembelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan, keunikan sekolah dan daerah sekolah itu berada,
sehingga proses, isi dan bahan yang digunakan sesuia dan metode yang
digunakan juga disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
2. Landasan Pelaksanaan Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kebijakan baru dalam pendidikan berkenaan
dengan kurikulum sekolah. Lahirnya kebijakan tersebut dikarenakan hasil
pikiran manusia yang harus didasarkan pada hukum-hukum tertentu sebagai
landasan dalam pengembangannya. Muatan lokal memiliki landasan dalam
pengembangannya:
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridisnya adalah UUD 1945, Pancasila, dan Tap MPR nomor
II/1989 tentang GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan
nasional dan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UUSPN
nomor 20 tahun 2003 pasa 3 bab II menyatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Landasan Hukum

Landasan hukum muatan lokal adalah keputusan Mendikbut Nomor. 0412


tahun 1987, yaitu untuk pendidikan dasar, keputusan direktur pendidikan
dasar dan menengah nomor. 173/C/Kep/M/1987, 7 Oktober 1987 tentang
petunjuk pelaksanaan penerapan muatan lokal, UUSPN nomor 2/1989 pasal
13 ayat 1; pasal 37, 38 ayat 1, dan pasal 39 ayat 1, serta PP, nomor 28/1990
pasal 14 ayat 3 dan 4, pasal 27 dan Permen nomor 81A lampiran ke II tahun
2013.
3. Landasan Teori
Landasan teori muatan lokal adalah sebagai berikut
a. Tingkat kemampuan berpikir peserta didik adalah dari yang konkret ke
abstrak. Oleh karena itu, dalam penyampaian bahan kepada siswa harus
diawali dengan pengenalan hal yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini
berdasarkan teori Ausubel (1969) dan konsep asimilasi Jean Piaget
(1972) yang mengatakan bahwa sesuatu yang baru haruslah dipelajari
berdasarkan apa yang telah dimiliki oleh siswa.
b. Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang
sangat kuat dan besar akan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, mereka selalu gembira bila selalu dilibatkan
secara mental, fisik dan sosial dalam mempelajari seuatu. Mereka akan
gembira bila mempelajari sesuatu tentang lingkungannya yang penuh
dengan sumber belajar.
4. Landasan Demokrafis
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar dari Sabang
sampai Mereoke dan memiliki beraneka ragam budaya, adat istiadad, bahasa,
norma-norma yang mengatur, agama dan kondisi sosial hingga kondisi alam
yang beraneka ragam. Oleh karena itu perlu upaya pelestarian akan nilainilai yang baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang tersebut kepada
generasi selanjutnya, agar nilai-nilai tersebut tidak menghilang sehingga
menanggalkan idetitas dari bangsa indonesia itu sendiri. Salah satu metode
untuk melestarikan tersebut salah satunya dengan pendidikan yang
memberikan dan menanamkan kepada siswa akan penting mengetahui dan
mengamalkan nilai-nilai yang ada tersebut baik itu berkaitan dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, bahasa, dan sebagainya.

3. Tujuan Penerapan Kurikulum Muatan Lokal


Secara umum tujuan penerapan kurikulum muatan lokal adalah untuk
membekali aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada pesera
didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung
kelansungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional (Depdiknas:
2006). Selanjutnya lebih khususnya tujuan penerapan kurikulum muatan lokal
bagi peserta didik yaitu:
1. Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya.
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat
sekitarnya.
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan niali-nilai atau normanorma aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.
4. Menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat serta
dapat membantu mencari permasalahannya.
Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa tujuan penerapan kurikulum
muatan lokal bagi peserta didik adalah menjadikan sipeserta didiknya
menjadi kenal, tahu akan lingkungan sekitar baik itu lingkungan alamnya,
sosial dan budaya sehingga peserta didik menjadi akrab dengan hal tersebut.
4. Fungsi Muatan Lokal Dalam Kurikulum Nasional
Secara umum fungsi muatan lokal adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Penyesuaian
Sekolah merupakan lembaga formal yang berada di lingkungan masyarakat,
dari itu program yang dilaksanakan sekolah semestinya harus disesuaikan
dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat dan daerah di mana sekolah
itu berada. Agar output dari sekolah tersebut bisa berdaya guna di
lingkungan dan daerahnya sendiri.
2. Fungsi Integrasi
Siswa merupakan salah satu komponen pendidikan dan juga merupakan
salah satu bagin dari populasi masyarakat. Karena itu, program muatan lokal
harus bisa mendidik sikap dan pribadi siswa agar dapat memberikan
sumbangsih kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya atau befungsi

untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi siswa dengan lingkungan


dan masyarakatnya daerahnya.
3. Fungsi Perbedaan
Setiap siswa memiliki perbedaan, tidak ada diantara seluruh siswa itu sama
baik dalam tingkat kecerdasan, gaya belajar, perkembangan dan sebagainya.
Pengakuan atas perbedaan tersebut memberikan indikasi kepada siswa untuk
diperbolehkannya setiap siswa untuk memilih apa yang sesuai dengan minat,
bakat dan kemampuannya. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan
yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang pengembangannya
disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhan siswa,
lingkungan dan daerahnya.
5. Ruang Lingkup Pengembangan Muatan Lokal
Berdasarkan Permen nomor 81A tahun 2013 lampiran II tentang
pedoman pengembangan muatan lokal menyatan bahwa ruang lingkup
pengembangan muatan lokal sebagai berikut:
1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah
Keaadan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang
pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial
ekonomi dan lingkungan sosial kebudayaan. Sedangkan yang dimaksud
dengan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh
masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan
peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan
arah perkembangan daerah dan potensi daerah yang bersangkutan. kebutahkebutuhan tersebut antara lain seperti:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah tersebut.
c. Meningkatkan penguasaan bahasa Ingris untuk keperluan siswa dan
untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti pengembangan
potensi parawisata.
d. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
2. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal
Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerh, bahasa Ingris,
kesenian daerah, keterampilan, dan kerajinan daerah, adat istiadat dan
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal

yang

dianggap

perlu

untuk

pengembangan

potensi

daerah

yang

bersangkutan.

BAB III
A.Profil SMK Al-Falah Tanjungjaya
IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah

: SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA

2. Alamat Sekolah

: Jl. K.H Ahmad Faqih Kebonkalapa Cibalanarik


TanjungjayaKabupaten

Tasikmalaya Jawa Barat 46184

Telp. 0265 - 549 380


3. Didirikan / Dibuka

: 2008

4. Surat Izin Pendirian Sekolah

: 421.5 / 0177 / Disdik / 2008

5. Nomor Statistik Sekolah

: 40 2 02 12 16 036

6. Kepemilikan Tanah

: Yayasan

a.

Status Tanah

: Wakaf

b.

Luas Tanah

: 6,245 m2

7. Status Bangunan

: Milik Yayasan

8. Kepala Sekolah
a.

Nama

: AsepImanRuyani,S.Ag

b.

NIP

:-

c.

Tempat tanggal lahir

: Tasikmalaya, 4 April 1974

d.

Status

: Kepala Sekolah Yayasan

e.

Pendidikan Terakhir/Tahun S1 / 1998

f.

Konsentrasi

: Pendidikan Agama Islam ( PAI )

g.

Surat Keputusan

: 07/YAF/Kd.01/VII/2012

BADAN PENYELENGGARA
1. Nama Yayasan / Penyelenggara

: Yayasan Al-Falah Kebonkalapa

2. Alamat Yayasan / Lembaga

: Komplek Pesantren Al-Falah Kp. Kebonkalapa


RT 03 RW 01 Desa Cibalanarik
Kecamatan Tanjungjaya
Kabupaten Tasikmalaya
Kode POS 46184
Telp. (0265) 549 380, 543 368

3. Susunan Pengurus
Ketua

: KH. Engkon Furkon

Sekretaris

: Asep Imam Ruyani, S.Ag

Bendahara

: Tomi Bustomi, S.Pd

4. Akta Notaris

: No. 163 tanggal 31 Maret 1999

Kondisi Siswa

NO

Tahun
Pembelajaran

Pendaftar

Diterima

Jumlah
Siswa
Seluruhnya

Keterangan

2010/2011

100

100

100

2011/2012

102

102

102

2012/2013

104

104

104

306

306

306

Jumlah

Potensi lingkungan yang diharapkan mendukung program Sekolah

1. Disiplin dan kerjasama seluruh unsur sekolah dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik
kepada siswa
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang optimal
3.Jalinan kerjasama yang sinergis, dinamis dan harmonis antara lingkungan Sekolah dengan
lingkungan masyarakat sekitar
4. Team work yang cerdas dan pemberdayaan seluruh personal Sekolah
Visi, Misi, Tujuan Sekolah
1. Visi Sekolah
Menjadi SMK yang Unggul se-Kabupaten Tasikmalaya sesuai bidang keahlianya
disertai penguasaan bahasa asing yang didasari ahklak mulia sehingga dapat
diterima didunia kerja dan dapat berwirausaha pada tahun 2014
2. Misi SMK Al-Falah Tanjungjaya
a) Membuat kurikulum yang up to date sesuai dengan perkembangan jaman sehingga dapat
mengantisipasi permasalahan yang timbul disekelilingnya;
b) Menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan menyenangkan;
c) Menghasilkantamatan

yang

memilikikekuatanaqidahdanibadah

yang

benar

yang

dibuktikandenganprilakusholehdalamkehidupansehari-hari;
d) Menghasilkantamatanberkompetensitinggisesuaikeahlianya,

mampubersaing

di

pasartenagakerjanasionaldaninternasional;
e) Mengkondisikan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional, ikhlas dan amanah;
f)

Membudayakan karakter wirausaha yang dapat menangkap peluang usaha,berani


mengambil resiko,jujur dan inovatif;

g) Menguasai salah satu keterampilan bahasa asing( BahasaArab dan Inggris ) baik standar
conversation maupun TOEIC /TOEFL
h) Menyalurkanbakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler
i)

Menyediakan fasilitas pembelajaran yang sesuaidenganstandarsaranaprasarana

j)

Meng-anggarkan pembiayaanoperasionalsekolahsesuaidenganstadar yang dibutuhkan

k) Mengupayakan pengelolaan / manajemen yang bersih,kreatif dan inovatif


l)

Membuatsistempenilaian yang akuntabel,transparan dan objektif

m) Menyelenggarakanpendidikan dan pelatihandibidangteknologibagimasyarakat.


n) Memupuk Rasa UkhuwahdanKebersamaan
Tujuan Sekolah
SMK Al Falah bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai Bidang Informatika atau
sesuai dengan kompetensi keahliannya yang dilandasi keimanan dan ketakwaan yang kuat,
sehingga dapat terserap di dunia usaha,industri atau instansi dan dapat berwirausaha serta
mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya, dan alam
sekitar dengan prilaku akhlakul karimah.
Tata Nilai
Tata nilaisebagainormaprilakukerja SMK Al Falahadalah:
1. Belajardanmengajarmerupakanamalshalih
2. Bekerjaberdasarkanprinsip professional tinggi
3. Melakukanperbaikanmutusecaraberkelanjutan
4. Berusahameningkatkankinerja
5. Menumbuhkansikapkreatif, inovatif, dankompetitif
6. Mengutamakankerjasamadalammembangundanmemelihara system.
Target
SMK Al Falahmenetapkan target hasilpembelajaran;
1. Mulaitahun lulus pertama,keduadanketigalulusan SMK Al Falahdapatditerimabekerja
minimal 20%,30 dan 40% darijumlahsiswakeseluruhan.
2. Padatigatahunpertama,

diraihnyaprestasiakademikdan

non

akademikoleh

para

siswapada event kompetisitingkat local dan regional.


3. Terwujudnyakehidupansiswa

yang

religius

di

lingkungansekolah

yang

ditandaidenganprilakushalih, adab, ikhlas, ukhuwah, sederhana, kreatif, danmandiri.


4. kelas II dankelas III, semuasiswadapatberbicaradenganlancarbahasaInggrisdan Arab di
lingkungansekolah, dalampercakapansehari-hari, diskusi, danpidato.
Target Spesifik
1. BidangPerilakuSholeh
Siswadiharapkandapat :
1. Hapal Al-Quran satujuz
2. Melaksanakanibadahsholatberjamaah, membaca al-qurandenganbenar

3. MelaksanakansholatdluhadanTahajjud
4. Dapatmempraktekkanibadahpraktissesuaidenganbukupanduanpraktekibadah
5. MempunyaiperilakuIkhlas, tawadlu, tasammuh, sabar,hanifdansemangatruhul jihad yang
tinggi.
6. Hormatpada orang tua, temandan guru
2. KeterampilanBahasaAsing
- Menguasaipercakapansehari-haribaikuntukbidangpekerjaanmaupunpergaulanantarteman
- Menguasaibahasainggrisstandarinternasionalterutama TOEIC ataupun TOEFL.
3.KeterampilanKomputer
- Menguasaidasar computer office ( word, excel, acces, power point )
- Menguasai computer aplikasipercetakan
- Menguasaiperbaikankomponen computer
- MenguasaiStandarkompetensidanKompetensiDasar yang ditetapkankurikulum SMK
- Menguasaikompetensi yang ditetapkanduniausahadandunia industry seperti CISCO,
Microsoft dll.
4.BidangPekerjaan
- Padatahunpertama,keduadanketigasiswa SMK Al-Falahditerimasebanyak 10 %,20 dan 30%
terserap di instansidanduniausaha.
5. BIdangWirausaha
- Terciptanyalulusan SMK Al-Falah yang dapatmembukalapanganusahapadatahunpertama,
keduadanketigaadalah 5%, 10% dan 15 %
- Semua siswa menguasai dasar-dasar kewirausahaan dan bermental wirausaha

BAB IV
PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA


KABUPATEN TASIKMALAYA
A. Latar Belakang Pengembangan Muatan Lokal Aswaja Di SMK Al-Falah
Tanjungjaya
Pengembangan muatan lokal merupakan kegiatan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan ciri khas sekolah dan potensi daerah. Maka SMK
Al-Falah TANJUNGJAYA sebagaimana dipaparkan pada latar belakang memiih
Aswaja ( Ahli Sunnah Wal Jamaah ) karena adanya keinginan dari guru
khususnya dari lembaga Maarif pusat untuk membekali siswa
denagn

suatu

faham

yang

moderat,

supaya

siswa

menyikapi

permasalahan-permasalhan yang timbul di masyarakat secara bijak


dan tidak begitu saja menyalahkan dan menghukumi ataupun
membenarkan suatu ajaran yang sangat komplek di masyarakat.
Selain itu siswa mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul di
masyarakat yang disebabkan oleh banyaknya kebiasaan-kebiasaan
atau adat istiadat yang belum memiliki dasar hukum dalam syariah
sehingga masih diperdebatkan oleh masing-masing individu.
Ahlussunah wal Jamaah adalah suatu faham yang sangat
menghargai persatuan umat serta menghilangkan pertikaian. Ajaran
Aswaja sangat seimbang, tidak ekstrim, lembut, dan tidak kasar
sehingga lebih bersifat fleksibel. Sesuai dengan firman Allah dalam
surah Ali-Imron ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:[2]




Artinya:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Ayat tersebut sesuai dengan semangat yang ada dalam ajaran
Aswaja yang menempatkan agama Islam sebagai agama rahmatan
lilalamin yang tidak menginginkan perpecahan diantara umat. Mata
pelajaran Aswaja sanagt penting karena metode berfikir Ahlussunah
wal Jamaah dalam memetakan masalah selalu mengedepankan sikap
moderat sesuai dengan kondisi masyarakat kita yang majemuk.
Konsep ini selaras dengan idiologi kebangsaan Indonesia yang mana
budaya masyarakatnya yang beragam ras, suku, dan adat istiadat
dituntut menjunjung persatuan dan kesatuan demi kejayaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Saling menghargai antara satu dengan
lainnya tanpa harus mempermasalahkan perbedaan sesuai dengan
amanat Bhineka Tunggal Ika.

Diterapkannya pembelajaran Aswaja ini juga mendukung


semangat pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang menyebutkan
bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabad
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Latar Belakang Mata Pelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjaya
No Latar Belakang
Pendidikan Nasional
pendidikan Aswaja
1

Tujuan

Suatu keharusan

Menyelenggarakan satu Di masyarakat siswa

dari Lembaga

sistem pendidkan

Maarif dapat

Pendidikan Maarif Nasional, yang

menerapkan ajaran-

pusat ( Lembaga

meningkatkan

ajaran aswaja yang

Yang bergerak di

keimanan dan

dalam fahamnya

bidang pendidikan ketaqwaan serta akhlak langsung merujuk


dibwah organisasi mulia dalam rangka

pada al-Quran dan

NU )

Hadits

mencerdaskan
kehidupan bangsa

Banyaknya

Mencetak kader bangsa Siswa dapat

kebiasaan-

yang demokratis serta menyelesaikkan

kebiasaan atau

menjunjung tinggi

masalah yang timbul

adat istiadat di

kesatuan bangsa

di masyarakat akibat

masyaakat yang

meskipun berbeda-beda dari perbedaaan

membutuhkan

suku dan adat istiadat

dasar hukum

pendapat dan cara


pandang dengan
membekali siswa
dengan pesan-pesan
ibadah melalui
ajaran-ajaran Aswaja

Menurunnya

Meningkatnya sumber

Menciptakan Sumber

kepedulian kaum

Daya Manusia yang

Daya Manusia yang

terpelajar

peduli terhadap

beriman kepada Allha

terhadap

masyarakat

berpotensi dan peduli

kebudayaan

terhadap lingkungan

keagamaan

mencintai persatuan
dan kesatuan

B. Analisis Tentang Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Aswaja


di SMK AL-Falah Tanjungjaya
Proses pembelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungja, materi
kajiaanya terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu bidang aqidah/tauhih,
syariah/fiqh,
fleksibel

dan tasawuf/akhlak, yang mana ketiganya bersifat

yang

dalam

kajiannya

memandang

perbedaan

dan

perdebatan yang berkembang di masyarakat sekitar seperti halaqoh


keislaman dan budaya-budaya leluhur sebagai suatu hal yang harus
disikapi secara bijak.

Materi-materi tersebut sesuai dengan teori

yang yang mengatakan bahwa Aswaja dikonotasikan sebagai ajaran

dalam Islam yang berkaitan dengan konsep Akidah, Syariah, dan


Tasawuf dengan corak moderat.
Dari materi Aqidah tersebut dapat dilihat bahwa konsep tauhid
seperti ke-Maha Esaan Allah harus dipercayai secara naqliyah tanpa
harus diperdebatkan kebenarannya karena hal tersebut merupakan
kebenaran mutlaq dalam Islam. Tetapi dalam materi tersebut juga
tergambar

jelas

bagaiman

Tanjungjayamenempatkan

Aswaja

kemampuan

di
akal

SMK
manusia

Al-Falah
dalam

menganalisa permasalahan sehingga ruh ajaran Islam seperti tauhid


pun mampu membumi dan dapat diamalkan sesuai kemaslahatan.
Dari data dan teori tersebut dapat dianalisa bahwa mata
pelajaran Aswaja dalam bidang Aqidah di SMK Al-Falah Tanjungjaya
menyeimbangkan antara akal, ilmu, dan filsafat serta logika sebagai
sarana pembantu untuk memahami nash (keseimbangan antara dalil
naqli dan aqli) sehingga tidak mudah terjerumus pada sikap ekstrim.
Sehingga secara garis besar materi Aswaja yang diajarkan di SMK AlFalah Tanjungjayatelah sesuai dengan ciri instrintik ajaran Aswaja
sebagai identitas yaitu keseimbangan pada dalil naqliyah dan aqliyah.
Dalam bidang Syariah materi pelajaran Aswaja SMK Al-Falah
Tanjungjaya lebih condong pada fiqih Syafiiyah, tentunya ini sesuai
dengan idiologi Ahlussunah wal Jamaah yang dalam pengambilan
hukum syari menggali dalil dari al-Quran dan al-Hadits dengan
mengikuti salah satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafii dan
Hambali).[9]

Dengan

hanya

mengikuti

salah

satu

dari

empat

madzhab tersebut bukan berarti menilai suatu ajaran tertentu dengan

penilaian sepihak ataupun tidak mengakui ajaran madzhab yang lain


akan tetapi supaya tidak tercampur antara satu ajaran dengan ajaran
lain dari keempat madzhab tersebut. Sedangkan dalam bidang
tasawuf mengadakan bimbingan jiwa dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah dengan kegiatan-kegiatan seperti pembersihan hati dan
kegiatan keagamaan seperti yasinan dan kegiatan dzikir lainnya serta
berhias

diri

dengan

akhlakul

karimah

secara

nyata

dengan

menghilamgkan rasa benci dalam hati sehingga yang tinggal


hanyalah perasaan senang dan gembira mensyukuri atas karunia
yang telah diberikan Allah SWT agar kwalitas ibadah dan keislaman
seseorang benar-benar sempurna. Hal ini membuktikan bahwa materi
pembelajaran mata pelajaran Ahlussunah wal Jamaah di Madrasah
Aliyah Maa rif 07 Kasihan semuanya bersifat moderat.
Dari

segi

evaluasi

pembelajaran

di

SMK

Al-Falah

Tanjungjayaguru mata pelajaran aswaja menggunakan Ujian Akhir


Semester, Ujian Tengah semester, ditambah dengan ulangan harian.
Secara

teori

pengukuran

evaluasi

ranah

pembelajaran

kognitif

harus

(pengetahuan),

mencakup

afektif

(sikap),

pada
dan

psikomotorik (prilaku)[10]. Disini penulis menganalisa bahwa evaluasi


pembelajaran mata pelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjayalebih
mengedepankan pada pengukuran aspek kognitif dan afektif peserta
didik yang terbatas pada pengukuran kompetensi secara tertulis saja
sedangkan pada pengamatan pada perubahan prilaku (psikomotorik)
secara nyata masih belum begitu tersentuh.

Metode yang di gunakan guru mata pelajaran Ahlussunah wal


Jamaah

di

SMK

Al-Falah

Tanjungjayaadalah

ceramah

sebagai

pengantar materi yang akan diajarkan kemudian setelah itu ditambah


diskusi yang

digunakan

sebagai

penguat pemahaman

individu

peserta didik terhadap materi dan juga dengan strategi keteladanan


terhadap tokoh-tokoh Islam. Dalam proses pembelajaran metode
mempunyai

fungsi

sebagai

pengelola

kegiatan

pembelajaran

sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan secara


cepat.[11] Disini penulis menganalisa bahwa metode pembelajaran
mata pelajaran Aswaja di Madarasah Aliyah Maarif mengarah pada
bagaimana

individu

peserta

didik

mampu

memahami

materi

pembelajaran Ahlussunah wal Jamaah serta mempraktekkan dalam


kehidupan secara nyata.
C. Analisis Tentang Kompetensi Pembelajaran Mata Pelajaran
Aswaja Terhadap Siswa SMK Al-Falah Tanjungjaya
Pembelajaran merupakan proses menuju hasil akhir pencapaian
kompetensi. Kompetensi merupakan kemampuan siswa secara utuh
yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
karakteristik
rumusan

mata

pelajaran.

mengenai

hasil-hasil

Kompetensi

harus

pendidikan

yang

mengandung
diinginkan

di

dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan


menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman
belajar

terhadap

siswa.

Yang

menjadi

kunci

dalam

rangka

menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa mata


pelajaran. Kebutuhan siswa dapat dilihat dalam kontek sosial dimana

mereka hidup sehingga dapat dipetakan apa yang hendak dicapai dan
dikembangkan serta diapresiasikan.
Untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjaya terlebih dahulu
tentunya penulis identifikasi pola budaya masyarakat dimana siswa
hidup. Masyarakat di lingkungan SMK Al-Falah Tanjungjayamerupakan
masyaratat yang masih kental dengan budaya-budaya leluhur seperti
bersihan, sesaji, megengan dan lain sebagainya yang dilakukan tiap
tahun. Selain itu budaya-budaya keislaman juga banyak sekali kita
temukan di sini seperti halaqoh yasinan, sewelasan, selasan, ritual
rebo wekasan dan lain sebagainya. Dari sekian banyak masyarakat
yang hidup ditengah-tengah budaya tersebut sebagian dari mereka
ada yang menganggap budaya-budaya tersebut tabu untuk dicermati
secara mendalam, sebagian lagi meyakini budaya tersebut bagian
dari ajaran Islam yang harus dipertahankan keberaadaanya tanpa
harus mencari akar dan dalil kebenarannya, dan ada juga yang
menganggap itu sebagai budaya bidah yang harus dihilangkan
karena menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Keadaan seperti ini
akan menimbulkan kebingungan masyarakat sehingga akan muncul
anggapan-anggapan tentang benar-salah pada kelompok tertentu
yang nantinya bisa mengakibatkan perpecahan.
Aswaja sebagai manhaj al-fikr menetapkan al-Quran, Hadits,
Ijma, dan Qiyas sebagai sumber ajaran Islam bagi pemahaman
keagamaan yang berkembang di masyarakat sosial dengan sikap
moderat. Hal ini membuat para guru SMK Al_falah Tanjungjaya

tertarik untuk mengajarkan Ahlussunah wal Jamaah kepada siswa


supaya memiliki pemikiran yang moderat sehingga siswa seimbang
tidak membenarkan dan menyalahkan suatu paham secara liar tanpa
landasan hukum yang jelas. Selain itu juga supaya siswa mampu
memadukan dan melestarikan ajaran Islam dengan realita budaya
masyarakat dimana mereka hidup. Pola tujuan pembelajaran mata
pelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjaya tercermin pada prinsip
ajaran Aswaja yaitu prinsip tawasuth (moderat yaitu sikap tengahtengah tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan), al-Tawazun
(seimbang dalam segala hal termasuk dalam penggunaan dalil Aqli
dan dalil Naqli), al-Tasamuh (Toleran, yaitu sikap toleran terhadap
perbedaan

pandangan,

terutama dalam masalah-masalah

yang

bersifat furuiyah,[15] di tambah prinsip keadilan dan demokrasi.


Dengan begitu penulis dapat menganalisis bahwa guru SMK AlFalah Tanjungjaya menginginkan anak didiknya menguasai ketiga
prinsip

pokok

Aswaja

ditambah

dengan

prinsip

Keadilan

dan

Demokrasi sebagai bekal untuk menyelesaikan masalah-masalah


yang ada di masyarakat secara bijak. Menurut hemat penulis makna
demokrasi dan keadilan yang dimunculkan dalam tujuan kemampuan
pembelajaran mata pelajaran ahlussunah wal Jamaah di SMK AlFalah Tanjungjaya merupakan penjelas dari prinsip Tasamuh yaitu
sikap

toleran

terhadap

perbedaan

pandangan

dengan

tidak

menempatkan suatu pandangan tertentu pada sudut pandang yang


sangat

subyektif

sehingga

(Ukhuwah Islamiyah).

tercipta

persaudaraan

yang

Islami

Dengan pola tujuan kemampuan pembelajarn tersebut siswa


yang dulunya menganggap budaya keislaman yang berkembang di
masyarakat sekitar seperti yasinan, tahlilan dan lain sebagainya
mereka anggap tabu dan ketinggalan zaman, dengan memahami
ahlussunah wal Jamaah siswa menjadi tertarik untuk mengikuti
budaya-budaya tersebut. Dan juga siswa mampu menggali akar
kelahiran kegiatan-kegiatan keagaman dan adat istiadat tersebut
sehingga

anggapan-anggapan

tentang

benar-salah

yang

memunculkan berdebatan yang tidak jelas dapat dihindari.


Menurut hemat penulis arah kemampuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran Ahlussunah wal Jamaah

di SMK Al-Falah

Tanjungjaya Kasihan meliputi pemahaman materi pembelajaran yang


mencakup bidang keagaman dan sosial untuk selanjutnya dapat
dipraktekkan di masyarakat. Disini jelas bahwa kompetensi yang ingin
dicapai meliputi kemampuan pemahanan ajaran-ajaran Ahlussunah
wal Jamaah

secara teoritis serta kemampuan penerapan ajaran-

ajaran Ahlussunah wal Jamaah secara praktis. Pembelajaran Aswaja


membekali siswa untuk menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan hidup dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: AsySifa), 93.
Muhammad Abdul Hadi al-Misri, Manhaj dan Aqidah Ahlli Sunah wal Jamaah
menurut pemahaman Ulamak Salaf (Jakarta: gema Insani Press, 1994), 95.
Departemen Pendidkan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2006), 1.Idi, Abdullah, 2011,

Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta: AR-Ruzz Media


Mulyasa E, 2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya
Permen nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran II
Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 423.5/Kep 674-Disdik/2006 Tentang Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Serta Panduanpenyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 tahun 2003 Tentang Pemeliharaan
Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah,

Anda mungkin juga menyukai