BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
Ketentuan Peralihan
BAB XI
PENUTUP
Pasal 20
Penutup
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Syawal 1429 H
27 Oktober 2008 M
dto dto
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Ditetapkan : di Jakarta
Standar Nasional Pendidikan; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 20 Juni 2008 M
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Tahun Ketua, Sekretaris,
2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 tentang dto dto
Program Kerja Majelis dan Lembaga Tahun 2005-
2010; H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
PIRAN SURAT KEPUTUSAN pondok Pesantren sebanyak 67 buah dan perguruan Tinggi
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Muhammadiyah sebanyak 78 buah.
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR 124 TAHUN 2008 Secara kelembagaan lembaga pendidikan
Muhammadiyah tersebut
TENTANG
dikelola oleh tiga Majelis Pendidikan yaitu Majelis Pendidikan PP
PANDUAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN
Aisyiah mengelola pendidikan anak usia dini (PAUD), Majelis
SEKOLAH MUHAMMADIYAH
Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah mengelola
BAB I
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Majelis Pendidikan Tinggi PP
PENDAHULUAN
Muhammadiyah mengelola pendidikan tinggi Muhammadiyah.
Lembaga pendidikan Muhammadiyah tersebut di atas
A. Rasional
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang merupakan potensi dan aset yang sangat berharga khususnya bagi
berdiri pada tahun 1912 telah berkiprah dan berpartisipasi aktif dalam persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa Indonesia pada umumnya.
mencerdaskan kehidupan bangsa sejak sebelum Indonesia merdeka. Oleh sebab itu lembaga pendidikan Muhammadiyah tersebut perlu
Oleh karena itu peran dan sumbangan Muhammadiyah dalam bidang dikelola secara profesional sehingga dapat menghasilkan lulusan
pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan yang bermutu dan berguna bagi persyarikatan, masyarakat, dan
Lembaga pendidikan yang dikelola Muhammadiyah dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP
tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD) sampai dengan Pendidikan Muhammadiyah sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan yang
Tinggi sebanyak 11.421 buah, dengan rincian Kelompok Belajar diberi tanggung jawab mengelola pendidikan Dasar dan Menengah
sebanyak 442 buah, Taman Kanak-kanak sebanyak 5.106 buah, perlu melakukan upaya pembinaan yang maksimal secara terus
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 2.899 buah, Sekolah menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebanyak 1.706 buah, teknologi dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian sekolah
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Muhammadiyah dapat bersaing dan dapat menghasilkan lulusan yang
Kejuruan sebanyak 941 buah, Madrasah Diniyah sebanyak 182 buah, berkualitas.
Salah satu unsur penting agar sekolah Muhammadiyah dapat b. Meningkatkan kemampuan peserta untuk melakukan
bersaing dan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas perlu evaluasi diri terhadap kondisi sekolah yang dipimpinnya;
kepemimpinan sekolah yang profesional. Karena kepemimpinan c. Meningkatkan kemampuan peserta dalam menyusun
sekolah merupakan salah satu faktor dominan bagi kemajuan sekolah kerangka kurikulum KTSP yan mencakup visi, misi dan
itu sendiri. Pengalaman menunjukkan banyak sekolah menjadi baik tujuan sekolah;
apabila dipimpin oleh kepala sekolah yang tepat dan profesional dan d. Meningkatkan kemampuan peserta dalam menyusun rencana
sebaliknya banyak juga sekolah yang stagnan dan bahkan tidak ada strategis rencana pengembangan sekolah Muhammadiyah
kemajuan sama sekali karena dipimpin oleh orang yang tidak tepat dan RAPBS;
dan tidak profesional. e. Meningkatkan kemampuan peserta dalam pengelolaan
sekolah secara profesional;
Dengan alasan seperti tersebut di atas, maka pelatihan
f. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan sikap
kepemimpinan sekolah Muhammadiyah perlu dilakukan oleh
enterpreneurship para peserta;
Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Pimpinan Wilayah.
g. Meningkatkan kemampuan peserta dalam kepemimpinan
sekolah, manajemen pembelajaran, pembiayaan pendidikan
B. Tujuan dan Output dan membangun jejaring menuju SBI;
1. Tujuan Umum: h. Meningkatkan kemampuan evaluasi dan supervisi pendidikan
Pelatihan kepemimpinan sekolah bertujuan untuk i. Meningkatkan kemampuan peserta dalam bidang teknologi
mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung
sekolah Muhammadiyah secara profesional yang berorientasi pengelolaan sekolah.
kepada peningkatan mutu.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami
ideologi Muhammadiyah;
3. Output Kegiatan: 1. Kepala sekolah/wakil kepala sekolah/guru tetap yang belum
a. Menghasilkan pimpinan sekolah Muhammadiyah yang mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh Majelis
memahami ideologi Muhammadiyah secara utuh; Dikdasmen
b. Teridentifikasinya kondisi nyata sekolah Muhammadiyah 2. Mempunyai Nomor Baku Muhammadiyah
peserta pelatihan;
3. Mempunyai ijazah Sarjana/D4
c. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun
kerangka kurikulum KTSP yan mencakup visi, misi dan tujuan
sekolah; D. Nara Sumber
d. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun rencana
1. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
strategis pengembangan sekolah Muhammadiyah dan RAPBS; Muhammadiyah
e. Meningkatnya kemampuan peserta dalam pengelolaan 2. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah
sekolah secara profesional; Muhammadiyah
3. Pejabat Departemen Pendidikan Nasional/Dinas Pendidikan
f. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan dan sikap
4. Pejabat Departemen Agama/Kanwil Departemen Agama
enterpreneurship para peserta;
Propinsi
g. Meningkatnya kemampuan manajerial peserta yang 5. Pakar pendidikan
berorientasi pada peningkatan mutu sekolah Muhammadiyah; 6. Dll (disesuaikan dengan kebutuhan)
h. Meningkatnya kemampuan evaluasi dan supervisi pendidikan.
i. Meningkatnya wawasan dan kemampuan peserta dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung
pengelolaan sekolah yang berbasis teknologi.
C. Kriteria Peserta
Biaya yang digunakan untuk kegiatan pelatihan berasal dari: 1. Ceramah, narasumber memerikan uraian atau penjelasan kepada
peserta yang dilakukan secara lisan;
1. Sumbangan Organisasi
2. Brainstorming, bertukarpikiran secara intensif dan terfokus dengan
2. Sumbangan wajib perorangan
topik pembahasan;
3. Donatur
3. Small Group Discussion, yaitu diskusi tentang topik bahasan tertentu
4. Sumber lain yang tidak mengikat
ke dalam kelompok diskusi;
Waktu dan tempat kegiatan ditentukan oleh Majelis Dikdasmen 5. Kunjungan lapangan
Wilayah
D. Pendekatan Pelatihan
dto dto
Majelis Dikdasmen
Pimpinan Wilayah
Majelis Dikdasmen
Pimpinan Daerah SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK
SMP/MTs SMP/MTs
Majelis Dikdasmen
Pimpinan Cabang
SD/MI SD/MI
Bagan 1
Alur Strategi Pembinaan Sekolah Muhammadiyah dengan
Sistem Kluster
I. Mekanisme Pembinaan
Pembinanan sekolah melalui sistem kluster dilakukan oleh Majelis 3. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Dikdasmen Sekolah Pembina dapat dilihat sebagai berikut : Aliyah
1. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah : Kluster
Kluster
Kluster Kluster Kluster Kluster
Sekolah
Kluster Sekolah Pembina Kluster Pembina
SD/MI
Kluster SMA/MA Kluster
Bagan 2 Bagan 4
Sekolah Kluster SD/MI Sekolah Kluster SMP/MTs
2. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah 4. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
Tsnawiyah :
Kluster Kluster
Kluster Kluster Kluster Kluster
Sekolah
Kluster Sekolah Pembina Kluster Pembina
SMP/MTs
Kluster SMK Kluster
Kluster
Bagan 3 Bagan 5
Sekolah Kluster SMP/MTs Sekolah Kluster SMK
3. Proses pembelajaran
Bagan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 4. Pembiayaan
1. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang dinilai baik pada 5. Standar AIK
kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 6. Standar Kompetensi Lulusan
2. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang dinilai baik 7. Pengelolaan
pada kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster
tersebut; Tahap III : Pembinaan terfokus pada 9 hal
3. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang dinilai baik pada sebagai berikut :
kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 1. Pendidik dan tenaga kependidikan
4. Sekolah Menengah Kejuruan yang dinilai baik pada kelompok 2. Standar Isi
kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 3. Proses pembelajaran
4. Pembiayaan
5. Standar AIK
J. Ruang Lingkup Pembinaan 6. Standar Kompetensi Lulusan
Secara ideal pembinaan sekolah Muhammadiyah dengan sistem 7. Pengelolaan
kluster harus memenuhi 9 (sembilan) standar pendidikan yaitu : (1) 8. Sarana Prasarana
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetesi lulusan, (4) standar 9. Penilaian
pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana prasarana, (6)
standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, (8) standar penilaian K. Tahap Pelaksanaan
pendidikan, dan (9) standar Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Agar pembinaan sekolah Muhammadiyah dengan sistem kluster
Pembinaan dilakukan secara bertahap berdasarkan prioritas dapat dilaksanakan dan target pencapaiannya dapat diukur, maka perlu
kebutuhan sekolah secara umum. Tahapan tersebut sebagai berikut : langkah-langkah yang dilakukan secara terencana melalui program
tahunan dan jangka menengah. Program-program tersebut dapat dilihat
Tahap I : Pembinaan terfokus pada 5 hal pada tabel berikut :
sebagai berikut :
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
2. Standar Isi
3. Proses pembelajaran
4. Pembiayaan
5. Standar AIK
3. Seluruh Kab/Kota
4.
Seleksi xxxx Minimal1 (satu) kluster
5 Pernetapan Minimal 1 (satu)
Launching kluster
1. Sosialisasi xxxx xxxx Seluruh Sekolah PDM
2. Pendataan xxxx xxxx Seluruh Sekolah PDM
3. Seleksi xxxx Seluruh Sekolah PDM
4. Pernetapan Minimal 1 (satu) kluster PDM
5 Launching Minimal 1 (satu) PDM
kluste
Tabel Rencana Pencapaian Pembinaan melalui sistem kluster
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Monitoring da Evaluasi
pelajaran.
kluster
M. Penutup
Hal-hal lain yang belum tertuang dalam pedoman ini akan diatur
lebih lanjut oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ketua, Sekretaris,
2010
dto dto
3. Pembinaan Sekolah Tingkat SMA/MA/SMK
8. Sarana Prasarana
4. Standar AIK
7. Pengelolaan
5. Standar isi
9. Penilaian
Tahap III
SURAT KEPUTUSAN tentang Tanfidz Keputusan Tanwir Muhammadiyah
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Tahun 1428/2007 M;
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun 2006;
Nomor : 128 /KEP/I.4/F/2008 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP
Tentang Muhammadiyah tentang Evaluasi Program Kerja Tahun
PANDUAN PEMBINAAN ORGANISASI OTONOM (ORTOM) 2005-2010 tanggal, 9 -10 Februari 2007.
DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH
Bismillahirrahmanirrahim Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Muhammadiyah, 16-17 Juni 2008.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Ditetapkan : di Jakarta
Standar Nasional Pendidikan; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 20 Juni 2008 M
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Tahun Ketua, Sekretaris,
2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 tentang dto dto
Program Kerja Majelis dan Lembaga Tahun 2005-
2010; H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007 tentang Tanfidz
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN karyawan dapat meningkat dan terjaga kesehatannya.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang bergerak antara lain di
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH bidang pendidikan dan kesehatan perlu menerapkan pola hidup bersih
NOMOR 125 TAHUN 2008 dan sehat di lingkungan sekolah Muhammadiyah.
Perguruan Muhammadiyah dengan ribuan sekolah yang tersebar
TENTANG di seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke, dengan
jumlah siswa yang besar perlu disiapkan secara maksimal kesehatan
PANDUAN SEKOLAH SEHAT fisik dan mental para siswanya, sehingga dapat menghasilkan
generasi penerus bangsa yang mempunyai kualitas fisik maupun
mental yang sehat sebagai Sumber Daya Manusia pembangunan yang
A. Latar Belakang potensial.
Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk Untuk itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu membuat
membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik program sekolah sehat yang memenuhi standar kesehatan. Dengan
fisik, mental, moral maupun intelektual. Sekolah juga merupakan demikian diharapkan siswa, guru, dan karyawan di Perguruan
lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga untuk meletakkan Muhammadiyah dapat hidup sehat.
dasar perilaku kehidupan dan masa depan anak. Oleh sebab itu,
pendidikan di sekolah merupakan investasi (human investment) bagi B. Tujuan
pembangunan dan kemajuan bangsa. Selain itu, sekolah merupakan a. Meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah.
komunitas yang terorganisir, yang terdiri dari guru, karyawan, dan b. Mencegah dan memberantas penyakit menular di lingkungan
siswa, sehingga mudah dijangkau dalam rangka usaha kesehatan sekolah.
sekolah. c. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan warga sekolah.
Peserta didik merupakan kelompok yang sangat peka untuk
menerima perubahan atau pembaharuan, karena mereka sedang
berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mudah C. Standar Sekolah Sehat
untuk dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan Sekolah bukan hanya sekedar tempat belajar untuk menuntut
yang baik dan sehat, sehingga dapat mendukung untuk upaya ilmu atau pengembangan intelektual saja, melainkan juga tempat
kesehatan dan kebiasaan hidup sehat. pembentukan perilaku yang dapat dijadikan modal bagi kehidupan
Guru dan orang tua merupakan kelompok potensial untuk masa depan peserta didik. Perilaku hidup sehat yang diterapkan
mendukung dan mengusahakan kesehatan di sekolah. Oleh karena sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah sangat penting bagi
itu, mereka bertanggung jawab terhadap pembinaan kebiasaan hidup pembentukan perilaku kesehatan para peserta didik. Oleh karena itu
sehat dan sebagai teladan bagi pembentukan perilaku sehat dengan upaya kesehatan sekolah (Health Promoting School) menjadi penting
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan dan strategis dalam usaha untuk menghasilkan generasi bangsa yang
sehari-hari. sehat. Untuk mencapai hal tersebut, setiap sekolah Muhammadiyah
Untuk terciptanya generasi sehat, maka di sekolah perlu harus memenuhi lingkungan sekolah yang sehat (healtfull sekolah
dilakukan usaha sekolah sehat, sehingga para siswa, guru, dan living) baik fisik maupun non fisik
a. Kebersihan anggota badan.
1. Lingkungan Fisik : b. Kebersihan dan kerapian pakaian.
a. Letak sekolah jauh dari tempat keramaian b. Kebersihan lingkungan :
b. Luas bangunan sesuai ratio dengan jumlah murid yang 1. Kebersihan sarana sekolah (meja, kursi dan ruangan belajar)
ditampung (sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Kebersihan jamban
c. Tersedia halaman dan kebun atau taman sekolah 3. Kebersihan ruang sekolah
d. Ventilasi memadai untuk sirkulasi udara disetiap ruang 4. Membuang sampah pada tempatnya
e. Pencahayaan yang cukup, terutama cahaya mata hari harus dapat 5. Pemeliharaan tanaman untuk keindahan sekolah
masuk ke setiap ruang 6. Tidak sembarangan meludah
f. Tidak ada genagan air dilingkungan sekolah 7. Lingkungan bebas dari asap rokok
g. Tersedia air bersih yang cukup
h. Tersedia tempat BAK dan BAB (jamban) 4. Usaha Keamanan Sekolah
i. Tersedia tempat pembuangan sampah di teras dan setiap a. Ada pagar sekolah, dan pintu pagar dikunci saat PBM
ruangan organic dan an organik b. Ada tanda lalu lintas untuk sekolah yang berada di jalan umum,
j. Tersedia keset agar pengguna jalan waspada di lingkungan sekolah
k. Tersedia buku-buku kesehatan di perpustakaan c. Tersedia P 3 K dan tenaga yang terlatih untuk P 3 K
l. Tersedia kantin/warung sehingga kebersihan dan keamanan d. Tersedianya Keamanan (satpam) sekolah
makanan jajanan anak dapat diawasi
m. Tersedia sarana ibadah (Musholla, Mesjid) D. Indikator Sekolah Sehat
n. Tersedia sarana olah raga dan seni Indikator Input :
o. Tersedia ruangan UKS (usaha kesehatan sekolah) 1. Tersedia jamban sehat dan air bersih
p. Tersedia system drainase dan pembuanagn air limbah sesuai a. Tersedia jamban untuk laki-laki
dengan amdal b. Tersedia jamban untuk perempuan
q. Tersedia dapur yang bersih dengan fasilitas tempat/bak cuci c. Tersedia bak air bersih (tidak ada kotoran, tidak berlumut,
berdir tidak ada jentik dan nyamuk)
d. Tersedia gayung air yang bersih
2. Lingkungan Non Fisik : e. Jamban bersih, tidak ada kotoran, tidak berlumut, tidak licin,
a. Hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara guru dengan tidak ban, tidak ada jentik dan nyamuk
guru, guru dengan karyawan, guru dengan siswa, guru dengan orangtua f. Penerangan yang memadai
siswa dan siswa dengan siswa g. Warga sekolah menggunakan jamban untuk BAK dan BAB
b. Tidak ada diskriminasi antara warga sekolah baik atas dasar sosial
ekonomi maupun SARA 2. Adanya rencana kegiatan PSN DBD (3 M Plus)
a. Ada daftar piket pemeriksaan jentik
3. Kebersihan : b. Ada jadwal pemeriksaan jentik
a. Kebersihan perorangan (personal hygiene)
c. Ada penetapan lokasi pemeriksaan jentik ( bak air, pot 2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
bunga, genangan air sekitar taman sekolah dll) a. Kegiatan P3M Plus (menguras, menulup, dan mengubur serta
abatisasi) seminggu sekali
3. Ada larangan merokok di sekolah b. Praktek cara pemeriksaan jentik nyamuk di lingkungan
a. Ada larangan merokok (poster, tulisan, gambar spanduk, sekolah dan sekitamya
stiker, dll) baik di luar maupun di dalam ruangan sekolah
b. Ada peraturan yang melarang warga sekolah. (Guru, Murid, 3. Melaksanakan peraturan tentang larangan merokok di sekolah
Orang Tua Murid, dan tamu) merokok di sekolah a. Ada sanksi bagi masyarakat sekolah dan tamu yang merokok
di sekolah
4. Ada larangan membawa senjata tajam bagi semua warga sekolah b. Informasi larangan merokok diketahui secara jelas oleh
masyarakat sekolah dan tamu sekolah
5. Tersedia Warung/kantin sekolah sehat
a. Makanan dan minuman yang dijual terjamin gizi, bebas dari 4. Pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene)
zat-zat berbahaya, terlindung dari debu dan lalat (tertutup) c. Pemeriksaan kuku, gigi dan mulut secara rutin
b. Tersedia air bersih dan sabun untuk mencuci tangan d. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan pakaian secara rutin
c. Tersedia lap tangan e. Pemeriksa penggunaan alas kaki (sepatu)
d. Ruangan tempat pembuatan dan penjualan makanan dan f. Pengawasan jajan di luar kantin/warung sekolah
minuman bersih dan rapih g. Cuci tangan sebelum menyentuh makanan
e. Tersedia tempat sampah yang tertutup
f. Tersedia saluran pembuangan air kotor 5. Kantin/Warung sehat sekoJah
g. Perlengkapan makan dan minum dicuci dengan air bersih a. Tersedia makanan dan minuman yang terjamin kualitas
h. Penyelenggaraan kantin/warung diawasi secara teratur oleh gizinya, bebas dan zat-zat berbahaya, terlindung dari debu
guru (petugas khusus) dan lalat (tertutup)
6. Tersedia sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan b. Tersedia air bersih dan sabun untuk mencuci tangan
sederhana c. Tersedia lap tangan
a. Tersedia tempat cuci tangan d. Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan/tempat
b. Tersedia ruang dan peralatan P 3K pembuatan dan penjualan makanan dan minuman
c. Tersedia alat-alat medis sederhana, misalnya alat pengukur e. Tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran
suhu badan, alat pengukur tekanan darah dll pembuangan air kotor
f. Penggunaan air bersih untuk mencuci perlengkapan makan
Indikator Proses dan minum
1. Penggunaan jamban sehat dan air bersih g. Pengawasan secara teratur oleh guru dan tenaga kesehatan
a. Menggunaan dan kebutuhan jamban sehat dan air bersih terhadap penyelenggaran kantin/warung sekolah
b. Advokasi pengadaan sarana dengan berbagai pihak
6. Kegiatan penyuluhan kesehatan (kespro/kesehatan reproduksi, Penilaian
narkoba, gizi, kesling/kesehatan lingkungan, HIV/AIDS, gigi 1. Penilaian dilakukan untuk memberikan umpan balik sebagai
dan mulut, dll) dasar penyempumaan kegiatan pembinaan dan pengembangan
2. Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan
7. Aktivitas Fisik kegiatan
a. Olahraga dan seni terjadwal 3. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan indikator yang
b. Kerja bakti (kebersihan dan PSN) terjadwal telah ditentukan dengan hasil akhir dari pencapaian kegiatan.
c. Advokasi pengadaan sarana dan prasarana olahraga pada Bila hasil akhir telah sesuai dengan indikator yang telah
pihak-pihak terkait ditetapkan berarti promosi dan kegiatan sekolah sehat telah
berhasil dengan baik
Indikator Output
1. Penggunaan jamban sehat dan air bersih oleh masyarakat sekolah
2. Sekolah bebas jentik
Ketua, Sekretaris,
3. Sekolah bebas asap rokok
4. Kantin/warung sekolah sehat
dto ttd
5. Masyarakat sekolah tidak membuang sampah sembarangan
6. Melakukan aktivitas fisik
H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
7. Lingkungan sekolah bersih dan rapih
KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
8. Guru dan murid sehat (angka kesakitan rendah)
Pemantauan
1. Pelaksana pemantauan adalah Tim Pembina UKS
2. Kegiatan dan pemantauan dapat dilakukan melalui:
a Pengamatan langsung pada waktu kegiatan promosi
kesehatan ditaksanakan
b. Pertemuan UKS berkala (bulanan/triwulan)
c. Catatan kegiatan promosi kesahatan sekolah yang dibuat oleh
penanggtmg jawab UKS
SURAT KEPUTUSAN 6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH tanggal 29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH tentang Tanfidz Keputusan Tanwir
Nomor : 127 /KEP/I.4/F/2008 Muhammadiyah Tahun 1428/2007 M;
Tentang 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun
2006;
PANDUAN MANAJEMEN MASJID SEKOLAH 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan
MUHAMMADIYAH Menengah PP Muhammadiyah tentang Evaluasi
Program Kerja Tahun 2005-2010 tanggal, 9 -10
Bismillahirrahmanirrahim Februari 2007;
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah 16-17 Juni 2008.
Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN
Muhammadiyah di lingkungan Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Menetapkan : PANDUAN MANAJEMEN MASJID SEKOLAH
Muhammadiyah; MUHAMMADIYAH.
2. Bahwa dalam rangka peningkatan pengelolaan
Manajemen Masjid sekolah Muhammadiyah, Pertama : Panduan Manajemen Masjid Sekolah
maka perlu disusun Panduan Pembinaan Muhammadiyah sebagaimana terlampir untuk
Manajemen Masjid Sekolah Muhammadiyah. dijadikan pedoman dalam pengelolaan Masjid
Sekolah Muhammadiyah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional; Ditetapkan : di Jakarta
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
Standar Nasional Pendidikan; 20 Juni 2008 M
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ketua, Sekretaris,
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 dto dto
Tahun 2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
tentang Program Kerja Majelis dan Lembaga KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
Tahun 2005-2010;
dalam membina kehidupan masyarakat melalui optimalisasi fungsi dan
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN peran masjid berdasarkan nilai-nilai Islam.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH B. PERMASALAHAN
NOMOR 127 TAHUN 2008 Bertambahnya jumlah masjid di Indonesia, termasuk dibangunnya
masjid-masjid/mushalla di sekolah-sekolah belum menunjukkan ada
TENTANG peningkatan aktivitas keagamaan yang mencolok, bahkan seringkali
munculnya masjid baru justru menimbulkan persoalan baru karena
PANDUAN MANAJEMEN MASJID jaraknya terlalu dekat dan adanya perbedaan-perbedaan dalam masalah
SEKOLAH MUHAMMADIYAH fikih ibadah yang tidak prinsipil. Atau mungkin saja motivasi berdirinya
masjid baru itu sengaja untuk memisahkan diri karena perbedaan
tersebut. Karena itu masalahnya adalah: “Bagaimana cara pengelolaan
B. LATAR BELAKANG masjid yang baik agar tidak muncul dampak negatif sehingga tidak
Pada saat sekarang ini manajemen sudah merupakan suatu menimbulkan citra buruk bagi umat Islam di mata umat lainnya”?.
kebutuhan praktis masyarakat dalam mengatur kehidupannya. Secara
etimologis, manajemen mempuyai arti: mengurus, mengelola, mengatur, C. FUNGSI MANAJEMEN MASJID
dan memimpin. Sedangkan secara terminologis, manajemen adalah a. Menyusun rencana strategis, menentukan langkah-langkah
sebagai proses dalam mencapai tujuan bersama yang dilakukan oleh berbagai alternatif kegiatan sesuai dengan situasi, kondisi dan
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama potensi yang dimiliki jamaah.
dengan berbagai kegiatannya. Proses ini meliputi berbagai upaya b. Menetapkan fungsi, peran, tugas, wewenang dan tanggung jawab
mencari dan menentukan strategi serta mengambil langkah-langkah pengurus.
yang tepat dalam pencapaian tujuan. c. Memimpin, melatih, membimbing, menggerakan dan melakukan
Masjid merupakan tempat yang suci, tempat mendekatkan diri promosi serta memberikan imbalan dan sanksi (reward dan
kepada Allah Swt. Siapa saja yang hendak mendekatkan diri kepada punishman).
Allah swt, dipersilakan masuk ke dalamnya dengan leluasa. Kedatangan d. Melakukan pengawasan, pengendalian, penilaian dan pelaporan
jamaah ke masjid sangat diharapkan sekalipun mereka tidak penggunaan sumber daya dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan masjid. Oleh sebab itu, e. Mengkomunikasikan semua gagasan, ide, dan kegiatan yang
pengertian manajemen masjid di sini berbeda dengan pengertian akan dilaksanakan kepada jama’ah.
manajemen sebagai kelompok orang yang bertugas mengarahkan usaha f. Mendorong pengurus dan jamaah untuk melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan bersama melalui kegiatan yang dilakukan oleh dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
orang lain. Karena mengelola masjid tidak mungkin berhasil tanpa
keterlibatan langsung sang manajer dan staf lainnya sebagai pemberi D. PERENCANAAN PROGRAM MASJID
contoh dalam proses pencapaian tujuan mendirikannya. Perencanaan program masjid yang baik dapat memprediksi
Manajemen masjid merupakan suatu proses pencapaian tujuan tentang kecenderungan kebutuhan jamaahnya sehingga kegiatan masjid
melalui diri sendiri dan orang lain. Di dalamnya terkandung proses selalu aktual di mata jamaahnya. Dalam menyusun perencanaan
keteladanan dan kepemimpinan yang melibatkan semua potensi umat
program masjid, para pengurus masjid dapat menempuh langkah- 4. Mengadakan studi lapangan yang berorientasi pada peningkatan
langkah sebagai berikut: kualitas, kreatifitas, kemandirian, penajaman aqidah dan
a. Menentukan visi, misi dan tujuan yang jelas. keteladanan akhlak mulia.
b. Mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh jamaah. 5. Perpustakaan untuk memperluas wawasan keagamaan dan
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait secara baik- sebagai sumber pembelajaran.
baik.
d. Membangun komitmen yang utuh antara para pengurus.
e. Menyusun progaram kerja secara berjangka/bertahap. G. TUJUAN
f. Menentukan skala prioritas. Tujuan pokok pembinaan siswa di masjid sekolah-sekolah
Muhammadiyah adalah untuk dapat membangun mental siswa agar
E PENGORGANISASIAN KEGIATAN MASJID menjadi warga Negara Indonesia yang taat beragama, serta menjunjung
Pengorganisasian masjid meliputi menetapkan personel yang tinggi nilai-nilai moral islami dalam kehidupan berbangsa dan
bertugas dan bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan bernegara.
kegiatan yang telah ditetapkan secara bersama. Struktur personel yang Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu kiranya dibuat
terlibat dalam mengelola masjid adalah sbb: program pembinaan siswa yang dapat meningkatkan motivasi belajar,
. disiplin dan berakhlak islami sehingga siswa-siswa sekolah
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah Muhammadiyah menjadi manusia yang mandiri, bertangungjawab, dan
Pembina : Wakasek Bidang Keagamaan dan mempunyai kecakapan hidup serta mempunyai solidaritas yang tinggi.
Kesiswaan
Ketua : Pimpinan Masjid/Mushalla di Sekolah
Sekretaris : Guru AIK/Ketua IPM H. SASARAN
Bendahara : Ketua Rohis Sekolah Terwujudnya pembinaan keagamaan bagi warga sekolah secara
Anggota : - Para Wali Kelas komprehensif sehingga mampu mengantarkan mereka menjadi generasi
- Pengurus Kelas masing-masing muslim yang unggul, presentatif, mandiri, dan menjaga nama baik
almamaternya.
F. PROGRAM
1. Penyelenggaraan pembinaan keagamaan kepada para siswa
melalui penanaman nilai-nilai akhlak islami dalam pergaulan
dengan sesama dan guru melalui penegakan disiplin dan
pengembangan tradisi sekolah Muhammadiyah.
2. Mengadakan lomba kreativitas siswa di bidang keagamaan,
seperti : tilawah al-Quran, fahmi al-Quran, Syarhi al-Quran, tartil
al-Quran, kaligrafi, dakwah, kebersihan lingkungan kelas
masing-masing, pidato dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
3. Membantu pelaksanaan Pesantren Ramadhan.
I. KEGIATAN MASJID 5 Shalat Dhuha Siswa memiliki Jam Dikondisikan
kebiasaan shalat pertama oleh bidang
1. KEGIATAN BERSIFAT RUTIN dhuha sebagai sebelum keagamaan , guru
bagian ibadah masuk agama, dan wali
N Uraian Tujuan/Sasaran Waktu/ Keterangan sunnat kelas di kelas sekaligus
o Kegiatan yang diharapkan Tempat Masjid / jadi contoh
1 Pengajian rutin Siswa memiliki Setiap Dikondisikan Mushalla
siswa di awal kemampuan hapal awal oleh Wakasek 6 Pungutan infaq Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
dan akhir surat-surat dalam pembelajar Keagamaan, Wali dompet peduli kesadaran dalam senin dan oleh wakasek
pembelajaran juz ‘Amma dan an di kelas Kelas dan Ketua siswa berinfaq, shadaqah jum’at keagamaan dan
(Tadarrus) ayat-ayat pilihan 15 menit kelas dan zakat para pengurus
setiap hari Membantu siswa kelas.
2 Pembinaan Siswa memiliki Saat Diatur oleh yang kurang
membaca dan kemampuan liburan wakasek mampu, bantuan
menulis ayat menulis huruf Arab setelah keagamaan dan kematian,musibah,
al-Quran serta yang indah serta dibagi pembimbingan dan sejenisnya.
khat Arab kemampuan raport atau guru agama/tutor
membaca dengan saat bulan yang ahli 7 Pembinaan Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
qiraat ramadhan akhlak mulia akhlak terpuji dan pada momen-
3 Taushiah/Muha Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan menjadi kebiasaan momen tertentu
dharah (Kultum pemahaman ten- sebelum oleh Wakasek sehari-hari oleh semua guru
Zuhur) oleh dan tang wawasan ke- /sesudah Keagamaan, Wali mata pelajaran
untuk siswa islaman dan me- iqomah Kelas dan Ketua 8 Pembinaan Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
miliki kemampuan Zuhur kelas lingkungan kesadaran akan jum’at oleh para wali
dalam berdakwah bersih dan kelestarian menjelang kelas dan
hijau lingkungan yang jum’atan pengurus kelas
4 Shalat Dhuhur Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan nyaman dan asri serta bidang
berja-maah dan kebiasaan shalat di Masjid oleh pengurus kesiswaan
shalat jum- ’at berjamaah /Mushala Masjid/Mushalla 9 Pembinaan Memperluas Setiap hari Dilaksanakan
bagi putra, yang ada dan bidang Perpustakaan wawasan oleh pengurus
serta shalat di sekolah kesiswaan Masjid Keagamaan Masjid
ashar jika
sekolah sampai
sore hari
II. KEGIATAN BERSIFAT INSIDENTAL/TEMPORER
(1) Masa jabatan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah, Mudir dan Naib
Pasal 6
Mudir Pesantren adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu masa jabatan berikutnya.
Tata Cara pengusulan Wakil Kepala Sekolah :
(2) Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah, Mudir dan Naib Mudir
(1) Kepala Sekolah/Madrasah/Mudir Pesantren mengusulkan calon-calon Wakil
Pesantren diharuskan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan
Kepala Sekolah/Mudir Pesantren yang memenuhi persyaratan sebagai mana
mempersiapkan pergantian pimpinan yang baru sekurang-kurangnya 3 (tiga)
dimaksud pada pasal 3 ayat 1 s/d 7, sesuai dengan kebutuhan dan
bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.
kemampuan, setelah mendapat pertimbangan dari Guru, kepada majelis
Dikdamen Penyelenggara, paling lambat 2 bulan setelah tanggal penerbitan
BAB V
surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, untuk ditetapkan sebagai
Penutup
Wakil Kepala Sekolah/Madrasah/Naib Mudir Pesantren melalui uji kelayakan Pasal 8
dan kepatutan (fit and proper test).
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur tersendiri oleh
(2) Majelis Dikdasmen Penyelenggara melakukan uji kelayakan dan kepatutan
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.
terhadap calon-calon wakil kepala sekolah/madrasah/naib mudir pesantren,
(2) Ketentuan yang ada dan bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak
dan memberikan penilaian (scoring), serta mengajukan satu/dua/tiga orang
berlaku lagi.
calon wakil kepala sekolah/madrasah/naib mudir pesantren yang paling layak
(3) Peraturan ini menjadi pengganti Surat Keputusan Majelis Dikdasmen PP
dan patut serta memperoleh nilai tertinggi kepada Majelis Dikdasmen di
Muhammadiyah No. 64/KEP/I.4/F/2006, dan berlaku sejak tanggal
atasnya, setelah mendapat persetujuan Pimpinan Persyarikatan yang
ditetapkan.
bersangkutan untuk ditetapkan sebagai Wakil Kepala Sekolah/Naib Mudir
Ditetapkan : di Jakarta
Pesantren. Tanggal : 24 Rab. Akhir 1430 H
20 April 2009 M
(3) Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah menerbitkan Surat
Keputusan Pengangkatan Wakil Kepala SD/MI, SMP/MTs, SDLB, SMPLB. Ketua,- Sekretaris,-
(4) Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah menerbitkan Surat dto dto
Keputusan Pengangkatan Wakil Kepala SMA/MA/SMK//SMALB dan Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed
Mualimin/at, Kuliyatul Mubhalighin/at serta Naib Mudir Pesantren. NBM : 314.255 NBM : 750.178
(5) Majelis Dikdasmen Cabang menerbitkan surat keputusan pengangkatan Wakil
Kepala Madrasah Diniyah.
PERATURAN Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 24
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR : 097/KEP/I.4/F/2009 Rabiul Akhr 1430 H / 20 April 2009 M.
TENTANG
MEMUTUSKAN
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH MUHAMMADIYAH
Menetapkan : Peraturan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Peraturan Tata
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah :
Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Pengawas
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4 Ayat Sekolah/Madrasah Muhammadiyah.
(2) point e Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan
BAB I
Menengah Muhammadiyah, perlu menetapkan Tata Cara
PENGAWAS
Pengangkatan dan Pemberhentian Pengawas
1) Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah adalah pejabat dalam lingkungan
Sekolah/Madrasah Muhammadiyah.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang diberi tugas dan wewenang untuk
melaksanakan pengawasan dan pembinaan di satuan pendidikan Muhammadiyah;
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 2) Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah wajib memberikan bimbingan
kearah perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan
Muhammadiyah;
pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan pada khususnya.
6. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun
BAB II
2005 di Malang;
PERSYARATAN PENGAWAS
7. Surat keputusan pimpinan Pusat Muhammadiyah Pasal 2
Nomor 138/KEP/I.O/B/2008 tentang Pedoman Majelis
Persyaratan Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah sebagai berikut :
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah; 1) Anggota Muhammadiyah;
2) Berakhlak mulia dan berkomitmen terhadap Persyarikatan;
8. Pedoman Tata Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan
3) Memenuhi standar pengawas Sekolah/Madrasah sesuai Permendiknas Nomor 12
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun tahun 2007 tentang Standar Pengawas;
2006;
BAB III
9. Keputusan Rakernas Majelis Pendidikan Dasar dan TUGAS, WEWENANG, DAN RUANG LINGKUP PENGAWAS
Pasal 3
Menengah Muhammadiyah tahun 2006 di Jakarta;
1) Pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan : Kurikulum, Ketenagaan,
Pengelolaan Sarana dan Prasarana, Administrasi, Keuangan Sekolah dan
memberikan laporan kepada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang BAB VI
mengangkatnya; LAIN-LAIN
Pasal 6
2) Pengawas berwenang mengawasi, menilai, dan membina pendidikan pada
sekolah/madrasah dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Muhammadiyah; Selama menjabat Pengawas mendapat imbalan yang layak sesuai dengan kemampuan
Majelis Dikdasmen bersangkutan.
3) Ruang lingkup tugas dan wewenang pengawas adalah :
a) Bidang Kurikulum berupa pencapaian kurikulum termasuk Al Islam dan Pasal 7
Kemuhammadiyahan;
b) Bidang Ketenagaan, mengenai peningkatan kemampuan professional dan Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila terdapat
kepribadian Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan; kekeliruan
c) Bidang Pengelolaan sarana dan prasarana, meliputi tanah dan bangunan,
perabot, dan peralatan, alat tulis kantor, lingkungan sekolah, tempat ibadah Ditetapkan : di Jakarta
dan lain-lain. Tanggal : 24 Rabiul Akhir1430 H
d) Bidang Administrasi Sekolah, meliputi administrasi Kepala Sekolah, 20 April 2009 M
kesiswaan, guru dan karyawan, perlengkapan, perpustakaan, dan surat
menyurat. Ketua Sekretaris
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Bismillahirrahmanirrahim
BAB I
KOMITE SEKOLAH
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah :
Pasal 1
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4 Ayat
Pengertian
(2) point g Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan
1) Komite Sekolah adalah Komite Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah;
Menengah Muhammadiyah, perlu menetapkan Komite
2) Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat
Sekolah/Madrasah Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan Muhammadiyah;
3) Komite Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (2), merupakan wadah bersama bagi
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
orang-orang yang peduli, ikhlas berkorban, dan mau memberi tanpa pamrih, serta
Muhammadiyah; berjuang untuk kepentingan peningkatan kualitas Sekolah/Madrasah/Pesantren
Muhammadiyah.
10. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun
2005 di Malang; BAB II
KEDUDUKAN DAN SIFAT
11. Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Muhammadiyah tahun 2008; Pasal 2
Kedudukan
12. Pedoman Tata Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun Komite Sekolah berkedudukan di tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK,
Pesantren, atau Komplek Perguruan Muhammadiyah.
2006;
13. Keputusan Rakernas Majelis Pendidikan Dasar dan Pasal 3
Sifat
Menengah Muhammadiyah tahun 2006 di Jakarta;
Komite Sekolah bersifat mandiri tidak mempunyai hubungan struktural dengan
Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan Persyarikatan Muhammadiyah.
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 24
Rabiul Akhir 1430 H / 20 April 2009 M.
BAB III d. Kritiria tenaga kependidikan;
TUJUAN, PERAN DAN FUNGSI e. Kriteria fasilitas pendidikan;
f. Dan lain-lain yang terkait dengan pendidikan;
Pasal 4 5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
Tujuan mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan;
6) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
Komite Sekolah bertujuan untuk : pendidikan di sekolah/madrasah Muhammadiyah sesuai dengan kemampuan;
1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat Muhammadiyah 7) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan penyelenggaran dan keluaran pendidikan di sekolah/madrasah Muhammadiyah.
pendidikan Muhammadiyah;
2) Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat Muhammadiyah dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; BAB IV
3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam ORGANISASI
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
Pasal 7
Pasal 5 Keanggotaan
Peran
1) Keanggotaan Komite Sekolah tediri atas :
1) Sebagai pemberi pertimbangan ( Advisory Agency) dalam penentuan dan a. Unsur masyarakat Muhamadiyah dapat berasal dari :
pelaksanan, kebijakan di sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah; (1) orang tua/Siswa peserta didik;
2) Pendukung (Supporting Agency) baik berwujud financial, pemikiran maupun (2) tokoh masyarakat;
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah/pesantren (3) tokoh pendidikan;
Muhammadiyah; (4) dunia usaha;
3) Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas (5) wakil alumni;
penyelenggaran dan keluaran pendidikan di sekolah.madrasah/pesantren b. Unsur Guru, Majelis Dikdasmen;
Muhammadiyah; c. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang yang
4) Sebagai meditor (Mediator Agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan jumlahnya gasal;
masyarakat di Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah
2) Kepengurusan Komite Sekolah :
Pasal 6 a. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;
Fungsi b. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
c. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan;
1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarkat terhadap
penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah yang bermutu; 3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) :
2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan a. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART;
penyelnggaraan pendidikan Muhammadiyah yang bermutu; b. Anggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat :
3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan (1) Nama dan tempat kedudukan;
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; (2) Dasar, tujuan, dan kegiatan;
4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Sekolah/Madrasah (3) Keanggotaan dan kepengurusan;
Muhammadiyah dalam hal : (4) Hak dan kewajiban anggota pengurus;
a. Kebijakan dan Program pendidikan; (5) Keuangan;
b. Penyusunan RAPB Sekolah/Madrasah; (6) Mekanisme kerja dan rapat;
c. Kriteria kinerja satuan pendidikan; (7) Perubahan AD dan ART untuk pembubaran.
BAB V
PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH BAB V
PENUTUP
Pasal 8 Pasal 11
Prinsip Pembentukan
1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur tersendiri oleh Majelis
Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip musyawarah, transparan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
akuntabel serta kemitraan; 2) Ketentuan yang ada dan bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 9
Mekanisme Pembentukan Ditetapkan : di Jakarta
Tanggal : 24 Rabiul Akhir 1430 H
1) Pembentukan Komite Sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan 20 April 2009 M
terdiri atas unsur Majelis Dikdasmen, Kepala Sekolah, Guru, Pemerhati
pendidikan, tokoh masyarakat Muhammadiyah dan Orang Tua/Wali; Ketua,- Sekretaris,-
2) Panitia melaksanakan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut : dto dto
a. Sosialisasi tentang komite sekolah adalah mengacu pada SK Menteri
Pendidikan No. 044/U/2002 dan SK PP Muhammadiyah No. Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed
138/KEP/I.O/B/2008; KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
b. Menyusun kriteria dan identifikasi calon anggota;
c. Seleksi calon anggota;
d. Menyusun nama-nama calon anggota terpilih;
3) Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali oleh Kepala Sekolah, dan
selanjutnya diatur dalam AD dan ART.
BAB VI
MASA BAKTI
Pasal 10