Anda di halaman 1dari 45

Mengingat : 1.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Muhammadiyah;
2. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
nomor 77.1/KEP/I.0/B/2005 tentang Pedoman
dan Tata Kerja Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Masa Jabatan 2005 – 2010;
3. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Nomor 120/KEP/I.0/B/2006 tanggal 09 Sya’ban
1427 H / 02 September 2006 M tentang Qa’idah
Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan;
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Berdasar : Pembahasan dan keputusan rapat pleno Pimpinan
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Pusat Muhammadiyah tanggal 23 Juni 2008;
Nomor: 138/KEP/I.0/B/2008
MEMUTUSKAN:
Tentang:
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
PEDOMAN MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TENTANG PEDOMAN MAJELIS PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
BAB I
Pimpinan Pusat Muhammadiyah: KETENTUAN UMUM
Membaca : Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
nomor 86/KEP/I.0/B/2007 tanggal 25 Jumadats Pasal 1
Tsaniyah 1428 H / 10 Juli 2007 M tentang Pedoman Ketentuan Umum
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Muhammadiyah; Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
Menimbang : 1. bahwa dalam Pedoman Majelis Pendidikan Dasar 1. Persyarikatan adalah Muhammadiyah.
dan Menengah Muhammadiyah sebagaimana 2. Pimpinan Persyarikatan sesuai dengan tingkatannya adalah
ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah
Pusat Muhammadiyah nomor 86/KEP/I.0/B/2007 Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan Pimpinan
tanggal 25 Jumadats Tsaniyah 1428 H / 10 Juli Cabang Muhammadiyah.
2007 M terdapat pasal-pasal yang perlu diubah 3. Majelis adalah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
khususnya mengenai fungsi, tugas, dan merupakan Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan bidang
wewenang Majelis; pendidikan dasar dan menengah.
2. bahwa perubahan – perubahan tersebut perlu 4. Amal Usaha, Program, dan Kegiatan adalah bentuk usaha bidang
dituangkan dalam suratkeputusan; pendidikan dasar dan menengah.
5. Keuangan dan kekayaan adalah seluruh harta benda milik
Persyarikatan yang dikelola oleh Majelis.
6. Pengawasan adalah pemeriksaan dan pengendalian yang Pasal 4
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis. Tugas
7. Sanksi adalah tindakan administratif dan/atau yuridis yang
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis yang (1) Majelis tingkat pusat sampai dengan cabang bertugas
menyalahi ketentuan dan peraturan yang berlaku. menyelenggarakan amal usaha, program, dan kegiatan bidang
pendidikan dasar dan menengah sesuai kebijakan Persyarikatan,
BAB II meliputi:
KEDUDUKAN DAN PEMBENTUKAN a. Pembinaan ideologi Muhammadiyah di sekolah.
b. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan,
Pasal 2 pengkoordinasian, dan pengawasan atas pengelolaan amal
Kedudukan dan Pembentukan usaha, program, dan kegiatan.
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional.
(1) Majelis berkedudukan di tingkat pusat, wilayah, daerah, dan d. Pengembangan kualitas dan kuantitas amal usaha.
cabang. e. Penelitian dan pengembangan bidang pendidikan dasar dan
(2) Majelis dibentuk oleh Pimpinan Persyarikatan pada masing- menengah
masing tingkat. f. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan
sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan
BAB III bidang pendidikan dasar dan menengah.
FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG
(2) Majelis tingkat pusat bertugas:
Pasal 3 a. Mengatur Pelaksanaan pasal 4 ayat (1)
Fungsi b. Mengatur pendirian dan pembubaran sekolah,
Majelis tingkat pusat sampai dengan tingkat cabang berfungsi c. Mengatur pengangkatan dan pemberhentian guru dan
sebagai penyelenggara amal usaha, program, dan kegiatan bidang karyawan.
pendidikan dasar dan menengah sesuai kebijakan Persyarikatan, d. Mengatur pengangkatan dan pemberhentian Kepala dan
meliputi: Wakil-Wakil Kepala Sekolah.
a. Pembinaan ideologi Muhammadiyah di sekolah. e. Mengatur pengangkatan dan pemberhentian Pengawas.
b. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, f. Mengatur penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
pengkoordinasian, dan pengawasan atas pengelolaan amal Belanja Sekolah.
usaha, program, dan kegiatan. g. Mengatur penetapan Komite Sekolah
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional. h. Menetapkan kurikulum nasional dan kurikulum Al-Islam,
d. Pengembangan kualitas dan kuantitas amal usaha. Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, dan bahasa Inggris
e. Penelitian dan pengembangan bidang pendidikan dasar dan (ISMUBARIS).
menengah.
f. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai (3) Majelis tingkat wilayah bertugas:
bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang a. Melaksanakan ketentuan pasal 4 ayat (2) huruf a
pendidikan dasar dan menengah. b. Mengusulkan pendirian dan pembubaran sekolah kepada
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Sekolah SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan
bentuk lain yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah b. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan,
Muhammadiyah. pengkoordinasian, dan pengawasan atas pengelolaan amal
d. Mengangkat dan pemberhentian Wakil-Wakil Kepala Sekolah usaha, program, dan kegiatan.
SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan bentuk lain c. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional.
yang. d. Pengembangan kualitas dan kuantitas amal usaha.
e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pengawas e. Penelitian dan pengembangan bidang pendidikan dasar dan
SMA/SMK/MA Mu’alimin-Mu’alimat/SMA LB dan bentuk lain menengah.
yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. f. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan
f. Mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan
Sekolah tingkat SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB bidang pendidikan dasar dan menengah.
dan bentuk lain yang sederajat.
(2) Majelis tingkat pusat berwenang menetapkan:
(4) Majelis tingkat daerah bertugas: a. Ketentuan tentang tata cara:
a. Melaksanakan ketentuan pasal 4 ayat (2) huruf a. 1) Pelaksanaan pasal 5 ayat (1)
b. Mengusulkan pendirian dan pembubaran sekolah kepada 2) Pendirian dan pembubaran sekolah, dengan
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dengan persetujuan dan ketentuan:
atas nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah. 1. Pendirian SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian guru dan yang sederajat ditetapkan oleh Pimpinan Daerah
karyawan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Muhammadiyah.
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala 2. Pendirian SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA
SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang sederajat LB dan bentuk lain yang sederajat ditetapkan oleh
kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah.
e. Mengangkat dan Memberhentikan Wakil-Wakil Kepala 3. Pembubaran SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk
Sekolah SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang lain yang sederajat, dan SMA/SMK/MA/Mu’allimin-
sederajat. Mu’allimat/SMA LB dan bentuk lain yang sederajat
f. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pengawas ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang sederajat atas persetujuan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
g. Mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja 3) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala dan Wakil-
Sekolah tingkat SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain Wakil Kepala Sekolah, dengan ketentuan:
yang sederajat. 1. Kepala Sekolah SMA/SMK/MA/Mu’allimin-
Mu’allimat/SMA LB dan bentuk lain
Pasal 5 2. yang sederajat ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah
Wewenang Muhammadiyah.
3. Kepala Sekolah SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan
(1) Majelis tingkat pusat sampai dengan cabang berwenang bentuk lain yang sederajat
melaksanakan kebijakan Persyarikatan dalam penyelenggaraan 4. ditetapkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
amal usaha, program, dan kegiatan bidang pendidikan dasar dan Wakil-Wakil Kepala Sekolah
menengah, meliputi: SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan
a. Pembinaan ideologi Muhammadiyah di sekolah. bentuk lain yang sederajat ditetapkan oleh Majelis
tingkat wilayah. 4. Wakil-Wakil Kepala Sekolah 2. Pembubaran SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain
SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah
sederajat ditetapkan oleh Majelis tingkat daerah. Muhammadiyah dengan persetujuan dan atas nama
4) Pengangkatan dan pemberhentian guru dan karyawan. Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
5) Pengangkatan dan pemberhentian Pengawas. c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
6) Penyusunan dan pengesahan Rencana Anggaran Sekolah SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang
Pendapatan dan Belanja Sekolah. sederajat kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
7) Penetapan Komite Sekolah. Mengangkat dan memberhentikan Wakil-Wakil Kepala
b. Kurikulum nasional dan kurikulum Al-Islam, Sekolah SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang
Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, dan bahasa Inggris sederajat.
(ISMUBARIS). d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pengawas
SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang sederajat
(3) Majelis tingkat wilayah berwenang: kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
a. Melaksanakan ketentuan pasal 5 ayat (2) e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian guru dan
b. Mengusulkan: karyawan SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang
1) Pendirian SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan sederajat, dan SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA
bentuk lain yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah LB dan bentuk lain yang sederajat kepada Pimpinan
Muhammadiyah. Daerah Muhammadiyah.
2) Pembubaran SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB f. Mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
dan bentuk lain yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah Sekolah tingkat SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain
Muhammadiyah. yang sederajat
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Sekolah SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan BAB IV
bentuk lain yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah HUBUNGAN DAN TATA KERJA
Muhammadiyah.
d. Mengangkat dan memberhentikan Wakil-Wakil Kepala Pasal 6
Sekolah SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan Hubungan
bentuk lain yang sederajat
e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pengawas (1) Majelis mengadakan hubungan vertikal dalam penyelenggaraan
SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB dan bentuk lain amal usaha, program, dan kegiatan Persyarikatan di bidang
yang sederajat kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah dengan
f. Mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja pemberitahuan baik kepada Pimpinan Persyarikatan setingkat
Sekolah tingkat SMA/SMK/MA/Mu’allimin-Mu’allimat/SMA LB maupun yang dituju. Dalam hal hubungan dengan Pimpinan
dan bentuk lain yang sederajat Persyarikatan dilakukan dengan persetujuan dan atas nama
Pimpinan Persyarikatan setingkat.
(4) Majelis tingkat daerah berwenang: (2) Majelis mengadakan hubungan horisontal dengan Majelis dan
a. Melaksanakan ketentuan pasal 4 ayat (2) huruf a Lembaga lain serta Organisasi Otonom, dengan pemberitahuan
b. Mengusulkan: kepada Pimpinan Persyarikatan.
1. Pendirian SD/MI/SMP/MTs/SMP LB dan bentuk lain yang
sederajat kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
(3) Majelis dengan persetujuan Pimpinan Persyarikatan dapat h. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan amal usaha yang
mengadakan hubungan dengan Amal Usaha Majelis lain dalam menjadi tanggungjawabnya.
pelaksanaan program dan kegiatan yang sama, dilakukan
dengan pemberitahuan sebelumnya kepada Majelis yang (2) Penyimpangan dari ketentuan pasal 8 ayat (1) huruf f, g, dan h
membawahi amal usaha tersebut dan Pimpinan hanya dapat dilakukan atas keputusan Pimpinan Pusat
Persyarikatannya. Muhammadiyah.
(4) Majelis dapat mengadakan hubungan dan kerjasama dengan
pihak lain di luar Persyarikatan, dengan persetujuan Pimpinan Pasal 9
Persyarikatan setingkat. Dalam hal hubungan dan kerjasama Susunan
dengan pihak luar negeri, diatur oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Susunan Pimpinan Majelis terdiri atas :
1. Ketua dan Wakil Ketua.
Pasal 7 2. Sekretaris dan Wakil Sekretaris.
Tata Kerja 3. Bendahara dan Wakil Bendahara.
4. Ketua Bidang Pendidikan Dasar.
Majelis menyusun tata terja dengan menerapkan prinsip-prinsip 5. Ketua Bidang Pendidikan Menengah.
amanah, adil, transparan, akuntabel, dan partisipatif berdasarkan 6. Ketua Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
aturan-aturan Persyarikatan. 7. Ketua Bidang terkait yang diperlukan.
8. Anggota.
BAB V
PIMPINAN Pasal 10
Penetapan
Pasal 8
Persyaratan Penetapan Pimpinan Majelis dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan
masing-masing tingkat.
(1) Syarat Pimpinan Majelis:
a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam. Pasal 11
b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah. Masa Jabatan
c. Dapat menjadi teladan dalam perjuangan Muhammadiyah. (1) Masa jabatan Pimpinan Majelis sama dengan masa jabatan
d. Taat pada garis kebijakan Pimpinan Muhammadiyah. Pimpinan Persyarikatan.
e. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan (2) Jabatan ketua Majelis tingkat pusat, wilayah, dan daerah dapat
tugasnya. dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-
f. Telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya turut.
satu tahun dan berpengalaman dalam kepemimpinan di (3) Perubahan personalia Pimpinan Majelis dapat dilakukan dalam
lingkungan Muhammadiyah bagi pimpinan tingkat daerah, tenggang masa jabatan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-
wilayah, dan pusat. masing tingkat atas usul Pimpinan Majelis, dan/atau kebijakan
g. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik Persyarikatan.
dan pimpinan organisasi yang amal usahanya sama dengan (4) Pimpinan Majelis yang telah habis masa jabatannya tetap
Muhammadiyah di semua tingkat. menjalankan tugasnya sampai ditetapkan Pimpinan Majelis yang
baru.
BAB VI (3) Rapat Kerja dihadiri oleh:
RAPAT a. Tingkat pusat:
a. Anggota Majelis tingkat pusat.
Pasal 12 b. Wakil Majelis tingkat wilayah.
Rapat Pimpinan Majelis c. Undangan.
b. Tingkat wilayah:
(1) Rapat Pimpinan Majelis terdiri atas: 1. Anggota Majelis tingkat wilayah.
a. Rapat Harian. 2. Wakil Majelis tingkat daerah.
b. Rapat Bidang. 3. Undangan.
c. Rapat Pleno. c. Tingkat Daerah:
(2) Rapat Harian ialah rapat Pimpinan Majelis yang anggotanya 1. Anggota Majelis tingkat daerah.
terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, 2. Wakil Majelis tingkat cabang.
Bendahara, Wakil Bendahara, diadakan sekurangkurangnya satu 3. Undangan.
kali dalam satu minggu, membahas pelaksanaan keputusan rapat d. Tingkat cabang:
pleno, keputusan rapat bidang, kebijakan organisasi, dan 1. Anggota Majelis tingkat cabang.
kegiatan rutin. 2. Wakil Pimpinan ranting.
(3) Rapat Bidang ialah rapat bidang tertentu dalam Majelis yang 3. Undangan.
dihadiri oleh anggota bidang yang bersangkutan, diadakan (4) Keputusan Rapat Kerja Majelis mulai berlaku setelah ditanfidz
sekurang-kurangnya satu kali dalam dua minggu, membahas oleh Pimpinan Persyarikatan setingkat.
pelaksanaan program dan kegiatan bidang masing-masing. Rapat
Bidang dapat mengundang pihak lain yang diperlukan. Pasal 14
(4) Rapat Pleno ialah rapat Pimpinan Majelis yang anggotanya terdiri Rapat Koordinasi
atas semua anggota Pimpinan Majelis, diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu bulan, membahas kebijakan (1) Rapat Koordinasi adalah rapat antara Majelis dengan Pengurus
organisasi dalam penyelenggaraan amal usaha, program, dan dan Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan
kegiatan Persyarikatan. dasar dan menengah, diadakan oleh dan atas tanggung-jawab
Pimpinan Majelis. Rapat Koordinasi diadakan di tingkat pusat,
Pasal 13 wilayah, daerah, dan cabang.
Rapat Kerja Majelis (2) Rapat Koordinasi membahas pelaksanaan amal usaha, program,
dan kegiatan di bidang pendidikan dasar dan menengah.
(1) Rapat Kerja Majelis ialah rapat yang diadakan oleh dan atas (3) Rapat Koordinasi dihadiri oleh:
tanggung jawab Pimpinan Majelis untuk membahas a. Tingkat pusat:
penyelenggaraan amal usaha, program, dan kegiatan, 1. Anggota Majelis tingkat pusat.
diselenggarakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu masa 2. Pengurus dan Pimpinan Amal Usaha yang dikelola oleh
jabatan. Majelis.
(2) Acara Rapat Kerja: 3. Undangan.
a. Laporan Majelis. b. Tingkat wilayah:
b. Penyelenggaraan program, meliputi penjabaran, pelaksanaan, 1. Anggota Majelis tingkat wilayah.
dan penilaian. 2. Pengurus dan Pimpinan Amal Usaha yang dikelola oleh
c. Masalah umum yang berkaitan dengan bidang tugas Majelis. Majelis.
3. Undangan. BAB VIII
c. Tingkat Daerah: PENGAWASAN DAN SANKSI
1. Anggota Majelis tingkat daerah.
2. Pengurus dan Pimpinan Amal Usaha yang dikelola oleh Pasal 17
Majelis. Pengawasan dan Sanksi
3. Undangan.
d. Tingkat Cabang: (1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan amal usaha, pelaksanaan
1. Anggota Majelis tingkat cabang. program dan kegiatan, serta pengelolaan keuangan dan ekayaan
2. Pengurus dan Pimpinan Amal Usaha yang dikelola oleh Majelis dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan pada semua
Majelis. tingkat secara periodik dan/atau insidental.
3. Undangan. (2) Sanksi berupa tindakan administratif dan/atau yuridis dilakukan
oleh Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis baik institusi
BAB VII dan/atau perorangan yang menyalahi ketentuan dan peraturan
KEUANGAN DAN KEKAYAAN yang berlaku.
(3) Peraturan tentang pengawasan dan sanksi ditetapkan oleh
Pasal 15 Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Keuangan
BAB IX
(1) Majelis dapat mengusahakan dana dari sumber yang halal, sah, LAPORAN
dan tidak mengikat atas persetujuan dan dalam koordinasi
Pimpinan Persyarikatan setingkat. Pasal 18
(2) Majelis menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Laporan
tahunan yang disahkan oleh Pimpinan Persyarikatan setingkat.
(1) Laporan pertanggungjawaban tentang hasil kerja
Pasal 16 penyelenggaraan amal usaha, pelaksanaan program, dan
Kekayaan kegiatan, serta pengelolaan keuangan dan kekayaan dibuat oleh
Majelis pada akhir masa jabatan, disampaikan kepada Pimpinan
(1) Kekayaan Majelis secara hukum milik Pimpinan Pusat Persyarikatan masing-masing tingkat, tembusannya disampaikan
Muhammadiyah. kepada Majelis satu tingkat di atasnya.
(2) Pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan dapat dilakukan oleh (2) Laporan Tahunan tentang perkembangan penyelenggaraan amal
Majelis sesuai dengan ketentuan dan/atau kebijakan Pimpinan usaha, pelaksanaan program, dan kegiatan, serta pengelolaan
Persyarikatan. keuangan dan kekayaan dibuat oleh Majelis disampaikan kepada
(3) Pemindahan hak atas kekayaan berupa benda bergerak Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat, tembusannya
dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat disampaikan kepada Majelis satu tingkat di atasnya.
atas pelimpahan wewenang dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, (3) Laporan insidental tentang penanganan terhadap peristiwa atau
sedang untuk benda tidak bergerak dilakukan atas ijin tertulis masalah khusus di luar ketentuan ayat (1) dan (2) disampaikan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. dan dipertanggungjawabkan secara tersendiri kepada Pimpinan
Persyarikatan selambat-lambatnya satu bulan setelah kegiatan
tersebut dinyatakan selesai.
(4) Sistem pelaporan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19
Ketentuan Peralihan

(1) Pedoman ini menjadi dasar penyusunan peraturan di bawahnya.


(2) Ketentuan-ketentuan tentang Majelis yang pernah ada
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur
kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 20
Penutup

Pedoman ini menjadi pengganti Surat Keputusan Pimpinan Pusat


Muhammadiyah nomor 86/KEP/I.0/B/2007 dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Syawal 1429 H
27 Oktober 2008 M

Pimpinan Pusat Muhammadiyah


Ketua, Sekretaris Umum,

dto dto

Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Drs. H. A. Rosyad Sholeh


NBM. 545549 NBM. 157825
SURAT KEPUTUSAN 6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007 tentang Tanfidz
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Keputusan Tanwir Muhammadiyah Tahun
Nomor : 124 /KEP/I.4/F/2008 1428/2007 M.
Tentang 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun 2006;
8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
PANDUAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH PP Muhammadiyah tentang Evaluasi Program Kerja
MUHAMMADIYAH Tahun 2005-2010 tanggal, 9 -10 Februari 2007;

Bismillahirrahmanirrahim Memperhatikan: Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan


Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Muhammadiyah, 16-17 Juni 2008.

Menimbang : 1.Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN


Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah Menetapkan : PANDUAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN
Muhammadiyah di lingkungan Majelis Pendidikan SEKOLAH MUHAMMADIYAH.
Dasar dan Menengah Muhammadiyah;
2.Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas Pertama : Panduan Pelatihan Kepemimpinan Sekolah
kepemimpinan sekolah Muhammadiyah, maka perlu Muhammadiyah sebagaimana terlampir untuk dijadikan
disusun Panduan Pelatihan Kepemimpinan Sekolah pedoman dalam penyelenggaraan pelatihan
Muhammadiyah. Kepemimpinan Sekolah Muhammadiyah.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Ditetapkan : di Jakarta
Standar Nasional Pendidikan; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 20 Juni 2008 M
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Tahun Ketua, Sekretaris,
2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 tentang dto dto
Program Kerja Majelis dan Lembaga Tahun 2005-
2010; H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
PIRAN SURAT KEPUTUSAN pondok Pesantren sebanyak 67 buah dan perguruan Tinggi
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Muhammadiyah sebanyak 78 buah.
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR 124 TAHUN 2008 Secara kelembagaan lembaga pendidikan
Muhammadiyah tersebut
TENTANG
dikelola oleh tiga Majelis Pendidikan yaitu Majelis Pendidikan PP
PANDUAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN
Aisyiah mengelola pendidikan anak usia dini (PAUD), Majelis
SEKOLAH MUHAMMADIYAH
Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah mengelola
BAB I
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Majelis Pendidikan Tinggi PP
PENDAHULUAN
Muhammadiyah mengelola pendidikan tinggi Muhammadiyah.
Lembaga pendidikan Muhammadiyah tersebut di atas
A. Rasional
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang merupakan potensi dan aset yang sangat berharga khususnya bagi

berdiri pada tahun 1912 telah berkiprah dan berpartisipasi aktif dalam persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa Indonesia pada umumnya.

mencerdaskan kehidupan bangsa sejak sebelum Indonesia merdeka. Oleh sebab itu lembaga pendidikan Muhammadiyah tersebut perlu

Oleh karena itu peran dan sumbangan Muhammadiyah dalam bidang dikelola secara profesional sehingga dapat menghasilkan lulusan

pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan yang bermutu dan berguna bagi persyarikatan, masyarakat, dan

bangsa Indonesia saat ini. bangsa.

Lembaga pendidikan yang dikelola Muhammadiyah dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP

tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD) sampai dengan Pendidikan Muhammadiyah sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan yang

Tinggi sebanyak 11.421 buah, dengan rincian Kelompok Belajar diberi tanggung jawab mengelola pendidikan Dasar dan Menengah

sebanyak 442 buah, Taman Kanak-kanak sebanyak 5.106 buah, perlu melakukan upaya pembinaan yang maksimal secara terus

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 2.899 buah, Sekolah menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebanyak 1.706 buah, teknologi dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian sekolah

Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Muhammadiyah dapat bersaing dan dapat menghasilkan lulusan yang

Kejuruan sebanyak 941 buah, Madrasah Diniyah sebanyak 182 buah, berkualitas.
Salah satu unsur penting agar sekolah Muhammadiyah dapat b. Meningkatkan kemampuan peserta untuk melakukan
bersaing dan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas perlu evaluasi diri terhadap kondisi sekolah yang dipimpinnya;
kepemimpinan sekolah yang profesional. Karena kepemimpinan c. Meningkatkan kemampuan peserta dalam menyusun
sekolah merupakan salah satu faktor dominan bagi kemajuan sekolah kerangka kurikulum KTSP yan mencakup visi, misi dan
itu sendiri. Pengalaman menunjukkan banyak sekolah menjadi baik tujuan sekolah;
apabila dipimpin oleh kepala sekolah yang tepat dan profesional dan d. Meningkatkan kemampuan peserta dalam menyusun rencana
sebaliknya banyak juga sekolah yang stagnan dan bahkan tidak ada strategis rencana pengembangan sekolah Muhammadiyah
kemajuan sama sekali karena dipimpin oleh orang yang tidak tepat dan RAPBS;
dan tidak profesional. e. Meningkatkan kemampuan peserta dalam pengelolaan
sekolah secara profesional;
Dengan alasan seperti tersebut di atas, maka pelatihan
f. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan sikap
kepemimpinan sekolah Muhammadiyah perlu dilakukan oleh
enterpreneurship para peserta;
Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Pimpinan Wilayah.
g. Meningkatkan kemampuan peserta dalam kepemimpinan
sekolah, manajemen pembelajaran, pembiayaan pendidikan
B. Tujuan dan Output dan membangun jejaring menuju SBI;
1. Tujuan Umum: h. Meningkatkan kemampuan evaluasi dan supervisi pendidikan
Pelatihan kepemimpinan sekolah bertujuan untuk i. Meningkatkan kemampuan peserta dalam bidang teknologi
mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung
sekolah Muhammadiyah secara profesional yang berorientasi pengelolaan sekolah.
kepada peningkatan mutu.

2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami
ideologi Muhammadiyah;
3. Output Kegiatan: 1. Kepala sekolah/wakil kepala sekolah/guru tetap yang belum
a. Menghasilkan pimpinan sekolah Muhammadiyah yang mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh Majelis
memahami ideologi Muhammadiyah secara utuh; Dikdasmen
b. Teridentifikasinya kondisi nyata sekolah Muhammadiyah 2. Mempunyai Nomor Baku Muhammadiyah
peserta pelatihan;
3. Mempunyai ijazah Sarjana/D4
c. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun
kerangka kurikulum KTSP yan mencakup visi, misi dan tujuan
sekolah; D. Nara Sumber
d. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun rencana
1. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
strategis pengembangan sekolah Muhammadiyah dan RAPBS; Muhammadiyah
e. Meningkatnya kemampuan peserta dalam pengelolaan 2. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah
sekolah secara profesional; Muhammadiyah
3. Pejabat Departemen Pendidikan Nasional/Dinas Pendidikan
f. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan dan sikap
4. Pejabat Departemen Agama/Kanwil Departemen Agama
enterpreneurship para peserta;
Propinsi
g. Meningkatnya kemampuan manajerial peserta yang 5. Pakar pendidikan
berorientasi pada peningkatan mutu sekolah Muhammadiyah; 6. Dll (disesuaikan dengan kebutuhan)
h. Meningkatnya kemampuan evaluasi dan supervisi pendidikan.
i. Meningkatnya wawasan dan kemampuan peserta dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung
pengelolaan sekolah yang berbasis teknologi.

C. Kriteria Peserta

Kriteria peserta pelatihan kepemimpinan sekolah Muhammadiyah


adalah sebagai berikut
BAB II 1. Partisipatif, narasumber memberikan uraian atau penjelasan
MEKANISME PELAKSANAAN PELATIHAN kepada peserta yang dilakukan secara lisan;

2. Andragogi, pendekatan yang didasarkan pada prinsip belajar


A. Pelaksana Pelatihan orang dewasa yakni adanya hubungan timbal balik, saling
Pelaksana kegiatan pelatihan adalah Majelis Dikdasmen Pimpinan membantu, komunikasi dua arah, dan berada dalam satu
Wilayah. kesetaraan.

B. Biaya Pelatihan Adapun metodologi pelatihan yang digunakan, meliputi:

Biaya yang digunakan untuk kegiatan pelatihan berasal dari: 1. Ceramah, narasumber memerikan uraian atau penjelasan kepada
peserta yang dilakukan secara lisan;
1. Sumbangan Organisasi
2. Brainstorming, bertukarpikiran secara intensif dan terfokus dengan
2. Sumbangan wajib perorangan
topik pembahasan;
3. Donatur
3. Small Group Discussion, yaitu diskusi tentang topik bahasan tertentu
4. Sumber lain yang tidak mengikat
ke dalam kelompok diskusi;

4. Presentasi, yaitu proses pelatihan di mana peserta diminta


C. Waktu dan Tempat Pelatihan menyajikan materi hasil kerja kelompoknya;

Waktu dan tempat kegiatan ditentukan oleh Majelis Dikdasmen 5. Kunjungan lapangan
Wilayah

D. Pendekatan Pelatihan

Pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah:


E. Struktur Program Pelatihan BAB III
Untuk mencapai tujuan pelatihan kepemimpinan sekolah disusun MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
struktur program sebagai berikut :
Alokasi Waktu A. Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi
No. Materi/Kegiatan
Kep Man Wir Sos Monitoring adalah pemantauan terhadap kegiatan pelatihandari sesi
1. Al Islam & Kemuhammadiyahan   16
Pengembangkan Rencana Strategis 8
ke sesi oleh fasilitator dan panitia, sedangkan Evaluasi kegiatan
2. (Renstra) dan Rencana Kegiatan dan 
Anggaran Tahunan (RKAT) pelatihan dapat dilakukan pada saat kegiatan pelatihan sedang
3. Kepemimpinan Pendidikan    8
4. Pembiayaan Pendidikan  4 berlangsung dan ketika kegiatan akan berakhir.
5. Enterpreneurship    4
6. Manajemen Perubahan 4
Kebijakan Pengelolaan Pendidikan sesuai 8
7. 
SNPM B. Pelaporan
8. Pengembangan Kurikulum  8
9. Pengembangan Jaringan (Net Working)   4 Pelaporan merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban
10. Evaluasi & Supervisi Pendidikan   6
11. Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) 12 pelaksanaan kegiatan baik laporan administrasi keuangan maupun
Jumlah 82 jam
Keterangan : akademik.
Kep = Kepemimpinan/Kepribadian;
Man = Manejerial; Ditetapkan : di Jakarta
Sos = Sosial; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
Wir = Kewirausahaan; 20 Juni 2008 M
SNPM = Standar Nasional Pendidikan Muhammadiyah;
Ketua, Sekretaris,

dto dto

H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti


KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
SURAT KEPUTUSAN 6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH tanggal 29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH tentang Tanfidz Keputusan Tanwir
Nomor : 126 /KEP/I.4/F/2008 Muhammadiyah Tahun 1428/2007 M;
Tentang 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun
2006;
PANDUAN PEMBINAAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan
MELALUI SISTEM KLUSTER Menengah PP Muhammadiyah tentang Evaluasi
Program Kerja Tahun 2005-2010 tanggal, 9 -10
Bismillahirrahmanirrahim Februari 2007.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah 16-17 Juni 2008.
Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN
Muhammadiyah di lingkungan Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Menetapkan : PANDUAN PEMBINAAN SEKOLAH
Muhammadiyah; MUHAMMADIYAH MELALUI SISTEM
2. Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas KLUSTER
pembinaan sekolah Muhammadiyah, maka perlu
disusun Panduan Pembinaan Sekolah Pertama : Panduan Pembinaan Sekolah Muhammadiyah melalui
Muhammadiyah melalui Sistem Kluster. sistem kluster sebagaimana terlampir untuk dijadikan
pedoman dalam Pembinaan Sekolah Muhammadiyah
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang di lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Standar Nasional Pendidikan; Ditetapkan : di Jakarta
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
Muhammadiyah; 20 Juni 2008 M
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45
Tahun 2005 di Malang; Ketua, Sekretaris,
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 dto dto
tentang Program Kerja Majelis dan Lembaga H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
Tahun 2005-2010; KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH karena itu, perlu melakukan pembinaan sekolah dengan sistem kluster.
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Dengan sistem kluster diharapkan peran Majelis Dikdasmen
NOMOR 126 TAHUN 2008 Muhammadiyah akan lebih meningkat dan sekaligus memberikan
wewenang yang luas kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas
TENTANG pengelolaannya secara optimal. Dengan cara seperti ini diharapkan
sekolah Muhammadiyah secara bertahap dapat meningkat kualitas
PANDUAN PEMBINAAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH lulusannya dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang
MELALUI SISTEM KLUSTER berkualitas di Indonesia.

A. Latar Belakang B. Pengertian


Secara harfiah kluster berarti sekelompok benda yang sejenis dan
Sekolah Muhammadiyah merupakan bagian dari sistem pendidikan saling berdekatan/terkait. Dengan demikian pengertian pembinaan
nasional. Sekolah Muhammadiyah lahir jauh sebelum sistem pendidikan sekolah melalui sistem kluster adalah pembinaan sekolah
nasional ada. Kehadiran Sekolah Muhammadiyah di Indonesia Muhammadiyah yang berhimpun menjadi satu kelompok binaan, yang
merupakan wujud nyata partisipasi aktif Muhammadiyah dalam dibina/digerakkan oleh sekolah pembina dalam kelompok tersebut.
mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi bangsa yang mandiri dan
bermatabat. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pendidikan C. Tujuan
nasional merupakan tanggung jawab bersama yaitu pemerintah, orang
tua, dan masyarakat termasuk organisasi Muhammadiyah. Pembinaan sekolah dengan sistem kluster bertujuan untuk
Selain hal tersebut di atas sekolah Muhammadiyah juga merupakan meningkatkan mutu pengelolaan sekolah Muhammadiyah melalui
wahana untuk menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai serta cita-cita sekolah pembina sesuai dengan jenjang satuan pendidikan.
organisasi, menyiapkan kader atau generasi penerus persyarikatan, dan
sebagai laboratorium pengembangan pendidikan yang maju yang dapat D. Hasil yang diharapkan
merespon perubahan dan tantangan masa depan. Hasil yang diharapkan dari pembinaan sekolah melalui sistem
Namun demikian, saat ini sekolah Muhammadiyah dihadapkan pada kluster sebagai berikut :
masalah yang cukup berat untuk diatasi, antara lain : (1) rendahnya 1. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah Muhammadiyah melalui
kualitas lulusan, (2) rendahnya kualitas tenaga pendidik dan sekolah pembina;
kependidikan, (3) terbatasnya sumber pembiayaan, (4) kurangnya sarana 2. Menjadikan sekolah Pembina sebagai sekolah model bagi sekolah
dan prasarana, (5) lemahnya manajemen sekolah. Di sisi lain ilmu yang menjadi kelompok binaannya;
pengetahuan dan teknologi berkembang cepat dan masyarakat juga 3. Meningkatkan peran Majelis Dikdasmen dalam pembinaan sekolah
berubah dengan cepat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sebagai regulator dan supervisor;
sekolah Muhammadiyah. 4. Meningkatkan efisiensi pembinaan oleh Majelis Dikdasmen dan
Berdasarkan tersebut maka diperlukan upaya pembinaan sekolah memberikan peran yang lebih luas kepada sekolah untuk
yang terencana dan terpadu, sehingga dapat memenuhi tuntutan meningkatkan kualitas pengelolaan sekolahnya;
5. Meningkatkan mutu sekolah Muhammadiyah secara terencana dan b. Pengelompokan kluster diusulkan oleh Majelis Dikdasmen
bersama-sama; Pimpinan Cabang
c. Penentuan kelompok kluster ditetapkan oleh Majelis
E. Kriteria Sekolah Pembina Dikdasmen Pimpinan Daerah;
1. Terakreditasi A; d. Dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya terdapat
2. Memiliki Kepala Sekolah yang kreatif , inofatif dan memiliki 1 (satu) kelompok kluster;
integritas yang tinggi terhadap persyarikatan; e. Bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kurang dari 10 SD
3. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sekurang-kurangnya (Sekolah Dasar) dapat membentuk 1 (satu) kluster;
90% berijazah S 1 dan 10 % berijazah S 2;
4. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar sekolah 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah (SSM); (MTs)
5. Memiliki nilai UN terbaik dalam 3 (tiga) tahun terakhir antara a. Kelompok kluster sekurang-kurangnya terdiri atas 10 sekolah
sekolah Muhammadiyah di wilayahnya; yang berada dalam satu Kabupaten/Kota;
6. Memiliki prestasi akademik dan non akademik pada tingkat b. Pengelompokan kluster diusulkan oleh Majelis Dikdasmen
kabupaten/kota, propinsi, nasional, dan internasional; Pimpinan Cabang
7. Apabila dalam 1 (satu) kluster tidak terdapat sekolah yang c. Penentuan kelompok kluster ditetapkan oleh Majelis
memenuhi kriteria sebagai sekolah Pembina, maka dipilih salah satu Dikdasmen Pimpinan Daerah;
sekolah yang ada dalam kluster yang mempunyai kriteria yang d. Dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya terdapat
mendekati criteria tersebut diatas. 1 (satu) kelompok kluster;
e. Bagi Kabupaten/Kota yang memiliki SMP/MTs kurang dari
F. Unsur-unsur Utama Sistem Kluster 10 (sepuluh) dapat membentuk 1(satu) kluster;
Agar pembinaan sekolah dengan sitem kluster dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan, maka perlu adanya unsur-unsur peran 3. Sekolah Mengah Atas (SMA)/Madrash Aliyah (MA)
utama yang harus dipenuhi sebagai berikut : a. Kelompok kluster sekurang-kurangnya terdiri atas 5
1. Kesamaan Visi dan Misi; sekolah/madrasah yang berada berada dalam 1 (satu)
2. Peran aktif kepala sekolah; Kabupaten/Kota;
3. Peran aktif komite sekolah; b. Pengelompokkan kluster diusulkan oleh Majelis Dikdasmen
4. Peran aktif guru, pegawai, siswa dan warga sekolah lainnya; Pimpinan Daerah;
5. Peran aktif Majelis Dikdasmen Muhammadiyah; c. Penetapan kelompok kluster ditetapkan oleh Majelis
Dikdasmen Wilayah;
G. Kriteria Pembentukan Kluster d. Bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kurang dari 5 sekolah
1. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dapat bergabung dengan Kabupaten/Kota terdekat untuk
a. Kelompok kluster sekurang-kurangnya terdiri atas 10 menjadi 1 (satu) kluster;
Sekolah yang berada dalam satu Kabupaten/Kota;
4. Sekolah Menengah Kejuruan H. Strategi Pembinaan
a. Kelompok kluster sekurang-kurangnya terdiri atas 5 Strategi pembinaan sekolah dengan sistem kluster adalah strategi
sekolah/yang berada dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota; pembinaan sekolah dengan cara memberdayakan sekolah pembina untuk
b. Pengelompokkan kluster diusulkan oleh Majelis Dikdasmen membina sekolah yang menjadi binaannya agar secara bertahap sekolah
Pimpinan Daerah; binaan dapat meningkat kualitasnya.
c. Penetapan kelompok kluster ditetapkan oleh Majelis Secara sederhana strategi pembinaan oleh Majlis Dikdasmen dapat
Dikdasmen Wilayah; dilihat pada bagan berikut :
d. Bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kurang dari 5 sekolah
dapat bergabung dengan Kabupaten/Kota yang terdekat Majelis Dikdasmen
untuk menjadi 1 (satu) kluster; Pimpinan Pusat

Majelis Dikdasmen
Pimpinan Wilayah

Majelis Dikdasmen
Pimpinan Daerah SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK

SMP/MTs SMP/MTs
Majelis Dikdasmen
Pimpinan Cabang
SD/MI SD/MI

Bagan 1
Alur Strategi Pembinaan Sekolah Muhammadiyah dengan
Sistem Kluster
I. Mekanisme Pembinaan
Pembinanan sekolah melalui sistem kluster dilakukan oleh Majelis 3. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Dikdasmen Sekolah Pembina dapat dilihat sebagai berikut : Aliyah
1. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah : Kluster
Kluster
Kluster Kluster Kluster Kluster

Sekolah
Kluster Sekolah Pembina Kluster Pembina
SD/MI
Kluster SMA/MA Kluster

Kluster Kluster Kluster Kluster


Kluster

Bagan 2 Bagan 4
Sekolah Kluster SD/MI Sekolah Kluster SMP/MTs

2. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah 4. Sekolah Pembina Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
Tsnawiyah :
Kluster Kluster
Kluster Kluster Kluster Kluster

Sekolah
Kluster Sekolah Pembina Kluster Pembina
SMP/MTs
Kluster SMK Kluster

Kluster Kluster Kluster Kluster

Kluster

Bagan 3 Bagan 5
Sekolah Kluster SMP/MTs Sekolah Kluster SMK
3. Proses pembelajaran
Bagan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 4. Pembiayaan
1. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang dinilai baik pada 5. Standar AIK
kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 6. Standar Kompetensi Lulusan
2. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang dinilai baik 7. Pengelolaan
pada kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster
tersebut; Tahap III : Pembinaan terfokus pada 9 hal
3. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang dinilai baik pada sebagai berikut :
kelompok kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 1. Pendidik dan tenaga kependidikan
4. Sekolah Menengah Kejuruan yang dinilai baik pada kelompok 2. Standar Isi
kluster menjadi sekolah pembina pada kluster tersebut; 3. Proses pembelajaran
4. Pembiayaan
5. Standar AIK
J. Ruang Lingkup Pembinaan 6. Standar Kompetensi Lulusan
Secara ideal pembinaan sekolah Muhammadiyah dengan sistem 7. Pengelolaan
kluster harus memenuhi 9 (sembilan) standar pendidikan yaitu : (1) 8. Sarana Prasarana
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetesi lulusan, (4) standar 9. Penilaian
pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana prasarana, (6)
standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, (8) standar penilaian K. Tahap Pelaksanaan
pendidikan, dan (9) standar Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Agar pembinaan sekolah Muhammadiyah dengan sistem kluster
Pembinaan dilakukan secara bertahap berdasarkan prioritas dapat dilaksanakan dan target pencapaiannya dapat diukur, maka perlu
kebutuhan sekolah secara umum. Tahapan tersebut sebagai berikut : langkah-langkah yang dilakukan secara terencana melalui program
tahunan dan jangka menengah. Program-program tersebut dapat dilihat
Tahap I : Pembinaan terfokus pada 5 hal pada tabel berikut :
sebagai berikut :
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
2. Standar Isi
3. Proses pembelajaran
4. Pembiayaan
5. Standar AIK

Tahap II : Pembinaan terfokus pada 7 hal


sebagi berikut :
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
2. Standar Isi
NO KEGIATAN SEMESTER SASARAN PELAKSANA
Majelis Dikdasmen
I II
1. Sosialisasi xxxx Dikdasmen PWM PP
2. Sosialisasi xxxx se-Indonesia PWM
Dikdasmen
PDM/PCM
1. Sosialisasi xxxx xxxx Seluruh Kab/Kota
2. Pendataan xxxx xxxx Seluruh Kab/Kota
1. Program Tahunan (2008/2009)

3. Seluruh Kab/Kota
4.
Seleksi xxxx Minimal1 (satu) kluster
5 Pernetapan Minimal 1 (satu)
Launching kluster
1. Sosialisasi xxxx xxxx Seluruh Sekolah PDM
2. Pendataan xxxx xxxx Seluruh Sekolah PDM
3. Seleksi xxxx Seluruh Sekolah PDM
4. Pernetapan Minimal 1 (satu) kluster PDM
5 Launching Minimal 1 (satu) PDM
kluste
Tabel Rencana Pencapaian Pembinaan melalui sistem kluster

NO KEGIATAN TAHUN SASARAN PELAKSANA


Majelis
Dikdasmen

1. Pembinaan Sekolah Tingkat SD/MI 2008 Minimal 1 (satu) PCM


Tahap I kluster
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Monitoring da Evaluasi

Pembinaan Sekolah Tingkat SMP/MTs 2008 Minimal 1 (satu) PCM


Tahap I kluster
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
2. Program Jangka Menengah (2008-2010)

2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Monitoring da Evaluasi

Pembinaan Sekolah Tingkat SMA/MA/SMK 2008 Minimal 1 (satu) PDM


1. Pendidik dan tenaga kependidikan kluster
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Monitoring da Evaluasi
2. Pembinaan Sekolah Tingkat SD/MI
Tahap II 2009 Minimal 1 PCM
1. Pendidik dan tenaga kependidikan (satu) kluster
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Standar isi
6. Standar Kompetensi Lulusan
7. Pengelolaan
8. Monitoring da Evaluasi
Pembinaan Sekolah Tingkat SMP/MTs
Tahap II
1. Pendidik dan tenaga kependidikan 2009 Minimal 1 PCM
2. Proses pembelajaran
(satu) kluster
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Standar isi
6. Standar Kompetensi Lulusan
7. Pengelolaan
8. Monitoring da Evaluasi
Pembinaan Sekolah Tingkat SMA/MA/SMK
Tahap II
1. Pendidik dan tenaga kependidikan 2009 Minimal 1 PDM
2. Proses pembelajaran
(satu) kluster
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Standar isi
6. Standar Kompetensi Lulusan
7. Pengelolaan
8. Standar AIK
9. Monitoring dan Evaluasi

3. Pembinaan Sekolah Tingkat SD/MI


Tahap III Minimal 2 (dua) PCM
1. Pendidik dan tenaga kependidikan 2010 kluster
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Standar isi
6. Standar Kompetensi Lulusan
7. Pengelolaan
8. Sarana Prasarana
9. Penilaian
10. Standar AIK
11. Monitoring dan Evaluasi

Pembinaan Sekolah Tingkat SMP/MTs 2010 Minimal 2 (dua) PDM


1. Pendidik dan tenaga kependidikan kluster
2. Proses pembelajaran
3. Pembiayaan
4. Standar AIK
5. Standar isi
6. Standar Kompetensi Lulusan
7. Pengelolaan
8. Sarana Prasarana
9. Penilaian
10. Standar AIK
11. Monitoring dan Evaluasi
L. Monitoring dan Evaluasi
Pembinaan sekolah Muhammadiyah melalui sistem kluster perlu
dimonitor dan dievaluasi. Hal ini dimaksudkan agar diketahui kemajuan
PDM
dan kendala yang dihadapi baik oleh sekolah pembina, sekolah binaan,
maupun Majelis Dikdasmen.
Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala
sekurang-kurangnya pada setiap awal semester dan akhir tahun
Minimal 2 (dua)

pelajaran.
kluster

M. Penutup
Hal-hal lain yang belum tertuang dalam pedoman ini akan diatur
lebih lanjut oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ketua, Sekretaris,
2010

dto dto
3. Pembinaan Sekolah Tingkat SMA/MA/SMK

H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti


1. Pendidik dan tenaga kependidikan

KTAM : 314.255 KTAM : 750.178


6. Standar Kompetensi Lulusan

11. Monitoring da Evaluasi


2. Proses pembelajaran

8. Sarana Prasarana
4. Standar AIK

10. Standar AIK


3. Pembiayaan

7. Pengelolaan
5. Standar isi

9. Penilaian
Tahap III
SURAT KEPUTUSAN tentang Tanfidz Keputusan Tanwir Muhammadiyah
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Tahun 1428/2007 M;
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun 2006;
Nomor : 128 /KEP/I.4/F/2008 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP
Tentang Muhammadiyah tentang Evaluasi Program Kerja Tahun
PANDUAN PEMBINAAN ORGANISASI OTONOM (ORTOM) 2005-2010 tanggal, 9 -10 Februari 2007.
DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH
Bismillahirrahmanirrahim Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Muhammadiyah, 16-17 Juni 2008.

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN


Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah Menetapkan : PANDUAN PEMBINAAN ORGANISASI
Muhammadiyah di lingkungan Majelis Pendidikan OTONOM (ORTOM) DI SEKOLAH
Dasar dan Menengah Muhammadiyah; MUHAMMADIYAH
2. Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas Pembinaan
Organisasi Otonom di Sekolah Muhammadiyah, Pertama : Panduan Pembinaan Organisasi Otonom (ORTOM) di
maka perlu disusun Panduan Pembinaan Organisasi Sekolah Muhammadiyah sebagaimana terlampir untuk
Otonom (ORTOM) di Sekolah Muhammadiyah. dijadikan pedoman dalam Pembinaan Organisasi Otonom
di lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Muhammadiyah;
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Standar Nasional Pendidikan;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ditetapkan : di Jakarta
Muhammadiyah; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Tahun 20 Juni 2008 M
2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 Ketua, Sekretaris,
tentang Program Kerja Majelis dan Lembaga Tahun dto dto
2005-2010; H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007
Pasal 2
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN Tujuan
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH 1. Mengoptimalkan peran lembaga pendidikan Muhammadiyah
NOMOR 128 TAHUN 2008 sebagai pusat perkaderan dan dakwah
2. Menyiapkan kader-kader muhammadiyah sebagai kader
TENTANG persyarikatan, kader bangsa maupun kader ummat.
3. Menyiapkan kader-kader muballigh muda dalam mengembangkan
PANDUAN PEMBINAAN ORGANISASI OTONOM (ORTOM) dakwah Islam
DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH
BAB II
BAB I Kedudukan Organisasi Otonom
Ketentuan Umum Pasal 3
Pasal 1 1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan pelajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah
1. Organisasi otonom adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak 2. Hizbul Wathan adalah satu-satunya organisasi kepanduan di
Suci Putera Muhammadiyah dan Hizbul Wathan lembaga pendidikan Muhammadiyah
2. Lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah satuan pendidikan 3. Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi
pada tingkat Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah seni beladiri di lembaga pendidikan Muhammadiyah
Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah dan Pondok BAB III
Pesantren Program Pembinaan dan Sasaran Binaan
3. Pimpinan lembaga pendidikan Muhammdiyah adalah kepala Pasal 4
sekolah, kepala madrasah dan mudir Program Pembinaan
4. Guru Muhammadiyah adalah guru yang mengajar dan membimbing 1. Melaksanakan Perkaderan formal sesuai dengan sistem pengkaderan
di lembaga pendidikan Muhammadiyah. masing-masing organisasi otonom
5. Majelis adalah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan Majelis 2. Melaksanakan Perkaderan non formal sesuai dengan tuntunan
Pendidikan Kader masing-masing organisasi otonom
6. Pembinaan adalah aktifitas kegiatan perkaderan formal dan non 3. Melaksanakan ekstrakurikuler kepanduan Hizbul Wathan dan seni
formal olahraga beladiri Tapak Suci
7. Pembina adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah dibawah 4. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan persyarikatan atau
koordinasi kesiswaan untuk membina organisasi otonom di lembaga masyarakat lainnya
pendidikan Muhammadiyah
Pasal 5 Pasal 10
Sasaran Binaan Pembina
Sasaran binaan adalah siswa-siswi lembaga pendidikan Muhammadiyah 1. Berkewajiban melaksanakan pembinaan dan pengkaderan formal
dan non formal organisasi otonom di lembaga pendidikan
BAB IV Muhammadiyah
Pembagian Peran 2. Berkewajiban membina dan membimbing kegiatan ekstrakurikuler
Pasal 6 kepanduan Hizbul Wathan dan seni olahraga beladiri Tapak Suci
Pimpinan lembaga pendidikan Muhammadiyah 3. Berperan aktif mengikuti kegiatan persyarikatan
1. Bertanggung jawab terhadap eksistensi organisasi otonom di 4. Berkewajiban membuat laporan pelaksanaan program pembinaan
lembaga pendidikan yang dipimpinnya kepada pimpinan lembaga pendidikan Muhammadiyah
2 Menyediakan anggaran pembinaan sesuai dengan kemampuan dan
kondisi keuangan lembaga pendidikan BAB V
3 Melakukan evaluasi program pembinaan dilembaga pendidikan yang Ketentuan Tambahan
dipimpinnya Pasal 10
4 Memberikan laporan program pembinaan dilembaga pendidikan Untuk kelancaran pelaksanaan pedoman, pimpinan lembaga pendidikan
yang dipimpinnya kepada majelis pendidikan dasar dan menengah dan majelis pendidikan dasar dan menengah dapat melakukan
koordinasi dengan organisasi otonom pada tingkat pimpinan cabang atau
Pasal 7 daerah.
Guru Muhammadiyah
Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pembinaan dan BAB VI
bimbingan di lembaga pendidikan Muhammadiyah Keputusan
Pasal 11
Pasal 8 Panduan ini berlaku sejak sitetapkan dalam surat keputusan.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Melakukan komunikasi, evaluasi dengan pimpinan lembaga pendidikan
Muhammadiyah terhadap pelaksanaan program pembinaan organisasi Ketua, Sekretaris,
otonom di lembaga pendidikan Muhammadiyah
dto dto
Pasal 9
Majelis Pendidikan Kader H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti, M.Ed
Melakukan mediasi antara organisasi otonom dengan majelis pendidikan KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
dasar dan menengah dalam hal evaluasi program pembinaan organisasi
otonom di lembaga pendidikan Muhammadiyah
SURAT KEPUTUSAN Keputusan Tanwir Muhammadiyah Tahun
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1428/2007 M;
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun 2006;
Nomor : 125 /KEP/I.4/F/2008
Tentang 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
PP Muhammadiyah tentang Evaluasi Program Kerja
PANDUAN SEKOLAH SEHAT Tahun 2005-2010 tanggal, 9 -10 Februari 2007.

Bismillahirrahmanirrahim Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan


Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Muhammadiyah, 16-17 Juni 2008.

Menimbang :1. Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN


Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah Menetapkan : ”PANDUAN SEKOLAH SEHAT”
Muhammadiyah di lingkungan Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Muhammadiyah; Pertama : Panduan Sekolah Sehat sebagaimana terlampir
2. Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan untuk dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan
di lingkungan Sekolah Muhammadiyah, maka perlu Sekolah Sehat, di lingkungan Majelis Pendidikan
disusun Panduan Sekolah Sehat. Dasar dan Menengah Muhammadiyah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Ditetapkan : di Jakarta
Standar Nasional Pendidikan; Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 20 Juni 2008 M
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Tahun Ketua, Sekretaris,
2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 tentang dto dto
Program Kerja Majelis dan Lembaga Tahun 2005-
2010; H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007 tentang Tanfidz
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN karyawan dapat meningkat dan terjaga kesehatannya.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang bergerak antara lain di
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH bidang pendidikan dan kesehatan perlu menerapkan pola hidup bersih
NOMOR 125 TAHUN 2008 dan sehat di lingkungan sekolah Muhammadiyah.
Perguruan Muhammadiyah dengan ribuan sekolah yang tersebar
TENTANG di seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke, dengan
jumlah siswa yang besar perlu disiapkan secara maksimal kesehatan
PANDUAN SEKOLAH SEHAT fisik dan mental para siswanya, sehingga dapat menghasilkan
generasi penerus bangsa yang mempunyai kualitas fisik maupun
mental yang sehat sebagai Sumber Daya Manusia pembangunan yang
A. Latar Belakang potensial.
Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk Untuk itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu membuat
membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik program sekolah sehat yang memenuhi standar kesehatan. Dengan
fisik, mental, moral maupun intelektual. Sekolah juga merupakan demikian diharapkan siswa, guru, dan karyawan di Perguruan
lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga untuk meletakkan Muhammadiyah dapat hidup sehat.
dasar perilaku kehidupan dan masa depan anak. Oleh sebab itu,
pendidikan di sekolah merupakan investasi (human investment) bagi B. Tujuan
pembangunan dan kemajuan bangsa. Selain itu, sekolah merupakan a. Meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah.
komunitas yang terorganisir, yang terdiri dari guru, karyawan, dan b. Mencegah dan memberantas penyakit menular di lingkungan
siswa, sehingga mudah dijangkau dalam rangka usaha kesehatan sekolah.
sekolah. c. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan warga sekolah.
Peserta didik merupakan kelompok yang sangat peka untuk
menerima perubahan atau pembaharuan, karena mereka sedang
berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mudah C. Standar Sekolah Sehat
untuk dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan Sekolah bukan hanya sekedar tempat belajar untuk menuntut
yang baik dan sehat, sehingga dapat mendukung untuk upaya ilmu atau pengembangan intelektual saja, melainkan juga tempat
kesehatan dan kebiasaan hidup sehat. pembentukan perilaku yang dapat dijadikan modal bagi kehidupan
Guru dan orang tua merupakan kelompok potensial untuk masa depan peserta didik. Perilaku hidup sehat yang diterapkan
mendukung dan mengusahakan kesehatan di sekolah. Oleh karena sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah sangat penting bagi
itu, mereka bertanggung jawab terhadap pembinaan kebiasaan hidup pembentukan perilaku kesehatan para peserta didik. Oleh karena itu
sehat dan sebagai teladan bagi pembentukan perilaku sehat dengan upaya kesehatan sekolah (Health Promoting School) menjadi penting
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan dan strategis dalam usaha untuk menghasilkan generasi bangsa yang
sehari-hari. sehat. Untuk mencapai hal tersebut, setiap sekolah Muhammadiyah
Untuk terciptanya generasi sehat, maka di sekolah perlu harus memenuhi lingkungan sekolah yang sehat (healtfull sekolah
dilakukan usaha sekolah sehat, sehingga para siswa, guru, dan living) baik fisik maupun non fisik
a. Kebersihan anggota badan.
1. Lingkungan Fisik : b. Kebersihan dan kerapian pakaian.
a. Letak sekolah jauh dari tempat keramaian b. Kebersihan lingkungan :
b. Luas bangunan sesuai ratio dengan jumlah murid yang 1. Kebersihan sarana sekolah (meja, kursi dan ruangan belajar)
ditampung (sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Kebersihan jamban
c. Tersedia halaman dan kebun atau taman sekolah 3. Kebersihan ruang sekolah
d. Ventilasi memadai untuk sirkulasi udara disetiap ruang 4. Membuang sampah pada tempatnya
e. Pencahayaan yang cukup, terutama cahaya mata hari harus dapat 5. Pemeliharaan tanaman untuk keindahan sekolah
masuk ke setiap ruang 6. Tidak sembarangan meludah
f. Tidak ada genagan air dilingkungan sekolah 7. Lingkungan bebas dari asap rokok
g. Tersedia air bersih yang cukup
h. Tersedia tempat BAK dan BAB (jamban) 4. Usaha Keamanan Sekolah
i. Tersedia tempat pembuangan sampah di teras dan setiap a. Ada pagar sekolah, dan pintu pagar dikunci saat PBM
ruangan organic dan an organik b. Ada tanda lalu lintas untuk sekolah yang berada di jalan umum,
j. Tersedia keset agar pengguna jalan waspada di lingkungan sekolah
k. Tersedia buku-buku kesehatan di perpustakaan c. Tersedia P 3 K dan tenaga yang terlatih untuk P 3 K
l. Tersedia kantin/warung sehingga kebersihan dan keamanan d. Tersedianya Keamanan (satpam) sekolah
makanan jajanan anak dapat diawasi
m. Tersedia sarana ibadah (Musholla, Mesjid) D. Indikator Sekolah Sehat
n. Tersedia sarana olah raga dan seni Indikator Input :
o. Tersedia ruangan UKS (usaha kesehatan sekolah) 1. Tersedia jamban sehat dan air bersih
p. Tersedia system drainase dan pembuanagn air limbah sesuai a. Tersedia jamban untuk laki-laki
dengan amdal b. Tersedia jamban untuk perempuan
q. Tersedia dapur yang bersih dengan fasilitas tempat/bak cuci c. Tersedia bak air bersih (tidak ada kotoran, tidak berlumut,
berdir tidak ada jentik dan nyamuk)
d. Tersedia gayung air yang bersih
2. Lingkungan Non Fisik : e. Jamban bersih, tidak ada kotoran, tidak berlumut, tidak licin,
a. Hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara guru dengan tidak ban, tidak ada jentik dan nyamuk
guru, guru dengan karyawan, guru dengan siswa, guru dengan orangtua f. Penerangan yang memadai
siswa dan siswa dengan siswa g. Warga sekolah menggunakan jamban untuk BAK dan BAB
b. Tidak ada diskriminasi antara warga sekolah baik atas dasar sosial
ekonomi maupun SARA 2. Adanya rencana kegiatan PSN DBD (3 M Plus)
a. Ada daftar piket pemeriksaan jentik
3. Kebersihan : b. Ada jadwal pemeriksaan jentik
a. Kebersihan perorangan (personal hygiene)
c. Ada penetapan lokasi pemeriksaan jentik ( bak air, pot 2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
bunga, genangan air sekitar taman sekolah dll) a. Kegiatan P3M Plus (menguras, menulup, dan mengubur serta
abatisasi) seminggu sekali
3. Ada larangan merokok di sekolah b. Praktek cara pemeriksaan jentik nyamuk di lingkungan
a. Ada larangan merokok (poster, tulisan, gambar spanduk, sekolah dan sekitamya
stiker, dll) baik di luar maupun di dalam ruangan sekolah
b. Ada peraturan yang melarang warga sekolah. (Guru, Murid, 3. Melaksanakan peraturan tentang larangan merokok di sekolah
Orang Tua Murid, dan tamu) merokok di sekolah a. Ada sanksi bagi masyarakat sekolah dan tamu yang merokok
di sekolah
4. Ada larangan membawa senjata tajam bagi semua warga sekolah b. Informasi larangan merokok diketahui secara jelas oleh
masyarakat sekolah dan tamu sekolah
5. Tersedia Warung/kantin sekolah sehat
a. Makanan dan minuman yang dijual terjamin gizi, bebas dari 4. Pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene)
zat-zat berbahaya, terlindung dari debu dan lalat (tertutup) c. Pemeriksaan kuku, gigi dan mulut secara rutin
b. Tersedia air bersih dan sabun untuk mencuci tangan d. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan pakaian secara rutin
c. Tersedia lap tangan e. Pemeriksa penggunaan alas kaki (sepatu)
d. Ruangan tempat pembuatan dan penjualan makanan dan f. Pengawasan jajan di luar kantin/warung sekolah
minuman bersih dan rapih g. Cuci tangan sebelum menyentuh makanan
e. Tersedia tempat sampah yang tertutup
f. Tersedia saluran pembuangan air kotor 5. Kantin/Warung sehat sekoJah
g. Perlengkapan makan dan minum dicuci dengan air bersih a. Tersedia makanan dan minuman yang terjamin kualitas
h. Penyelenggaraan kantin/warung diawasi secara teratur oleh gizinya, bebas dan zat-zat berbahaya, terlindung dari debu
guru (petugas khusus) dan lalat (tertutup)
6. Tersedia sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan b. Tersedia air bersih dan sabun untuk mencuci tangan
sederhana c. Tersedia lap tangan
a. Tersedia tempat cuci tangan d. Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan/tempat
b. Tersedia ruang dan peralatan P 3K pembuatan dan penjualan makanan dan minuman
c. Tersedia alat-alat medis sederhana, misalnya alat pengukur e. Tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran
suhu badan, alat pengukur tekanan darah dll pembuangan air kotor
f. Penggunaan air bersih untuk mencuci perlengkapan makan
Indikator Proses dan minum
1. Penggunaan jamban sehat dan air bersih g. Pengawasan secara teratur oleh guru dan tenaga kesehatan
a. Menggunaan dan kebutuhan jamban sehat dan air bersih terhadap penyelenggaran kantin/warung sekolah
b. Advokasi pengadaan sarana dengan berbagai pihak
6. Kegiatan penyuluhan kesehatan (kespro/kesehatan reproduksi, Penilaian
narkoba, gizi, kesling/kesehatan lingkungan, HIV/AIDS, gigi 1. Penilaian dilakukan untuk memberikan umpan balik sebagai
dan mulut, dll) dasar penyempumaan kegiatan pembinaan dan pengembangan
2. Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan
7. Aktivitas Fisik kegiatan
a. Olahraga dan seni terjadwal 3. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan indikator yang
b. Kerja bakti (kebersihan dan PSN) terjadwal telah ditentukan dengan hasil akhir dari pencapaian kegiatan.
c. Advokasi pengadaan sarana dan prasarana olahraga pada Bila hasil akhir telah sesuai dengan indikator yang telah
pihak-pihak terkait ditetapkan berarti promosi dan kegiatan sekolah sehat telah
berhasil dengan baik
Indikator Output
1. Penggunaan jamban sehat dan air bersih oleh masyarakat sekolah
2. Sekolah bebas jentik
Ketua, Sekretaris,
3. Sekolah bebas asap rokok
4. Kantin/warung sekolah sehat
dto ttd
5. Masyarakat sekolah tidak membuang sampah sembarangan
6. Melakukan aktivitas fisik
H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
7. Lingkungan sekolah bersih dan rapih
KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
8. Guru dan murid sehat (angka kesakitan rendah)

E. Pemantuan dan Penilaian (monitoring dan evaluasi)

Pemantauan
1. Pelaksana pemantauan adalah Tim Pembina UKS
2. Kegiatan dan pemantauan dapat dilakukan melalui:
a Pengamatan langsung pada waktu kegiatan promosi
kesehatan ditaksanakan
b. Pertemuan UKS berkala (bulanan/triwulan)
c. Catatan kegiatan promosi kesahatan sekolah yang dibuat oleh
penanggtmg jawab UKS
SURAT KEPUTUSAN 6. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH tanggal 29 Rabiul Akhir 1428 H/17 Mei 2007
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH tentang Tanfidz Keputusan Tanwir
Nomor : 127 /KEP/I.4/F/2008 Muhammadiyah Tahun 1428/2007 M;
Tentang 7. Keputusan Rakernas Majelis Dikdasmen Tahun
2006;
PANDUAN MANAJEMEN MASJID SEKOLAH 8. Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan
MUHAMMADIYAH Menengah PP Muhammadiyah tentang Evaluasi
Program Kerja Tahun 2005-2010 tanggal, 9 -10
Bismillahirrahmanirrahim Februari 2007;
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Memperhatikan : Keputusan Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan Sekolah 16-17 Juni 2008.
Muhammadiyah yang terencana dan terprogram,
diperlukan Panduan Pembinaan Sekolah MEMUTUSKAN
Muhammadiyah di lingkungan Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Menetapkan : PANDUAN MANAJEMEN MASJID SEKOLAH
Muhammadiyah; MUHAMMADIYAH.
2. Bahwa dalam rangka peningkatan pengelolaan
Manajemen Masjid sekolah Muhammadiyah, Pertama : Panduan Manajemen Masjid Sekolah
maka perlu disusun Panduan Pembinaan Muhammadiyah sebagaimana terlampir untuk
Manajemen Masjid Sekolah Muhammadiyah. dijadikan pedoman dalam pengelolaan Masjid
Sekolah Muhammadiyah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Sistem Pendidikan Nasional; Ditetapkan : di Jakarta
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Tanggal : 16 Jum Akhir 1429 H
Standar Nasional Pendidikan; 20 Juni 2008 M
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ketua, Sekretaris,
Muhammadiyah;
4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 dto dto
Tahun 2005 di Malang;
5. Keputusan PP Muhammadiyah Tahun 2005 H. Yahya A. Muhaimin H. Abdul Mu’ti
tentang Program Kerja Majelis dan Lembaga KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
Tahun 2005-2010;
dalam membina kehidupan masyarakat melalui optimalisasi fungsi dan
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN peran masjid berdasarkan nilai-nilai Islam.
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH B. PERMASALAHAN
NOMOR 127 TAHUN 2008 Bertambahnya jumlah masjid di Indonesia, termasuk dibangunnya
masjid-masjid/mushalla di sekolah-sekolah belum menunjukkan ada
TENTANG peningkatan aktivitas keagamaan yang mencolok, bahkan seringkali
munculnya masjid baru justru menimbulkan persoalan baru karena
PANDUAN MANAJEMEN MASJID jaraknya terlalu dekat dan adanya perbedaan-perbedaan dalam masalah
SEKOLAH MUHAMMADIYAH fikih ibadah yang tidak prinsipil. Atau mungkin saja motivasi berdirinya
masjid baru itu sengaja untuk memisahkan diri karena perbedaan
tersebut. Karena itu masalahnya adalah: “Bagaimana cara pengelolaan
B. LATAR BELAKANG masjid yang baik agar tidak muncul dampak negatif sehingga tidak
Pada saat sekarang ini manajemen sudah merupakan suatu menimbulkan citra buruk bagi umat Islam di mata umat lainnya”?.
kebutuhan praktis masyarakat dalam mengatur kehidupannya. Secara
etimologis, manajemen mempuyai arti: mengurus, mengelola, mengatur, C. FUNGSI MANAJEMEN MASJID
dan memimpin. Sedangkan secara terminologis, manajemen adalah a. Menyusun rencana strategis, menentukan langkah-langkah
sebagai proses dalam mencapai tujuan bersama yang dilakukan oleh berbagai alternatif kegiatan sesuai dengan situasi, kondisi dan
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama potensi yang dimiliki jamaah.
dengan berbagai kegiatannya. Proses ini meliputi berbagai upaya b. Menetapkan fungsi, peran, tugas, wewenang dan tanggung jawab
mencari dan menentukan strategi serta mengambil langkah-langkah pengurus.
yang tepat dalam pencapaian tujuan. c. Memimpin, melatih, membimbing, menggerakan dan melakukan
Masjid merupakan tempat yang suci, tempat mendekatkan diri promosi serta memberikan imbalan dan sanksi (reward dan
kepada Allah Swt. Siapa saja yang hendak mendekatkan diri kepada punishman).
Allah swt, dipersilakan masuk ke dalamnya dengan leluasa. Kedatangan d. Melakukan pengawasan, pengendalian, penilaian dan pelaporan
jamaah ke masjid sangat diharapkan sekalipun mereka tidak penggunaan sumber daya dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan masjid. Oleh sebab itu, e. Mengkomunikasikan semua gagasan, ide, dan kegiatan yang
pengertian manajemen masjid di sini berbeda dengan pengertian akan dilaksanakan kepada jama’ah.
manajemen sebagai kelompok orang yang bertugas mengarahkan usaha f. Mendorong pengurus dan jamaah untuk melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan bersama melalui kegiatan yang dilakukan oleh dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
orang lain. Karena mengelola masjid tidak mungkin berhasil tanpa
keterlibatan langsung sang manajer dan staf lainnya sebagai pemberi D. PERENCANAAN PROGRAM MASJID
contoh dalam proses pencapaian tujuan mendirikannya. Perencanaan program masjid yang baik dapat memprediksi
Manajemen masjid merupakan suatu proses pencapaian tujuan tentang kecenderungan kebutuhan jamaahnya sehingga kegiatan masjid
melalui diri sendiri dan orang lain. Di dalamnya terkandung proses selalu aktual di mata jamaahnya. Dalam menyusun perencanaan
keteladanan dan kepemimpinan yang melibatkan semua potensi umat
program masjid, para pengurus masjid dapat menempuh langkah- 4. Mengadakan studi lapangan yang berorientasi pada peningkatan
langkah sebagai berikut: kualitas, kreatifitas, kemandirian, penajaman aqidah dan
a. Menentukan visi, misi dan tujuan yang jelas. keteladanan akhlak mulia.
b. Mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh jamaah. 5. Perpustakaan untuk memperluas wawasan keagamaan dan
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait secara baik- sebagai sumber pembelajaran.
baik.
d. Membangun komitmen yang utuh antara para pengurus.
e. Menyusun progaram kerja secara berjangka/bertahap. G. TUJUAN
f. Menentukan skala prioritas. Tujuan pokok pembinaan siswa di masjid sekolah-sekolah
Muhammadiyah adalah untuk dapat membangun mental siswa agar
E PENGORGANISASIAN KEGIATAN MASJID menjadi warga Negara Indonesia yang taat beragama, serta menjunjung
Pengorganisasian masjid meliputi menetapkan personel yang tinggi nilai-nilai moral islami dalam kehidupan berbangsa dan
bertugas dan bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan bernegara.
kegiatan yang telah ditetapkan secara bersama. Struktur personel yang Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu kiranya dibuat
terlibat dalam mengelola masjid adalah sbb: program pembinaan siswa yang dapat meningkatkan motivasi belajar,
. disiplin dan berakhlak islami sehingga siswa-siswa sekolah
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah Muhammadiyah menjadi manusia yang mandiri, bertangungjawab, dan
Pembina : Wakasek Bidang Keagamaan dan mempunyai kecakapan hidup serta mempunyai solidaritas yang tinggi.
Kesiswaan
Ketua : Pimpinan Masjid/Mushalla di Sekolah
Sekretaris : Guru AIK/Ketua IPM H. SASARAN
Bendahara : Ketua Rohis Sekolah Terwujudnya pembinaan keagamaan bagi warga sekolah secara
Anggota : - Para Wali Kelas komprehensif sehingga mampu mengantarkan mereka menjadi generasi
- Pengurus Kelas masing-masing muslim yang unggul, presentatif, mandiri, dan menjaga nama baik
almamaternya.
F. PROGRAM
1. Penyelenggaraan pembinaan keagamaan kepada para siswa
melalui penanaman nilai-nilai akhlak islami dalam pergaulan
dengan sesama dan guru melalui penegakan disiplin dan
pengembangan tradisi sekolah Muhammadiyah.
2. Mengadakan lomba kreativitas siswa di bidang keagamaan,
seperti : tilawah al-Quran, fahmi al-Quran, Syarhi al-Quran, tartil
al-Quran, kaligrafi, dakwah, kebersihan lingkungan kelas
masing-masing, pidato dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
3. Membantu pelaksanaan Pesantren Ramadhan.
I. KEGIATAN MASJID 5 Shalat Dhuha Siswa memiliki Jam Dikondisikan
kebiasaan shalat pertama oleh bidang
1. KEGIATAN BERSIFAT RUTIN dhuha sebagai sebelum keagamaan , guru
bagian ibadah masuk agama, dan wali
N Uraian Tujuan/Sasaran Waktu/ Keterangan sunnat kelas di kelas sekaligus
o Kegiatan yang diharapkan Tempat Masjid / jadi contoh
1 Pengajian rutin Siswa memiliki Setiap Dikondisikan Mushalla
siswa di awal kemampuan hapal awal oleh Wakasek 6 Pungutan infaq  Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
dan akhir surat-surat dalam pembelajar Keagamaan, Wali dompet peduli kesadaran dalam senin dan oleh wakasek
pembelajaran juz ‘Amma dan an di kelas Kelas dan Ketua siswa berinfaq, shadaqah jum’at keagamaan dan
(Tadarrus) ayat-ayat pilihan 15 menit kelas dan zakat para pengurus
setiap hari  Membantu siswa kelas.
2 Pembinaan Siswa memiliki Saat Diatur oleh yang kurang
membaca dan kemampuan liburan wakasek mampu, bantuan
menulis ayat menulis huruf Arab setelah keagamaan dan kematian,musibah,
al-Quran serta yang indah serta dibagi pembimbingan dan sejenisnya.
khat Arab kemampuan raport atau guru agama/tutor
membaca dengan saat bulan yang ahli 7 Pembinaan Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
qiraat ramadhan akhlak mulia akhlak terpuji dan pada momen-
3 Taushiah/Muha Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan menjadi kebiasaan momen tertentu
dharah (Kultum pemahaman ten- sebelum oleh Wakasek sehari-hari oleh semua guru
Zuhur) oleh dan tang wawasan ke- /sesudah Keagamaan, Wali mata pelajaran
untuk siswa islaman dan me- iqomah Kelas dan Ketua 8 Pembinaan Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan
miliki kemampuan Zuhur kelas lingkungan kesadaran akan jum’at oleh para wali
dalam berdakwah bersih dan kelestarian menjelang kelas dan
hijau lingkungan yang jum’atan pengurus kelas
4 Shalat Dhuhur Siswa memiliki Setiap hari Dikondisikan nyaman dan asri serta bidang
berja-maah dan kebiasaan shalat di Masjid oleh pengurus kesiswaan
shalat jum- ’at berjamaah /Mushala Masjid/Mushalla 9 Pembinaan Memperluas Setiap hari Dilaksanakan
bagi putra, yang ada dan bidang Perpustakaan wawasan oleh pengurus
serta shalat di sekolah kesiswaan Masjid Keagamaan Masjid
ashar jika
sekolah sampai
sore hari
II. KEGIATAN BERSIFAT INSIDENTAL/TEMPORER

N Uraian Tujuan/Sasaran yang Waktu/ Keterangan


o Kegiatan diharapkan Tempat
1 Pengajian Menambah wawasan a. Satu Ditugaskan oleh
untuk : dan pencerahan bulan/ Kepsek, dan
a. Guru-guru tentang nilai-nilai 1 kali sesekali
dan kebenaran Islam mendatangkan
karyawan pakar Islam dari
luar sekolah
b. 2-3
b. Guru, bulan
Karyawan 1x
dan
Keluarga c. 1
c. Guru, tahun
Karyawan 1x
dan
Keluarga
pada
bulan
Syawwal
PERATURAN
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MEMUTUSKAN
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR : 085/KEP/I.4/F/2009
Menetapkan : Peraturan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
TENTANG
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Tata Cara
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAN
WAKIL KEPALA SEKOLAH MUHAMMADIYAH Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala dan Wakil Kepala
Sekolah Muhammadiyah.
Bismillahirrahmanirrahim

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah :


BAB I
Kepala Sekolah
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4 Ayat
Pasal 1
(2) point d Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Muhammadiyah, perlu menetapkan Tata Cara
(1) Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas memimpin pengelolaan
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala dan Wakil Kepala
sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah yang diangkat dan diberhentikan
Sekolah Muhammadiyah.
oleh Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah.
(2) Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
penanggungjawab utama dalam mencapai tujuan pendidikan yang
Muhammadiyah;
diselenggarakan di suatu sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah.
2. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun
(3) Kepala Sekolah dalam melakukan tugasnya dibantu oleh Wakil Kepala yang
2005 di Malang;
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
3. Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
(4) Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala dalam bidang pembinaan
Muhammadiyah tahun 2008;
kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana kehidupan ke-Islaman dan
4. Pedoman Tata Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan
Kemuhammadiyahan, ekstra kurikuler, dan kehumasan yang diangkat dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun
diberhentikan oleh Majelis Dikdasmen Muhammadiyah.
2006;
(5) Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah berkewajiban membina Ikatan
5. Keputusan Rakernas Majelis Pendidikan Dasar dan
Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai satu-satunya Organisasi Siswa Intra
Menengah Muhammadiyah tahun 2006 di Jakarta;
Sekolah, Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci. sebagai ekstra kurikuler.
Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 24
Rabiul Akhir 1430 H / 20 April 2009 M.
BAB II (6) Kepala Sekolah pada SMA/SMK/MA yang diselenggarakan oleh Majelis
Pengangkatan dan Pemberhentian
Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah, diangkat dan diberhentikan oleh
Pasal 2
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah berdasarkan usul Majelis Dikdasmen
Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majelis Dikdasmen Pimpinan
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Sekolah/Madrasah/Pesantren diatur sebagai
Daerah, dan Wilayah Muhammadiyah.
berikut :
(7) Kepala Sekolah pada SMA/SMK/MA yang diselenggarakan oleh Majelis
(1) Kepala Sekolah pada SD/MI dan SMP/MTs yang diselenggarakan oleh Majelis
Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh
Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah, diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah berdasarkan usul Majelis Dikdasmen
Pimpinan Daerah Muhammadiyah berdasarkan usul Majelis Dikdasmen
Wilayah Muhammadiyah.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majelis Dikdasmen Pimpinan
(8) Kepala Sekolah pada Madrasah Muallimin/Muallimat, Kuliyatul
Daerah Muhammadiyah.
Muballighin/Muballighat, dan Mudir Pesantren diangkat dan diberhentikan oleh
(2) Kepala Sekolah pada SD/MI dan SMP/MTs yang diselenggarakan oleh
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah atas usul Majelis Dikdasmen Wilayah
Pimpinan Ranting Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Muhammadiyah.
Daerah Muhammadiyah berdasarkan usul Pimpinan Ranting Penyelenggara dan
(9) Kepala Sekolah pada Madrasah Diniyah diangkat dan diberhentikan oleh
Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majelis
Pimpinan Cabang Muhammadiyah atas usul Majelis Dikdasmen Pimpinan
Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
Cabang Muhammadiyah.
(3) Kepala Sekolah pada SD/MI/SMP/MTs yang diselenggarakan oleh Majelis
(10) Kepala Sekolah pada SD/SMP/MTs LB diangkat dan diberhentikan oleh
Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Daerah Muhammadiyah atas usul Majelis Dikdasmen Penyelenggara
Pimpinan Daerah Muhammadiyah atas usul Majelis Dikdasmen Pimpinan
melalui Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
Daerah Muhammadiyah.
(11) Kepala Sekolah pada SMA LB diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
(4) Kepala Sekolah pada SMA/SMK/MA yang diselenggarakan oleh Majelis
Wilayah Muhammadiyah atas usul Majelis Dikdasmen Penyelenggara melalui
Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh
Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah berdasarkan usul Majelis Dikdasmen
Pimpinan Daerah Muhammadiyah melalui Majelis Dikdasmen Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah..
(5) Kepala Sekolah pada SMA/SMK/MA yang diselenggarakan oleh Pimpinan
Ranting Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah berdasarkan usul Pimpinan Ranting Penyelenggara melalu i
Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang, Daerah, dan Wilayah Muhammadiyah.
Pasal 3 BAB III
Tata Cara Pengusulan Pimpinan Sekolah
Pasal 5
Persyaratan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah adalah :
(1) Berstatus sebagai guru tetap yang diangkat Persyarikatan atau guru dpk pada
Tata cara pengusulan Kepala Sekolah :
jenjang pendidikan yang bersangkutan.
(1) Kepala Sekolah/Madrasah/Mudir Pesantren bersama guru menjaring bakal
(2) Memiliki kualifikasi akademik (minimal berijazah S 1 / D IV), dan
calon kepala sekolah dari guru-guru yang memenuhi persyaratan
kompetensi keguruan.
sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 1 s/d 7.
(3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
(2) Kepala Sekolah/Madrasah/Mudir Pesantren meminta pernyataan
(4) Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
kesediaan tertulis bakal calon untuk dicalonkan sebagai Kepala
pendidikan.
Sekolah/Madrasah/Pesantren.
(5) Anggota Muhammadiyah yang ber KTAM minimal 2 (dua) tahun dan
(3) Kepala Sekolah/Madrasah/Mudir Pesantren mengajukan calon-calon yang
memiliki komitmen terhadap visi dan misi Muhammadiyah.
telah menyatakan kesediaannya lengkap dengan berkas persyaratan
(6) Memiliki kemampuan dalam menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
kepada Majelis Dikdasmen Penyelenggara untuk dilakukan uji kelayakan
sesuai dengan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
dan kepatutan (fit and proper test).
(7) Diutamakan telah mengikuti Pendidikan Khusus Kepala Sekolah yang
(4) Majelis Dikdasmen Penyelenggara melakukan uji kelayakan dan
diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen.
kepatutan terhadap calon-calon kepala sekolah, memberikan penilaian
(scoring), dan mengajukan 3 (tiga) orang calon berdasarkan urutan hasil
Pasal 4
penilaian kepada Majelis Dikdasmen di atasnya.
(5) Majelis Dikdasmen di atasnya sebagaimana ayat (4) pasal ini,
Kepala/Wakil Kepala Sekolah diberhentikan karena :
mengusulkan ketiga calon Kepala Sekolah tersebut kepada Pimpinan
(1). Masa jabatan berakhir, atau
Persayrikatan.
(2) Meninggal dunia, atau
(6) Pimpinan Persyarikatan yang bersangkutan memilih 1 (satu) orang calon
(3) Mengundurkan diri, atau
berdasarkan Rapat Pleno untuk ditetapkan sebagai Kepala Sekolah.
(4) Melakukan tindakan dan perbuatan yang bertentangan dengan Pedoman
(7) Pimpinan Daerah Muhammadiyah menerbitkan Surat Keputusan
Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
Pengangkatan Kepala SD/MI, SMP/MTs, SDLB, SMPLB.
(8) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah menerbitkan Surat keputusan
Pengangkatan Kepala SMA/MA/SMK/SMALB dan Mualimin/at,
Kuliyatul Mubhalighin/at serta Mudir Pesantren.
(9) Pimpinan Cabang Muhammadiyah menerbitkan surat keputusan BAB IV
Masa Jabatan
pengangkatan Kepala Madrasah Diniyah.
Pasal 7

(1) Masa jabatan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah, Mudir dan Naib
Pasal 6
Mudir Pesantren adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu masa jabatan berikutnya.
Tata Cara pengusulan Wakil Kepala Sekolah :
(2) Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah, Mudir dan Naib Mudir
(1) Kepala Sekolah/Madrasah/Mudir Pesantren mengusulkan calon-calon Wakil
Pesantren diharuskan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan
Kepala Sekolah/Mudir Pesantren yang memenuhi persyaratan sebagai mana
mempersiapkan pergantian pimpinan yang baru sekurang-kurangnya 3 (tiga)
dimaksud pada pasal 3 ayat 1 s/d 7, sesuai dengan kebutuhan dan
bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.
kemampuan, setelah mendapat pertimbangan dari Guru, kepada majelis
Dikdamen Penyelenggara, paling lambat 2 bulan setelah tanggal penerbitan
BAB V
surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, untuk ditetapkan sebagai
Penutup
Wakil Kepala Sekolah/Madrasah/Naib Mudir Pesantren melalui uji kelayakan Pasal 8
dan kepatutan (fit and proper test).
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur tersendiri oleh
(2) Majelis Dikdasmen Penyelenggara melakukan uji kelayakan dan kepatutan
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.
terhadap calon-calon wakil kepala sekolah/madrasah/naib mudir pesantren,
(2) Ketentuan yang ada dan bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak
dan memberikan penilaian (scoring), serta mengajukan satu/dua/tiga orang
berlaku lagi.
calon wakil kepala sekolah/madrasah/naib mudir pesantren yang paling layak
(3) Peraturan ini menjadi pengganti Surat Keputusan Majelis Dikdasmen PP
dan patut serta memperoleh nilai tertinggi kepada Majelis Dikdasmen di
Muhammadiyah No. 64/KEP/I.4/F/2006, dan berlaku sejak tanggal
atasnya, setelah mendapat persetujuan Pimpinan Persyarikatan yang
ditetapkan.
bersangkutan untuk ditetapkan sebagai Wakil Kepala Sekolah/Naib Mudir
Ditetapkan : di Jakarta
Pesantren. Tanggal : 24 Rab. Akhir 1430 H
20 April 2009 M
(3) Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah menerbitkan Surat
Keputusan Pengangkatan Wakil Kepala SD/MI, SMP/MTs, SDLB, SMPLB. Ketua,- Sekretaris,-
(4) Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah menerbitkan Surat dto dto
Keputusan Pengangkatan Wakil Kepala SMA/MA/SMK//SMALB dan Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed
Mualimin/at, Kuliyatul Mubhalighin/at serta Naib Mudir Pesantren. NBM : 314.255 NBM : 750.178
(5) Majelis Dikdasmen Cabang menerbitkan surat keputusan pengangkatan Wakil
Kepala Madrasah Diniyah.
PERATURAN Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 24
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR : 097/KEP/I.4/F/2009 Rabiul Akhr 1430 H / 20 April 2009 M.

TENTANG
MEMUTUSKAN
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH MUHAMMADIYAH
Menetapkan : Peraturan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Peraturan Tata
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah :
Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Pengawas
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4 Ayat Sekolah/Madrasah Muhammadiyah.
(2) point e Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan
BAB I
Menengah Muhammadiyah, perlu menetapkan Tata Cara
PENGAWAS
Pengangkatan dan Pemberhentian Pengawas
1) Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah adalah pejabat dalam lingkungan
Sekolah/Madrasah Muhammadiyah.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang diberi tugas dan wewenang untuk
melaksanakan pengawasan dan pembinaan di satuan pendidikan Muhammadiyah;
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 2) Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah wajib memberikan bimbingan
kearah perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan
Muhammadiyah;
pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan pada khususnya.
6. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun
BAB II
2005 di Malang;
PERSYARATAN PENGAWAS
7. Surat keputusan pimpinan Pusat Muhammadiyah Pasal 2
Nomor 138/KEP/I.O/B/2008 tentang Pedoman Majelis
Persyaratan Pengawas Sekolah/Madrasah Muhammadiyah sebagai berikut :
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah; 1) Anggota Muhammadiyah;
2) Berakhlak mulia dan berkomitmen terhadap Persyarikatan;
8. Pedoman Tata Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan
3) Memenuhi standar pengawas Sekolah/Madrasah sesuai Permendiknas Nomor 12
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun tahun 2007 tentang Standar Pengawas;
2006;
BAB III
9. Keputusan Rakernas Majelis Pendidikan Dasar dan TUGAS, WEWENANG, DAN RUANG LINGKUP PENGAWAS
Pasal 3
Menengah Muhammadiyah tahun 2006 di Jakarta;
1) Pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan : Kurikulum, Ketenagaan,
Pengelolaan Sarana dan Prasarana, Administrasi, Keuangan Sekolah dan
memberikan laporan kepada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang BAB VI
mengangkatnya; LAIN-LAIN
Pasal 6
2) Pengawas berwenang mengawasi, menilai, dan membina pendidikan pada
sekolah/madrasah dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Muhammadiyah; Selama menjabat Pengawas mendapat imbalan yang layak sesuai dengan kemampuan
Majelis Dikdasmen bersangkutan.
3) Ruang lingkup tugas dan wewenang pengawas adalah :
a) Bidang Kurikulum berupa pencapaian kurikulum termasuk Al Islam dan Pasal 7
Kemuhammadiyahan;
b) Bidang Ketenagaan, mengenai peningkatan kemampuan professional dan Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila terdapat
kepribadian Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan; kekeliruan
c) Bidang Pengelolaan sarana dan prasarana, meliputi tanah dan bangunan,
perabot, dan peralatan, alat tulis kantor, lingkungan sekolah, tempat ibadah Ditetapkan : di Jakarta
dan lain-lain. Tanggal : 24 Rabiul Akhir1430 H
d) Bidang Administrasi Sekolah, meliputi administrasi Kepala Sekolah, 20 April 2009 M
kesiswaan, guru dan karyawan, perlengkapan, perpustakaan, dan surat
menyurat. Ketua Sekretaris

BAB IV dto dto


LAPORAN
Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed
Pengawas wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Majelis Dikdasmen KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
tentang tugas dan wewenangnya setiap akhir semester.

BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

1) Pengawas Pendidikan Dasar diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Daerah


Muhammadiyah atas usul oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan
Daerah Muhammadiyah;
2) Pengawas Pendidikan Menengah diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah atas usul Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;
3) Pengawas pendidikan Khusus (Madrasah Diniyah) diangkat dan diberhentikan
oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah berdasarkan usul Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah;
4) Pengawas pendidikan Khusus (Madrasah Muallimin/Muallimat,
Mubalighin/Mubalighat, Kursus-kursus diangkat dan diberhentikan oleh Majelis
Pendidkan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
PERATURAN MEMUTUSKAN
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
NOMOR : 098/KEP/I.4/F/2009 Menetapkan : Peraturan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Penetapan Komite
TENTANG
Sekolah/Madrasah Muhammadiyah.
KOMITE SEKOLAH/MADRASAH MUHAMMADIYAH

Bismillahirrahmanirrahim
BAB I
KOMITE SEKOLAH
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, setelah :
Pasal 1
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 4 Ayat
Pengertian
(2) point g Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan
1) Komite Sekolah adalah Komite Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah;
Menengah Muhammadiyah, perlu menetapkan Komite
2) Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat
Sekolah/Madrasah Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan Muhammadiyah;
3) Komite Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (2), merupakan wadah bersama bagi
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
orang-orang yang peduli, ikhlas berkorban, dan mau memberi tanpa pamrih, serta
Muhammadiyah; berjuang untuk kepentingan peningkatan kualitas Sekolah/Madrasah/Pesantren
Muhammadiyah.
10. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun
2005 di Malang; BAB II
KEDUDUKAN DAN SIFAT
11. Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Muhammadiyah tahun 2008; Pasal 2
Kedudukan
12. Pedoman Tata Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun Komite Sekolah berkedudukan di tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK,
Pesantren, atau Komplek Perguruan Muhammadiyah.
2006;
13. Keputusan Rakernas Majelis Pendidikan Dasar dan Pasal 3
Sifat
Menengah Muhammadiyah tahun 2006 di Jakarta;
Komite Sekolah bersifat mandiri tidak mempunyai hubungan struktural dengan
Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Majelis Pendidikan Dasar dan Persyarikatan Muhammadiyah.
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 24
Rabiul Akhir 1430 H / 20 April 2009 M.
BAB III d. Kritiria tenaga kependidikan;
TUJUAN, PERAN DAN FUNGSI e. Kriteria fasilitas pendidikan;
f. Dan lain-lain yang terkait dengan pendidikan;
Pasal 4 5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
Tujuan mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan;
6) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
Komite Sekolah bertujuan untuk : pendidikan di sekolah/madrasah Muhammadiyah sesuai dengan kemampuan;
1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat Muhammadiyah 7) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan penyelenggaran dan keluaran pendidikan di sekolah/madrasah Muhammadiyah.
pendidikan Muhammadiyah;
2) Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat Muhammadiyah dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; BAB IV
3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam ORGANISASI
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
Pasal 7
Pasal 5 Keanggotaan
Peran
1) Keanggotaan Komite Sekolah tediri atas :
1) Sebagai pemberi pertimbangan ( Advisory Agency) dalam penentuan dan a. Unsur masyarakat Muhamadiyah dapat berasal dari :
pelaksanan, kebijakan di sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah; (1) orang tua/Siswa peserta didik;
2) Pendukung (Supporting Agency) baik berwujud financial, pemikiran maupun (2) tokoh masyarakat;
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah/pesantren (3) tokoh pendidikan;
Muhammadiyah; (4) dunia usaha;
3) Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas (5) wakil alumni;
penyelenggaran dan keluaran pendidikan di sekolah.madrasah/pesantren b. Unsur Guru, Majelis Dikdasmen;
Muhammadiyah; c. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang yang
4) Sebagai meditor (Mediator Agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan jumlahnya gasal;
masyarakat di Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah
2) Kepengurusan Komite Sekolah :
Pasal 6 a. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;
Fungsi b. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
c. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan;
1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarkat terhadap
penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah yang bermutu; 3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) :
2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan a. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART;
penyelnggaraan pendidikan Muhammadiyah yang bermutu; b. Anggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat :
3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan (1) Nama dan tempat kedudukan;
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; (2) Dasar, tujuan, dan kegiatan;
4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Sekolah/Madrasah (3) Keanggotaan dan kepengurusan;
Muhammadiyah dalam hal : (4) Hak dan kewajiban anggota pengurus;
a. Kebijakan dan Program pendidikan; (5) Keuangan;
b. Penyusunan RAPB Sekolah/Madrasah; (6) Mekanisme kerja dan rapat;
c. Kriteria kinerja satuan pendidikan; (7) Perubahan AD dan ART untuk pembubaran.
BAB V
PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH BAB V
PENUTUP
Pasal 8 Pasal 11
Prinsip Pembentukan
1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur tersendiri oleh Majelis
Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip musyawarah, transparan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
akuntabel serta kemitraan; 2) Ketentuan yang ada dan bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 9
Mekanisme Pembentukan Ditetapkan : di Jakarta
Tanggal : 24 Rabiul Akhir 1430 H
1) Pembentukan Komite Sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan 20 April 2009 M
terdiri atas unsur Majelis Dikdasmen, Kepala Sekolah, Guru, Pemerhati
pendidikan, tokoh masyarakat Muhammadiyah dan Orang Tua/Wali; Ketua,- Sekretaris,-
2) Panitia melaksanakan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut : dto dto
a. Sosialisasi tentang komite sekolah adalah mengacu pada SK Menteri
Pendidikan No. 044/U/2002 dan SK PP Muhammadiyah No. Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed
138/KEP/I.O/B/2008; KTAM : 314.255 KTAM : 750.178
b. Menyusun kriteria dan identifikasi calon anggota;
c. Seleksi calon anggota;
d. Menyusun nama-nama calon anggota terpilih;

e. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala sekolah;


f. Panitia persiapan dinyatakan bubar;

3) Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali oleh Kepala Sekolah, dan
selanjutnya diatur dalam AD dan ART.

BAB VI
MASA BAKTI
Pasal 10

1) Masa bakti kepengurusan Komite Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah


adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa berikutnya;
2) Ketua Komite Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah diharuskan
menyampaikan laporan pertanggung jawaban dan mempersiapkan penggantian
kepengurusan yang baru sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya
masa jabatan.

Anda mungkin juga menyukai