Anda di halaman 1dari 6

Pada manusia system saraf, khususnya otak mempunyai kemampuan fungsi yang jauh

lebih berkembang dari siatem saraf pada mahluk lain. Fungsi sistemsaraf adalah :

Menerima rangsangan dari lingkungan atau dari dalam tubuh sendiri

Mengubah, memproses dan menghantar rangsangan-rangsangan, serta

Mengkoordinasikan dan mengatur fungsi-fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang dibebaskan


dari pusat ke perifer.
Dalam system saraf pusat berlangsung semua proses-proses kejiwaan dan psikis.
Obat-obat dapat mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP) dengan merangsang
(stimulasi) atau menekan (depresi), dan ada pula obat yang dapat menekan sesuatu fungsi
sekaligus merangsang fungsi yang lain (seperti opiate yang menekan pusat pernapasan, tetapi
merangsang pusat muntah). Efek obat-obat tergantung pada jenis dan sensitivitas reseptor yang
dipengaruhinya.
Obat anti depresi dibagi :

A. PENGHAMBAT MAO (isokarboksazid, nialamid, fenelzin)


B. SENYAWA DIBENZAZZEPIN (imipramin, desmetilimipramin, amitriptilin, desmetilamitriptilin)
C. Lain-lain (nomifensin, mianserin, maprotilin).
Imipramin (derivate dibenzazepin) dan amitriptilin (derivate dibenzodiklo heptadin)
digunakan pengganti penghambat MAO, mengurangai depresi endogen. Perbaikan dalam bentuk
mood ( perasaan, bertambahnya aktiviras fisik, kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan,
pola tidur lebih baik, berkurangnya pikiran bunuh diri. Tidak menimbulkan euphoria pada orang
normal.
Bekerja menghambat reuptake neurotarnsmitor di otak. Berbagai antidepresi trisiklik berbeda
dalam potensi dan selektivitas hambatan reuptake neurotransmitter, yaitu norepinedrin, dan amin
tersier menghambat reuptake serotonin.
Farmakodinamik terhadap kejiwaan ialah elevasi mood. Mekanisme tidak jelas. Bersifat
antimuskarinik pada SS Otonom sehingga penglihatan kabur, mulut kering, obstipasi dan retensi
urin. Sering menimbulkan hipotensi ortostatik, bahkan infark jantung dan presipitasi gagal
jantung.
Efek samping dibenzazepin mirip efek samping atropine. Waspada untuk pemderita
glaucoma atau hipertrofi prostate. Dapat menimbulkan lemah lelah seperti efek fenotiazin. Usia
lanjut dapat pusing, hipotensi postural, sembelit, sukar kencing, edema, tremor.

Imipramin serupa fenotiazin menimbulkan ikterus kolestatik, agranulositos. Toksik akut


ditandai hiperpireksia, hipertensi, konvulsi dan koma.
Untuk menghadapi depresi ringan diberikan psikoterapi. Jika lebih hebat dan terdapat bahaya
bunuh diri, terapi cepat dengan ECT, atau psikofarmaka antidepresi trisiklik. Depresi yang
menyertai penyakit penyakit somatic kronik dan psikoneurosis dengan klordizekposid dan
psikoterapi.
Dikenal pula generasi kedua yaitu amoksapin dan trazodon. Obat ini hanya menghambat
serotonin. Tidak berfungsi untuk dopamine re-uptake.

Praktikum Uji Antidepresan metode water wheel -Farmakologi


Posted on Januari 3, 2014
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mengetahui gejala depresi pada mencit dalam air
2. Mengamati respon immobilitas atau aktivitas motorik mencit terhadap obat-obat
antidepresan pada alat water wheel

Dasar Teori
Depresi merupakan gangguan psikiatri yang paling banyak ditemukan. Ditiap waktu tertentu,
kira-kira 5-6 % populasi dalam keadaan depresi (pravelensi sewaktu) dan perkirakan 10% pernah
depresi selama kehidupannya (prevalensi sepanjang umur). Simpton depresi tidak menyolok dan
sering tidak diketahui bail oleh pasiem ataupun dokter. Pasien dengan keluhan yang tidak jelas,
yang melawan penjelasan sebagai manifestasi penyakit somatic dan yang mereka
sebutneuroticharud dicurigai sebagai penderita depresi.
Farmakologi Dasar Dari Antidepresan
Beberapa rumus kimia telah diketahui mempunyai kemampuan sebagai antidepresan. Jumlahnya
selalu bertambah, meskipun belum diperoleh satu kelompok yang memberikan efek terapi yang
lebih baik.

Obat Imipramin dan Amitriptilin adalah prototip kelompok Trisiklik. Antidepresan trisiklik
dinakamakn demikian karena mempunyai inti cincin tiga, telah digunakan diklinik lebih dari 30an tahun. Kelompok ini rumus kimianya hamper menyerupai fenotiazin begitu pula efek
farmakologinya walaupun sangat kecil. Seperti fenotiazin, semula digunakan sebagai
antihistamin dan baru kemudian untuk antipsikotik. Penemuan sifat antidepresi berdasarkan
observasi klinik.

Farmakokinetik
Umumnya golongan obat trisiklik tidak diabsorbsi sempurna dan mengalami first-pass yang
besar. Karena banyak terikat pada protein dan kelarutan lipid yang relative tinggi, distribusi
volume menjadi sangat besar. Trisiklik dimetabolisasi melalui dua cara yaitu transformasi inti
trisiklik dan perubahan pada rantai samping alifatik. Yang pertama berupa hidroksilasi dan
konjugasi yang membentuk glukoronid; yang berikutnya sebagian besar demetilasi nitrogen.
Monodemetilasi amin tersier menghasilkan metabolit aktif seperti desipramin dan nortriptilin
(masing-masing tersedia sebagai obat). Berapa metabolit monodemesitilasi yang terbentuk tidak
sama antar pasien. Umumnya, proporsi amitriptilin dengan metabolit nortriptilin lebih kearah
obat asli, dan sebaliknya dengan imipramin dan metabolitnya desipramin. Parameter
farmakokinetik beberapa antidepresan antara lain :

No.

Obat

Ketersediaa
n Hayati

Ikatan
protein

(%)

(%)

Plasma
t1/2
(jam)

Metabolit
Aktif

Volume
Ditsribusi

Konsentrasi Plasma
Teraupetik(nm/ml)

(L/kg)

1.

Amitriptilin 31-61

82-96

31-46

Nortriptilin

5-10

80-200 total

2.

Imipramin

79-95

9-24

Desipramin

15-30

>180 total

29-77

Farmakodinamik
Trisiklik menghambat pompa reuptake amin(norepinefrin atau serotonin), yaitu off switches
neutransmisi amin. Dengan demikian member kemungkinan pada neurotransmitter lebih lama
pada reseptor. Efek jangka pendek obat trisiklik dan tetrasiklik adalah untuk menurunkan
ambilan kembali norepinefrin dan serotonin dan menghambat reseptor asetilkolin muskarinik dan
histamin. Trisiklik dan tetrasiklik adalah bervariasi dalam hal efek farmakodinamiknya.
Amoxapine, nortriptyline, desipramine, dan maprotiline memiliki aktivitas antikolinergik yang
paling kecil; doxepine memiliki aktivitas antihistaminergik yang paling besar; clomipramine

adalah trisiklik dan tetrasiklik yang paling selektif serotonin dan seringkali dimasukkan dengan
inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (SSRI) seperti fluoxetine (Prozac).
Pemberian jangka panjang obat risiklik dan tetrasiklik menyebabkan penurunan jumlah reseptor
adrenergik- dan, kemungkinan, penurunan yang serupaa dalam jumlah reseptor serotonin tipe 2
(5-HT2).
Efek Samping Obat Golongan Trisiklik
Efek psikiatrik: suatu efek merugikan yang utama dari obat trisiklik dan tetrasiklik dan
antidepresan lainnya adalah kemungkinan menginduksi episode manik pada pasien gangguan
bipolar I dan pada pasien tanpa riwayat gangguan bipolar I. Adalah penting untuk menggunakan
dosis rendah obat risiklik dan tetrasiklk pada pasien tersebut atau menggunakan obat seperti
fluoxetine (Prozac) atau berupa bupropion (Willbutrin), yang lebih kecil kemungkinannya
menyebabkan episode manik.
Efek neurologis: dua trisiklik, desipramine dan protriptyline, dikaitkan dengan stimulasi
psikomotor. Kedutan mioklonik dan tremor lidah dan anggota gerak atas adalah sering terjadi.
Amoxapine adalah unik dalam hal menyebabkan gejala parkinsonisme, akathisia, dan malahan
diskinesia karena aktivitas penghambatan dopaminergik yang dimiliki oleh salah satu
metabolitnya. Amoxapine juga dapat menyebabkan sindroma neuroleptik malignan pada kasus
yang jarang. Maprotiline dapat menyebabkan kejang jika dosis ditingkatkan terlalu cepat atau
dipertahankan pada kadar yang tinggi untuk jangka waktu yang lama. Clomipramine dan
amoxapine dapat menurunkan ambang kejang lebih dari obat lain dalam kelasnya. Tetapi,
sebagai satu kelas, obat trisiklik dan tetrasiklik memiliki risiko relatif rendah untuk menimbulkan
kejang, kecuali pada pasien yang memiliki risiko untuk kejang (sebagai contohnya, pasien
epileptik dan pasien dengan lesi otak). Dosis awal harus lebih rendah dari biasanya, dan
peningkatan dosis selanjutnya harus bertahap.
Efek antikolinergik: dapat berupa mulut kering, konstipasi, pandangan kabur, dan retensi urin.
Glaukoma sudut sempit juga dapat diperberat oleh obat antikolinergik, dan pencetusan glaukoma
memerlukan terapi gawat darurat dengan obat miotik. Obat trisiklik dan tetrasiklik dapat
digunakan pada pasien dengan glaukoma, asalkan tetes mata pilocarpine diberikan bersamasama. Efek antikolinergik yang berat dapat menyebabkan sindroma antikolinergik sistem saraf
pusat dengan konfusi dan delirium, khususnya jika obat trisiklik dan tetrasiklik diberikan dengan
obat antipsikotik atau antikolinergik.
Sedasi: merupakan efek yang paling sering ditemukan pada obat trisiklik dan tetrasiklik dan
dapat diperkirakan jika mengantuk telah menjadi masalah. Efek sedatif dari obat trisiklik dan
tetrasiklik adalah akibat dari aktivitas serotonergik, kolinergik dan histaminergik (H1).
Efek autonomik: diakibatkan penghambatan adrenergik-1, adalah hipotensi ortostatik, yang
dapat menyebabkan terjatuh dan cedera pada pasien yang terkena. Nortriptyline mungkin
merupakan obat yang paling kecil kemungkinannya menyebabkan masalah tersebut, dan
beberapa pasien berespon terhadap fluorocotisone (Florinef), 0,02 sampai 0,05 mg dua kali

sehari. Efek autonomik lain yang mungkin terjadi adalah keringat berlebihan, palpitasi, dan
peningkatan tekanan darah.
Efek jantung: jika diberikan dalam dosis terapetik yang lazimnya, obat trisiklik dan tetrasiklik
dapat menyebabkan takikardia, pendataran gelombang T, perpanjangan interval QT, dan depresi
segmen ST dalam pencatatan elektrokardiografik (EKG). Imipramine memiliki efek mirip
quinidine pada kadar terapetik plasma dan dapat menurunkan jumlah kontraksi prematur
ventrikular. Pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, obat trisiklik dan tetrasiklik harus
dimulai dengan dosis kecil, dengan peningkatan dosis secara bertahap dan memantau fungsi
jantung.
Efek merugikan lain: penambahan berat badan terutama suatu efek penghambatan reseptor
histamin tipe 2 (H2), sering terjadi. Impotensi suatu masalah yang kadang-kadang ditemukan
kemungkinan lebih sering berhubungan dengan amoxapine karena penghambatan reseptor
dopamin yang disebabkan oleh obat dalam traktus tuberoinfundibular.

Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang
sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah
yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas,
dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:

Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama


serotonin

Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap
suatu situasi sosial

Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan


pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American
Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih)
gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan
biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat
atau kemampuan menikmati sesuatu.
1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari,
yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan
orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).

2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian
besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau
pengamatan orang lain)
3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya
berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan
sebelumnya dalam satu bulan)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang
lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar(bisa
merupakan delusi), dan mengganggap bahwa sumber dari setiap masalah adalah dirinya
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat
keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang
lain)
9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali
muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau
rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan
sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting
dalam kehidupan seseorang.
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya
merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orangorang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai