Oleh
FIRDA NANDIYAH DWI ANGGRAENI
NIM 109017000025
NIM
: 109017000025
Jurusan
: PendidikanMatematika
Angkatan Tahun
: 2009
Alamat
Nama
NIP
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
2. Nama
NIP
DosenJurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala
konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Februari 2014
Yang Menyatakan
ABSTRAK
Firda Nandiyah Dwi Anggraeni (109017000025), Penggunaan Bahan Ajar
Berbasis Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Peserta Didik Pada Materi Aljabar
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : mengetahui dan mengidentifikasi
kemampuan pemecahan masalah matematik, aktivitas, serta tanggapan peserta
didik setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual. Penelitian dilakukan di MTsN Tangerang II Pamulang
pada tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Instrumen penelitian berupa bahan ajar, tes kemampuan pemecahan
masalah, lembar observasi aktivitas peserta didik, jurnal harian siswa, pedoman
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik. Pada siklus I rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik
sebesar 62,76 meningkat menjadi 70,98 pada siklus II. Selain kemampuan
pemecahan masalah, aktivitas belajar pada siklus I tergolong aktif dengan
presentase sebesar 59,92% meningkat pada siklus II menjadi 73,28% dan
tergolong aktif . Berdasarkan analisis terhadap jurnal harian, persentase
tanggapan positif yang diberikan peserta didik pada siklus I sebesar 66,38% dan
dapat dikategorikan pada kategori baik , meningkat menjadi 77,62% pada siklus
II dan dapat dikategorikan pada kategori baik.
Kata Kunci : Bahan ajar, pendekatan kontekstual, pemecahan masalah.
ABSTRACT
Firda Nandiyah Dwi Anggraeni (109017000025), Using Learning Material
Based on Contextual Approach to Enhance Mathematical Problem Solving Ability
of Students in Algebra.
The purpose of this research is to analyze : knowing and identifying mathematical
problem solving ability, activities, and students response after the
implementation of learning material based on contextual approach. This research
was held at MTsN Tangerang II Pamulang in academic year of 2013/2014 with
used Classroom Action Research (CAR). The instrument used in this research is
learning material based on the contextual approach, mathematical problem
solving test, the observation sheet of students activities, students daily journals,
the manual interviews, field notes and documentation.
The result of this research shows that the learning materials based on contextual
approach can increase the mathematical problem solving ability of students. The
average of mathematical problem solving ability is 62,76 in phase I and increased
to 70,98 in phase II. Beside the problem solving ability, the students activities
can be categorized as active with 59,92% in phase I and increased in phase II to
73,28%, and can be categorized as active. Based on the students daily journals,
the percentage of positive responses was given by students in phase I is 66,38%
and can be categorized as good, increased to 77,62% in phase II and can be
categorized as good.
Key Words : Learning Material, Contextual Approach, Problem Solving.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat, dan
nikmat yang tiada terhingga, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik melalui serangkaian proses penyelesaian. Skripsi ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi yang berjudul Penggunaan Bahan Ajar Berbasis
Pendekatan Kontekstual Untuk Mengingkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Peserta Didik Pada Materi Aljabar penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tidak sedikit kesulitan yang diperoleh pada saat menjalani proses
penyusunan skripsi. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
berikan kepada:
1.
Ibu Nurlena RifaI, M.A, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selaku dosen pembimbing I yang telah
sabar dan telah rela meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis pada proses penyusunan skripsi, dan juga sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah rela memberikan arahan dan motivasi
selama masa perkuliahan,
3.
4.
Ibu Lia Kurniawati, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah sabar
membimbing dan meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membantu
penyusunan skripsi ini.
iii
iv
5.
Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku validator bahan ajar yang telah dibuat
oleh peneliti.
6.
7.
8.
9.
Ibu Dra. Eka Munawaroh, M.Ed dan Bapak Usep Rahmat, S.Ag, M.Si selaku
guru matematika MTsN Tangerang II Pamulang yang telah memberi masukan
kepada peneliti selama proses penelitian.
10. Ibu Dra. Enung Sutiasih selaku guru bidang studi matematika kelas VII-XI
yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam proses
penelitian.
11. Ibunda tercinta Sri Hadiyah dan ayahanda tercinta Buang yang telah
mencurahkan seluruh kasih sayang serta perhatiannya kepada penulis, dan tak
henti-hentinya memberikan motivasi, doa dan semangat kepada peneliti.
12. Kakakku Eka Maryatiningsih, S.E dan kakak iparku Priyanto, yang telah
memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.
13. Seseorang spesial Ahmad Gunawan, yang telah rela memberikan perhatian
dan mendengarkan keluh kesah penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
14. Sahabatku, Syifa Farhana dan Selviana Rosa yang telah rela menemani
peneliti dalam suka duka menyusun skripsi ini.
15. Teman-temanku, Intan, Fitri, Ambar, Kiki, Dewi dan Sarah yang telah
memberikan semangat kepada penulis.
16. Teman-temanku angkatan 2009 yang selalu memberikan semangatnya kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
17. Teman-temanku, Mas Nur, Mas Natsir, Dadan, Ka Afif, Tiara, Mba Lia, dan
teman-teman lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 10
C. Fokus Penelitian ................................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ........................................... 13
A. Kajian Teori ......................................................................................................... 13
1. Bahan Ajar ..................................................................................................... 13
a. Pengertian Bahan Ajar ............................................................................. 13
b. Karakteristik Suatu Bahan Ajar ............................................................... 15
c. Jenis Bahan Ajar ...................................................................................... 17
d. Fungsi Bahan Ajar ................................................................................... 18
e. Manfaat Bahan Ajar ................................................................................ 18
f. Cakupan Bahan Ajar................................................................................ 19
vi
vii
2. Pendekatan Kontekstual ................................................................................ 23
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ........................................................ 23
b. Karakteristik Pendekatan Kontekstual .................................................... 24
3. Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................................. 33
A. Masalah.................................................................................................... 33
B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik......................................... 34
4. Aljabar ........................................................................................................... 40
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 42
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ........................................................ 43
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................................. 46
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN........................................................................ 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 47
B. Metode Penelitian ................................................................................................ 47
C. Subjek Penelitian ................................................................................................. 50
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ......................................................... 50
E. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................................. 50
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................................................... 54
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 56
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 58
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ..................................................................... 59
J. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 59
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................................................... 60
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ............................... 62
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................................... 62
1. Tahapan Pra Penelitian .................................................................................. 62
2. Pelaksanaan Siklus I ...................................................................................... 64
3. Pelaksanaan Siklus II ..................................................................................... 107
B. Analisis Data ....................................................................................................... 135
C. Pembahasan Temuan Penelitian .......................................................................... 144
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................................. 47
Tabel 3.2 Tahapan Observasi Pra Penelitian .................................................................... 50
Tabel 3.3 Tahapan Penelitian Siklus I .............................................................................. 51
Tabel 3.4 Tahapan Penelitian Siklus II ............................................................................ 52
Tabel 3.5 Klasifikasi Aktivitas Peserta Didik .................................................................. 55
Tabel 3.6 Klasifikasi Tanggapan Peserta Didik ............................................................... 55
Tabel 4.1 Hasil kemampuan pemecahan masalah pra penelitian ..................................... 64
Tabel 4.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I................................................ 84
Tabel 4.3 Persentase Per Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 86
Tabel 4.4 Skor Aktivitas Peserta Didik Siklus I ............................................................... 92
Tabel 4.5 Analisis Hasil Validasi Bahan Ajar .................................................................. 97
Tabel 4.6 Tanggapan Peserta Didik Siklus I .................................................................... 101
Tabel 4.7 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II .............................................. 122
Tabel 4.8 Persentase Per Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 124
Tabel 4.9 Skor Aktivitas Peserta Didik Siklus II ............................................................. 128
Tabel 4.10 Persentase Tanggapan Peserta Didik Siklus II ............................................... 132
Tabel 4.11 Persentase Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah................................. 136
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik ............ 139
Tabel 4.13 Persentase Aktivitas Pembelajaran Peserta Didik .......................................... 140
Tabel 4.14 Tanggapan Peserta Didik ................................................................................ 142
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Skema Penyusunan Bahan Ajar Materi PLSV dan PtLSV ................................... 21
Bagan 2.2 Skema Penyusunan Bahan Ajar Materi Artitmatika Sosial .................................. 22
Bagan 2.3 Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual ......................................... 32
Bagan 2.4 Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan .......................................................... 45
Bagan 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................... 49
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
xiv
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
juga banyak digunakan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika merupakan ilmu universal yang digunakan dalam
penerapan teknologi modern. Dalam kurikulum Pendidikan Nasional,
matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada tiap
jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Hal ini tidak berlebihan mengingat
banyaknya manfaat yang dapat digunakan saat mengaplikasikan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut buku standar isi yang dikembangkan
oleh BSNP, matematika perlu diberikan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama.
Pembelajaran matematika pada tingkat sekolah menengah mengacu
pada sebuah prinsip bahwa peserta didik belajar secara aktif, dan learning how
to learn dengan perincian sebagaimana tercantum dalam empat pilar
pendidikan yaitu : learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live together.
masalah
matematik,
(3)kemampuan
bernalar
matematik,
untuk
memberikan
penguasaan
prinsip-prinsip,
namun
juga
untuk
mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban
belum tampak jelas. 3
Proses pemecahan masalah merupakan suatu proses yang dilakukan
untuk memberikan solusi terhadap suatu kendala atau permasalahan dimana
solusi tersebut belum jelas dengan menggunakan pengetahuan yang telah
dikenal sebelumnya. Proses ini dapat dilihat dari bagaimana peserta didik
membuat penyelesaian secara sistematis dengan menggunakan kemampuan
kognitif dan kreativitas mereka untuk membuat suatu model maupun langkahlangkah sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan
pemecahan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta
didik. Hal ini tercantum dalam kurikulum pendidikan pada mata pelajaran
matematika di Indonesia. Lebih lanjut, hal ini tertuang secara formal dalam
beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika
yang menuntut siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika.
Menurut buku standar isi yang dikeluarkan oleh BSNP, penyusunan
standar kompetensi, dan kompetensi dasar digunakan sebagai landasan
pembelajaran
untuk
mengembangkan
kemampuan-kemampuan
dasar
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya : UNESA
University Press, 2008), h.35.
yang ada, namun lebih kepada menghasilkan pelajaran baru mengenai sesuatu
yang baru. 4
Kemampuan pemecahan masalah penting dimiliki oleh setiap peserta
didik agar peserta didik mampu untuk melatih daya berpikirnya untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran matematika
baik dalam menjawab soal-soal bentuk tidak sederhana, maupun permasalahan
matematika dalam kehidupan sehari-hari
Hasil penelitian yang dilakukan oleh TIMMS (Trends in Mathematics
and Science Study) pada tahun 2011 sebagaimana dilansir pada website
kompas, mengatakan bahwa pencapaian prestasi belajar peserta didik pada
bidang matematika dan sains menurun. Indonesia berada pada peringkat 38
dari 42 negara peserta dengan skor 386. Hasil ini menunjukan prestasi belajar
peserta didik pada bidang sains dan matematika turun 11 peringkat dari hasil
penelitian TIMMS pada tahun 2007. Menurut Wono Setyabudhi, pembelajaran
matematika di Indonesia masih menekankan pada penghafalan rumus dan
berhitung bahkan guru pun otoriter dengan keyakinannya pada rumus-rumus
dan rumus yang sudah ada. Sehingga diperlukan suatu inovasi pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika peserta
didik di Indonesia. 5
Hasil belajar matematika peserta didik yang dikategorikan rendah
tersebut dapat dijadikan sebuah cermin bagi praktisi pendidikan di Indonesia.
Berbagai permasalahan yang timbul di dalam pendidikan tentu saja
membutuhkan perhatian yang serius, bukan hanya dari guru melainkan seluruh
elemen masyarakat yang terlibat dalam proses pendidikan peserta didik.
Perhatian utama yang ditujukan untuk para guru, mengaharuskan mereka
mencari inovasi-inovasi pembelajaran matematika yang akan menjadikan
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, dengan harapan akan
meningkatkan hasil belajar serta kemampuan dasar matematika peserta didik.
4
Ina V.S Mullis, et all, TIMMS 2011 International Results in Mathematics, (USA :
TIMMS and PIRLS International Study Center, 2012), h.114
pembelajaran
matematika
yang
dapat
mengoptimalkan
susun secara sistematis yang dapat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran disebut dengan bahan ajar. Ketersediaan bahan ajar di Indonesia
sudah cukup baik dari segi kuantitas dan kualitas. Bahan ajar memiliki
kontribusi yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Banyak media yang dapat dijadikan bahan ajar oleh guru baik dari buku
pelajaran, LKS, modul, maupun melalui media pembelajaran interaktif yang
menggunakan perangkat multimedia maupun internet. Namun, ketersediaan
bahan ajar cetak matematika yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah sangat jarang ketersediaannya. Bahan ajar cetak yang tersedia saat ini
lebih bersifat umum. Sifat umumnya bahan ajar cetak yang tersedia terlihat dari
masih banyaknya soal-soal umum mulai dari soal pemahaman konsep maupun
kemampuan-kemampuan lain. Selain itu kuantitas soal-soal yang berkaitan
yang dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah sedikit. Hal ini juga
menyebabkan peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah yang
rendah, karena peserta didik kekurangan latihan-latihan soal maupun sumbersumber belajar yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah.
Bahan ajar disusun didasarkan pada kebutuhan lingkungan pendidikan
yang bersangkutan. Penyusunan bahan ajar disesuaikan dengan apa yang
dibutuhkan oleh peserta didik dalam suatu satuan pendidikan. Selain itu,
kebutuhan antara peserta didik dalam suatu satuan pendidikan akan berbeda
dengan kebutuhan peserta didik lain pada satuan pendidikan yang lain. Oleh
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta : DIVA
press, 2011), h.16
karena itu, bahan ajar antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dapat
berbeda.
Ketersediaan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tentu saja dapat
meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan peserta didik, karena peserta
didik akan mempunyai suatu bahan pembelajaran yang dapat mereka gunakan
dengan atau tanpa bimbingan guru dan bahan ajar yang menyenangkan. Selain
itu, bahan ajar dapat digunakan untuk mengeksplorasi kemampuan peserta
didik, dan mampu mendukung peserta didik untuk belajar mandiri di rumah
maupun melalui bimbingan guru.
Karena bahan ajar dapat dibuat fleksibel dengan disesuaikan pada
lingkungan pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk membuat bahan ajar
yang disesuaikan dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual
merupakan sebuah alternatif proses pembelajaran modern yang didasarkan
pada penggunaan konteks kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran
dengan
menggunakan
berbagai
tahapan-tahapan
pembelajaran.
Pada
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
10
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. Prestasi belajar matematika masih rendah dibandingkan Negara lain.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang rendah.
3. Kurangnya inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah
4. Kurangnya bahan ajar matematika yang mendukung dalam peningkatan
kemampuan pemecahan masalah.
5. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang inovatif di dalam
pembelajaran matematika di kelas.
C. Fokus Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan memberikan arah yang tepat dalam
proses pembahasan, pada penelitian ini peneliti memfokuskan ruang lingkup
penelitian hanya pada aspek :
1. Bahan ajar yang akan digunakan adalah bahan ajar cetak yang memuat
materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan aritmatika
sosial.
2. Bahan ajar yang akan dibuat adalah bahan ajar yang sesuai dengan
pendekatan kontekstual.
3. Pendekatan kontekstual
11
4. Kemampuan peserta didik yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
kemampuan pemecahan masalah matematik, dengan didasarkan pada
indikator ketercapaian sebagai berikut :
a. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
pemecahan masalah.
b. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
c. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dijabarkan
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik
dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual ?
2. Bagaimanakah aktivitas peserta didik selama pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
3. Bagaimanakah tanggapan yang diberikan oleh peserta didik terhadap
bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan mengidentifikasi kemampuan pemecahan masalah
matematik peserta didik dengan menggunakan bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual.
2. Mengidentifikasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual.
3. Mengidentifikasi tanggapan peserta didik terhadap bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual.
12
F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
2.
lain
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
Peneliti lain, sebagai refrensi bagi peneliti lain untuk meneliti bahan ajar
melalui pendekatan pembelajaran matematika lain pada materi lain
ataupun kemampuan matematika peserta didik yang lain.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN TEORI
1. Bahan Ajar
Pembelajaran di sekolah bukan hanya mengandalkan guru sebagai
pusat dari seluruh kegiatan pembelajaran, melainkan juga berbagai sumber
yang digunakan untuk membantu peserta didik di dalam pembelajaran, salah
satunya adalah bahan ajar. Selain digunakan untuk membantu guru
memberikan pembelajaran di dalam kelas, bahan ajar juga dapat digunakan
peserta didik untuk membantu mempelajari materi pembelajaran.
a. Pengertian Bahan Ajar
Berbagai sumber belajar yang digunakan di Indonesia, selain
buku-buku teks juga banyak digunakan bahan ajar yang dapat
menunjang proses pembelajaran peserta didik baik di sekolah maupun di
rumah. Bahan ajar saat ini menjadi hal penting yang dapat menunjang
proses pembelajaran peserta didik. Kurangnya bahan ajar yang inovatif
dan dapat mendukung proses pembelajaran serta metode pembelajaran
yang konvensional dapat berakibat pada rendahnya mutu pendidikan dan
juga rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007):
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan
bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta
lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk
belajar.1
13
14
lain
bahwa,
diungkapkan
bahan
dalam
ajar
website
merupakan
Dikmenjur,
seperangkat
untuk
memungkinkan
bahan
ajar
dapat
menunjang
15
pembelajaran
baik
pembelajaran
mandiri
maupun
16
Ika lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (sesuai dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan), (Padang: Akademia, 2013), h. 2-3
5
Ibid
17
Bahan ajar dengar (audio), bahan ajar audio adalah bahan ajar yang
hanya dapat didengar oleh peserta didik. Contohnya : kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu bahan ajar yang
dapat dilihat dan dapat didengar oleh peserta didik, sehingga pesera
didik akan lebih jelas untuk memahami materi, karena bukan hanya
audio tetapi juga divisualisasikan kepada peserta didik. Contohnya :
video comapct disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif : CAI (Computer Assisted
Instruction), CD (Compact Disk) multimedia pembelajaran interaktif
dan bahan berbasis web (web based learning materials).
Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang paling banyak
tersedia saat ini. Selain lebih mudah dalam proses pembuatan, bahan ajar
cetak juga memiliki harga yang relatif terjangkau dibandingkan bahan
ajar lain. Selain itu bahan ajar cetak juga lebih mudah digunakan
dibandingkan dengan bahan ajar lain. Bahan ajar cetak banyak
6
18
digunakan dalam satuan pendidikan saat ini, diikuti dengan bahan ajar
yang berbasis multimedia untuk meningkatkan kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik.
Sebagi
satu-satunya
sumber informasi
serta pengawas
dan
Sebagai
bahan
pendukung
proses
pembelajaran
yang
diselenggarakan.
Dengan melihat fungsi bahan ajar sebagi bahan ajar dalam
pembelajaran klasikal, bahan ajar dapat digunakan untuk membantu
proses pembelajaran konvensional agar menghasilkan sesuatu yang lebih
baik. Dilihat dari fungsinya, bahan ajar memiliki peranan yang cukup
penting dalam proses pembelajaran peserta didik maupun guru.
e. Manfaat Bahan Ajar
Selain dengan fungsi yang telah dibahas, bahan ajar juga memiliki
beberapa manfaat. Bahan ajar bisa didapatkan dalam bentuk bahan ajar
yang sudah siap pakai, ataupun bahan ajar yang kita buat sendiri. Setiap
macam memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Berikut ada
19
2.
Bahan ajar menjadi lebih kaya. Kekayaan bahan ajar dapat dilihat
bahwa bahan ajar disusun atas berbagai refrensi sehingga membuat
bahan ajar lebih lengkap dan kaya, sehingga dapat membantu
peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
3.
Dengan membuat bahan ajar sendiri, maka guru akan terlatih dalam
membuat bahan ajar yang baik, yang disesuaikan dengan kondisi
peserta didik.
Dilihat dari beberapa manfaat bahan ajar diatas banyak
20
Susunan tampilan
Bahasa yang mudah
Menguji pemahaman
Stimulan
Kemudahan dibaca
Materi instruksional
Pada bahan ajar ini, beberapa hal yang akan difokuskan untuk
dibuat pada bahan ajar ini adalah petunjuk belajar, kompetensi yang akan
dicapai, content atau isi materi pembelajaran, latihan-latihan, informasi
pendukung, petunjuk kerja, dan evaluasi. Sedangkan respon atau balikan
terhadap hasil evaluasi tidak diwajibkan ada, hanya sebagai pelengkap
dalam beberapa evaluasi.
Proses pembuatan bahan ajar yang akan dilakukan pada
penelitian ini didasarkan dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, serta
8
Ibid, h.8
21
KALIMAT TERBUKA
Pengertian PLSV
Penyelesaian PLSV
Lambang
Pengertian
Pertidaksamaan
Pertidaksamaan
PtLSV
yang setara
Penerapan PtLSV
22
Analisis Kurikulum
ARITMATIKA SOSIAL
Bunga tunggal.
Bagan 2.2
Skema Penyusunan Bahan Ajar Materi Aritmatika Sosial
23
2.
Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Urgensi sebuah pembelajaran matematika yang bermakna di dalam
dunia
kependidikan,
pembelajaran
memunculkan
matematika
yang
beragam
inovatif.
pendekatan-pendekatan
Pendekatan-pendekatan
10
24
pada
partisipasi
peserta
didik
dalam
mengkonstruk
(Jakarta : Refrensi,
2012), h.76
12
25
2. Pendekatan
kontekstual
mendorong
peserta
didik
menemukan
kontekstual
pembelajaran
dalam
mendorong
kehidupan,
peserta
bukan
didik
hanya
menerapkan
sebagai
bentuk
dari
ketiga
bentuk
karakteristik
diatas,
pendekatan
namun
lebih
menekankan
guru
sebagai
fasilitator
yang
26
14
Ibid, h.264
Rusman, op. cit. h.194
27
3) Bertanya
Proses pembelajaran kontesktual, bertanya digunakan untuk
memancing peserta didik menemukan suatu pengetahuan tersendiri.
Selain itu, pertanyaan juga dapat diajukan sebagai salah satu alat dalam
membimbing
peserta
dipelajarinya.
mengarahkan peserta
didik
dalam
menemukan
materi
yang
yang diberikan
16
28
4) Masyarakat Belajar
Permasalahan yang diberikan akan lebih mudah dipecahkan
ketika seseorang bekerja sama dengan orang lain. Dalam pembelajaran
bentuk kelompok, peserta didik akan lebih mudah dalam sharing
menyelesaikan permasalahan. Kerja sama dalam saling memberi dan
menerima sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah. konsep
masyarakat belajar ini dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok.
Maksud dari masyarakat belajar yakni membiasakan peserta didik untuk
melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber-sumber yang di
dapatkan dari teman belajar yang lainnya. 17
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual,
peserta didik diminta untuk duduk bersama dengan kelompoknya dalam
menyelesaikan lembar kerja atau bahan ajar yang telah diberikan.
Penyelesaian tersebut dilakukan bersama dengan kelompok yang
heterogen. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menemukan apa
perbedaan antara kalimat terbuka dengan pernyataan. Mereka diminta
untuk mendiskusikan perbedaan tersebut di dalam kelompok. Setelah
itu, beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas. Dalam kelompok, peserta didik akan
berkomunikasi dan sharing pendapat mengenai materi yang mereka
pelajari. Hal ini akan membantu siswa dalam mengkonstruk pemahaman
di dalam kelompok.
5) Pemodelan
Pemodelan merupakan salah satu cara guru dalam memberikan
contoh kegiatan yang akan dilakukan juga kepada peserta didik.
Contohnya, pada pembelajaran aritmatika sosial guru menjadi seorang
pedagang alat tulis di kelas. Salah satu peserta didik diminta untuk
menjadi seorang pembeli. Setelah proses jual beli, guru menghitung
keuntungan yang didapatkannya dari hasil penjualan. Contoh lain, guru
17
29
6) Refleksi
Proses
refleksi
dilakukan
dengan
mengurutkan
kembali
Diskusi
Hasil karya. 19
Sebagai contoh proses refleksi, di dalam kelas guru bertanya
kepada peserta didik tentang apa yang telah mereka pelajari hari ini dan
18
19
30
20
31
umum,
tidak
terlihat
perbedaan
signifikan
antara
21
22
32
Penyajian :
1.
Penutup :
1. Peserta didik memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran
hari ini.
2. Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang diberikan
peserta didik.
3. Guru melakukan proses refleksi dengan bertanya kepada peserta didik.
4. Guru membuat kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
Bagan 2.3
Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual
23
33
3.
24
. Menurut
melakukan
satu
tahapan
penyelesaian.
Penylesaian
suatu
2) Non-routine problems
Non-routine problems, require a strategy to be developed to
understand the problem, to plan to solve it, and to evaluate the results of
attempts to solve the problem26
24
34
Bentuk lain dari sebuah masalah, adalah masalah non rutin, dalam
permasalahan ini, peserta didik memerlukan strategi yang digunakan untuk
mengembangkan dan untuk memahami masalah, untuk merencanakan
pemecahan masalah tersebut, dan untuk mengevaluasi hasil percobaan untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan.
Sehingga
masalah
non
rutin
yang banyak
26
27
Ibid
Atmini Dhuhori, dan Markaban, op. cit.,h. 7
35
28
36
31
Utari Sumarmo, Proses Berpikir Matematik : Apa dan Mengapa Dikembangkan, dalam
Utari Sumarmo (ed.), Berpikir dan Disposisi Matematika Serta Pembelajarannya, (Bandung :
Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2013), h.445
37
32
Tatag Yuli E.S, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan
Masalah Untu Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya : UNESA University Press,
2008), h. 35
33
Effandi Zakaria, dan Normah Yussof, op.cit., h. 233.
38
Nasution S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2003), h. 171
35
The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), op.cit., h.34
39
36
40
4.
Aljabar
Kurikulum mata pelajaran matematika yang terdapat di Indonesia
pada tingkat SMP secara umum terbagi menjadi beberapa materi pokok
yaitu aljabar, geometri, dan statistik dan peluang. Materi alajabar merupakan
materi yang wajib didapatkan oleh peserta didik pada tingkat SMP.
Menurut NCTM materi pokok aljabar : 38
Instructional programs for prekindergarten through grade 12 should
enable all students to :
Understand pattern, relations, and functions.
Represent and analyze mathematical situations and structures using
algebraic symbols.
Use mathematical models to represent and understand quantitative
relationships.
Analyze change in various contexts.
Standar NCTM pada materi aljabar mulai dari mengetahui pola-pola,
relasi, fungsi, sampai kepada merepresentasikan suatu situasi matematika
kedalam simbol-simbol dalam aljabar, membuat model, dan menyelesaikan
model yang telah dibuat. Tahapan-tahapan itu yang harus dilakukan oleh
peserta didik untu memecahkan masalah yang berkaitan dengan aljabar.
Tahapan-tahapan instruksional program aspek aljabar diatas dapat
dijadikan sebagai suatu treatment kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Pelatihan yang dilakukan
kepada peserta didik dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti diatas.
Menurut Johnson dan Rising aljabar adalah sebuah bahasa simbol dan
suatu bentuk relasi. Penggunaan aljabar bukan hanya dalam ruang lingkup
simbol atau bentuk keabstrakan, namun penggunaannya dapat diperluas
hingga penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan
masalah dilakukan dengan terlebih dahulu membuat simbol-simbol dan
kemudian menyelesaikan simbol tersebut. 39
38
41
42
2.
40
3.
40
43
dasar
matematika
yang
dituntut
oleh
kurikulum
44
45
Pendekatan
Pembelajaran Inovatif
Bahan Ajar
Bahan yang
disusun secara
sistematis
berdasarkan
kurikulum
Meningkatkan
partisipasi aktif peserta
didik
Meningkatkan
kemampuan dasar
matematika peserta
didik
Pendekatan Kontekstual :
Bahan Ajar
Berbasis
Pendekatan
Kontekstual
Peserta didik
mengkonstruk
pengetahuan dalam pikiran
mereka sendiri
Pembelajaran mengkaitkan
materi dengan konteks
kehidupan nyata
Tujuan
Pembelajaran
Matematika
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika
- Proses berpikir
tingkat tinggi
- Penyelesaian
masalah yang tidak
rutin
- Membutuhkan
pengetahuan
sebelumnya dalam
menyelesaikan
masalah
Bagan 2.4
Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
46
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan pengajuan konseptual intervensi
tindakan, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut Dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
maka kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik akan
meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan
Oktober
1.
Persiapan/Perencanaan
2.
Observasi awal
3.
Pelaksanaan
4.
Analisis Data
5.
Laporan Penelitian
November
Desember
Januari
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Terdapat tiga pengertian yang
dapat dijelaskan dari istilah tersebut, yaitu : 1
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi, dengan tujuan dan bermanfaat dalam
meningkatkan mutu bagi suatu hal yang diminati.
2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa-siswi.
1
Rudi Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya : AprintA, 2009) , h. 3-9.
47
48
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas, tetapi dalam pengertian
pembelajaran yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa-siswi yang
dalam waktuyang sama guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah proses investigasi yang
berulang dan reflektif yang dilakukan oleh guru/calon guru untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran. (Susilo dalam Rudi :2009).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu model penelitian dimana terdapat bentuk kajian sistematis reflektif yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam memperbaiki kondisi
pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat tahapan disetiap
siklusnya. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
Tahap I
49
Siklus I
Tindakan
(Acting)
Pengamatan
(Observing)
Perencanaan
(Planning)
Refleksi
(Reflection)
Siklus II
Tindakan
(Acting)
Pengamatan
(Observing)
Bagan 3.1
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
50
C. Subjek penelitian
Subjek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru bidang studi
matematika yang bertindak sebagai observer. Sedangkan subjek penerima
pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-11 di MTsN Tangerang II
Pamulang.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai perancang dan
pelaksanaan tindakan pembelajaran di dalam kelas. Peneliti membuat
perencanaan pembelajaran, pelaksana pembelajaran, pengumpul data, serta
penganalisis hasil data yang telah dikumpulkan serta melaporkan hasil
penganalisisan data. Dalam prosesnya, peneliti dibantu oleh guru pengampu
mata pelajaran matematika yang bertindak sebagai observer. Observer
membantu peneliti dalam pelaksanaan kegiatan serta sebagai penilai kegiatan
pembelajaran dikelas, dan sebagai sumber informasi yang digunakan untuk
mendapatkan data mengenai kelas yang dijadikan subjek penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, dimana terdiri atas
siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilakukan dengan 5 kali tatap muka. Hal
ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik setelah diberikan tindakan atau perlakuan. Langkahlangkah yang akan dilakukan pada setiap siklus terdiri atas beberapa tahap.
Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini
disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Tahapan Observasi Pra Penelitian
1. Analisis kurikulum dan studi pustaka
2. Observasi ke MTsN Tangerang II Pamulang
3. Mengurus surat izin penelitian
4. Wawancara terhadap ketua MGMP Matematika di MTsN Tangerang II
Pamulang
5. Wawancara kepada guru pengampu mata pelajaran dan peserta didik
51
Tabel 3.3
Tahapan Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Mendiskusikan RPP dengan guru pengampu mata pelajaran
3. Membuat bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual sesuai dengan
materi dalam RPP
4. Mempersiapkan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual, lembar
observasi aktivitas peserta didik, lembar jurnal harian, pedoman
wawancara, lembar validasi bahan ajar dan catatan lapangan.
5. Memvalidasi bahan ajar kepada validator ahli bahan ajar dan guru
pengampu mata pelajaran matematika di sekolah
6. Melakukan revisi bahan ajar berdasarkan hasil validasi
7. Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk powerpoint
8. Membuat soal tes kemampuan pemecahan masalah siklus I
9. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Menginformasikan
penggunaan
bahan ajar
berbasis
pendekatan
kontekstual
3. Pemberian sebuah konteks yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
4. Mengelompokkan
peserta
didik
kedalam
beberapa
kelompok
beranggotakan 5 6 orang
5. Peserta didik mendiskusikan permasalahan awal di dalam bahan ajar
untuk membangun konsep awal mengenai sebuah materi dan
52
Tabel 3.4
Tahapan Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembuatan RPP
ini disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru pengampu mata pelajaran
3. Membuat bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual sesuai dengan
53
materi dalam RPP. Pembuatan bahan ajar disusun dibuat berbeda dalam
penyajian seperti peletakan kotak pertanyaan, perintah kerja pada setiap
unit
penggunaan
bahan ajar
berbasis
pendekatan
kontekstual
3. Pemberian sebuah konteks yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
4. Mengelompokkan
peserta
didik
kedalam
beberapa
kelompok
54
70%.
55
2. Aktivitas
peserta
aktif.
Tabel 3.5
Klasifikasi Aktivitas Peserta Didik3
Kategori
Persentase
Kurang aktif
< 25%
Cukup aktif
25% - 50%
Aktif
51% - 75%
Sangat aktif
76% - 100%
Tabel 3.6
Klasifikasi Tanggapan Positif Peserta Didik4
Kategori
Persentase
Sangat Kurang
0% - 20%
Kurang
21% - 40%
Cukup
41% - 60%
Baik
61% - 80%
Sangat Baik
81% - 100%
I Wayan Soma, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Strategi Siklus ACE Pada Pembelajaran Kimia, WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi-Volume
11,3,2012, h. 109.
4
Dewanta Arya Nugraha, dan Wasis, Pengembangan Media E-Book Interaktif Bilingual
Pada Materi Pokok Kalor Untuk SMA Kelas X, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Volume
03 No.01, 2014, h.3
56
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penilaian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian. Instrument
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a.
b.
Instrumen tes
Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah matematik untuk siklus I dan siklus
II. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator yang telah disesuaikan
untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
57
b. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi
untuk peserta didik dan untuk peneliti. Lembar observasi peserta
didik digunakan untuk mengobservasi aktivitas peserta didik di
dalam proses pembelajaran. Lembar observasi untuk peneliti
digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang telah
dilakukan oleh peneliti, sehingga menjadi dasar perbaikan pada
pertemuan berikutnya.
c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dipersiapkan untuk peserta didik dan
guru. Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang akan diberikan
kepada peserta didik berkaitan dengan bahan ajar yang telah dibuat.
Wawancara digunakan untuk melihat sejauh mana tanggapan yang
diberikan peserta didik terhadap bahan ajar yang diberikan oleh
peneliti. Selain itu wawancara juga digunakan untuk mengetahui apa
saja kendala yang dihadapi oleh peserta didik di dalam kelas, dan
juga untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari bahan ajar
yang telah diberikan. Wawancara diberikan pada pra penelitian dan
akhir setiap siklus penelitian.
Wawancara untuk guru berisikan pertanyaan yang digunakan
peneliti untuk mengetahui kendala yang dialami guru di dalam kelas.
Selain itu, wawancara ini juga diberikan untuk memberikan
gambaran kepada peneliti tentang situasi dan kondisi pembelajaran
di kelas pada tahapan pra penelitian.
Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti,
wawancara juga dilakukan kepada guru pengampu mata pelajaran
guna mengidentifikasi proses pembelajaran yang telah dilakukan
oleh peneliti di dalam kelas. Wawancara ini dilakukan pada setiap
akhir siklus tahapan.
d. Jurnal Harian Siswa
58
peserta
didik
terhadap
pembelajaran
dengan
c.
59
e.
h.65
60
Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)
P = angka persentase
b. Perhitungan Data Kualitatif
Perhitungan data kualitatif digunakan dalam perhitungan jurnal
harian peserta didik dan hasil observasi.
1.
2.
Observasi
Hasil observasi dideskripsikan dan di analisis kelebihan dan
kekurangannya sebagai bahan rujukan untuk melakukan siklus
berikutnya.
f.
h.43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011),
61
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
62
63
observasi
awal
ini
digunakan
oleh
peneliti
dalam
64
fi
frelatif
fkumulatif
13 18
20,7%
19 24
10,3%
25 30
6,9%
11
31 36
27,6%
19
37 42
27,6%
27
43 48
6,9%
29
Jumlah
29
100%
65
66
Bahan ajar yang dibuat oleh peneliti bukan hanya bahan ajar yang
akan digunakan pada siklus I, melainkan keseluruhan bahan ajar yang akan
digunakan pada pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan, karena pembuatan
bahan ajar memerlukan waktu yang tidak sebentar, sehingga membutuhkan
ketersediaan waktu yang cukup. Setelah pembuatan bahan ajar selesai
dilakukan, peneliti meminta beberapa orang validator untuk memvalidasi
bahan ajar yang telah dibuat. Hasil validasi ini akan digunakan sebagai
referensi peneliti dalam merevisi bahan ajar yang telah dibuat. Validasi bahan
ajar tersebut dilakukan kepada dosen pembimbing, dosen ahli, serta guru
pengampu mata pelajaran matematika di MTsN Tangerang II Pamulang.
Bahan ajar yang telah selesai diperbaiki berdasarkan hasil validasi
yang diperoleh, kemudian dibagikan kepada setiap peserta didik. Guru
pengampu mata pelajaran matematika bertindak sebagai observer peneliti di
dalam proses penelitian. Lembar observasi guru, lembar observasi peserta
didik diisi oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan
lapangan diisi oleh peneliti selama proses pembelajaran dikelas untuk
mencatat hal-hal unik atau kejadian-kejadian yang ada.
Proses penelitian yang dilakukan memerlukan dua orang sebagai
observer. Orang pertama yang bertindak sebagai observer adalah guru
pengampu mata pelajaran, sedangkan orang kedua yaitu teman sejawat.
Teman sejawat bertugas dalam mengisi lembar observasi yang telah dibuat
oleh peneliti berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunaan
bahan ajar di dalam kelas. Lembar jurnal harian diisi oleh peserta didik di
akhir pembelajaran setiap 2 kali pertemuan sekali (seminggu sekali). Lembar
pedoman wawancara dibuat oleh peneliti sebagai dasar dalam pelaksanaan
wawancara yang akan dilakukan kepada guru peengampu mata pelajaran dan
peserta didik. Catatan lapangan diisi oleh peneliti di setiap pembelajaran
berlangsung. Catatan lapangan berisikan catatan-catatan peneliti terhadap
kejadian-kejadian di kelas yang tidak dapat tercantum di dalam lembar
observasi. Alat dokumentasi dipersiapkan oleh peneliti digunakan untuk
67
pembelajaran
selanjutnya
yaitu
peneliti
mengecek
68
dengan melakukan Tanya jawab. Guru bertanya kepada peserta didik siapa
yang tahu, apa itu persamaan linear satu variabel? , kemudian salah
seorang peserta didik menjawab yang ada tanda sama dengan bu, sama ada
huruf x begitu bu. Setelah mengecek pemahaman awal peserta didik, peneliti
mengingatkan kembali peserta didik terhadap materi operasi aljabar yang
berkaitan dengan variabel, koefisien, dan konstanta dengan melakukan Tanya
jawab. Review ini diperlukan karena materi persamaan linear satu variabel
berkaitan dengan materi operasi aljabar.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu peneliti memberikan
penjelasan mengenai kegunaan materi yang akan dipelajari serta tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. Selain itu peneliti juga
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada hari
ini dengan menggunakan power point. Peneliti menjelaskan kepada peserta
didik, bahwa pembelajaran ini menuntut setiap peserta didik berperan aktif di
dalam kelompok, baik dari aktivitas bertanya, memberikan penjelasan,
maupun presentasi hasil jawaban kelompok masing-masing. Peneliti
memberikan penjelasan kepada peserta didik, bahwa akan ada penilaian
tambahan terhadap kegiatan berkelompok yang dilakukan, hal ini bertujuan
agar setiap peserta didik berperan secara aktif di dalam kelompok.
Peneliti menunjukan anggota-anggota setiap kelompok melalui
power point. Sebagian peserta didik ricuh saat mengetahui anggota
kelompoknya masing-masing, dan mereka mengeluh ibu, saya ngga mau
sekelompok sama dia, kita bikin kelompok sendiri aja deh bu, males sama
dia, kemudian peneliti memberikan penjelasan bahwa pembagian kelompok
tersebut sudah dibagi oleh guru matematika mereka berdasarkan hasil nilai
ulangan sebelumnya. Kemudian peneliti meminta mereka untuk segera
bergabung dengan kelompoknya masing-masing karena pembelajaran akan
segera dimulai.
Setelah peserta didik bergabung dengan kelompok masing-masing,
peneliti membagikan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual kepada
peserta didik. Beberapa peserta didik berkata Ibu, kok tebel banget si bu? Ini
69
apaan bu? Buat kita?. Peneliti menjelaskan bahwa itu adalah bahan ajar
yang akan digunakan selama pembelajaran. Seluruh kegiatan kelompok akan
difokuskan pada bahan ajar tersebut.
Bahan ajar 1 berisikan langkah berpikir dan temukan yaitu bagian
dimana terdapat sebuah konteks, dan peserta didik diminta untuk
memecahkan masalah pada konteks tersebut. Bagian selanjutnya yaitu materi
berkenaan dengan kalimat pernyataan dan kalimat terbuka, mengubah kalimat
terbuka menjadi kalimat matematika, dan pengertian persamaan linear satu
variabel. Disediakan beberapa contoh konteks kalimat yang termasuk
kedalam kalimat pernyataan dan kalimat terbuka,
Setelah setiap peserta didik menerima bahan ajar, peneliti meminta
mereka untuk membaca halaman pertama bahan ajar 1 yang berisikan tujuan
pembelajaran, dan petunjuk belajar dengan menggnakan bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual. Kemudian peneliti meminta mereka mengerjakan
unit berpikir dan temukan bersama dengan anggota kelompok masingmasing. Unit berpikir dan temukan berisikan sebuah konteks masalah
matematika berkaitan dengan permasalahan persamaan linear satu variabel.
Setelah proses pengerjaan selesai, peneliti meminta salah seorang
peserta didik untuk membacakan hasil diskusi bersama kelompoknya dengan
menunjuk tangan terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti meluruskan jawaban
mereka dengan memberikan penjelasan terhadap jawaban permasalahan
menggunakan power point. Kemudian, peneliti meminta peserta didik untuk
membaca petunjuk kerja yang terdapat di dalam bahan ajar.
Pembelajaran selanjutnya yaitu mengenal kalimat pernyataan, dan
kalimat terbuka. Peneliti menyajikan beberapa contoh konteks kalimat
pernyataan dan kalimat terbuka di dalam bahan ajar 1. Peneliti meminta
peserta didik mengidentifikasi perbedaan antara setiap contoh kalimat yang
diberikan, kemudian berdiskusi untuk memberikan penjelasan definisi
kalimat terbuka, dan kalimat pernyataan menggunakan bahasa mereka
masing-masing. Bu, kalimat terbuka itu kalo ada kata jika sama sebuah
bilangan, kalo kalimat pernyataan ada kata adalah sama udah pasti benar
70
bu. Jawab seseorang peserta didik di suatu kelompok. Bu, kalo kalimat
terbuka itu ada huruf x nya atau variabel ya bu, kalo kalimat pernyataan
ngga ada huruf x nya. Jawab seorang peserta didik dari kelompok lain.
Peneliti mendapatkan beberapa jawaban atas pemahaman awal peserta didik
terhadap pengertian kalimat terbuka dan kalimat pernyataan. Berikut jawaban
lain yang dikemukakan oleh seorang peserta didik :
Gambar 4.1
Contoh Definisi Kalimat Terbuka dan Kalimat Pernyataan
Setelah
mendapatkan
beberapa
jawaban,
peneliti
kemudian
71
ini merupakan salah satu materi yang baru bagi peserta didik, sehingga
peserta didik kesulitan dalam membuat kalimat matematika. Sebagian besar
dari mereka bertanya kepada peneliti, Bu, kalimat matematika itu apa?
Bentuknya gimana bu?, peneliti menjawab Coba kalian ubah kata-kata
dengan sebuah operasi hitung matematika seperti +, -, x, : dan lainnya..
Berikut adalah contoh hasil diskusi peserta didik dalam membuat kalimat
matematika:
Gambar 4.2
Contoh Jawaban Membuat Kalimat Matematika
72
kalimat terbuka beserta kalimat matematikanya. Berikut ini adalah salah satu
contoh jawaban peserta didik:
Gambar 4.3
Contoh Jawaban Soal Tantangan
Setelah mengerjakan soal tantangan, peserta didik kemudian
diarahkan untuk mendiskusikan sub pokok bahasan pengertian persamaan
linear satu variabel. Peneliti meminta seorang peserta didik mengambil
undian berisi nama-nama seluruh peserta didik kelas VII-11 yang telah dibuat
sebelumnya. Undian ini digunakan untuk menunjuk peserta didik yang akan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik terlihat tegang
saat peneliti mengundi siapa yang akan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok, namun peneliti meyakinkan kepada peserta didik agar tidak takut
melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang terpilih
mempresentasikan hasil diskusi adalah peserta didik dari kelompok 5.
Pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik mampu mengkonstruksi
pemahaman mereka sendiri terhadap suatu pokok bahasan, dan mampu
memberikan pemodelan bagi peserta didik lain untuk berperan secara aktif di
dalam pembelajaran. Sejalan dengan beberapa manfaat tersebut, pembelajaran
ini digunakan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik di dalam
pembelajaran, dan melatih keberanian peserta didik untuk tampil di muka
umum.
73
Rangkaian
terakhir
dalam
proses
pembelajaran
adalah
74
menjawabnya?, kemudian salah seorang anak menjawab itu bu, yang pake
tanda sama dengan, variabelnya Cuma satu, dan pangkatnya satu. Kalo
kalimat
matematika
itu
yang
ada
variabel-variabelnya.
Setelah
Gambar 4.4
Contoh Jawaban Persamaan 1
Kemudian peneliti meminta peserta didik untuk mendiskusikan
persamaan kedua. Dari hasil pengamatan peserta didik, sebagian besar peserta
75
siapakah
yang
punya
cara
lain
dalam
menyelesaikan
permasalahannya?, dan tidak ada seorang peserta didik pun yang menjawab.
Akhirnya, peneliti memberikan langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan melalui pemamparan powerpoint. Peneliti mempersilahkan peserta
didik untuk bertanya kepada peneliti berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan, namun tidak ada peserta didik yang mengajukan pertanyaan
kepada peneliti. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, peserta didik
kemudian diminta untuk menyelesaikan persamaan ketiga bersama dengan
kelompoknya hal ini dilakukan sebagai proses refleksi terhadap apa yang
telah dipelajari peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, 3
kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 3, dan kelompok 5 berhasil menjawab
dengan benar himpunan penyelesaian persamaan tersebut. Berikut adalah
salah satu contoh jawaban yang diberikan oleh peserta didik:
Gambar 4.5
Contoh Penyelesaian Persamaan 2 Oleh Peserta Didik
Peneliti kemudian mengeluarkan undian yang berisikan nomor
kelompok. Salah seorang peserta didik mengambil undian tersebut, dan keluar
76
77
Peneliti
mengundi
kelompok
yang
akan
78
Gambar 4.6
Hasil Diskusi Problem 1 yang Kurang Sesuai
Peneliti kemudian meluruskan hasil presentasi yang diberikan
sekaligus menyamakan persepsi peserta didik. Selesainya peneliti meluruskan
hasil diskusi, peneliti meminta kelompok mengerjakan pertanyaan lanjutan
yang diberikan di dalam bahan ajar. Semua kelompok berhasil mengerjakan
pertanyaan lanjutan tersebut, hanya ada beberapa kelompok yang keliru
dalam menentukan uang kembalian. bagaimana cara kalian mencari jumlah
uang kembalian? Tanya peneliti. Salah seorang peserta didik menjawab
uang yang kita punya dibagi total belanjaan kita bu., kemudian peneliti
meluruskan jawaban yang diperoleh peserta didik. Peserta didik kemudian
diminta mengerjakan problem 2. Beberapa anggota kelompok mengeluh,
ibu, soalnya susah banget sih, ini diapain bu, ngga ngerti, bingung mau di
apain., penelitipun menjelaskan bahwa langkah yang digunakan sudah
79
tertera di dalam bahan ajar, setiap kelompok hanya bertugas mengisi tahapantahapan tersebut bersama kelompoknya. Ngga ngerti bu, diapain ini.
Beberapa kelompok masih diam dan tidak menyelesaikan problem 2.
Kemudian peneliti menghampiri kelompok tersebut,dan menjelaskan cara
pengisian bahan ajar. Peserta didik terlihat ingin dituntun dalam pengerjaan
bahan ajar, dan tidak mau berusaha sendiri bersama kelompoknya. Penjelasan
yang diberikan hanya dimengerti sementara oleh peserta didik. Akhirnya
peneliti meminta salah seorang anggota kelompok yang telah berhasil
mengerjakan problem 2 tersebut untuk presentasi di depan kelas. Jawaban
yang diberikan benar dan tepat. Kemudian peneliti menambahkan hasil
presentasi yang diberikan. Sebagian peserta didik terlihat kesulitan dalam
membuat
model
matematika,
sehingga
mereka
kesulitan
dalam
80
4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 15 November
2013 pukul 07.30 08.40. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca
basmalah dan mengabsen kehadiran peserta didik. Tercatat seorang peserta
didik tidak hadir karena sakit. Kegiatan dilanjutkan dengan mereview
pembelajaran sebelumnya, mengecek pemahaman awal peserta didik,
menyampaikan tujuan pembelajaran matematika hari ini, serta menjelaskan
kegunaan pembelajaran matematika pada hari ini. Sub pokok bahasan yang
akan dipelajari pada hari ini yaitu menentukan himpunan penyelesaian
pertidaksamaan linear satu variabel, dan penerapan pertidaksamaan linear
satu variabel. Peserta didik terlihat lelah dan tidak semangat dalam belajar,
hal ini dikarenakan mereka baru saja selesai melakukan kegiatan Jumat
bersih dengan membersihkan kelas masing-masing.
Peserta didik kemudian berkumpul bersama dengan anggota
kelompoknya masing-masing setelah diperintah oleh peneliti. Setelah
berkumpul, peneliti memberikan bahan ajar ke masing-masing peserta didik.
Mula-mula peneliti meminta peserta didik untuk membaca halaman pertama
bahan ajar, dan petunjuk belajar. Setelah itu, peserta didik diminta untuk
memperhatikan gambar-gambar pada halaman dua untuk memahami
pengertian pertidaksamaan linear satu variabel. Seorang peserta didik
bertanya kepada peneliti Ibu, ini diapain gambarnya?, kemudian peneliti
meminta peserta didik untuk menuliskan apa saja yang dapat mereka ketahui
pada gambar tersebut. Banyak peserta didik yang bingung harus menuliskan
apa, sehingga peneliti harus memberikan penjelasan berulang-ulang tentang
apa yang harus dilakukan. Setelah beberapa lama peneliti menjelaskan,
beberapa peserta didik telah memahami, dan hampir selesai menuliskan apa
yang diketahui dari gambar tersebut.
Penulisan cerita mengenai gambar yang disajikan digunakan dalam
membangun
pengetahuan
awal
peserta
didik
terhadap
konsep
81
bahan ajar dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang telah dikerjakan.
Kesimpulan yang telah dibuat kemudian dipresentasikan oleh seorang
perwakilan kelompok yang telah ditunjuk oleh peneliti. Anggota kelompok
sebagian besar mengandalkan ketua kelompok masing-masing untuk
mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan anggota kelompok lain lebih
banyak mengobrol. Hal ini membuat beberapa ketua kelompok mengeluh
kepada peneliti. Akhirnya, peneliti memberikan penjelasan bahwa setiap
peserta didik berperan aktif di dalam kelompok, bukan hanya ketua
kelompok. Namun, hal ini nampaknya belum banyak berhasil. Akhirnya,
ketua kelompok II yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Persentasi yang telah dilakukan oleh ketua kelompok II sudah benar,
sehingga peneliti hanya tinggal sedikit menambahkan apa yang telah
disampaikan oleh Sulistianingsih. Peneliti kemudian mempersilahkan peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian seorang peserta didik
bertanya, Bu, berarti kalo ada tidak lebih dari, kurang dari, lebih dari di
dalam soal, itu namanya bentuk pertidaksamaan juga bu? kemudian peneliti
menjawab, Iya, betul. Peneliti kemudian mempersilahkan peserta didik lain
untuk bertanya, namun tidak ada pertanyaan lain yang diajukan oleh peserta
didik. Sebagai proses refleksi awal bagi peserta didik, peneliti kemudian
meminta setiap peserta didik membuat beberapa bentuk kalimat matematika
yang tidak termasuk, dan termasuk ke dalam pertidaksamaan linear satu
variabel. Setelah peneliti cek, sebagian besar telah menjawab pertanyaan
tersebut
dengan
benar.
Pembahasan
berikutnya
dilanjutkan
dengan
82
83
pemecahan
masalah
peserta
didik
setelah
diterapkan
84
c. Tahapan Observasi
Pelaksanaan tahapan observasi dilakukan bersamaan dengan
tahapan pelaksanaan tes siklus I. Pada praktiknya peneliti melakukan hal
tersebut secara bersamaan. Observasi digunakan untuk mengamati
peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan
menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian kemampuan
pemecahan masalah yang digunakan berupa tes siklus yang diberikan
kepada peserta didik setelah melalui serangkaian proses validasi konten.
Sedangkan instrumen lain digunakan sebagai alat observasi proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti, seperti lembar observasi guru,
lembar observasi peserta didik, lembar observasi teman sejawat, jurnal
harian, maupun wawancara. Berikut hasil observasi yang dilakukan :
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik
yang dilakukan pada tanggal 20 November 2013, dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
Interval
frelatif
Fk
33 41
6,9%
42 50
24,1%
51 59
3,5%
10
60 68
24,1%
17
69 77
24,1%
24
78 86
17,3%
29
Jumlah
29
100%
85
8
7
6
5
4
3
2
1
32,5
41,5
50,5
59,5
68,5
77,5
86,5
Gambar 4.7
Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
Berdasarkan histogram diatas, dapat ditunjukan bahwa data yang
diperoleh cenderung mengelompok di atas rata-rata kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Namun demikian, rata-rata kemampuan
pemecahan masalah tersebut belum memenuhi kriteria pencapaian yang
86
menafsirkan
model
matematika
dari
suatu
masalah,
dan
Skor
No.
Indikator
1.
Ideal
6,4
80,2
4,7
59
3,9
48,7
24
15
pemecahan masalah
2.
3.
sebagai
dasar
dalam
penentuan
presentase
indikator
87
diagram
batang.
Hasil
persentase
tersebut
dapat
90
80
70
60
50
40
Persentase
30
20
10
0
Indikator I
Indikator II
Indikator III
Gambar 4.8
Persentase Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
Berdasarkan data yang ditampilkan pada diagram di halaman
sebelumnya, kemampuan mengorganisasi data dan memilih informasi
yang relevan dalam pemecahan masalah memperoleh persentase tertinggi
dibandingkan kemampuan lainnya. Peringkat kedua di tempati oleh
kemampuan dalam membuat dan menafsirkan model matematika, dan
88
89
Gambar 4.9
Contoh Jawaban Indikator 1
b) Kemampuan Membuat dan Menafsirkan Model Matematika
Indikator ini mendapatkan pesentase sebesar 59% pada tes
kemampuan pemecahan masalah siklus I. Dalam hal ini, peserta didik
diminta untuk membuat sebuah model matematika berkenaan dengan
masalah yang diberikan, kemudian menafsirkan model tersebut dengan
kata-kata mereka sendiri. Sebagian besar peserta didik menggunakan
variabel x atau y dalam membuat pemisalan suatu benda untuk membuat
model matematika, namun sebagian yang lain menggunakan huruf depan
suatu benda tersebut dalam membuat permisalan, seperti panjang suatu
persegi panjang disimbolkan dengan p, dan lebar persegi panjang
disimbolkan dengan l.
Kemampuan membuat model dan menafsirkan model merupakan
salah satu kemampuan yang cukup penting dalam menyelesaikan
90
permasalahan, hal ini terlihat apabila seorang peserta didik salah dalam
menentukan model matematika dari suatu permasalahan, maka ia akan
melakukan kesalahan dalam penyelesaian model tersebut, sehingga solusi
yang didapatkan akan salah. Membuat model dari sebuah masalah
matematika memerlukan ketelitian yang cukup tinggi. Bukan hanya pada
membuat permisalan, namun juga memaknai kalimat-kalimat suatu
masalah yang akan diubah kedalam kalimat matematika. Berikut adalah
contoh jawaban peserta didik dalam membuat permodelan :
Jawaban yang tepat
Gambar 4.10
Contoh Jawaban Indikator 2
c) Kemampuan Menyelesaikan Masalah yang Tidak Rutin
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah siklus I menunjukan
kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin merupakan
kemampuan yang mendapatkan persentase terendah dibandingkan
kemampuan pemecahan masalah lainnya. Persentase yang didapatkan
91
Gambar 4.11
Contoh Jawaban Indikator 3
2. Aktivitas Peserta Didik
Penilaian pembelajaran tidak hanya didasarkan pada kemampuan
pemecahan masalah peserta didik, namun juga kepada aktivitas peserta
didik di dalam pembelajaran matematika. Penilaian aktivitas peserta didik
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh guru pengampu mata
92
%Pert.
%Pert.
%Pert.
%Pert.
Rata-
Didik
II
III
IV
rata
89,66
79,31
68,97
65,52
75,87
68,97
65,51
51,72
62,07
62,06
44,83
51,72
34,48
65,52
49,14
58,62
48,28
51,72
31,03
47,41
68,97
62,07
48,28
72,41
62,93
68,97
48,28
58,62
72,41
62,07
Menyelesaikan bahan
ajar berbasis
pendekatan kontekstual
Mengajukan atau
menjawab pertanyaan
guru
Mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Menyampaikan
ide/gagasan
Membuat kesimpulan
Bekerja sama di dalam
kelompok
Rata-rata Keseluruhan
59,92
93
94
yang dihasilkanpun tidak terlalu jelas, dan sangat pelan. Peserta didik yang
mempresentasikan hasil diskusi merupakan peserta didik yang aktif saja,
sedangkan peserta didik lain hanya diam dan mendengarkan paparan hasil
diskusi temannya.
Aspek aktivitas yang mendapatkan persentase cukup rendah adalah
mengajukan atau menjawab pertanyaan guru. Dalam pembelajaran
matematika yang dilakukan di kelas, peserta didik cenderung menerima
apa yang telah dijelaskan kembali oelh peneliti. Ketika peneliti
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya, sebagian besar
hanya terdiam dan mengatakan bahwa tidak ada hal yang ingin ditanyakan
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Beberapa peserta didik
yang bertanya, hanya peserta didik yang terkenal cukup aktif di kelas,
sedangkan
yang
lainnya
hanya
menerima
semua
yang
telah
95
belajar
dengan
anggota
kelompknya,
sehingga
mereka
96
didik
yang
berani
memberikan
kesimpulan
mengenai
pembelajaran, peserta didik lain hanya menyatakan setuju dan hal yang
sama dengan temannya.
Secara umum, sebagian besar aktivitas peserta didik menurun pada
pertemuan ketiga. Penyebab penurunan tersebut diasumsikan karena
materi yang diberikan pada pertemuan tersebut adalah materi yang sulit
dan sangat baru bagi peserta didik. Peserta didik baru diperkenalkan
dengan proses penyelesaian dari penerapan persamaan linear satu variabel
dalam suatu permasalahan. Sebagian peserta didik merasa kesulitan dalam
memahami permasalahan yang diberikan sehingga menyulitkan mereka
dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketika peserta didik
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan, peserta didik
akan cenderung berpartisipasi secara pasif di dalam proses pembelajaran
yang dilakukan sehingga sebagian besar persentase aktivitas menurun pada
pertemuan ketiga.
Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada saat proses
penelitian, didapatkan skor rata-rata persentase aktivitas peserta didik
adalah 59,92% dan tergolong aktif. Hal ini menunjukan tahapan intervensi
97
dasar
menambahkan
penelitian
kompetensi
yang
mengukur
memberikan
pertanyaan-
menambahkan
kolom
mengubah
permasalahan penyelesaian
langka-langkah
permasalahan
dengan
98
pendekatan
kontekstual
Beberapa
soal
individu
tidak
pada
mengukur pada
bahan
ajar,
kemudian
mengganti
kalimat
pada
pemecahan dengan
kemampuan
pemecahan
masalah.
99
mengganggu
proses
pembelajaran
yang
dilakukan
adalah
100
101
Tanggapan
% Pert.
%Pert.
% Pert.
%Pert.
% Rata-
II
III
IV
rata
Positif
62,07
72,41
62,07
68,97
66,38
Negatif
20,69
20,69
31,03
17,24
22,41
Netral
17,24
6,90
6,90
13,79
11,21
100
100
100
100
Jumlah
Persentase
bahwa
bahan
ajar
berbasis
pendekatan
102
kontekstual yang dibuat memuat materi yang cukup sulit bagi peserta
didik, selain itu desain yang diberikan dirasakan monoton sehingga kurang
menarik bagi peserta didik. Pada pertemuan ketiga, peserta didik terlihat
kurang memahami materi yang diberikan yaitu penerapan persamaan
linear satu variabel. Peserta didik belum memahami bagaimana cara
membuat model matematika berdasarkan permasalahan atau ilustrasi yang
ada. Beberapa kali peserta didik masih terlihat kewalahan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal ini menyebabkan
tanggapan yang diberikan peserta didik terhadap bahan ajar tidak baik.
Beberapa peserta didik menganggap bahan ajar yang dibuat dirasa terlalu
sulit untuk dipahami.
Tanggapan netral juga diberikan peserta didik terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan. Tanggapan netral terbesar diberikan pada
pertemuan pertama, yaitu sebesar 17,24%. Peserta didik merasa
memahami
beberapa
permasalahan
yang
diberikan,
sedangkan
dengan
bahan
ajar
berbasis
pendekatan
kontekstual
103
peneliti
sehingga
menghabiskan
waktu
peneliti
untuk
104
d. Tahapan Refleksi
Ditinjau dari hasil observasi dan analisis instrument penelitian yang
dilakukan selama pelaksanaan siklus I, diperolehlah hasil refleksi pada
siklus I tersebut. berikut adalah hasil refleksi yang didapatkan oleh peneliti
pada pelaksanaan penelitian di MTsN Tangerang II Pamulang :
1. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual dibuat menyesuaikan
dengan kompetensi dasar dengan kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik. Beberapa perbaikan juga perlu dilakukan
105
106
ide/gagasannya.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
yang
belum
pernah
diberikan
kepada
mereka
sebelumnya.
6. Peserta didik banyak yang belum memahami apa yang harus
diselesaikan di dalam bahan ajar, karena kurangnya informasi maupun
petunjuk kerja yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan.
Oleh karena itu dibutuhkan petunjuk kerja di setiap sub bab bahan ajar
untuk memudahkan mereka dalam menentukan apa saja yang harus
diselesaikan, dan penggunaan info-info untuk membantu peserta didik
dalam membangun pengetahuan mereka masing-masing.
7. Pada proses mengerjakan latihan individu dan pengisian jurnal harian,
peserta didik membutuhkan waktu yang cukup lama. Terkadang
pengerjaan tersebut harus menyita beberapa menit waktu pembelajaran
lain. Oleh karena itu jumlah latihan individu yang ada di dalam bahan
ajar akan dikurangi, sehingga waktu pengerjaan jurnal harian akan
lebih lama.
8. Item kotak pertanyaan dan unit terakhir yaitu refleksi di dalam bahan
ajar tidak pernah diisi oleh peserta didik. Peserta didik lebih senang
bertanya secara langsung dibandingkan menulis pertanyaan mereka di
dalam bahan ajar. Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu
meletakkan kotak pertanyaan hanya pada beberapa sub bab (bukan
setiap sub bab), dan meletakkan unit refleksi hanya pada bahan ajar
terakhir setiap siklus.
107
108
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dengan pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pelaksanaan
siklus II. RPP yang dibuat disesuaikan dengan tahap refleksi yang telah
dibuat pada siklus I. Beberapa hal lain yang dipersiapkan pada tahapan ini
adalah pembuatan instrument test kemampuan pemecahan masalah siklus
II, lembar observasi peserta didik, jurnal harian, pedoman wawancara,
catatan lapangan, dan lembar observasi teman sejawat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan siklus II
adalah pembagian kelompok peserta didik dan manajemen waktu.
Pembagian kelompok merupakan salah satu hal penting dalam proses
kelangsungan pembelajaran pada siklus II ini. Kesalahan dalam pembagian
kelompok peserta didik akan membuat pembelajaran di kelas menjadi
tidak kondusif. Untuk itu peneliti mendiskusikan dengan hati-hati kepada
guru pengampu mata pelajaran dalam pembagian kelompok. Sebelum
mendiskusikan pembagian kelompok, peneliti menanyakan kepada peserta
didik yang cukup aktif di kelas mengenai siapa saja peserta didik yang
sering mengobrol beserta teman mengobrolnya di kelas. Hal ini digunakan
untuk menghindari terjadinya anggota kelompok yang mengobrol secara
aktif di kelas.
Selain pembagian kelompok, manajemen waktu juga merupakan
salah satu hal yang perlu diperhatikan dengan baik. Peneliti harus dengan
109
memfokuskan
perhatian
peserta
didik
saat
pembelajaran
70,
70%,
dikarenakan
sakit.
Pembelajaran
dilanjutkan
dengan
110
111
Gambar 4.10
Contoh Hasil Diskusi Nilai Keseluruhan dan Per Unit
Peneliti kemudian memberikan pertanyaan lanjutan di dalam
bahan ajar kepada peserta didik sebagai salah satu proses refleksi awal
pembelajaran. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk mengajukan
112
ketua
kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi
power
113
lainnya. Peserta didik diminta untuk mengisi jurnal harian yang telah
diberikan, dan mengumpulkannya bersamaan dengan latihan individu yang
telah dikerjakan.
Sebelum menutup pembelajaran, peneliti tidak lupa memberikan
PR yang berkenaan dengan materi yang telah dipelajari hari ini. Peserta
didik yang ditunjuk oleh peneliti untuk memberikan kesimpulan
pembelajaran adalah MHn. Setelah MHn menyampaikan kesimpulan
pembelajaran hari ini, peneliti dan peserta didik lainnya menyempurnakan
kesimpulan yang telah diberikan, dan menutup pembelajaran dengan
membaca hamdalah.
2. Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November
2013. Alokasi waktu yang digunakan pada pertemuan ini adalah 2 x 40
menit, yaitu pada pukul 10.20 11.40. Pertemuan diawali dengan
membaca basmalah bersama-sama. Suasana kelas sudah ramai pada saat
itu, kerena peserta didik baru saja beristirahat, sehingga peneliti berusaha
untuk menenangkan peserta didik pada hari itu. Setelah peneliti merasakan
suasana kelas cukup kondusif, peneliti kemudian mulai mengabsen peserta
didik. Tercatat seluruh peserta didik hadir pada hari itu.
Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mereview pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya, dan membahas PR yang diberikan.
Pembahasan PR hanya dilakukan untuk soal yang dirasakan cukup sulit,
sedangkan
lainnya
tidak
dibahas
untuk
mengefisienkan
waktu
114
berlalu,
peneliti
meminta
ketua
kelompok
untuk
Gambar 4.11
Contoh Jawaban Peserta Didik yang Tepat
Peneliti kemudian menyempurnakan presentasi tersebut untuk
menyamakan konsep setiap peserta didik. Setelah itu, peneliti meminta
115
peneliti
meminta
mereka
mengerjakan
sesuai
dengan
peneliti
meminta
ketua
kelompok
untuk
peneliti
memberikan
pembenaran
jawaban
yang telah
116
117
3. Pertemuan Ketujuh
Rangkaian pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan ini tidak
jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Pertemuan ini dilaksanakan
pada hari Jumat, 29 November 2013 pukul 07.30 08.40. Peneliti
memulai pembelajaran dengan membaca basmalah, kemudian mengabsen
peserta didik. Tercatat seorang peserta didik tidak hadir dikarenakan sakit.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mereview pembelajaran sebelumnya,
dan membahas PR yang dirasa cukup sulit. Selanjutnya, peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit materi pembelajaran pada
hari ini kepada peserta didik, dan meminta peserta didik untuk duduk
bersama dengan kelompoknya masing-masing.
Setiap kelompok diminta untuk memahami ilustrasi yang
diberikan berkaitan dengan rabat dan diskon. Hal yang dilakukan
selanjutnya adalah menentukan harga barang setelah diskon. Peserta didik
diminta untuk menyelesaikannya bersama dengan kelompoknya. Bu,
diskon itu yang biasanya ada di mall-mall ya bu? Yang ngurangin harga
itu kan? Tanya salah seorang peserta didik. Kemudian peneliti menjawab
Iya betul, kamu hanya tinggal mencari besarnya dari persentasinya
saja. Peneliti kemudian meminta salah seorang dari peserta didik
kelompok 1 yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Peserta didik lain terlihat ramai dan gaduh, oleh karena itu peneliti
menegur peserta didik yang gaduh dan ramai saat temannya presentasi.
Setelah selesai presentasi, peneliti kemudian melanjutkan pembelajaran
dengan menyempurnakan hasil presentasi yang diberikan olehpeserta didik
tersebut. Peserta didik kemudian diminta untuk mendefinisikan rabat.
Peserta didik belum mengenal apa itu rabat, sehingga mereka tidak dapat
mendefinisikannya. Peneliti menjelaskan bahwa konsep rabat sama dengan
diskon. Perbedaannya hanyalah jumlah barangnya, jika rabat dalam partai
besar seperti grosir, sedangkan diskon hanya partai kecil.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan bruto, tara, dan
netto. Peserta didik diminta untuk memperhatikan ilustrasi yang berkaitan
118
Gambar 4.12
Contoh Hasil Diskusi yang Tepat dari Kelompok 2
Peneliti kemudian memberikan penjelasan konsep bruto, tara, dan
netto setelah presentasi dilakukan untuk menyamakan persepsi peserta
didik mengenai konsep yang baru dipelajari. peserta didik terlihat tidak
bersemangat dalam belajar, banyak yang mengeluh lelah dan soal yang
diberikan terlalu sulit. Untuk itu, peneliti memberikan semangat kepada
peserta didik untuk terus belajar. Suasana belajarpun terlihat tidak
kondusif lagi, sehingga perlu usaha ekstra untuk membuat suasana belajar
lebih kondusif. Akhirnya, peneliti meminta peserta didik mengerjakan
problem. Kelompok yang berhasil mengerjakannya akan mendapatkan
hadiah dan tambahan nilai dari peneliti. Peserta didikpun mulai
bersemangat kembali dalam belajar, meskipun masih banyak yang ramai
dan mengobrol dengan temannya.
119
problem terlebih dahulu. Peserta didik yang ditunjuk presentasi yaitu Ar.
Penyelesaian yang dipresentasikan benar dan tepat. Sehingga kelompok 5
mendapatkan hadiah dan tambahan nilai dari peneliti.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan latihan individu
nomor 1 dan 2. Setelah selesai, peneliti membagikan jurnal harian kepada
peserta didik untuk diisi dan dikumpulkan bersamaan dengan latihan
individu yang telah dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan membuat
kesimpulan. Peserta didik yang ditunjuk adalah Ch. Peserta didik yang lain
beserta peneliti membuat kesimpulan secara bersama-sama dengan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan
oleh
peneliti.
sakit.
Pembelajaran
dilanjutkan
dengan
mereview
120
peserta
didik
lainnya.
Langkah
pembelajaran
selanjutnya
yaitu
menjelaskan
cara
perhitungan
bunga
tunggal
dengan
Gambar 4.13
Contoh Jawaban Pada Permasalahan Bunga
Peneliti kemudian meminta peserta didik untuk menyelesaikan
problem yang diberikan bersama anggota kelompoknya masing-masing.
121
Kelompok
tercepat
yang menyelesaikannya
adalah
kelompok
1.
122
frelatif
Fk
54 59
13,8%
60 65
13,8%
66 71
31,1%
17
72 77
17,2%
22
78 83
6,9%
24
84 89
17,2%
29
Jumlah
29
100%
123
70.
Berdasarkan
diagram
diatas,
menunjukan
bahwa
data
mengelomok diatas rata-rata yaitu 70. Rata-rata skor yang didapatkan pada
siklus II ini adalah 70,98, hal ini menunjukan bahwa rata-rata skor yang
didapatkan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu
70.
124
Indikator
1.
Hasil
Skor
Ideal
87,5
5,724
71,55
4,448
55,6
24
17,17
pemecahan masalah
2.
3.
70%.
125
Persentase
30
20
10
0
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Gambar 4.15
Persentase Per Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II
Diagram tersebut dapat menunjukan bahwa indikator kemampuan
pemecahan masalah pertama yaitu mengorganisasi data dan memilih
informasi yang relevan dalam pemecahan masalah merupakan indikator
mendapatkan persentase yang paling tinggi dibandingkan indikator lainnya
yaitu sebesar 87,5%. Sedangkan indikator ketiga yaitu menyelesaikan
masalah yang tidak rutin merupakan indikator yang mendapatkan
persentase terendah yaitu 55,6%. Indikator kedua yaitu membuat dan
menafsirkan model matematika tetap menempati urutan kedua yaitu
sebesar 71,55%. Dibandingkan dari hasil persentase tiap indikator
kemampuan pemecahan masalah pada siklus I, keseluruhan persentase
tersebut meningkat pada siklus II ini.
126
data
tersebut
untuk
menyelesaikan
permasalahan,
dan
71,55%.
Kemampuan
membuat
dan
menafsirkan
model
127
terhadap
lembar observasi
128
%Pert.
%Pert.
%Pert.
%Pert.
Rata-
VI
VII
VIII
rata
89,66
82,76
79,31
82,76
83,62
82,76
79,31
62,07
65,52
72,42
86,21
72,41
58,62
65,52
70,69
72,41
65,52
48,28
55,17
60,35
89,66
79,31
55,17
75,86
75
82,76
82,76
68,97
75,86
77,59
Menyelesaikan bahan
ajar berbasis
pendekatan kontekstual
Mengajukan atau
menjawab pertanyaan
guru
Mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Menyampaikan
ide/gagasan
Membuat kesimpulan
Bekerja sama di dalam
kelompok
Rata-rata Keseluruhan
73,28
129
peserta
didik
yang
pasif
sudah
mulai
berani
untuk
130
membersihkan ruangan kelas dan mengepel lantai pada saat jam pertama
pembelajaran sebelum pembelajaran matematika dimulai, sehingga peserta
didik sudah terlihat kelelahan dan tidak bersemangat untuk belajar. Banyak
terdapat keluhan-keluhan dari mereka, dan tingkat kemalasan untuk belajar
bertambah. Banyak peserta didik yang membuat suasana gaduh di kelas,
sehingga
menyebabkan
dibandingkan
hari-hari
pembelajaran
sebelumnya.
menjadi
Ketidak
tidak
kondusif
kondusifan
kelas
jauh
berkurang
dibandingkan
dengan
siklus
sebelumnya.
131
yang rendah
serta
kemandirian
peserta
didik
yang
132
Tanggapan
Pert. V
Pert.
Pert.
Pert.
VI
VII
VIII
Rata-rata
Positif
82,8%
82,8%
69%
75,86%
77,62%
Negatif
13,8%
10,35%
20,7%
13,8%
14,66%
Netral
3,4%
6,85%
10,3%
10,3%
7,71%
100%
100%
100%
100%
Jumlah
133
namun
ada
juga
yang
belum
memahami
beberapa
d. Tahapan Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, menuntut peneliti untuk
lebih mengefektifkan waktu pembelajaran, dengan lebih memperketat
134
perhatian pada peserta didik yang pasif serta banyak mengobrol. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu upaya dalam membuat suasana belajar yang
lebih kondusif di dalam kelas. Beberapa peserta didik juga sudah mulai
terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, dan sudah
mulai menunjukan peningkatan dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan. Terlihat peserta didik sudah cukup beradaptasi dengan baik
bersama dengan kelompok barunya, dan menunjukan perkembangan yang
cukup berarti dibandingkan siklus sebelumnya. Pergantian kelompok yang
dilakukan cukup efektif dalam proses pembelajaran. Begitu pula dengan
pergantian ketua kelompok, sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
partisipasi peserta didik yang pasif di dalam pembelajaran.
Perhitungan skor kemampuan pemecahan masalah matematika
peserta didik menunjukan intervensi tindakan yang diharapkan telah
tercapai yaitu
pemecahan masalah
135
B. Analisis Data
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
berbasis pendekatan kontekstual bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Tidak hanya sebatas mengidentifikasi
kemampuan pemecahan masalah peserta didik, penelitian juga digunakan
untuk mengobservasi aktivitas, tanggapan peserta didik di dalam proses
pembelajaran serta penggunaan bahan ajar di dalam penelitian. Berbagai
instrumen pun dipersiapkan oleh peneliti dalam rangka mengidentifikasi
berbagai hal tersebut. Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan pemecahan masalah peserta
didik setelah dilakukan proses pembelajaran. Aktivitas peserta didik
diidentifikasi dengan menggunakan lembar observasi kelompok yang diisi
oleh guru pengampu mata pelajaran yang bertindak sebagai observer. Jurnal
harian digunakan oleh peneliti dalam menganalisis tanggapan peserta didik
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas, sedangkan lembar
observasi teman sejawat digunakan sebagai instrumen untuk mengidentifikasi
proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar. Berdasarkan berbagai
instrumen tersebut, berikut adalah hasil analisis datanya :
Kemampuan pemecahan masalah peserta didik setelah diterapkan
pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual diukur
melalui tes kemampuan pemecahan masalah di setiap akhir siklus penelitian.
Hasil yang didapatkan oleh peneliti menunjukan bahwa kemampuan
136
Siklus I
Siklus II
80,2%
87,5%
59%
71,55%
48,7%
55,6%
pemecahan
masalah
peserta
didik
setelah
diterapkan
137
atau
tidaknya
informasi
tersebut
dalam
menyelesaikan
138
80.2
87.5
71.55
59
48.7
Indikator 1
Indikator 2
Siklus I
55.6
Indikator 3
Siklus II
Gambar 4.16
Persentase Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
139
Diagram
diatas
menunjukan
bahwa
indikator
kemampuan
Siklus I
Siklus II
Nilai Terbesar
83,3
87,5
Nilai Terkecil
33,3
54,2
Mean
62,76
70,98
Median
65,3
69,83
Modus
68,83
Standar Deviasi
14,58
9,69
140
Siklus I
Siklus II
75,87%
83,62%
62,06%
72,415%
49,14%
70,69%
Menyampaikan ide/gagasan
47,41%
60,35%
Membuat kesimpulan
62,93%
75%
62,07%
77,59%
Rata-rata
59,92%
73,28%
141
dalam kelas dengan tidak mengesampingkan peserta didik yang aktif. Untuk
mempresentasikan hasil diskusi, peneliti meminta ketua kelompok yang
merupakan peserta didik yang pasif di kelas. Peserta didik yang aktif di kelas
juga mendapatkan peran dalam presentasi soal-soal tantangan kelompok yang
diberikan. Peningkatan aktivitas tertinggi lainnya juga dimiliki oleh aktivitas
bekerja sama di dalam kelompok yaitu sebesar 15,52%. Pada pembelajaran di
siklus II, beberapa peserta didik sudah mulai berani menyampaikan
ide/gagasannya meskipun masih banyak yang malu-malu dan lebih memilih
diam dan menerima apa yang telah dijelaskan.
Aspek
tertinggi
yang
didapatkan
di
kedua
siklus
adalah
Siklus I
40.00%
Siklus II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas
1
2
3
4
5
6
Gambar 4.17
Persentase Aktivitas Peserta Didik Siklus I dan Siklus II
142
Siklus I
Siklus II
Positif
66,38
77,62%
Negatif
22,41
14,66%
Netral
11,21
7,71%
143
Perbandingan
tanggapan
yang
diperoleh
terhadap
proses
Siklus I
20
Siklus II
0
Positif
Negatif
Netral
Gambar 4.18
Perbandingan Tanggapan Peserta Didik Siklus I dan Siklus II
Diagram
diatas
menunjukan
tanggapan
positif
mengalami
peningkatan pada siklus II. Hal ini berkebalikan dengan persentase tanggapan
negative dan netral yang mengalami penurunan pada siklus II. Tanggapan
positif peserta didik mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 11,24%.
Tanggapan positif, negatif, dan netral ini lebih didominasi berdasarkan soal
latihan yang diberikan dan desain bahan aja serta langkah-langkah memahami
materi yang diberikan. Ketika materi yang diberikan dirasakan mudah
dipahami oleh peserta didik, maka tanggapan positif pun akan diungkapkan
peserta didik dalam jurnal harian. Sebaliknya, jika materi yang diberikan
terlalu sulit untuk dipahami dan mereka belum memahami materi tersebut,
maka tanggapan negatif maupun netral akan diungkapkan peserta didik
terhadap bahan ajar yang diberikan. Pada siklus II tanggapan negatif peserta
didik mengalami penurunan sebesar 7,75%. Hal yang sama juga terjadi pada
tanggapan netral yang mengalami penurunan sebesar 3,5%.
144
145
Beberapa temuan lain juga didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini.
Berikut adalah pembahasan temuan penelitian :
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran dikelas merupakan hal baru yang dirasakan oleh peserta didik.
Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok juga memberikan suasana
pembelajaran berbeda dari pembelajaran yang biasanya. Penerapan proses
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
kontekstual dan tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan di setiap
akhir siklus pembelajaran, dapat diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan
pemecahan masalah pada siklus I yaitu 62,76. Sedangkan skor rata-rata
kemampuan pemecahan masalah meningkat sebesar 8,22 point menjadi 70,98
pada siklus II
Kemampuan
pemecahan
masalah
matematik
peserta
didik
terhadap
suatu
permasalahan.
Penggunaan
aspek-aspek
146
147
148
menyelesaikan
bahan
ajar
berbasis
pendekatan
149
fasilitator
Bentuk
penilaian
tersebut
membuat
peserta
didik
mencoba
150
151
152
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1.
matematik pada siklus I sebesar 62,76 menjadi 70,98 pada siklus II.
2.
3.
153
154
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Pihak sekolah dapat menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
yang telah dibuat oleh peneliti sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan
dalam proses pembelajaran matematika di dalam kelas.
2. Guru-guru dapat membuat bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual pada
materi lain sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan di dalam kelas, serta
tidak menutup kemungkinan untuk membuat bahan ajar berbasis pendekatan
lainnya.
3. Guru harus memberikan pembelajaran yang menarik di dalam kelas dan
meningkatkan partisipasi aktif peserta didik di dalam kelas.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
kontekstual untuk mengujur kemampuan matematik lainnya.
5. Bagi peneliti lain yang ingin mengukur kemampuan pemecahan masalah
matematik dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
agar lebih menekankan pada aspek penilaian nyata serta proses pelatihan soalsoal yang tidak rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan., dan Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2010.
Ariesta, Indah Wahyu., Arnelis Djalil., dan M. Coesamin. Efektivitas Pendekatan Kontekstual
Ditinjau Dari Sikap dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Volume 1 No.4. 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Armiati, Mukhni., dan Hastuti Febrianti. Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9
Padang. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 2013.
Departemen Pendidikan Nasional. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, 2008.
Dhurori, Atmini., dan Markaban, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Kajian
Aljabar di SMP. Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2010.
Gita, I Nyoman. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 1(1)
, 26-34.2007.
KOMPAS,
Prestasi
Sains
dan
Matematika
Indonesia
Menurun,
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indon
esia.Menurun, 8 September 2013.
Krismanto, Al. Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar di Kelas VII SMP. Yogyakarta : PPPPTK
Matematika, 2009.
Kurnianto, Rudi., dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : AprintA, 2009.
155
156
Kusumah, Wijaya., dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks,
2009.
Lestari, Ika. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (sesuai dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan). Padang: Akademia, 2013.
Mullis, Ina V.S. et all. TIMMS 2011 International Results in Mathematics. USA : TIMMS and
PIRLS International Study Center, 2012.
Nugraha, Dewanta Arya., dan Wasis, Pengembangan Media E-Book Interaktif Bilingual Pada
Materi Pokok Kalor Untuk SMA Kelas X, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Volume
03 No.01, 2014.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : DIVA press, 2011.
Rusman. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2010.
S, Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara,
2003.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana Prenada Media, 2011.
Selcuk, Gamze Sezgin. dkk. The Effects of Problem Solving Instruction on Physics
Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use. Journal Physics Education,
Volume 2,3, 2008.
Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya :
UNESA University Press, 2008.
Soma, I Wayan. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi
Siklus ACE Pada Pembelajaran Kimia. WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi-Volume
11,3, 2012.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011.
157
Sumarmo, Utari. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah
Menengah, dalam Utari Sumarmo (ed.). Berpikir dan Disposisi Matematika Serta
Pembelajarannya. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2013.
Sumarmo, Utari. Proses Berpikir Matematik : Apa dan Mengapa Dikembangkan, dalam Utari
Sumarmo (ed.). Berpikir dan Disposisi Matematika Serta Pembelajarannya. Bandung :
Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2013.
The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). Principles and Standards for School
Mathematics, 2000.
Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs Untuk Optimalisasi
Pencapaian Tujuan. Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008.
Wardhani, Sri. Implikasi Karakteristik Matematika dalam Pencapaian Tujuan Mata Pelajaran
Matematika SMP/MTs. Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2010.
Yamin, Martinis. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta : Refrensi, 2012.
Zakaria, Effandi & Normah Yussof. Attitudes and Problem-Solving Skills in Algebra Among
Malaysian Matriculation College Students. European Journal of Social Sciences-Volume 8,
2, 2009.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
: 1 (Satu)
2.
3.
4.
Membuat kalimat matematika dari suatu bentuk masalah yang tidak sederhana
158
159
5.
Siswa dapat menentukan bentuk persamaan linear satu variabel melalui proses
pembelajaran yang dilakukan.
Materi Pembelajaran
Kalimat terbuka, pernyataan, dan bentuk persamaan linear satu variabel.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
d. Motivasi :
Guru
memberikan
penjelasan
mengenai
kegunaan
materi
10
menit
160
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
f. Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh
peserta didik pada pertemuan hari ini.
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
25
menit
Elaborasi
Peserta didik mengambil undian yang telah dibuat oleh guru untuk
menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi.
20
menit
Konfirmasi
15
menit
161
Tanya jawab dengan guru.
3
Penutup
a.
b.
c.
10
menit
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1.
2.
3.
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Menentukan
kalimat
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
Uraian
yang
1.
termasuk kalimat
kalimat terbuka!
terbuka,
dan
pernyataan
dari
sebuah kalimat.
Menentukan
Tertulis
Uraian
162
bentuk persamaan
linear
satu
variabel
dari
berikan alasanmu!
sebuah kalimat
a. x + y = 12
b. x3 25 = 0
c. 3x 12 = 2
Menentukan
bentuk
masalah
Uraian
3.
kalimat
matematika
suatu
Tertulis
dari
bentuk
yang
tidak sederhana.
(..)
NIP :
Peneliti
163
Nama Sekolah
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke -
: 2 (Dua)
Menemukan nilai himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel yang memiliki
bentuk sederhana.
2.
Menemukan nilai himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel yang memiliki
bentuk tidak sederhana.
164
Materi Pembelajaran
Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
d. Motivasi :
Guru
memberikan
penjelasan
mengenai
kegunaan
materi
7 menit
165
Kegiatan Inti
Eksplorasi
22
menit
Elaborasi
menunjuk
tangan
terlebih
dahulu,
dan
setelah
17
menit
166
bahan ajar materi persamaan linear satu variabel dimana guru
sebagai fasilitator dengan mengontrol peserta didik dalam
mengerjakan soal.
Konfirmasi
14
menit
Penutup
a.
b.
c.
d.
10
menit
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
2. LCD dan Laptop (Pemaparan dengan menggunakan power point)
3. Papan tulis dan spidol
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
167
Indicator
Pencapaian
Penilaian
Teknik
Kompetensi
Menentukan
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
Uraian
1.
himpunan
penyelesaian
persamaan linear
satu variabel yang
tidak sederhana.
2.
yang memenuhi
persamaan :
3.
Jika nilai
=9
adalah .
Peneliti
NIM : 109017000025
168
Nama Sekolah
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
: 3 (Tiga)
Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
Kompetensi Dasar Penelitian
3,1
Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
Indikator Kompetensi
1. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
variabel
2. Menyelesaikan model matematika yang berkaitam dengan persamaan linear satu
variabel.
169
Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran menggunakan bahan ajar, peserta didik dapat :
1. Mengubah kalimat matematika kedalam bentuk model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan persamaan linear satu variabel.
2.
Menyelesaikan model matematika dari suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan
linear satu variabel.
Materi Pembelajaran
Penerapan Persamaan Linear Satu Variabel
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
10
menit
170
penyelesaian persamaan linear satu variabel.
d. Motivasi :
Kegiatan Inti
Eksplorasi
25
menit
Elaborasi
20
menit
171
Konfirmasi
15
menit
lembar refleksi yang ada di dalam bahan ajar dan melalui proses
Tanya jawab dengan guru. (kegiatan refleksi juga dilakukan
setelah selesai menyelesaikan problem)
3
Penutup
a. Guru memberikan PR kepada peserta didik.
b. Peserta didik bersama dengan guru memberikan kesimpulan akhir
terhadap materi pertidaksamaan linear satu variabel.
10
menit
2.
3.
172
Indicator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Membuat
masalah
Instrumen/Soal
Instrumen
model Tertulis
matematika
Bentuk
Uraian
dari
yang
berkaitan dengan
daripada
persamaan linear
satu variabel
permasalahan tersebut !
Menyelesaikan
Tertulis
Uraian
2. Sebuah
panjangnya.
mobil
dan
Jika
keliling
sepeda
motor
model matematika
yang
berkaitam
dengan persamaan
linear
km/jam.
satu
variabel
Jika
sepeda
motor
tiba
dan
berapa
waktu
yang
Peneliti
NIM : 109017000025
173
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke -
: 4 (Empat)
174
3. Menggunakan konsep himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel dalam
pemecahan masalah.
Materi Pembelajaran
Pertidaksamaan Linear satu Variabel
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
7 menit
d. Motivasi :
Guru
memberikan
penjelasan
mengenai
kegunaan
materi
175
Kegiatan Inti
Eksplorasi
soal
yang
berkaian
dengan
pengertian
22
menit
Elaborasi
menunjuk
tangan
terlebih
dahulu,
dan
setelah
17
menit
176
Konfirmasi
14
menit
Penutup
a. Guru memberikan penilaian dan PR kepada peserta didik.
b. Guru meminta peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari
ini dengan melakukan proses Tanya jawab.
10
menit
Sumber Belajar
1.
2.
3.
4.
Teknik
177
2.
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Menentukan
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
Uraian
1. Tentukan
himpunan
penyelesaian
himpunan
penyelesaian
a. (
pertidaksamaan
bilangan bulat
yang
anggota
tidak
sederhana.
Menggunakan
konsep
himpunan
2.
Tentukan
nilai
sehingga
pertidaksamaan
penyelesaian
mempunyai
pertidaksamaan
penyelesaian
seperti
pemecahan
masalah
Membuat model
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
pertidaksamaan
linear satu
variabel.
a. Buat
Menyelesaikan
masalah dari
model
matematika yang
berkaitan dengan
pertidaksamaan
linear satu
variabel.
pertidaksamaan
menyatakan
kondisi
yang
mobil
diatas!
b. Selesaikan
tersebut!
pertidaksamaan
178
Pamulang, 15 November 2013
Guru Pengampu Mata Pelajaran,
Peneliti
NIM : 109017000025
179
Nama Sekolah
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke -
: 5 (Lima)
Indikator Kompetensi
1. Menentukan nilai barang seperti : nilai sebagian, nilai per unit, dan nilai keseluruhan dari
suatu masalah perdagangan.
2. Menentukan keadaan penjual seperti
Menemukan nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian dari suatu barang dalam
suatu masalah pada proses perdagangan.
2.
Menentukan keadaan penjual serta menemukan besar keuntungan atau kerugian yang
didapatkan oleh pedagang dalam suatu masalah pada proses perdagangan.
Materi Pembelajaran
1.
180
2.
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
d. Motivasi :
Kegiatan Inti
Eksplorasi
10
menit
181
baru yang telah dibuat dengan masing-masing anggota kelompok
terdiri dari 5 6 orang. Kelompok ini dibuat berdasarkan hasil
analisis terhadap pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
23
menit
Elaborasi
17
menit
182
sebagai fasilitator dengan mengontrol peserta didik dalam
mengerjakan soal.
Konfirmasi
13
menit
Penutup
a. Guru memberikan PR kepada peserta didik.
b. Guru meminta peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari
7 menit
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
2. LCD dan Laptop (Pemaparan dengan menggunakan power point)
3. Papan tulis dan spidol
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
183
Indicator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Uraian
1. Suatu
perkebunan
memiliki
barang seperti :
nilai
sebagian,
karet
sebesar
10%
dari
seluruh
nilai keseluruhan
perdagangan
Menentukan
Tertulis
Uraian
keadaan
penjual
seperti
untung,
serta
dan
rugi
menentukan
kg.
kedua
jenis
kopi
tersebut
besarnya
keuntungan
atau
kerugian
yang
permasalahan
perdagangan
tersebut?
Peneliti
NIM : 109017000025
184
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
: 6 (Enam)
Indikator Kompetensi
1. Menentukan persentase keuntungan atau kerugian dari suatu permasalahan perdagangan.
2. Menentukan harga jual atau harga beli suatu barang dari situasi untung atau rugi dalam
permasalahan perdagangan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran menggunakan bahan ajar, peserta didik dapat :
1. Menggunakan konsep persentase untung rugi dalam menyelesaikan permasalahan
perdagangan.
2. Menentukan harga jual atau harga beli dari permasalahan yang berkaitan dengan proses
perdagangan.
Materi Pembelajaran
1.
2.
185
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
d. Motivasi :
Kegiatan Inti
Eksplorasi
10
menit
186
25
menit
Elaborasi
20
menit
Konfirmasi
15
187
arahan dan melalui proses Tanya jawab dengan guru.
menit
Penutup
a.
b.
10
menit
c.
d.
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1.
2.
3.
Teknik
2.
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Menentukan
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
persentase
Bentuk
Uraian
keuntungan
atau
kerugian
dari
188
suatu
permasalahan
perdagangan.
yang
diperoleh
pedagang
tersebut adalah
Menentukan harga Tertulis
jual
atau
Uraian
harga
permasalahan
memperoleh
perdagangan.
keuntungan
sebesar
mobil tersebut?
Peneliti
NIM : 109017000025
189
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke -
: 7 (Tujuh)
Indikator Kompetensi
1. Menggunakan konsep rabat dan diskon dalam pemecahan masalah perdagangan.
2. Menggunakan konsep bruto, tara, netto dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan proses perdagangan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran menggunakan bahan ajar, peserta didik dapat :
1.
Menggunakan
konsep
rabat
dan
diskon
dalam
menyelesaikan
permasalahan
perdagangan.
2.
Menggunakan konsep bruto, tara, netto dari permasalahan yang berkaitan dengan proses
perdagangan.
Materi Pembelajaran
1.
2.
190
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Disiplin
Peduli
Bertanggung jawab
Mandiri
Interaksi sosial
Kerja Keras
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a.
b.
c.
Apersepsi :
Guru
mengingatkan
materi
pembelajaran
sebelumnya
yaitu
Motivasi :
e.
f.
g.
Kegiatan Inti
10
menit
191
Eksplorasi
23
menit
Elaborasi
pada
kelompok
lainnya
untuk
mempresentasikan
17
menit
Konfirmasi
13
menit
192
3
Penutup
a.
b.
7 menit
d.
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
2. LCD dan Laptop (Pemaparan dengan menggunakan power point)
3. Papan tulis dan spidol
Penilaian Hasil Belajar
1.
Teknik
2.
Penilaian
Teknik
Kompetensi
Menggunakan
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
Uraian
diskon
dalam
pemecahan
masalah
perdagangan
193
Bila seluruh buku laris terjual, maka
banyak
uang
yang
harus
disetor
Tertulis
Uraian
2.
netto
dalam
pemecahan
masalah
berkaitan dengan
proses
adalah .
perdagangan
Peneliti
NIM : 109017000025
194
Kelas
: VII
Semester
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
: 8 (Delapan)
Indikator Kompetensi
1. Menggunakan konsep bunga tunggal dalam pemecahan masalah perbankan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran menggunakan bahan ajar, peserta didik dapat :
1. Menggunakan konsep bunga tunggal dalam menyelesaikan permasalahan perbankan.
Materi Pembelajaran
Bunga Tunggal
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual
Metode
Mandiri
Peduli
Kerja Keras
159
Disiplin
Bertanggung jawab
Interaksi sosial
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Berdoa bersama dengan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen peserta
didik.
c. Apersepsi :
10
d. Motivasi :
menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memberikan ice breaking dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang meningkatkan konsentrasi, dan mereleksasi
peserta
didik
sebelum
belajar
dengan
memijat
teman
sekelompoknya.
25
menit
159
di dalam bahan ajar yang telah diberikan dengan bimbingan guru.
Elaborasi
peserta
didik
pada
kelompok
lainnya
untuk
20
menit
15
menit
Konfirmasi
Penutup
a. Guru meminta peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari ini
dengan melakukan proses Tanya jawab.
b. Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
10
menit
160
c. Peserta didik mengisi jurnal harian
Sumber Belajar
1. Berlogika dengan Matematika, Umi Salamah, (Platinum : Jakarta, 2009)
2. Matematika, Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, (Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta, 2008)
3. Matematika, Kurniawan, (Erlangga : Jakarta, 2008)
4. Matematika, Tim Matrix Media Literata, (Grasindo : Jakarta, 2006)
Media dan Alat Pembelajaran
1. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
2. LCD dan Laptop (Pemaparan dengan menggunakan power point)
3. Papan tulis dan spidol
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
Penilaian
Teknik
Kompetensi
Menggunakan
Bentuk
Instrumen/Soal
Instrumen
Tertulis
Uraian
konsep
bunga
sebesar
Rp
10.000.000,00
untuk
tunggal
dalam
pemecahan
masalah
perbankan.
tahun.
Pada
saat
mengambil
161
Pamulang, 4 Desember 2013
Guru Pengampu Mata Pelajaran,
Peneliti
NIM : 109017000025
Lampiran 2
KOMPETENSI DASAR :
3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
199
200
Sebelum memulai pembelajaran, perhatikan petunjuk belajar berikut ini!
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah doa sebelum memulai pelajaran, agar apa yang akan dikehendaki tercapai.
2. Pelajarilah uraian dari awal hingga akhir, tidak disarankan mempelajari uraian secara tidak
berurutan.
3. Ikutilah kegiatan yang ada dalam bahan ajar ini seperti kerja kelompok, dll, dengan baik dan
dengan seksama, agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
4. Setelah mempelajari subbab, ujilah kemampuanmu dengan mengerjakan latihan setiap
subbab.
5. Belajarlah dengan baik, agar kalian mencapai tujuan dan kemampuan yang ditentukan.
Masih ingatkah kalian dengan mencari himpunan penyelesaian dari persamaan linear
satu variabel?
Coba selesaikan soal dibawah ini!
Setelah kalian mengingat dan memahami materi diatas, kita akan melanjutkan ke materi
selanjutnya, yaitu penerapan persamaan linear satu variabel. Perhatikan baik-baik ya!
Materi penerapan persamaan linear satu variabel ini membutuhkan kemampuan kalian
dalam membuat simbol matematika dan menyelesaikan simbol yang telah kalian buat.
200
201
PETUNJUK KERJA :
1.
2.
3.
4.
5.
PROBLEM 1
Selamat belajar!!
^^
Perhatikan gambar di bawah ini!
201
202
Permasalahan di halaman sebelumnya, adalah salah satu bentuk aplikasi persamaan linear
satu variabel dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah penyelesaian :
Berapa banyak buku yang dibeli?
Tulis disini ya
jawaban kalian!
202
203
Jadi,
Berdasarkan permasalahan
tersebut, jika kamu membeli 7
buah buku tulis dan
membayarnya dengan uang
Rp 50.000,00, berapakah
uang kembalian yang akan
kamu terima?
Tulis jawaban
kalian disini
Kolom Pertanyaan
Apakah yang ingin kalian tanyakan tentang materi tersebut?
PROBLEM 2
Dua ekor katak, Tinki dan Dipsi ada di bawah pohon. Tiba-tiba
keduanya dikejutkan oleh seekor ular yang akan menyergapnya
dari belakang. Keduanya langsung melompat beberapa kali
kearah yang sama, menghindari sergapan ular. Tinki melompat
sebanyak 7 kali, sedangkan Dipsi melompat 8 kali. Pada
lompatan pertama Tinki melompat sejauh 35 cm, sedangkan
Dipsi melompat sejauh 20 cm. pada lompatan selanjutnya jarak
tiap lompatan kedua katak itu sama. Jika jarak akhir lompatan
kedua katak tersebut adalah sama, maka berapakah jarak yang
ditempuh setiap katak sampai lompatan terakhir?
203
204
Ayooo!! Selesaikan permasalahan!
Penyelesaian :
Misalkan lompatan kedua dari dua katak tersebut x, bagaimana model matematikanya?
Selesaikan model matematika tersebut!
Jadi, .
Berapakah
kecepatan
katak melompat jika waktu
untuk mencapai jarak
lompatan terakhir adalah 2
menit?
204
Jawaban
205
SOAL
TANTANGAN
Perhatikan permasalahan berikut ini!
Rani dan Tasya membeli pensil di toko alat tulis. Rani membeli 5 kotak pulpen, sedangkan
Tasya membeli 2 kotak. Banyak pensil dalam setiap kotak adalah sama. Selesaikan setiap
pertanyaan berikut! (setiap pertanyaan tidak berkaitan dengan pertanyaan lainnya).
a.
Jika Rani memberi adiknya Sembilan pensil dan sisa pensil Rani sama dengan jumlah
pensil Tasya, berapa banyak pensil dalam setiap kotak?
b. Jika Tasya diberi tambahan 12 pensil oleh kakaknya, maka jumlah pensil Tasya sama
dengan jumlah pensil Rani. Berapakah banyak pensil dalam setiap kotak?
c.
Jika Rani memberi adiknya 6 pensil, dan Tasya mendapat tambahan 12 pensil dari
kakaknya maka jumlah pensil Rani sama dengan jumlah pensil Tasya. Berapakah banyak
pensil dalam setiap kotak?
INFO :
Gunakan permisalan variabel
dalam
setiap
pembuatan
model matematika persamaan
linear satu variabel
Kolom Pertanyaan
205
206
2.
Sebuah mobil dan sepeda motor berangkat bersamaan dan menempuh jarak yang sama.
Kecepatan mobil 60 km/jam sedangkan sepeda motor 45 km/jam. Jika sepeda motor
tiba ditempat tujuan 2 jam setelah mobil tiba, berapakah waktu yang diperlukan mobil
dan berapa waktu yang diperlukan sepeda motor?
3.
206
Perhatikan
kompetensi dasar itu
ya!
Kompetensi Dasar :
3.3 Menggunakan konsep
aljabar dalam pemecahan
masalah aritmatika sosial
yang sederhana
Masih ingatkah kalian mengenai pembelajaran aritmatika sosial pada saat kalian
masih di bangku SD? Pembelajaran kali ini akan membahas kembali bab aritmatika sosial
yang telah dipelajari di bangku SD. Sebelum belajar, coba perhatikan tujuan pembelajaran
matematika kita pada bab ini ya!
Perhatikan
dengan
seksama
Tujuan Pembelajaran :
Dengan
menggunakan
bahan
matematika,
peserta
didik
menggunakan konsep aljabar dalam:
ajar
dapat
harus
bisa
untuk
mencapai
208
Nilai Keseluruhan, Nilai per Unit, dan Nilai Sebagian
Problem 1
Berapakah
isi
dalam setiap dus?
Berapakah
jumlah
keseluruhan roti di
dalam 4 dus?
Bagaimana penafsiran
model tersebut?
roti
Selesaikanlah model
tersebut!
Jadi, .
Kelas VII Semester 1
Page 208
209
Masih
berdasarkan
permasalahan sebelumnya,
Jika kamu membeli 5 buah
roti dan memberikan uang
Rp 50.000,00, berapakah
uang kembalian yang akan
kamu terima dari pedagang
tersebut?
Tulis jawaban
kalian disini
Jadi, apa yang kalian sudah memahami apa itu nilai keseluruhan, nilai per unit dan nilai
sebagian, berikan kesimpulkan mengenai nilai keseluruhan, nilai per unit dan nilai sebagian ?
Kesimpulan :
Page 209
210
Untung dan Rugi Dalam Perdagangan
Problem 1
Bu Umi membeli 35 kg apel dengan harga Rp 437.500,00. Kemudian ia
menjual apel tersebut dengan harga Rp 13.750,00 per kilogram.
Apabila seluruh apel terjual habis, maka tentukan :
a. Untung atau rugikah Bu Umi?
b. Berapakah besar keuntungan atau kerugiannya?
Ayo, kita kerjakan problem tersebut seperti langkah-langkah yang telah diberikan
sebelumnya!!
Berapa kg kah apel
yang dibeli?
Untung atau
rugikah pedagang?
Berapa keuntungan
atau kerugiannya?
Jadi, ...
Tulis jawaban kalian di
bagian yang kosong
ya!!
Page 210
211
Jika apel yang terjual hanya 30 kg,
untung atau rugikah Bu Umi?
Penemuan Konsep
2.
3.
4.
Jawablah pertanyaan
tersebut bersama
anggota kelompok
kalian!
Page 211
212
Soal Tantangan
Kelompok
LATIHAN
INDIVIDU
1. Suatu perkebunan memiliki 4 komoditi ekspor, yaitu karet, rotan, kayu, dan dammar.
Komoditi ekspor karet sebesar 10% dari seluruh prodduksi yang ada., rotan 25%, kayu 15%.
Berapa ton produksi dammar, jika total produksi perusahaan tersebut 2,4 juta ton?
2. Seorang pedagang membeli 2 jenis kopi masing-masing sebanyak 18 kg dengan harga Rp
3.500,00 per kg, dan 12 kg dengan harga Rp 3.000,00 per kg. kedua jenis kopi tersebut
dicampur menjadi satu dan dijual dengan harga Rp 3.200,00 per kg. untung atau rugikah
yang diterima pedagang tersebut? Dan berapakah keuntungan atau kerugian pedagang
tersebut?
3. Seorang pedagang membeli 20 kg jeruk dengan harga Rp 110.000,00. Separuhnya ia jual
dengan harga Rp 8.000,00 per kg, 3/5 bagian dari sisanya ia jual dengan harga Rp
6.500,00 per kg dan sisanya ia jual dengan harga Rp 4.500,00 per kg. dengan demikian
pedagang tersebut akan mengalami untung sebesar
Page 212
Lampiran 3
Membuat dan
menafsirkan model
Menyelesaikan masalah
masalah
sedikit
pengorganisasian
dari
dan benar
matematika
langkah-langkah
dan penyelesaian.
penafsirannya.
2
model Penyelesaian
data
kurang kurang
kurang
lengkap,
pemilihan
benar
disertai
dan matematika
informasi
dengan
sebagian
kurang relevan.
3
logis
masalah
benar.
dan Penyelesaikan
masalah
besar
dengan
pemilihan matematika
informasi
dan Penyelesaikan
213
masalah
Lampiran 4
KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
Pre-Tes
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/1
Pokok Bahasan
: Pecahan
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
No. KD
Indikator
Membuat dan
Menyelesaikan
menafsirkan
masalah yang
Jumlah
model
tidak rutin
Soal
Pembelajaran
matematika dari
suatu masalah
Menggunakan sifat-
1
2
memecahkan masalah
214
1
1
Lampiran 5
KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/1
Pokok Bahasan
Standar Kompetensi
: Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan perbandingan dalam
pemecahan masalah.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
No.
Indikator
KD
Membuat dan
Menyelesaikan
menafsirkan model
masalah yang
tidak rutin
Jumlah
Soal
masalah
1
variabel.
Menyelesaikan model
matematika dari
215
216
permasalahan yang berkaitan
dengan persamaan linear satu
variabel.
Membuat model dari
permasalahan yang berkaitan
dengan pertidaksamaan linear
satu variabel.
Menentukan himpunan
penyelesaian pertidaksamaan
linear satu variabel yang tidak
sederhana.
3, 5
Lampiran 6
KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/1
Pokok Bahasan
: Aritmatika Sosial
Standar Kompetensi
: Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan perbandingan dalam
pemecahan masalah.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
No.
KD
Indikator
Membuat dan
Menyelesaikan
menafsirkan model
masalah yang
tidak rutin
Jumlah
Soal
masalah
3.
berkaitan dengan
permasalahan untung.
217
218
Menggunakan konsep aljabar
dalam menentukan solusi
permasalahan yang berkaitan
permasalahan nilai
keseluruhan, nilai sebagian,
dan nilai per unit.
Menentukan
solusi
dari
Lampiran 7
: Matematika
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
: VII/I
Pokok Bahasan
: Pecahan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Petunjuk :
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Mulailah dengan membaca doa terlebih dahulu, dan kerjakan soal yang ddianggap mudah
terlebih dahulu.
Dilarang menggunakan alat bantu hitung apapun, seperti kalkulator, HP, dll.
Soal
1.
Uang sebesar Rp 15.000.000,00 dibagikan kepada Dewi, Desi, dan Dani. Dewi memperoleh
setengahnya, Desi memperoleh
uang paling banyak? Dan berapakah selisih jumlah uang terbanyak dan tersedikit yang
didapatkan?
2.
219
220
3.
bagian dari seluruh buah apel di kebun telah berbuah kemarin. Jika bagian dari sisanya
berbuah hari ini dan yang belum berbuah ada 56 buah, tentukan berapakah jumlah buah
seluruh buah apel di kebun tersebut?
4.
dibagikan. Cukup, kurang atau berlebihkan apa yang diketahui diatas untuk menentukan
besar bagian masing-masing anak? Berapakah bagian masing-masing anak?
Lampiran 8
: Matematika
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
: VII/I
Pokok Bahasan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Petunjuk :
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Mulailah dengan membaca doa terlebih dahulu, dan kerjakan soal yang ddianggap mudah
terlebih dahulu.
Dilarang menggunakan alat bantu hitung apapun, seperti kalkulator, HP, dll.
Soal :
1.
Disebuah rumah terdapat 5 ekor kucing dan n ekor ayam. Banyak semua kaki kucing dan
ayam tersebut adalah 32. Tentukan data yang diketahui dari soal tersebut! Cukup, kurang,
atau berlebihankah data yang diketahui untuk menentukan nilai n?
2. Ardi pada pukul 07.00 menuju Sukabumi dengan kendaraan dari Jakarta dan tiba di
Sukabumi pukul 10.00. Pada saat yang sama, Rudi juga berangkat dari Jakarta menuju
Sukabumi dengan kendaraan berkecepatan rata-rata 5 km/jam lebih lambat dari kecepatan
221
222
rata-rata kendaraan Ardi, dan dia tiba di Sukabumi 20 menit setelah Ardi tiba. Tentukan
jarak dari Jakarta ke Sukabumi!
3. Jika,
dan
4. Sebuah persegi panjang akan dibuat dari batang kawat dengan panjang kawat tidak lebih
dari 66 cm. panjang persegi panjang tersebut 5 cm lebih dari lebarnya. Jika lebarnya y cm,
buatlah model matematika dari permasalahan tersebut, kemudian berikan penafsirannya!
5. Jika
mungkin dari w ?
6.
Pada mata pelajaran matematika, akan diadakan tiga kali ulangan dengan masing-masing
ulangan skor maksimum 100. Amir akan mendapat predikat amat baik jika skor rata-rata
ulangan tersebut sekurang-kurangnya 90, dan predikat baik jika skor rata-rata ulangan
tersebut adalah 80. Amir ingin mendapatkan predikat amat baik, dan telah memperoleh
skor 91 dan 86 pada kedua ulangan, dan m pada ulangan ketiga.
a. Tuliskan data yang diketahui dari soal
b. Cukup, kurang atau berlebihankah data yang diketahui untuk menentukan nilai m?
c. Selesaikan permasalahan tersebut!
Lampiran 9
: Matematika
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
: VII/I
Pokok Bahasan
: Aritmatika Sosial
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Petunjuk :
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Mulailah dengan membaca doa terlebih dahulu, dan kerjakan soal yang ddianggap mudah
terlebih dahulu.
Dilarang menggunakan alat bantu hitung apapun, seperti kalkulator, HP, dll.
Soal
1. Seorang pedagang membeli 20 lusin buku tulis, 3 lusin pensil dengan rincian sebagai
berikut:
Barang
Harga Beli
Harga Jual
Buku
Rp 36.000,00/lusin
Rp 3.500,00/buah
Pensil
Rp 11.000,00/lusin
Rp 1.000,00/batang
Pada akhir bulan semua buku tulis dan pensil habis terjual.
a. Cukup, kurang atau berlebihkah data yang diketahui untuk menentukan keuntungan?
b. Berapakah keuntungan pedagang tersebut?
223
224
2. Pak Hasan membeli rumah dengan harga Rp 65.000.000. Rumah itu direnovasi dengan biaya
Rp 7.500.000. Jika pak Hasan akan menjual rumah itu dan ingin memperoleh untung 15%,
Misalkan harga jual rumah Pak Hasan adalah h, Buatlah model matematika untuk
menentukan berapa harga jual rumah Pak Hasan! Berapakah harga jual rumah tersebut?
3. Seseorang menabung uang di Bank Untung sebesar Rp 6.000.000. Bank tersebut
memberikan bunga sebesar 2 % per tahun. Jika orang tersebut menabung selama 1 tahun 8
bulan 72 hari, berapakah jumlah bunga yang didapatkan oleh orang tersebut?
4. Beberapa hasil tambang Indonesia akan di ekspor ke berbagai Negara. Beberapa hasil
tambang yang akan diekspor yakni 10% emas, 15% batu bara, 50% perak dan 25% tembaga.
Berat seluruh hasil tambang emas yang akan diekspor adalah 7,5 juta kuintal. Tentukan
model matematika serta penafsirannya yang digunakan untuk menentukan berapa kuintalkah
jumlah seluruh barang tambang yang akan diekspor ke berbagai Negara! Berapa kuintalkah
berat seluruh barang tambang yang akan di ekspor?
5. Jika selisih antara neto dan tara adalah 13,15 kuintal dan netto (kg) : tara (kg) = 91 :4, maka
berapa kg berat bruto?
6. Perhatikan tabel berikut ini!
Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat 50 kue pisang :
Nama Barang
Harga
kg gula
Rp 12.000/kg
kg tepung
Rp 9.000/kg
2 tandan pisang
Rp 10.000/tandan
Pak Amir akan membuat 150 kue pisang. Cukup, kurang, atau berlebihankah data yang
diketahui untuk menentukan berapakah modal yang harus dikeluarkan oleh Pak Amir?
Berapakah modal yang harus dikeluarkan?
Lampiran 11
Indikator Penilaian
1.
Al
Au
Ar
Be
Ch
DD
Hm
Hi
Ilh
Lul
MHn
kontekstual
2.
3.
4.
Menyampaikan ide/gagasan
5.
Membuat kesimpulan
6.
No
Indikator Penilaian
1.
2.
3.
4.
Menyampaikan ide/gagasan
5.
Membuat kesimpulan
6.
MRf
237
MZd
MRyh
MHdy
MSh
NM
Nr
238
No
Indikator Penilaian
1.
2.
3.
4.
Menyampaikan ide/gagasan
5.
Membuat kesimpulan
6.
Rzb
SAsy
SA
SM
Shb
Sls
Uch
Zny
Pamulang, ..
Observer,
Lampiran 12
Apa
yang
pelajari
hari
ini?
pendapat (kritik
dan
saran)
Bagaimana
Apa
yang
pelajari
hari
kamu
ini?
pendapat (kritik
dan
saran)
Bagaimana
239
Lampiran 13
Lembar Pedoman Wawancara Guru
Tahap
Tujuan
: Pra Penelitian
: Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik,
aktivitas peserta didik, proses pembelajaran disekolah, dan bahan ajar yang
dipakai pada proses pembelajaran.
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika yang biasa bapak/ibu lakukan di dalam kelas?
2. Bagaimana respon dan antusias anak-anak terhadap pembelajaran yang bapak/ibu berikan?
3. Apa kendala yang bapak/ibu rasakan ketika mengajar di kelas?
4. Menurut bapak/ibu, seberapa penting pembelajaran matematika dengan mengkaitkan
matematika ke dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bahan ajar apa saja yang biasa bapak/ibu gunakan di dalam kelas?
6. Bagaimana menurut bapak/ibu jika dilakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan
ajar berbasis pendekatan kontekstual?
7. Menurut bapak/ibu, bagaimana kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh peserta
didik?
Tahap
Tujuan
241
Daftar Pertanyaan
1. Apakah terdapat perkembangan pada kemampuan pemecahan masalah matematik peserta
didik dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
2. Apakah terdapat perkembangan aktivitas peserta didik di dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
3. Apa saja kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
4. Apa yang harus dilakukan dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada siklus
berikutnya?
240
Lampiran 14
Lembar Pedoman Wawancara Peserta Didik
Tahap
: Pra Penelitian
Tujuan
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana perasaan adik selama belajar matematika?
2. Apakah pelajaran matematika penting untuk di pelajari?
3. Bagaimana proses pembelajaran yang kamu inginkan dalam pembelajaran
matematika?
4. Dalam proses pembelajaran itu membutuhkan bahan ajar seperti LKS atau
lainnya. Bahan ajar seperti apa yang kalian inginkan dalam pembelajaran
matematika?
5. Apakah adik merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang tidak sesuai
contoh?
6. Apa yang adik lakukan jika mendapatkan soal yang sulit dan tidak sesuai
contoh yang diberikan?
7. Bagaimana perasaan adik terhadap pembelajaran berkelompok dan
melakukan presentasi terhadap hasil diskusi kelompok?
242
243
Tahap
Tujuan
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat adik mengenai bahan ajar berbasis pendekatan
kontekstual yang diberikan?
2. Apakah terdapat perkembangan pemahaman kalian terhadap materi
matematika dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
kontekstual?
3. Apakah terdapat perkembangan aktivitas adik dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
4. Perkembangan seperti apa yang dirasakan selama pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual?
5. Bagaimana peran adik-adik dalam pembelajaran di kelas yang dilakukan
secara berkelompok?
Lampiran 15
Pokok Bahasan :
Observer
Pertemuan Ke- :
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda!
1 = Kurang Baik, 2 = Cukup Baik, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
No.
1.
Penilaian
Aspek Pengamatan
Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
Menyampaikan
keterkaitan
pembelajaran
Menyampaikan
langkah-langkah
pembelajaran.
2.
Kegiatan Inti
a.
b.
c.
d.
e.
244
Catatan
245
didik dalam mengungkapkan ide terhadap
masalah yang diberikan.
f.
Kejelasan
substansi
pertanyaan
yang
h.
Membimbing
peserta
didik
dalam
refleksi
terhadap
proses
pembelajaran
3.
Penutup
a.
b.
Memberikan tugas/PR
Pamulang, ..
17 29
: Kurang Baik
Observer,
30 42
: Cukup Baik
43 55
: Baik
56 68
: Sangat Baik
Lampiran 16
Lembar Observasi Teman Sejawat
Hari/Tanggal : ..
Observer
: ..
Pertemuan Ke-
Materi
Isilah kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan yang anda lakukan!
No.
Pertanyaan
Komentar
Observer
..
246
lampiran 17
Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
ALDA SAFIRA
AULIA FADHILAH B.
AURA NUR AZZAHRA
BELA MAULIDA Z
CHYNTIA NADA D.
DARA DIKE D.
HEMARIDA NABILA P.
HILDA FACHRIAH
ILHAM AGUS W.
LULITA MEISARI
M. HUSEIN AULIA
M. RAFAEL GHIBRAN
M. ZIDANE P.
MOCH. REYHAN P.S
MUH. HIDAYATULOH
MUHAMAD SHANDY P.
NADA MISRINA
NURUL FARIHAH
RAZIBA NOOR A.
RIKHA AFIFAH
S. AISYAH N.H
SALMA 'AINAYYA M
SALMA MAIDINA A.
SHABRINA AZKIA T.S
SULISTIANINGSIH
TAJUL BINTANG A.
UCHULIL ILHAM
WINDA ANDARI
ZIDNY FIQHA A.
Jumlah
Skor rata-rata
Skor Ideal
Persentase
1
1
4
4
4
2
3
2
4
3
2
3
3
2
2
3
3
2
4
4
4
3
2
4
3
3
4
2
2
4
4
2
2
0
2
2
2
3
2
0
1
3
1
0
3
3
2
3
2
2
0
2
0
2
2
1
1
2
3
3
2
2
3
3
0
2
4
3
2
3
0
2
1
3
0
2
4
3
1
2
3
3
1
2
2
3
1
1
1
4
1
2
4
247
4
2
2
4
3
4
4
4
3
4
4
3
1
1
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
0
3
3
4
4
4
5
3
0
2
3
2
2
2
4
2
3
2
1
2
2
3
3
1
3
2
1
0
2
0
0
0
1
3
2
3
2
6
1
4
4
4
4
4
4
0
4
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
1
2
4
4
2
3
1
4
4
4
4
8
2
8
6
8
5
6
6
7
7
6
6
4
3
7
5
6
7
7
4
7
1
6
4
6
5
7
4
6
6
3
4
8
5
8
3
5
5
5
3
6
5
8
5
5
4
6
1
5
5
6
6
6
7
8
6
8
6
186 136
6.4 4.7
8
8
80 59
0
4
7
5
4
5
4
4
4
5
1
4
6
6
4
3
6
5
2
2
4
3
1
1
2
7
3
5
6
113
3.9
8
48.7
10
18
20
17
18
17
11
16
17
16
9
14
17
17
16
10
19
16
12
10
15
16
10
8
12
19
16
19
20
435
15
24
62.5
Nilai
41.67
75
83.33
70.83
75
70.83
45.83
66.67
70.83
66.67
37.5
58.3
70.83
70.83
66.67
41.67
79.17
66.67
50
41.67
62.5
66.67
41.67
33.33
50
79.17
66.67
79.17
83.33
lampiran 18
Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
ALDA SAFIRA
AULIA FADHILAH B.
AURA NUR AZZAHRA
BELA MAULIDA Z
CHYNTIA NADA D.
DARA DIKE D.
HEMARIDA NABILA P.
HILDA FACHRIAH
ILHAM AGUS W.
LULITA MEISARI
M. HUSEIN AULIA
M. RAFAEL GHIBRAN
M. ZIDANE P.
MOCH. REYHAN P.S
MUH. HIDAYATULOH
MUHAMAD SHANDY P.
NADA MISRINA
NURUL FARIHAH
RAZIBA NOOR A.
RIKHA AFIFAH
S. AISYAH N.H
SALMA 'AINAYYA M
SALMA MAIDINA A.
SHABRINA AZKIA T.S
SULISTIANINGSIH
TAJUL BINTANG A.
UCHULIL ILHAM
WINDA ANDARI
ZIDNY FIQHA A.
1
1
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
2
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
0
4
4
2
2
2
3
4
3
2
3
2
3
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
2
3
4
3
3
2
2
3
2
4
2
4
4
2
2
0
4
2
4
2
3
4
3
2
1
2
4
2
2
2
4
4
3
4
Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor Ideal
Persentase
248
4
2
3
4
4
4
3
2
2
4
4
3
3
2
3
3
3
0
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
3
5
3
2
2
2
2
2
2
0
2
2
0
0
0
2
2
2
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
1
2
6
1
3
4
4
4
3
4
3
2
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
NILA
I
6
8
8
7
7
8
7
6
6
7
8
7
7
7
7
5
8
7
6
6
8
8
7
6
8
8
4
8
8
203
7
8
87.5
5
7
8
7
5
5
4
7
8
5
6
4
5
5
6
3
6
5
6
5
6
7
6
5
5
6
6
6
7
166
5.72
8
71.55
4
4
5
4
6
4
4
6
4
2
0
4
4
6
4
5
7
5
4
3
3
6
4
4
4
7
6
4
6
129
4.44
8
55.6
15
19
21
18
18
17
15
19
18
14
14
15
16
18
17
13
21
17
16
14
17
21
17
15
17
21
16
18
21
498
17.17
24
71.55
62.5
79.17
87.5
75
75
70.83
62.5
79.17
75
58.33
58.33
62.5
66.67
75
70.83
54.17
87.5
70.83
66.67
58.33
70.83
87.5
70.83
62.5
70.83
87.5
66.67
75
87.5
Lampiran 19
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PRA PENELITIAN
1. Tabel Distribusi Frekuensi
32
41
41
37
32
37
43
24
32
32
13
13
24
32
18
13
27
37
32
13
43
37
32
13
37
27
32
37
21
(Pembulatan keatas)
b. Rentang Kelas
Rentang kelas = data terbesar data terkecil
= 43 - 13
= 30
c. Panjang Kelas
Panjang kelas =
Interval
, dinaikkan menjadi 6
Tepi
Tepi
Bawah
Atas
13 18
12,5
18,5
15,5
240,25
93
1441,5
19 24
18,5
24,5
21,5
462,25
64,5
1386,75
25 30
24,5
30,5
27,5
756,25
11
55
1512,5
31 36
30,5
36,5
33,5 1122,25
19
234,5
7855,75
37 42
36,5
42,5
39,5 1560,25
27
355,5
14042,25
43 48
42,5
48,5
45,5 2070,25
29
91
4140,5
6211,5
29
893,5
30379,25
Jumlah
Fk
2. Mean
249
250
3. Median
(
4. Modus
(
a.
)
(
b.
)
(
5.
Standar Deviasi
(
(
(
(
)
(
)
251
Lampiran 20
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SIKLUS I
1. Tabel Distribusi Frekuensi
41,7
75
83,3
70,8
75
70,8
45,8
66,7
70,8
66,7
37,5
58,3
70,8
70,8
66,7
41,7
79,2
66,7
50
41,7
62,5
66,7
41,7
33,3
50
79,2
66,7
79,2
83,3
(Pembulatan keatas)
b. Rentang Kelas
Rentang kelas = data terbesar data terkecil
= 83,3 33,3
= 50
c. Panjang Kelas
Panjang kelas =
Interval
Tepi
Tepi
Bawah
Atas
33 41
32,5
41,5
37
1369
74
2738
42 50
41,5
50,5
46
2116
322
14812
51 59
50,5
59,5
55
3025
10
55
3025
60 68
59,5
68,5
64
4096
17
448
28672
69 77
68,5
77,5
73
5329
24
511
37303
78 86
77,5
86,5
82
6724
29
410
33620
22659
29
1820
120170
Jumlah
Fk
2. Mean
252
253
3. Median
(
4. Modus
(
a.
)
(
b.
(
c.
)
)
(
(
)
)
254
5.
Standar Deviasi
(
)
(
(
)
(
)
)
Lampiran 21
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SIKLUS II
1. Tabel Distribusi Frekuensi
62,5
79,2
87,5
75
75
70,8
62,5
79,2
75
58,3
58,3
62,5
66,7
75
70,8
54,2
87,5
70,8
66,7
58,3
70,8
87,5
70,8
62,5
70,8
87,5
66,7
75
87,5
(Pembulatan keatas)
b. Rentang Kelas
Rentang kelas = data terbesar data terkecil
= 87,5 54,2
= 33,3
c. Panjang Kelas
Panjang kelas =
Interval
Tepi
Tepi
Fk
Bawah
Atas
54 59
53,5
59,5
56,5 3192,25
226
12769
60 65
59,5
65,5
62,5 3906,25
250
15625
66 71
65,5
71,5
68,5 4692,25
17
616,5
42230,25
72 77
71,5
76,5
74,5 5550,25
22
372,5
27751,25
78 83
77,5
83,5
80,5 6480,25
25
161
12960,5
84 89
83,5
89,5
86,5 7482,25
29
432,5
37411,25
2058,5
148747
Jumlah
29
255
256
2. Mean
3. Median
(
4. Modus
(
)
(
5.
Standar Deviasi
(
)
(
(
)
(
)
)
Lampiran 22
LAMPIRAN HITUNGAN LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS I
Berdasarkan tabel lembar observasi peserta didik dalam pembelajaran matematika, didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Menyelesaikan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
2. Mengajukan pertanyaan
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
62,06%
257
258
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
49,14%
4. Menyampaikan ide/gagasan
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
5. Membuat kesimpulan
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
47,41%
259
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
6. Bekerja sama di dalam kelompok
a. Pertemuan ke- 1
Persentase =
b. Pertemuan ke- 2
Persentase =
c. Pertemuan ke- 3
Persentase =
d. Pertemuan ke- 4
Persentase =
Rata-rata =
Rata-rata total =
260
LAMPIRAN HITUNGAN LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS II
Berdasarkan tabel lembar observasi peserta didik dalam pembelajaran matematika, didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Menyelesaikan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
a. Pertemuan ke- 5
Persentase =
b. Pertemuan ke- 6
Persentase =
c. Pertemuan ke- 7
Persentase =
d. Pertemuan ke- 8
Persentase =
Rata-rata =
2. Mengajukan dan menjawab pertanyaan guru
e. Pertemuan ke- 5
Persentase =
f. Pertemuan ke- 6
Persentase =
g. Pertemuan ke- 7
Persentase =
h. Pertemuan ke- 8
Persentase =
Rata-rata =
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
e. Pertemuan ke- 5
261
Persentase =
f. Pertemuan ke- 6
Persentase =
g. Pertemuan ke- 7
Persentase =
h. Pertemuan ke- 8
Persentase =
Rata-rata =
4. Menyampaikan ide/gagasan
e. Pertemuan ke- 5
Persentase =
f. Pertemuan ke- 6
Persentase =
g. Pertemuan ke- 7
Persentase =
h. Pertemuan ke- 8
Persentase =
Rata-rata =
5. Membuat kesimpulan
a. Pertemuan ke- 5
Persentase =
b. Pertemuan ke- 6
Persentase =
c. Pertemuan ke- 7
Persentase =
d. Pertemuan ke- 8
Persentase =
262
Rata-rata =
6. Bekerja sama di dalam kelompok
a. Pertemuan ke- 5
Persentase =
b. Pertemuan ke- 6
Persentase =
c. Pertemuan ke- 7
Persentase =
d. Pertemuan ke- 8
Persentase =
Rata-rata =
Rata-rata total =
Lampiran 23
HASIL TANGGAPAN PESERTA DIDIK
Berdasarkan analisis terhadap jurnal harian peserta didik, didapatkan hasil sebagai berikut :
a.
Tanggapan
Negatif
Tanggapan
Netral
Bahan ajarnya menarik, ada soal yang gampang dan ada soal yang
susah dikerjainnya, jadi kadang seru tapi kadang bingung pake bahan
ajarnya
Bahan ajarnya biasa aja
Permasalahan yang sederhana di bahan ajar gampang, tapi kalau yang
sulit banget bikin bingung
Tanggapan
Negatif
263
264
Bingung ngerjainnya
Lebih suka yang ini, soalnya juga bisa dipahami, tapi ada juga yang
Tanggapan
Netral
susah banget
Desainnya bagus, permasalahannya bisa di pahami, tapi soal tantangan
kelompoknya dan soal latihannya susah banget, bikin sedikit bingung
Lampiran 24
KUNCI JAWABAN
PRE TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
1.
Uang Desi
Uang Dani
=
=
Yang mendapatkan uang terbanyak adalah Dewi dengan Rp 7.500.000
Selisih
=
=
2. Diketahui : Bentuk
265
266
3.
bagian
bagian
bagian
(
bagian
buah apel.
Jadi, jumlah buah apel yang ada di kebun seluruhnya adalah 120 buah apel.
4.
Ditanyakan : Cukup atau kurangkah data yang diketahui untuk menentukan besar masingmasing anak? Berapa besar bagian tiap anak?
Jawab :
Data yang diketahui tersebut cukup untuk menentukan besar bagian setiap anak.
Uang yang akan dibagikan =
Anak I
Anak II
Anak III
Lampiran 25
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SIKLUS I
No
1
Jawaban
Diketahui : Jumlah kucing = 5 ekor
Jumlah ayam = n ekor
Jumlah kaki ayam dan kucing = 32 kaki
Jawaban :
Data tersebut kurang, karena belum diketahui jumlah kaki dari ayam dan
kucing. Sehingga kita harus menentukan terlebih dahulu beraapakah jumlah kaki
ayam, dan jumlah kaki kucing.
Jumlah kaki ayam = 2, dan jumlah kaki kucing = 4.
Model matematika
:
( )
Penyelesaian Model
( )
2.
267
268
Waktu tempuh Rudi = 3 jam 20 menit =
jam
3.
Diketahui :
Ditanyakan : nilai minimal dari
Jawab :
x=5
y = -3
z=8
(
4.
269
Missal panjang = p, lebar = l
Maka model matematika :
)
(
)
(
Penafsiran : untuk menentukan nilai lebar, maka dapat dicari dengan mengalikan
panjang lebar dengan 4, kemudian ditambahkan 10 cm, karena panjang kawat
kurang dari 66, maka hasil dari 4 kali lebar ditambah 10 cm, harus kurang dari 66
cm.
5
Diketahui :
dan
270
sehingga
Sedangkan nilai y harus yang paling kecil untuk mendapatkan nilai terbesar, yaitu
sehingga :
(
Jadi, nilai terbesar dari
, adalah 5.
Lampiran 26
KUNCI JAWABAN
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SIKLUS II
1.
buah
batang
b. Keuntungan :
Harga beli buku =
Harga beli pensil =
Harga beli keseluruhan =
Harga jual buku =
Harga jual pensil =
Harga jual keseluruhan =
Keuntungan = harga jual harga beli
=
=
271
272
2.
harga beli
Penafsiran : keuntungan yang diperoleh adalah 10.875.000 didapatkan dari harga jual (h)
dikurangi dengan 72.500.000.
jadi,
3.
273
Total bunga =
= Rp 279.589
4.
kuintal.
5.
kg
274
Bruto = Netto + tara
Bruto = 1375,46 + 60,46 = 1435,92 kg
6.
Rp 12.000/kg
Rp 9.000/kg
Rp 10.000/tandan
Lampiran 27
Hasil Catatan Lapangan
Pertemuan Pertama
Hari/Tanggal : Rabu/6 November 2013
Materi
Catatan :
Beberapa peserta didik semangat dan senang ketika peneliti meminta perwakilan
peserta didik yang telah diundi untuk presentasi.
Pertemuan Kedua
Hari/Tanggal : Jumat/8 November 2013
Materi
Catatan :
Peserta didik sudah mulai terbiasa dalam menyelesaikan bahan ajar berbasis
pendekatan kontekstual.
275
276
Pertemuan Ketiga
Hari/Tanggal : Rabu/ 13 November 2013
Materi
Catatan :
Peserta didik terlihat tidak antusias belajar dan suasana di kelas ricuh.
Pertemuan Keempat
Hari/Tanggal : Jumat/15 November 2013
Materi
Catatan :
Materi yang diberikan terlalu banyak sehingga beberapa peserta didik terlihat
bingung dalam memahami materi tersebut.
Beberapa peserta didik meminta peneliti untuk menjelaskan materi yang ada di
dalam bahan ajar dan enggan menyelesaikan bahan ajar.
277
Pertemuan Kelima
Hari/Tanggal : Jumat/22 November 2013
Materi
Catatan :
Peserta didik yang pasif tidak menerima perubahan kelompok yang dilakukan
oleh peneliti.
Peserta didik yang pasif ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
Seorang peserta didik menghitung uang kembalian yang diterima dengan cara
membagi uang yang dipunya dengan jumlah harga pembelanjaan.
Pertemuan Keenam
Hari/Tanggal : Rabu/27 November 2013
Materi
Catatan :
278
Pertemuan Ketujuh
Hari/Tanggal : Jumat/29 November 2013
Materi
Catatan :
Peserta didik belum mengenal konsep rabat dan beberapa belum memahami
konsep diskon di awal pembelajaran.
Proses pembelajaran sangat tidak kondusif dan peserta didik terlihat malas
belajar.
Pertemuan Kedelapan
Hari/Tanggal : Rabu/ 4 Desember 2013
Materi
: Bunga Tunggal
Catatan :
Peserta didik yang pasif tidak menerima perubahan kelompok yang dilakukan
oleh peneliti.
Peserta didik yang pasif ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
Seorang peserta didik berpendapat bahwa bunga akan mengurangi jumlah uang
yang disimpan di dalam bank.
Lampiran 28
HASIL WAWANCARA GURU
Tahap
: Pra Penelitian
279
280
perhatian yang lebih, serta menuntut rasa keibuan yang besar dari guru
yang mengajar, sehingga guru harus banyak bersabar.
Peneliti : Apa kendala yang bapak/ibu rasakan ketika mengajar di kelas?
Guru
Peneliti : Bahan ajar apa saja yang biasa ibu gunakan di dalam kelas?
Guru : Saya biasanya menggunakan lembar kerja, buku paket, maupun bukubuku lain yang menunjang mereka dalam belajar, sehingga tidak
terpaku pada suatu buku saja.
281
Peneliti
Guru
: Sangat rendah, karena yang dasar mereka saja bingung, apalagi jika
sudah masuk kepada kemampuan pemecahan masalah. Di dalam
kelas, ada sebagian yang memahami materi, tetapi ada juga yang tidak
dan bengong ketika belajar.
Tahap
: Siklus I
Hasil Wawancara :
Peneliti
282
Guru
Peneliti
Guru
Peneliti
menggunakan
bahan
ajar
berbasis
pendekatan
kontekstual?
Guru
Peneliti
Guru
283
Tahap
: Siklus II
Hasil Wawancara :
Peneliti
Guru
: Ada, saya rasa aktivitas anak-anak lebih baik pada siklus ini.
Banyak yang tadinya pasif seperti Rikha, Salma jadi cukup
berpartisipasi dalam pembelajaran
Peneliti
Guru
: Perkembangannya baik
Peneliti
menggunakan
bahan
ajar
berbasis
pendekatan
kontekstual?
Guru
Peneliti
Guru
Lampiran 29
Hasil Wawancara Peserta Didik
Tahap
: Pra Penelitian
Hasil wawancara :
Peneliti
Peserta Didik : Tergantung gurunya, kalau gurunya enak ya semangat dan seru,
tapi kalau gurunya ngga enak ya males belajarnya.
Peneliti
Peserta Didik : Gurunya jelasin dulu sampe paham, baru deh ngerjain soalsoal.
Peneliti
Peserta Didik : Yang ngga ngebosenin, bagus desainnya, dan beda sama yang
lain.
Peneliti
284
285
Peneliti
: Apa yang adik lakukan jika mendapatkan soal yang sulit dan
tidak sesuai contoh yang diberikan?
Peserta Didik : Belakangan aja ngerjainnya, kalau ngga bisa juga baru Tanya
sama guru atau temen yang bisa.
Peeneliti
Peserta Didik : Wah, seru itu. Bisa belajar dengan teman dan ngelatih
keberanian maju ke depan.
Tahap
: Silkus I
Hasil wawancara:
Bagaimana pendapat adik mengenai bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
yang diberikan?
S1
S2
S3
S4
286
S5
S6
S2
S3
S4
S5
S6
: Iya, saya jadi lebih semangat dan senang belajar dengan bahan
ajarnya.
S2
S3
S4
287
S5
S6
S2
S3
S4
S5
S6
S2
S3
S4
S5
S6
288
Tahap
: Silkus II
Hasil wawancara:
Bagaimana pendapat adik mengenai bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual
yang diberikan?
S1
: Menarik
S2
S3
S4
S5
S6
S2
S3
S4
S5
S6
289
S2
S3
S4
S5
S6
: Lumayan semangat.
S2
S3
S4
S5
S6
S2
S3
S4
290
S5
S6