Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeliharaan Anak Ayam Broiler


Pada pemeliharaan ternak unggas pada umumnya dibagi tiga fase pemeliharaan
berdasarkan umurnya yaitu pemeliharaan fase starter, fase pertumbuhan dan fase produksi.
Ayam pedaging atau broiler dimulai dari umur satu hari sampai dengan umur tiga minggu.
Cara-cara pemeliharaan pada anak ayam broiler dari umur satu hari sampai bulunya tumbuh
sempurna, umumnya sama. Untuk jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
a

Kandang tempat pemeliharaan harus terpisah dari tempat pemeliharaan ayam dewasa,
agar tidak terjadi penularan penyakit yang mungkin pada ayam dewasa tidak terlihat

tetapi pada anak ayam bisa timbul, bahkan pegawainya juga harus khusus.
Ransum dan air minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup, dijaga agar tempat
ransum/air minum jangan sampai kosong. Pada saat anak ayam dimasukkan ke tempat
pemeliharaan, air minum harus disediakan dan ransum diberikan setelah tiga jam
berikutnya. Tempat air minum ditempatkan diluar tudung pemanas dan ditempatkan
diatas litter. Setelah dua hari, tempat minum ditempatkan setinggi 2,5 cm diatas litter
(setinggi leher anak ayam). Ransum bisa ditaburkan diatas box bekas pengiriman anak
ayam, diatas baki atau diatas kertas penutup litter. Tempatkan sedikit agak jauh dari pusat
pemanas, untuk menjaga agar ransum tidak terlalu kering tetapi harus terang agar mudah

terlihat oleh ayam. Ransum diberikan sedikit demi sedikit tetapi lebih sering.
Temperatur udara sekeliling induk buatan yang sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak
ayam adalah 95oF (35oC) dari mulai umur satu hari sampai dengan umur satu minggu.
Selanjutnya setiap minggu berikutnya, temperatur induk buatan diturunkan 5 oF sampai
pertumbuhan bulu anak ayam tersebut tumbuh sempurna. Biasanya alat pemanas pada
bagian dinding kandang yang terbuka, sebaiknya pada mingguminggu pertama dinding
tersebut ditutup dengan tirai dari plastik. Sewaktu-waktu tirai bisa dibuka setelah bulunya
tumbuh sempurna tetapi pada malam hari tetap harus ditutup agar tidak terkena udara
malam yang dingin.

2.2 Pemeliharaan Fase Pertumbuhan untuk Ayam Potong (Broiler)

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa pemeliharaan starter untuk ayam pedaging
(broiler) dimulai dari umur satu hari sampai 3 minggu. Oleh karena itu, ransumnya perlu
diganti dari ransum starter (energi 3200 kkal/kg, protein 23 %) dengan ransum finisher
(energi 3000 kkal/kg, protein 20%). Penggantian ransum ini sebaiknya tidak dilakukan secara
sekaligus, tetapi dilakukan secara bertahap. Mula-mula diberi ransum starter 75 % ditambah
ransum finisher 25 %, kemudian pada hari berikutnya diberi ransum starter 25 % ditambah
ransum finisher 75 % dan pada hari berikutnya diberi ransum finisher seluruhnya. Bila tidak
dilakukan seperti ini biasanya ayam makan agak berkurang untuk beberapa hari dan
dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan. Tempat ransum/air minum harus dibersihkan
dulu sebelum kita memberi makan/minum pada pagi harinya. Waktu pemberian ransum
biasanya dilakukan secara rutin pada jam 07.00 s/d jam 08.00 pagi dan siang hari jam 14.00.
Pemeliharaan ayam pedaging (broiler) pada fase pertumbuhan, hampir sama dengan
pemeliharaan fase sebelumnya, yang berbeda yaitu tempat ransum dan air minum diperlukan
tempat yang kapasitasnya lebih besar dan penggunaan kandang yang lebih luas. Litter tempat
pemeliharaan dijaga agar tetap kering dan bila basah karena ada air tumpah harus segera
dibuang dan diganti. Litter juga bisa menjadi basah bila kandang terlalu padat, untuk
mengatasinya maka litter perlu diganti dengan litter baru disertai dengan mengurangi
kepadatannya dan ventilasi kandang ditingkatkan. Dalam memelihara ayam pedaging tidak
perlu dipisahkan antara jantan dan betinanya kecuali kalau ada pesanan khusus. Dalam setiap
kandang tidak dibenarkan memelihara ayam yang berbeda umurnya. Pada broiler (ayam
pedaging) ayam sudah bisa dipanen sekitar umur 5 6 minggu dengan berat rata-rata 1,3
1,5 kg.
Ternak ayam broiler mampu memberi keuntungan jika kita bisa mengoptimalisasi
penggunaan pakan. Mengapa hanya pakan? Karena alokasi biaya terbesar pada budidaya
ayam pedaging ini terletak pada biaya pakan. Biaya pakan hampir 75 % dari total biaya yang
dikeluarkan per periode. Oleh karena itu jika kita ingin mendapat laba maka harus pintarpintar dalam memberi pakan. Baik sistem kemitraan maupun mandiri teknik pemberian
pakan harus benar-benar diperhatikan. Bagi anda yang memelihara ayam broiler dengan
sistem kemitraan, mungkin metode pemberian pakan sudah diajarkan oleh technical service
dari pihak perusahaan inti, namun bagi anda yang membudidayakan ayam broiler secara
mandiri tentu saja harus menerapkan metode sendoro secara otodidak atau membaca dari
buku-buku praktis tentang tata cara ternak ayam pedaging ini.
Pada dasarnya baik itu budidaya broiler kemitraan maupun mandiri tetap saja ada
kemungkinan ketidak efisienan dalam memberi makan ayam. Serajin apapun technical

service datang ke kandang tetap saja ada kemungkinan para pekerja kandang melakukan
kelalaian. Oleh karena itu perlu pemanfaatan alat yang dapat mengontrol pemberian pakan ini
sehingga lebih efisien. Dalam hal ini saya memang lebih mengedepankan penggunaan alatalat kandang yang modern, baik temapt pakan maupun temapt air minum ternak.
FCR singkatan dari Feed Conversion Ratio, artinya perbandingan jumlah makanan
total per periode dengan berat panen total. Semakin kecil tingkat FCR maka semakin besar
laba yang dapat diperoleh peternak broiler. Contohnya; dalam satu kandang anda memiliki
5000 ekor ayam, dalam 1 periode anda bisa mendapat total panen sebanyak 7,5 ton, dan
menghabiskan pakan sebanyak 10 ton. Dari ambaran tersebut maka tingkat FCR anda adalah
10 dibagi 7,5 atau sama dengan 1,33 (masih termasuk bagus).
Nilai FCR terbaik adalah 1, dapat diartikan pemberian pakan yang sanagat efisien
dimana 1 kg pakan dapat menjadi 1 kg ayam broiler. Selama saya mengamati ternak ayam
pedaging belum pernah ada peternak yang berhasil mendapat tingkat FCR = 1, anda juga
tidak perlu repot-repot mencarinya sebab secara logika itu tidak akan pernah ada. Nilai FCR
masih bisa dikategorikan baik (tacking profit) adalah antara 1, 2 hingga 1, 7 ada juga
perusahaan inti yang menagtakan antara 1,2 hingga 2 namun intinya semakin kecil tingkat
FCR maka semakin besar laba yang akan diperoleh peternak.
Cara untuk efisiensi pemberian pakan pada ternak ayam broiler:
1. Pemberian pakan untuk ayam broiler umur dibawah 2 minggu harus sedikit demi sedikit.
Jika langsung diberi dalam jumlah banyak di tempat pakannya bisa dipastikan banyak
pakan yang akan terbuang (sisia). Memang masa ini adalah masa yang paling merepotkan
dalam kegiatan budidaya broiler.
2. Untuk broiler diatas 2 minggu sudah bisa diberi pakan yang banyak di tempat pakannya.
Namun ingat pemberian pakan haruslah rasional, jangan karena anda seorang pemalas
maka anda memberi pakan hanya sekali sehari dalam jumlah banyak di temapt pakan.
Paling penting diterapkan adalah manajemen waktu pemberian pakan dan penggunaan
peralatan pakan dan minuman yang modern. Ingat harga pakan yang terbuang (berjatuhan
dari kandang) pasti lebih besar dari harga sebuah temapt makanan ayam otomatis
(modern).

2.3 Pemasaran
Proses peternakan ayam broiler dapat dilakukan dengan Sistem Mandiri

3
4

Sistem mandiri adalah sistem usaha beternak broiler dengan modal sepenuhnya
ditanggung peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja dan sarana
produksi ternak (DOC, pakan, dan OVK) serta memasarkan sendiri ternaknya baik

ternak hidup maupun dalam bentuk karkas (daging).


Keunggulan dari sistem ini adalah keuntungan bisa lebih maksimal karena harga sapronak
bisa lebih murah. Peternak bebas memilih jenis sapronak yang diinginkan seperti strain
DOC, merk pakan dan OVK sehingga kualitasnya juga bisa lebih terjamin (tergantung
kondisi permodalan). Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi karena biaya pemasaran
lebih rendah. Agar bisa menjalankan usaha broiler dengan sistem mandiri, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, antara lain:

6
7
8

a. Kekuatan modal
Sebelum memutuskan beternak broiler dengan sistem mandiri, modal harus
dipersiapkan terlebih dahulu meliputi biaya sewa atau membuat kandang, pembelian
sapronak, serta biaya operasional yang jumlahnya cukup besar. Jangan sampai usaha
berhenti di tengah jalan karena kekurangan modal.

9
10 b. Keterampilan beternak
11 Keterampilan beternak juga mutlak harus sudah dikuasai. Baik atau buruknya
performance ditanggung sendiri sebab tidak ada bimbingan dari ahlinya seperti halnya
pada sistem kemitraan. Dengan demikian, taruhannya adalah modal yang telah
dikeluarkan. Bisa jadi modal habis bahkan tidak kembali jika performan broiler buruk.
Keterampilan beternak juga mutlak harus dikuasai untuk mencegah peternak dicurangi
pekerja kandang atau anak kandang.
12
13 c. Kemampuan memasarkan (Pengetahuan tentang pasar)
14 Pemasaran berupakan bagian penting dalam rangkaian beternak broiler. Percuma
beternak mandiri jika produk yang dihasilkan tidak dapat dijual. Ujung-ujungnya adalah
kerugian. Sesuaikan jumlah ternak yang dipelihara dengan kemampuan penjualan. Waktu
panen yang terlalu lama dapat mengakibatkan performance ayam turun karena proses
panen dapat menyebabkan kondisi ayam drop karena stress sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan bahkan penurunan bobot badan.
15
16 d. Jaringan bisnis
17 Membangun jaringan bisnis diperlukan untuk memperlancar proses persiapan produksi,
produksi dan pemasaran. Jaringan bisnis yang dapat dibangun antara lain dengan
suplayer DOC, pakan, OVK dan para tengkulak, broker atau penjual ayam. Semakin

banyak dan kuat jaringan seakin mudah menjalankan usaha. Jangan sampai usaha
dijalankan tapi belum tau dimana mendapatkan sapronak yang murah, kemana saja
menjual ayam, ukuran ayam yang diterima pasar setempat dan sebagainya sehingga
biaya produksi menjadi tidak efisien.
18

BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan yang digunakan, meliputi :

Karung untuk menyimpan ransum (kalau ransum mencampur sendiri)


Gudang tempat menyimpan ransum
Termometer untuk mengukur temperatur ruangan
Ember untuk tempat air minum
Sekop pengaduk ransum ( bila mencampur sendiri )
Sapu lidi
Tirai plastik untuk menutup bagian dinding kandang
Lampu penerang

3.2 Bahan yang akan digunakan, meliputi :

Ransum grower/ Finisher


Ayam broiler DOC (Day Old Chikk) sebanyak 100 ekor
Sekam padi sebagai Litter
Vitamin/obat-obatan

3.3 Langkah kerja pembuatan kandang, meliputi :


Kandang anak ayam dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjamin ventilasi udara
yang segar dan lancar, serta lantainya mudah dibersihkan dan tidak lembab. Bila
lantai pemeliharaan lembab, akan timbul penyakit cacing dan timbul macam-macam
penyakit lainnya. Sehubungan dengan hal ini, maka kandang anak ayam ini lantainya

sebaiknya ditembok berlapis semen agar mudah dibersihkan.


Bahan litter yang sering dipergunakan biasanya sekam padi dengan ketebalan 5 7,5
cm. Tidak menggunakan litter yang telah terkena insektisida, jamur dan bahan kimia
lain yang membahayakan. Litter jangan terlalu kering, kelembaban litter yang baik
yaitu sekitar 25%.

Kandang harus bersih sebelum dipergunakan, litter bekas pemeliharaan harus


dijauhkan dari kandang. Berikut gambar box ayam broiler yang akan dibuat :

Gambar 1 : Box Anak Ayam


3.3. Langkah kerja membuat Induk Buatan
Seperti diketahui bahwa dalam pemeliharaan anak ayam diperlukan pemanas sebelum
bulunya tumbuh sempurna, yang ditempatkan ditengah-tengah atau disalah satu pojok
kandang. Temperatur udara disekililing induk buatan yang sangat baik untuk pertumbuhan
anak-anak ayam yaitu 95oF pada minggu pertama dan selanjutnya dikurangi 50 oF setiap
minggu sampai pertumbuhan bulu anak ayam sempurna. Setelah bulu anak ayam tumbuh
sempurna, induk buatan ini tidak diperlukan lagi. Biasanya induk buatan ini hanya diperlukan
sampai anak ayam berumur 2 minggu, tergantung dari cepatnya pertumbuhan bulu dan
keadaan cuaca.
3.4 Langkah kerja Pemeliharaan ayam broiler, meliputi :
- Mengeluarkan anak ayam dari box pengiriman dan menghitung kembali isi tiap box
-

dan menempatkan pada kandang yang telah dipersiapkan (isi tiap box 25 ekor)
Menyeleksi anak ayam yang pusarnya belum kering dan cacat sebaiknya tidak

dipelihara.
Mengukur temperatur ruangan pemeliharaan, bila kurang dari yang diperlukan maka

temperatur pemanas ditingkatkan atau sebaliknya.


Sediakan air minum yang mengandung gula 8% atau berikan vitamin (vitachick)

sesuai dengan anjuran pemakaiannnya.


Tiga jam berikutnya sediakan ransum starter pada tempat ransum, khusus untuk anak

ayam atau bisa ditabur diatas kertas penutup litter


Ransum dan air minum dikontrol sesering mungkin dan dijaga jangan sampai kosong
dan harus yakin bahwa semua anak ayam telah bisa minum/makan

Bila anak ayam bulunya telah tumbuh sempurna maka pemanas (induk buatan)
dihentikan tetapi lampu penerang tetap dilanjutkan. Setelah hari ke-3, ransum
-

ditempatkan pada tempat ransum khusus untuk anak ayam


Pada hari ke-7 tutup litter diangkat. Selanjutnya ayam secara rutin diberi makan dan
minum dalam jumlah yang cukup.

2.

Sistem Semi Mandiri


Sistem semi-mandiri merupakan sistem beternak broiler yang modal, proses
produksi, dan pemasaran tidak sepenuhnya dilakukan sendiri oleh peternak tetapi ada
beberapa unsur yang dibantu pihak lain sesuai dengan keinginan dan kemampuan peternak
dengan perjanjian tertentu. Jadi, yang membedakan dengan sistem mandiri adalah ada unsur
kerja sama antara peternak dengan perorangan atau perusahaan yang bergerak dalam usaha
pengadaan sapronak dan pemasaran hasil seperti Poulty Shop atau perusahaan atau toko yang
menjual sapronak unggas.
Contoh, peternak membeli DOC, OVK (obat dan vaksin), dan sebagian pakan (misal
sampai umur 14 hari) dengan modal sendiri atau dibeli secara cash. Sementara itu,
kekurangan pakan (15 hari sampai panen) dibantu pihak kedua (perorangan atau poultry
shop) sedangkan untuk pemasaran ayam dapat dilakukan sendiri atau dibantu oleh pihak
kedua ke dua tersebut. Hutang pakan (pakan yang belum di bayar) akan dibayar setelah
panen selesai.
Keunggulan dari sistem ini adalah modal yang dikeluarkan ke dua belah pihak tidak
terlalu besar. Sedangkan resikonya bagi peternak adalah kerugian ditanggung sendiri
sedangkan resiko dari pihak ke dua adalah jika peternak melakukan kecurangan tidak
melakukan kewajibanya membayar utang pada saat rugi. Untuk itu, biasanya sistem ini hanya
dilakukan pada orang-orang yang sudah bener-benar dipercaya atau peternak harus
menyimpan jaminan dengan jumlah tertentu kepada pihak kedua.

3.

Sistem Kemitraan
Sistem kemitraan ayam broiler dapat diartikan sebagai kerjasama dalam bidang
budidaya ayam broiler antara 2 pihak, yaitu perusahaan inti dengan peternak plasma.
Bentuk kerja sama yang umum dilakukan adalah perusahaan inti (dibeberapa daerah
dilakukan oleh poultry shop) bertindak sebagai penyedia sapronak (DOC, Pakan, Vaksin dan
Medikasi) sedangkan peternak plasma bertanggung jawab melaksanakan kegiatan budidaya
hingga menjadi ayam broiler yang siap dipanen.
Prinsip dasar kemitraan adalah kerja sama saling menguntungkan, karena pada
hakekatnya kedua belah pihak saling membutuhkan. Pihak perusahaan inti memperoleh
keuntungan dari penjualan sapronak dan pihak mitra memperoleh modal dam bentuk kredit
sapronak.
Sejak mulai maraknya sistem kemitraan kurang lebih akhir tahun 1998, pola
kemitraan juga mengalami perkembangan. Ada beberapa pola kemitraan yang sampai saat ini
berkembang di masyarakat, yaitu kemitraan sistem kontrak, sistem bagi hasil dan sistem
maklun.

1) Sistem kontrak
Konsep kemitraan dengan sistem kontrak atau yang lebih dikenal masyarakat dengan
sistem kemitraan adalah perusahaan inti berkewajiban menyediakan sapronak (pakan, DOC,
dan OVK) dan tenaga pembimbing teknis (PPL, Dokter Hewan, dll.) dan peternak yang
bertindak sebagai mitra berkewajiban menyediakan kandang, peralatan, operasional dan
tenaga kerja. Kerjasama tersebut dituangkan dalam dokumen kontrak yang disepakati ke dua
belah pihak. Isi dokumen kontrak tersebut antara lain adalah kontrak harga sapronak, harga
jual ayam, bonus prestasi dan SOP atau aturan main kerja samanya. Jadi, sebelum
dimulainya usaha budidaya broiler, terlebih dahulu harus disepakati kontraknya oleh kedua
belah pihak secara tertulis.
Keuntungan dari sistem kontrak adalah peternak, selain mendapat bantuan modal
kredit sapronak dan bimbingan teknis, juga mendapat jaminan pemasaran dan kepastian
harga ayam. Peternak hanya fokus dalam budidaya sehingga harus berusaha semaksimal
mungkin performance optimal karena tidak memikirkan fluktuasi harga. Ketika harga jauh
di bawah harga kontrak, yang di pakai dalam perhitungan laba rugi adalah harga kontrak.

Kelemahan sistem kontak adalah keuntungan peternak relatif lebih tipis sebab ada
tambahan harga sapronak (untuk keuntungan inti) dan ketika harga diatas nilai kontrak,
harga ayam dalam perhitungan rugi laba tetap menggunakan harga kontrak yang berlaku,
meskipun biasanya ada kebijaksanaan dari inti (tergantung kesepakatan/kontrak awal)
Namun, realisasi di lapangan dalam satu tahun tidak selamanya keduanya
memperoleh keuntungan. Bisa jadi ketika inti memperoleh keuntungan (dari penjualan
sapronak dan selisih harga pasar), mitra mengalami kerugian. Sebaliknya, ada kalanya mitra
untung sedangkan inti mengalami kerugian. Untuk itu, hendaknya antara mitra dan inti bisa
saling memahami satu sama lain sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan
karena adakalanya untung dan adakalanya rugi baik pihak inti maupun plasma.
Perusahaan inti bisa mengalami kerugian jika:
a.

Harga pasar ayam broiler hidup jatuh jauh dibawah harga pokok produksi inti. Pihak inti
tidak bisa menurunkan harga garansi karena inti sudak terikat perjanjian kontrak harga
sebelum proses pemeliharaan dimulai.

b.

Peternak mitra berbuat curang dengan memanipulasi hasil panen, menjual ayam tanpa
sepengetahuan pihak inti dan memakai sebagian sapronak dari luar (bukan dari inti sesuai
dengan perjanjian)

c.

Peternak tidak mau membayar hutang pada saat mengalami kerugian yang menimbulkan
adanya hutang dari mitra kepada inti.
Mitra akan mengalami kerugian jika:

a.

Performance ayam jelek (karena sakit, pertumbuhan tidak optimal, dan sebagainya)
sehingga hasil penjualan ayam tidak bisa menutupi hutang sapronak. Selisih antara biaya
sapronak dan penjualan ayam ditambah adalah kerugian peternak yang harus dilunasi ke
pada pihak inti. Selain itu, mitra juga rugi dari biaya operasional yang telah terpakai.

b.

Terjadi pencurian atau bencana lain yang disebabkan kelalaian peternak mitra. Untuk
kejadian yang disebabkan kelalaian, pihak mitra tetap berkewajiban membayar hutang
sapronak kepada inti.
Ada beberapa kondisi yang mengakibatkan kerugian pada kedua belah pihak, baik inti
maupun pasma, yaitu:

a.

Terjadinya force major, seperti gempa bumi, banjir bandang yang menyebabkan semua atau
sebagian besar ayam mati. Biasanya dalam keadaan force major, mitra tidak berkewajiban
membayar kerugian. Sehingga kedua-duanya rugi, baik mitra yang rugi biaya operasional dan

perusahaan inti rugi karena sapronak yang telah dikeluarkan tidak dibayar. Ketentuan ini
biasanya sudah dituangkan dalam pasal di dalam perjanjian kerja sama yang telah disepakati
bersama.
b.

Kondisi ayam sakit, sehingga harga jual ayam jauh dibawah dari harga kontrak. Bagi inti,
meskipun ada perjanjian potong harga jika ayam sakit terkadang besarnya potongan belum
bisa menutupi kerugian. Bagi mitra, kondisi ayam sakit (dimana FCR membengkak)
mengakibatkan penjualan ayam tidak bisa menutup hutang sapronak sehingga menimbulkan
hutang.
Meskipun setiap perusahaan inti atau poultry shop punya SOP masing-masing, tetapi
model konsep SOP kerjasama kemitraan yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

a) Perusahaan inti bertanggung jawab untuk menyediakan sarana produksi seperti DOC, Pakan,
OVK (obat, vaksin dan vitamin) yang selanjutnya diserahkan kepada peternak plasma.
b)

Peternak plasma bertanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasarana kandang
beserta perlengkapannya termasuk biaya operasional maupun tenaga kerja untuk melakukan
pemeliharaan ayam broiler, pemeliharaan atas sapronak yang disediakan oleh perusahaan
inti.

c) Peternak plasma tidak diperkenankan menggunakan tambahan sapronak di luar yang sudah
tertuang di perjanjian yang sudah di sepakati.
d) Perusahaan inti berkewajiban untuk memasarkan kembali seluruh hasil panen dari sapronak
yang dibudidayakan oleh peternak plasma tersebut dengan harga jual yang telah disepakati
kedua belah pihak.
e) Status sapronak yang didapat oleh peternak plasma adalah hutang dari perusahaan inti dengan
diterapkannya harga beli kontrak. Sedangkan status ayam yang dipanen adalah piutang
peternak plasma kepada perusahaan inti dengan diterapkannya harga jual bergaransi.
2) Sistem Bagi Hasil
Kemitraan dengan sistem bagi hasil adalah suatu bentuk kemitraan dimana inti
menyediakan sapronak dan peternak mitra menyediakan kandang, operasional, dan tenaga
kerja. Pemasaran dilakukan oleh inti ataupun bersama-sama tergantung kesepakatan.
Perbedaan dengan sistem kontrak adalah bahwa harga sapronak pada sistem bagi hasil
didasarkan pada harga pasar actual (harga eceran tertinggi). Pembagian keuntungan dihitung
dari hasil penjualan ayam sesuai harga pasar dikurangi biaya yang dikeluarkan kedua belah

pihak. Besarnya prosentase keuntungan di tentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah


pihak. Jika mengalami kerugian, ke dua belah pihak juga menanggung kerugian secara
bersama-sama sesuai kesepakatan.
Keuntungan sisitem ini adalah adanya rasa tanggung jawab dari kedua belah pihak,
pihak inti memperoleh keuntungan dari penjualan sapronak dan pihak mitra mendapat
pinjaman modal berupa sapronak, dan bantuan pembinaan teknis pemeliharaan.
Kelemahan sistem ini adalah rawan adanya ketidakjujuran terutama masalah biaya
yang telah dikeluarkan. Peternak mitra turut menanggung kerugian jika harga jual di bawah
harga pokok produksi. Keuntungan relatif lebih kecil karena ada pembagian hasil.
3) Sistem Makloon
Sistem makloon disebut juga sistem manajemen fee. Sistem ini berkembang pesat di daerah
priangan timur seperti Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar. Konsep sistem maklun adalah
kerjasama antara inti dan plasma dimana inti menyediakan sapronak dan plasma
menyediakan kandang, bahan operasional pemeliharaan dan tenaga kerja. Besar kecilnya
keuntungan bagi mitra dibayar berdasarkan IP (Indeks Produksi) yang ditetapkan oleh inti
yang dihitung per ekor ayam yang terpanen. Segala sesuatu ditentukan oleh inti baik jenis
DOC, Pakan, dan waktu panen. Plasma tidak diperbolehkan menjual ayam sendiri karena
pada prinsipnya ayam adalah milik plasma.
Kelebihan sistem ini adalah peternak plasma tidak menanggung kerugian sama sekali (tidak
wajib membayar hutang) kecuali kerugian yang diakibatkan oleh biaya operasional yang
telah dikeluarkan. Kerugiannya adalah keuntungan bisa dibilang sangat tipis bahkan bisa rugi
operasional jika IP yang dihasilkan dibawah standar.
Bagi Inti keuntungannya adalah biaya operasional pemeliharaan relatif kecil karena
keuntungan yang harus dibayarkan sebagai kompensasi pemeliharaan dihitung berdasarkan
IP. Kerugiannya adalah segala kerugian ditanggung oleh pihak inti. Termasuk kerugian akibat
kenakalan plasma yang menjual ayam tanpa sepengetahuan inti.
Dengan mengetahui sistem pemeliharaan ayam broiler di atas kini, tinggal keputusan anda
yang menentukan mana yang sesuai dengan kemampuan anda, mandiri atau kemitraan?....

Anda mungkin juga menyukai