Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

ABORTUS
Disusun Oleh
hermansyah
Widi Nur Wicaksana
Pembimbing
dr.Reinhard John Devison ,SH,Sp.F
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM

DEFINISI
Abortus adalah suatu proses kehamilan yang
terhenti atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,
yaitu pada umur kehamilan di bawah 20
minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram
atau kurang.
kedokteran forensik, yang diartikan dengan
abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
setiap stadium perkembangannya sebelum
masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40
minggu).

EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data WHO, diketahui bahwa di
seluruh dunia setiap tahunnya diperkirakan
ada sekitar 15 juta remaja yang mengalami
kehamilan. Sekitar 60% di antaranya tidak
ingin melanjutkan kehamilan tersebut dan
berupaya mengakhirinya
Di wilayah Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan
setiap tahunnya, di antaranya 750.000
sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia.

JENIS JENIS ABORTUS


Abortus spontanea
Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus inkompletus
Abortus kompletus
Missed abortion
Abortus habitualis
Abortus infeksious dan Abortus septic

ETIOLOGI
Adanya infeksi yang terjadi pada sang ibu.
Adanya penyakit kronik yang diderita
Adanya kekurangan gizi pada ibu.
Adanya kelelahan fisik sang ibu.
Adanya trauma psikologis dari si ibu.
Adanya kelainan rahim pada ibu.
Adanya kelainan sistem pertahanan tubuh (imun)
pada ibu.
Adanya kelainan kromosom pada janin sehingga
janin tidak berkembang dan mati di dalam rahim
si ibu.

Abortus provokatus
Indikasi Medik : Syarat syaratnya
1.Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli
kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai
dengan tanggung jawab profesi.
2.Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli
medis lain, agama, hukum, psikologi).
3.Harus ada persetujuan tertulis dari penderita
atau suaminya atau keluarga terdekat.

4.Dilakukan di sarana kesehatan yang


memiliki tenaga/peralatan yang
memadai yang ditunjuk oleh
pemerintah.
5.Prosedur tidak dirahasiakan.
6.Dokumen medik harus lengkap.

Indikasi
Abortus yang mengancam (threatened abortion)
disertai dengan perdarahan yang terus menerus,
atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir,
misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya
kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk
penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti
kanker payudara.

Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.


Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung,
misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan
jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, atau
toksemia gravidarum yang berat.
Penyakit metabolik : diabetes yang tidak terkontrol yang
disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.
Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea
gravidarum.
Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk
bunuh diri.

Abortus provokatus
kriminalis
Pengguguran kandungan yang sengaja
dilakukan tanpa adanya indikasi medik
(ilegal), baik oleh ibu maupun oleh
orang lain dengan persetujuan si ibu
hamil.
Abortus ini disebut dengan abortus
provokatus kriminalis karena di
dalamnya mengandung unsur kriminal
atau kejahatan

Pelaku
Wanita bersangkutan
Dokter/ tenaga medis lain (demi
keuntungan atau demi rasa simpati)
Orang lain yang bukan tenaga medis
yang karena suatu alasan tidak
menghendaki kehamilan seorang
wanita

alasan wanita tidak menginginkan


kehamilannya
Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk
hamil.
Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah
enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
Kehamilan di luar nikah.
Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan
menambah beban ekonomi keluarga.
Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit
turunan, janin cacat.
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat
incest (hubungan antar keluarga).
Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan
kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak
diinginkan.

METODE ABORSI
Trimester Pertama
Metode Penyedotan (Suction
Curettage)

Metode D&C - Dilatasi dan Kuretase

Dalam teknik ini, mulut rahim


dibuka atau dimekarkan dengan paksa
untuk memasukkan pisau baja yang
tajam. Bagian tubuh janin dipotong
berkeping-keping
dan
diangkat,
sedangkan plasenta dikerok dari
dinding rahim.

PIL RU 486

menamakannya "Pil Aborsi


Perancis". Teknik ini menggunakan 2
hormon sintetik yaitu mifepristone
dan misoprostol untuk secara kimiawi
menginduksi kehamilan usia 5-9
minggu.

Suntikan Methotrexate (MTX)

MTX ternyata juga menekan


pertumbuhan pesat trophoblastoid selaput yang menyelubungi embrio
yang juga merupakan cikal bakal
plasenta.

Trimester Kedua
Metode Dilatasi dan Evakuasi (D&E)

Metode ini digunakan untuk


membuang janin hingga usia 24
minggu

Metode Racun Garam (Saline)


Caranya ialah dengan meracuni air ketuban

Obat obatan
1.Obat yang bekerja langsung pada uterus
-Echolics (golongan obat yang meningkatkan kontraksi uterus).
-Emmenagagonum (merangsang terjadinya menstruasi.
2.Obat obat yang menimbulkan kontaksi Gastro-intestinal
traktus.
-Yang paling sering digunakan adalah emetik tartar.
-Castrol oil ; magnesium sulfate / sodium sulfate
3.Obat yang bersifat racun sistemik
-Racun tumbuhan (buah pepaya yang masih mentah, buah
nenas yang masih mentah, madar juice, Buah Daucus carota).
-Racun logam ( yang paling sering digunakan adalah cairan
timah yang mengandung oksida timah dan minyak zaitun).

Kekerasan Mekanik
(1)Penekanan pada abdomen, misalnya
pukulan, tendangan.
(2)Menggunakan ikatan yang kencang pada
bagian abdomen.
(3)Latihan olahraga yang keras misalnya
bersepeda, meloncat, menunggang kuda,
mendaki gunung, berenang, naik turun tangga.
(4)Mengangkat barang-barang berat.
(5)Pemijatan uterus melalui dinding abdomen.

Komplikasi
Kematian
segera
1.

a. Vagal refleks
b. Emboli
udara/lemak
c. Perdarahan

Kematian
lambat
a. Emboli cairan
b. Perdarahan
c. Septikemia
d. Peritonitis
generalisata
e. Infeksi lokal/
toxemia
f. Tetanus
2.

Kematian paling lambat


a. Sepsis : tercium bau busuk dari
vagina (foetor), demam
tinggi,gemetar.
b. Gagal ginjal akut
c. Jaundice dan renal suppression
d. Endocarditis bacterial
e. Pneumoni, empyema, meningitis

PEMERIKSAAN PADA KORBAN


HIDUP
a.Tanda kehamilan, misalnya perubahan pada
payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik, dan
sebagainya.
b.Usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda
kekerasan pada genitalia, perut bawah
c.Pemeriksaan toksikologi, untuk mengetahui adanya
obat/zat yang dapat mengakibatkan abortus
d.Hasil dari usaha penghentian kehamilan dapat
berupa:
IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
Sisa-sisa jaringan dengan pemeriksaan mikroskopis/
PA

PEMERIKSAAN PADA KORBAN MATI


Pemeriksaan post mortem meliputi :
Tentukan apakah hamil/ baru saja
hamil
Tanda baru saja aborsi
Tanda kekerasan
Tentukan sebab kematian.

Tes emboli udara dilakukan pada vena


kava
inferior
dan
jantung.
Pemeriksaan toksikologik dilakukan
segera setelah tes emboli dengan
mengambil
darah
dari
jantung.
Pemeriksaan
kehamilan/toksikologik
juga
dapat
dilakukan
dengan
mengambil urin. Pemeriksaan organorgan lain dilakukan seperti biasa

Pemeriksaan mikroskopik/ PA meliputi


adanya
Sel trofoblast
menunjukkan tanda
hamil
Kerusakan jaringan
yang merupakan
jejas/tanda usaha
penghentian
kehamilan.
Sel radang PMN
menunjukkan tanda
intravitalis.

Aborsi dengan obat-obatan


Pemeriksaan toksikologik untuk mendeteksi
obat
Aborsi dengan instrumen
robekan umumnya terjadi pada dinding
lateral uterus, sedangkan perforasi
biasanya terdapat pada bagian posterior
fornix vaginae.
Aborsi dengan penyemprotan
Tampak adanya cairan yang berbusa

PEMBUKTIAN KASUS ABORSI


Adanya kehamilan
Umur kehamilan bila dipakai pengertian
aborsi menurut pengertian medis.
Adanya hubungan sebab akibat antara
aborsi dengan kematian.
Adanya hubungan antara saat dilakukannya
tindakan aborsi dengan saat kematian.
Adanya barang bukti yang dipergunakan
untuk melakukan aborsi sesuai dengan
metode yang dipergunakan.

Penentuan Umur Janin


Umur (Bulan)

Panjang Badan (cm)


(Puncak kepala tumit)

1x1=1

2x2=4

3x3=9

4 x 4 = 16

5 x 5 = 25

6 x 5 = 30

7 x 5 = 35

8 x 5 = 40

9 x 5 = 45

10

10 x 5 = 50

Berdasarkan pertumbuhan bagianbagian tubuh


Umur Kelamin

Ciri-Ciri Pertumbuhan

(Bulan)

Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum sempurna), kepala


menempel ke dada

Daun telinga jela, kelopak mata masih melekat, leher mulai terbentuk,
belum ada deferensiasi genetalia

Genetalia externa terbentuk dan dapat dikenali, kulit merah dan tipis
sekali

Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo

Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan bulu mata, kulit keriput

Pertumbuhan lengkap/sempurna

3. Berdasarkan inti penulangan:


- Calcaneus: 5-6 bulan
- Talus: 7 bulan
- Femur: 8-9 bulan
- Tibia: 9-10 bulan

ASPEK MEDIKOLEGAL
Hukum yang tanpa pengecualian
melarang abortus, seperti di Belanda.
Hukum yang memperbolehkan abortus
demi keselamatan kehidupan penderita
(ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.
Hukum yang memperbolehkan abortus
atas indikasi medik, seperti di Kanada,
Muangthai dan Swiss.
Hukum yang memperbolehkan abortus
atas indikasi sosio-medik, seperti di

Hukum yang memperbolehkan abortus


atas indikasi sosial, seperti di Jepang,
Polandia, dan Yugoslavia.
Hukum yang memperbolehkan abortus
atas permintaan tanpa memperhatikan
indikasi-indikasi lainnya (Abortion on
request atau Abortion on demand), seperti
di Bulgaria, Hongaria, USSR, Singapura.
Hukum yang memperbolehkan abortus
atas indikasi eugenistis (aborsi boleh
dilakukan bila fetus yang akan lahir
menderita cacat yang serius) misalnya di

Untuk memberikan perlindungan hukum


pada para medisi yang melakukan abortus
atas indikasi medik.
Untuk mencegah atau mengurangi
terjadinya abortus provokatus kriminalis.
Untuk mengendalikan laju pertambahan
penduduk.
Untuk melindungi hal wanita dalam
menentukan sendiri nasib kandungannnya.
Untuk memenuhi desakan masyarakat.

Di Indonesia, baik menurut


pandangan agama, Undang-Undang
Negara, maupun Etik Kedokteran,
seorang dokter tidak diperbolehkan
untuk melakukan tindakan
pengguguran kandungan (abortus
provokatus).

1.Abortus buatan legal


Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan
menurut syarat dan caAbortus atas indikasi medik
ini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan cara-cara
yang dibenarkan oleh undang-undang.
PASAL 15: 1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan

a. Berdasarkan indikasi medis yang


mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut; b. Oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan
sesuai dengan tanggung jawab
profesi
serta
berdasarkan
pertimbangan tim ahli; c. Dengan
persetujuan
ibu
hamil
yang
bersangkutan atau suami atau
keluarganya;
d.
Pada
sarana

2.Abortus Provokatus Kriminalis


(Abortus buatan ilegal)
Yaitu pengguguran kandungan yang
tujuannya selain untuk menyelamatkan
atau menyembuhkan si ibu, dilakukan
oleh tenaga yang tidak kompeten serta
tidak memenuhi syarat dan cara-cara
yang dibenarkan oleh undang-undang

PASAL 299: 1) Barang siapa dengan sengaja mengobati


seorang wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau
denda paling banyak empat pulu ribu rupiah. 2) Jika yang
bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan,
atau
menjadikan
perbuatan
tersebut
sebagai
pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga. 3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan
tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencaharian

PASAL 346: Seorang wanita yang sengaja


menggugurkan
atau
mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain
untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
PASAL 347: 1) Barang siapa dengan sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuan, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun. 2) Jika perbuatan itu menyebabkan
matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.

PASAL 348: 1) Barang siapa dengan


sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seseorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2)
Jika
perbuatan
tersebut
mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikarenakan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
PASAL 349: Jika seorang dokter, bidan
atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut pasal 346,

PASAL 535: Barang siapa secara terangterangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara
terang-terangan
atau
tanpa
diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn
atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta,
menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau
perantaraan yang demikian itu, diancam
dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

1.Seorang wanita hamil yang sengaja


melakukan abortus atau ia menyuruh
orang lain, diancam hukuman empat
tahun.
2.Seseorang yang sengaja melakukan
abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa
persetujuan ibu hamil tersebut diancam
hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu
mati diancam 15 tahun.
3.Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka
diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan
bila ibu hamil tersebut mati diancam

Selain KUHP, abortus buatan yang


ilegal juga diatur dalam Undang
Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
PASAL 80: Barang siapa dengan
sengaja melakukan tindakan medis
tertentu terhadap ibu hamil yang
tidak
memenuhi
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal

TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai