putih yang terdapat pada bagian skutumnya, seperti dapat dilihat pada gambar 2.1
[6]. Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa skutum Aedes aegypti berwarna hitam
dengan dua strip putih sejajar di bagian punggung (dorsal) tengah yang diapit oleh
dua garis lengkung berwarna putih. Sementara itu, skutum Aedes albopictus juga
berwarna hitam, namun hanya berisi satu garis putih tebal di bagian dorsalnya.
larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan
selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan
dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 8 hingga 10 hari, namun
dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung [13].
10
11
.
b. Telur Aedes Aegypti
Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar 100 butir
telur dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir. Ketika pertama kali dikeluarkan oleh
induk nyamuk, telur Aedes aegypti berwarna putih dan lunak. Telur tersebut
kemudian menjadi berwarna hitam dan keras. Telur tersebut berbentuk ovoid yang
meruncing dan selalu diletakkan satu per satu, seperti dapat dilihat pada gambar 2.4.
Induk nyamuk biasanya meletakkan telurnya di dinding tempat penampungan air,
seperti gentong, lubang batu dan lubang pohon di atas garis air.
Telur Aedes aegypti dapat bertahan pada kondisi kering pada waktu dan
intensitas yang bervariasi hingga beberapa bulan. Jika tergenang dalam air, beberapa
telur mungkin menetas dalam beberapa menit, sedangkan yang lain mungkin
membutuhkan waktu lama terbenam dalam air. Penetasan telur berlangsung dalam
12
beberapa hari atau minggu. Telur-telur Aedes aegypti dapat berkembang pada habitat
kontainer kecil yang rentan terhadap kekeringan. Bertahan dalam kekeringan dan
kemampuan telur Aedes aegypti untuk menetas dapat menimbulkan masalah dalam
pengendalian tahap immatur. Telur Aedes aegypti paling banyak diletakkan pada
ketinggian 1,5 cm diatas permukkan air, dan semakin tinggi dari permukaan air atau
semakin mendekati permukaan air jumlahnya semakin sedikit.
Ketika pertama kali muncul, pupa Aedes aegypti berwarna putih, akan tetapi
dalam waktu singkat pigmennya berubah. Pupa Aedes aegypti berbentuk koma dan
juga dikenal dengan istilah tumblers.
14
Nyamuk Aedes aegypti betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah
dalam waktu 24 - 36 jam. Darah merupakan sumber protein yang penting untuk
mematangkan telur nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti sangat antropofilik, walaupun
ia juga bisa makan dari hewan berdarah panas lainnya. Sebagai hewan diurnal,
nyamuk betina memiliki dua periode aktivitas menggigit. Pertama di pagi hari
selama beberapa jam setelah matahari terbit, dan kedua, di sore hari selama beberapa
jam sebelum gelap. Puncak aktivitas menggigit yang sebenarnya dapat beragam
bergantung lokasi dan musim. Jika masa makannya terganggu, Aedes aegypti dapat
menggigit lebih dari satu orang. Perilaku ini semakin memperbesar proses
penyebaran epidemi. Dengan demikian, bukan hal yang luar biasa jika beberapa
anggota keluarga yang sama mengalami penyakit ini yang terjadi dalam 24 jam,
memperlihatkan bahwa mereka terinfeksi nyamuk infektif yang sama. Aedes aegypti
biasanya tidak menggigit di malam hari, tetapi akan menggigit saat malam di kamar
yang terang.
Penyebaran nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah dengan jarak kurang lebih
100 meter dari lokasi kemunculan. Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki rata rata lama hidup hanya delapan hari. Selama musim hujan, saat masa bertahan hidup
lebih panjang, resiko penyebaran virus semakin besar.
Nyamuk sebagai vektor dapat terinfeksi jika ia mengisap darah manusia yang
mengandung virus. Pada kasus DF/DHF, veraemia dalam tubuh manusia dapat
terjadi 1 2 hari sebelum mulai demam dan berlangsung kurang lebih selama lima
hari setelah mulai demam. Setelah masa inkubasi instrinsik selama 10 12 hari,
virus berkembang menembus usus halus untuk menginfeksi jaringan lain di dalam
16
tubuh nyamuk, termasuk kelenjar ludah nyamuk. Jika nyamuk itu menggigit orang
yang rentan lainnya setelah kelenjar ludahnya terinfeksi, nyamuk itu akan
menularkan virus dengue ke orang tersebut melalui suntikan air ludahnya.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki rata-rata hidup hanya delapan hari.
Selama musim hujan, saat bertahan hidup lebih panjang resiko penyebaran lebih
besar. Besarnya pH air yang ada di sekitar masyarakat cukup bervariasi tergantung
pada jenis air serta letak geografis. Telur relatif lebih cepat menjadi nyamuk pada
pH netral (6;6,5;7) dibandingkan pada pH asam dan basa. Jumlah telur paling
banyak ditemukan pada pH 6,5 dan 7. Pada keadaan optimal yaitu cukup makanan
dan suhu air 250C-270C, perkembangan larva selama 6-8 hari. Bila suhu air lebih
dari 280C atau kurang dari 240C, perkembangan larva menjadi lama, larva mati pada
suhu kurang dari 100C atau lebih dari 400C. Pencahayaan ruangan dapat
mempengaruhi pertumbuhan larva Aedes aegypti. Larva dapat berkembang biak
pada pencahayaan kurang dari 85 lux. Sedangkan di atas 85 lux larva Aedes aegypti
pertumbuhan akan terhambat dan akhirnya akan mati.
Aedes aegypti merupakan spesies nyamuk yang hidup dan ditemukan di
negara-negara yang terletak antara 350 Lintang Utara dan 350 Lintang Selatan pada
temperatur udara paling rendah sekitar 100C. Pada musim panas, spesies ini kadangkadang ditemukan di daerah yang terletak sampai sekitar 450 Lintang Selatan. Selain
itu ketahanan spesies ini juga tergantung pada ketinggian daerah yang bersangkutan
dari permukaan laut. Aedes aegypti dapat ditemukan pada ketinggian antara 0 1000
m diatas permukaan laut. Ketinggian yang rendah (<500 m) memiliki tingkat
kepadatan populasi yang sedang sampai berat, sedangkan di daerah pegunungan
(>500m) kepadatan populasi rendah. Batas ketinggian penyebaran Aedes aegypti di
17
kawasan Asia Tenggara berkisar 1000 1500 m. Dengan ciri highly antropophilic
dan kebiasaan hidup di dekat manusia. Aedes aegypti dewasa menyukai tempat
gelap yang tersembunyi di dalam rumah sebagai tempat beristirahatnya. Nyamuk ini
merupakan vector efisien bagi arbovirus Ae aegypti juga mempunyai kebiasaan
mencari makan (menggigit manusia untuk dihisap darahnya) sepanjang hari
terutama antara jam 08.00-13.00 dan antara jam 15.00-17.00. Sebagai nyamuk
domestik di daerah urban, nyamuk ini merupakan vector utama (95%) bagi
penyebaran penyakit DBD. Jarak terbang spontan nyamuk betina jenis ini terbatas
sekitar 30-50 meter per hari. Jarak terbang jauh biasanya terjadi secara pasif melalui
semua jenis kendaraan termasuk kereta api, kapal laut dan pesawat udara.
menimbulkan gejala klinis seperti demam tinggi, timbul bintik-bintik merah pada
kulit, perdarahan pada hidung dan gusi, lemah dan lesu, kadang-kadang disertai
dengan shock karena tekanan darah menurun menjadi 20mmHg atau kurang [1].
2.2.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue
Nyamuk demam berdarah biasanya akan terinfeksi virus dengue saat
menghisap darah dari penderita yang berada dalam fase demam akut. Bila penderita
tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk
ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar
di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Setelah masa
inkubasi ekstrinsik selama 8-10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi terinfeksi dan
virus disebarkan ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit dan menginjeksikan air
liur ke luka gigitan pada orang lain. Setelah masa inkubasi pada tubuh manusia
selama 3-4 hari (rata-rata 4-6 hari), sering kali terjadi awitan mendadak penyakit ini
yang ditandai dengan demam, sakit kepala, hilang nafsu makan, dan berbagai tanda
serta gejala non spesifik lain termasuk mual, muntah dan ruam kulit.
epitaksis, dan melena, dan gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia,
lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala.
Derajat berat penyakit DBD secara klinis dibagi menjadi 4 derajat yaitu Derajat I
ditandai dengan demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan, Derajat
II ditandai dengan derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat
lain, Derajat III, ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
darah rendah (hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung, dan ujung jari
(tanda-tanda dini renjatan), dan Derajat IV, ditandai dengan renjatan berat (DSS)
dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
22
y = a + bx
dimana
(2.1)
Y b X
b=
N.( XY ) X Y
.N.
= Y bX
.N. X 2 ( X )2
(2.2)
(2.3)
dengan
X i = Rata-rata skor variabel X
Yi = Rata-rata skor variabel Y
24