Anda di halaman 1dari 7

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip gejala
gelombang dalam menyelesaikan
masalah

1
Kompetensi Dasar

- Mendeskripsikan
gejala
dan
ciri-ciri
gelombang bunyi dan cahaya.
- Menerapkan konsep dan prinsip gelombang
bunyi dan cahaya dalam teknologi

Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu


banyak ahli yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan
Maxwell. Teori Newton tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya
sedangkan teori Maxwell terkenal dengan gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain
yang juga tertarik akan cahaya adalah Huygens, Thomas Young, dan Fresnell. Tokohtokoh fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori
tentang cahaya. Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat
dideteksi mata manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang
secara umum misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifatsifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik.
Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang
gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya
monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang
gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.
A.

Dispersi Cahaya (Disperse Light Wave)


Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis
atau setelah hujan turun dan matahari tetap bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi
merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian
cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).
Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan cahaya polikromatik,
artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya
putih diarahkan ke prisma maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang
gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang
berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Indeks
bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau > kuning > jingga > merah.
Perhatikan di samping! Seberkas cahaya
polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya
tersebut kemudian terurai menjadi cahaya
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut
deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut
deviasi untuk cahaya ungu dan merah
disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi
dapat dituliskan sebagai berikut:

= u m = ( nu n m )

Keterangan:

= sudut dispersi
u = deviasi sinar ungu
m = deviasi sinar merah

nu = indeks bias sinar ungu


nm = indeks bias sinar merah

Ayo Coba !!!


1. Seberkas cahaya putih menembus sebuah prisma tipis dengan sudut pembias 10, jika indeks bias untuk
cahaya merah dan ungu masing-masing 1,49 dan 1,52, tentukanlah besar sudut dispersinya!
2. Seberkas cahaya putih menembus prisma dengan sudut pembias 100. Jika indeks bias cahaya merah dan
ungu masing-masing 1,51 dan 1,53 tentukan besarnya sudut dispersi pada prisma tersebut ?
3. Seberkas cahaya monokromatik dilewatkan pada sebuah prisma dengan sudut pembias 60o. Jika indeks
bias untuk warna merah dan ungu masing-masing 1,51 dan 1,53, tentukanlah sudut dispersi pada prisma!

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti
sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah
timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. An Nuur: 35)

B.

Interferensi Cahaya (Interferensi Light Wave)


Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi
adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi
cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika
cahayanya tidak berupa berkas sinar maka interferensinya sulit diamati. Interferensi
terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang
cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus
memiliki frekuensi yang sama.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
) Interferensi Celah Ganda (Interferensi by Two Tight Apertures)
Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773-1829) dapat
mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young melewatkan cahaya koheren (sinarsinarnya sefase dan frekuensi sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan
celah ganda. Perhatikan Gambar (a), dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada
celah ganda kemudian
dapat mengenai layar.
Pada
layar
itulah
p
tampak pola garisgaris
terang seperti pada
Gambar(b).
Pola
garisgaris terang dan
gelap
inilah
bukti
bahwa cahaya dapat
berinterferensi.

Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah
tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar terlihat berbeda
lintasan sebesar S = d sin . Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat
menimbulkan fase antara dua berkas cahaya tersebut berbeda. Interferensi akan
saling menguatkan jika berkas cahaya sefase dan saling melemahkan jika berlawanan
fase. Sefase berarti berbeda sudut fase = 0, 2, 4, ..... Sedangkan berlawanan
fase berarti berbeda sudut fase = , 3, 5, ... . Syarat ini dapat dituliskan dengan
beda lintasan seperti persamaan berikut:

; Interferensi maksimum (garis terang) : d sin = n


1
; Interferensi minimum (garis gelap) : d sin = (n
)
2

Keterangan :
d = jarak antar celah (m),
= sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar
n = pola interferensi (orde), garis terang n = 0, 1,2,3,....; garis gelap n = 1,2,3,....
= panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m)

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

Perhatikan kembali Gambar (a). Untuk sudut kecil ( 12o) akan berlaku:
sin tg berarti selisih lintasannya memenuhi hubungan berikut:

d sin =

pd
l
Ayo Coba !!!

1. Pada percobaan Young digunakan gelombang cahaya dengan panjang gelombang 4.500 dan jarak
antara celah dengan layar 2 meter. Jika jarak antarcelah 0,5 mm, tentukan jarak pita terang kedua dari
pusat terang!
2. Seberkas cahaya monokromatik memiliki panjang gelombang 5000 dilewatkan melalui celah ganda
Young. Celah ganda berjarak 0,2 mm satu sama lain, kemudian 80 cm di belakang celah di pasang layar.
Tentukan : a. jarak garis terang pertama dari terang pusat, b. jarak garis terang kedua dari terang pusat,
c. jarak antara garis terang pertama dengan garis terang kedua pada layar !
3. Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah dengan panjang gelombang 6,5 10-7 m. Garis
gelap terang dapat diamati pada layar yang berjarak 1 m dari celah. Hitunglah jarak antara gelap
ketiga dan terang pusat, serta jarak antara terang kedua dengan garis terang keempat!
4. Cahaya dengan panjang gelombang 4000 datang pada celah ganda yang jaraknya 0,4 mm. Pola
interferensi yang terjadi ditangkap pada layar yang berada 50 cm dari celah ganda. Tentukan :
a. jarak antara garis terang pertama dengan terang ketiga yang berdekatan,
b. jarak antara dua garis terang berdekatan
c. jarak antara garis gelap pertama dengan gelap kelima yang berdekatan !
5. If in Youngs experiment the distance of screen is 1,5 meters and distance between two tight apertures is 1
mm, then determine the wavelength of light used if the distence of the first bright band to the center bright
is 8 mm!

) Interferensi pada Lapisan Tipis


Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung.
Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat
warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti
adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan
tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar
yang dipantulkan langsung dan sinar yang
dipantulkan setelah dibiaskan. Syarat terjadinya
interferensi memenuhi persamaan berikut:
;

Interferensi maksimum : 2nd = (m +

1
)
2

; Interferensi minimum : 2nd = m .


Keterangan :
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
= panjang gelombang cahaya (m)
m = 0, 1, 2,3, 4, ......
Ayo Coba !!!
1. Lapisan minyak berada di atas air dapat memantulkan warna merah. Hal ini dapat membuktikan bahwa
warna biru mengalami interferensi dan hilang dari spektrum. Jika indeks bias minyak 1,5 dan panjang
gelombang sinar biru sebesar 4500 , maka tentukan tebal minimum minyak tersebut!
2. Sebuah sinar monokromatik dengan panjang gelombang 5800 didatangkan vertikal pada lapisan
minyak yang indeks biasnya = 1,2. Agar terjadi pelemahan sinar maka tentukan tebal minimum lapisan
minyak tersebut !

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak
(pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan
tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun(QS. An Nuur: 40)

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)


C.

Difraksi cahaya (Light Diffraction)


Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika
cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah
pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan
pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat melalui
kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
) Difraksi Celah Tunggal
Gambar
di
samping
memperlihatkan
gelombang cahaya yang datang pada sebuah
celah yang sangat sempit. Pola interferensi
pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya
garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya
lebar. Terang pusat akan melebar setengah
bagian lebih lebar pada kedua sisi. Dari
kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat
interferensi sebagai berikut:
;

Difraksi

maksimum : d sin = (m +

1
2

; Difraksi minimum : d sin = m


Keterangan :
d = lebar celah (m)
= sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
= panjang gelombang cahaya (m)
m = 1, 2, 3, 4, ....
Ayo Coba !!!
1. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 .
Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis
gelap ketiga dan garis pusat terang!
2. Sebuah celah memiliki lebar 0,2 mm disinari cahaya berkas sejajar dengan panjang gelombang 5000 .
Jika sebuah layar ditempatkan 100 cm dibelakang celah, maka tentukan jarak garis gelap ke 1 dari
terang pusat?
3. Cahaya monokromatik dari sebuah sumber mengenai sebuah celah tunggal yang mempunyai diameter
celah 0,06 cm. Jarak garis gelap kedua terhadap pusat terang adalah 0,12 cm. Jika jarak celah
terhadap layar 2,4 m, berapakah panjang gelombang cahaya tersebut?
) Difraksi Celah Ganda (Kisi Difraksi)
Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan
menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah
sangat banyak dan memiliki jarak yang sama
(biasanya dalam orde 1.000 per mm). Dengan
menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan
gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih
tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan
panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi
d adalah:

d=

;
;

1
N

Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke


layar, maka pada layar akan terjadi hal-hal berikut ini:
Garis terang (maksimum), bila:
d.sin = n. ; n = 0, 1, 2, ........
Garis gelap (minimum), bila:
d.sin = (n+

Modul Fisika XII Semester Ganjil

1
) ; n = 1, 2, 3, ........
2

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

Ayo Coba !!!


1. Sebuah kisi difraksi mempunyai 5000 garis/cm. Jika garis terang orde ke-3 membentuk sudut 300
terhadap titik pusat, hitunglah panjang gelombang cahaya yang digunakan?
2. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan panjang gelombang 4.000 .
Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis
gelap ketiga dan garis pusat terang!
3. A grid has 6000 scratches in every 1 cm. The diffraction angle when the center band occurring is 300.
What is the wavelength of this light?
4. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri dari 2000 garis tiap cm. Orde terang kedua
membentuk sudut 30O terhadap horisontal. Berapakah :
a. panjang gelombang cahaya yang digunakan,
b. jarak antar pola terang berdekatan jika layar dipasang pada jarak 40 cm di belakang kisi ?
5. Cahaya dengan panjang gelombang 6000 dijatuhkan tegak lurus pada kisi. Jika interferensi maksimum
(terang) orde kedua dengan sudut 15 (sin 15o = 0,25), maka tentukan :
a. jarak antar pola terang berdekatan,
b. jumlah garis per cm pada kisi!

D.

POLARISASI CAHAYA (Polarization of Light)

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya termasuk


gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi cahaya.
Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi
satu arah getar.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal
berikut:

1. pemantulan (Reflection)
2. pembiasan (Reflaction
3. absorpsi selektif ( Selective Absorption)
4. hamburan (Scattering)

Ayo Coba !!!


1.
2.
3.
4.
5.

Jelaskan tentang polarisasi karena pemantulan!


Jelaskan tentang polarisasi karena pembiasan!
Jelaskan tentang polarisasi karena absorpsi selektif!
Jelaskan tentang polarisasi karena hamburan!
Calculate the polarize angle of a glass plate (n = 1,5) which will be used as a polarizer of light in the air?

Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga,
dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya "Laailaha
illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan "Alhamdulillah", jika berbuat salah (dosa)
dia mengucapkan "Astaghfirullah"
dan jika ditimpa musibah dia berkata "Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun."
(HR. Ad-Dailami)

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

MARI KERJAKANLAH AGAR KAMU LEBIH PAHAM


A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Sebuah prisma dengan sudut pembias kecil 90. indeks biasnya 2 berada pada medium yang indeks
biasnya 1,2. sinar datang dari prisma tersebut dan sinar mengalami deviasi minimum dengan sudut.
b. 40
c. 60
d.80
e. 100
a. 20
2. Bila cahaya matahari mengenai suatu lapisan tipis minyak yang ada di atas permukaan air, maka warnawarna yang terlihat timbul karena ....
a. difraksi
b. refraksi
c. interferensi
d. polarisasi
e. reflaksi
3. Dalam percobaan celah ganda, jarak kedua celah 0,5 mm. Jarak layar ke celah 1 m dan dipakai cahaya
dengan panjang gelombang 540 nm. Jarak gelap ketiga terhadap terang keempat adalah ... .
a. 0,27 mm
b. 0,54 mm
c. 0,80 mm
d. 1,08 mm
e. 1,62 mm
4. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus mengenai dua celah yang berjarak 0,4 mm. Garis terang ketiga pada
layar berjarak 0,5 mm dari terang pusat. Jika jarak layar dengan celah adalah 40 cm, maka panjang
gelombang cahaya tersebut adalah .
a. 400 mm
b. 200 mm
c. 170 mm
d. 120 mm
e. 100 mm
5. Seberkas cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 5.000 dilewatkan pada kisi difraksi
sehingga garis terang kedua terjadi dengan sudut deviasi 300 terhadap garis normal. Kisi tersebut
memiliki jumlah garis per milimeter sebesar .
a. 250
b. 500
c. 1.000
d. 2.000
e. 4.000
6. Dua celah sempit yang terpisah pada jarak 0,2 mm disinari tegak lurus. Garis terang ketiga terletak 7,5
mm dari garis terang ke nol pada layar yang jaraknya 1 meter dari celah. Panjang gelombang sinar
yang dipakai adalah ... .
b. 1,5 x 103 mm c. 2,5 x 103 mm d. 5,0 x 104 mm e.5,0 x 103 mm
a.2,5 x 104 mm
7. Pita gelap ketiga terletak pada jarak 2 mm dari pusat terang pada percobaan interferensi dengan
menggunakan cahaya 540 nm (1 nm = 10-9 m ). Jika jarak antara celah dan layar 1 meter maka lebar
celah yang digunakan adalah . . . .
a. 0,3 mm
b. 0,4 mm
c. 0,5 mm
d. 0,6 mm
e. 0,7 mm
8. Sebuah kisi yang mempunyai 2 x 10 garis/cm menerima seberkas sinar monokromatis. Sudut deviasi garis
terang pertama yang dipakai 30. Panjang gelombang sinar monokromatis yang digunakan .
a. 1000 nm
b. 750 nm
c. 500 nm
d. 250 3 nm
e. 250 nm
9. Seorang siswa melakukan percobaan difraksi cahaya dengan menggunakan kisi difraksi 300 garis/mm. Ia
mendapatkan pita terang pertama untuk suatu cahaya monokromatik berjarak 1,8 cm dari pusat terang.
Panjang gelombang cahaya yang ia gunakan adalah . . . .
a. 4.000
b. 4.500
c. 5.000
d. 5.500
e. 6.000
10. Suatu medium optik memiliki indeks bias 3 maka sudut datang sinar datang agar terjadi polarisasi cahaya
akibat pemantulan adalah . . . .
a. 30
b. 45
c. 60
d. 75
e. 90
B. Jawablah dengan tepat!
1. Suatu cahaya dari udara menuju air (na = 4/3). Supaya cahaya mengalami polarisasi linier, maka
tentukan : a. sudut datangnya, b. sudut biasnya !
2. Tentukanlah besar sudut datang polarisasi pada kaca dengan indeks bias 1,5!
3. Sebutkan dan jelaskan penerapan cahaya dalam bidang teknologi !
4. Seberkas cahaya memiliki intensitas 36 wat/m2 dilewatkan pada dua polarisator. Jika kedua polarisator
dipasang sehingga sumbu transmisinya membentuk sudut 60O maka tentukanlah intensitas cahaya yang
keluar dari kedua polarisator tersebut!

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Bab 3 Gelombang Cahaya (Light wave)

DAFTAR PUSTAKA
Ari Damari, Sri H. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
Asmiarto, Didik. 2006. Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPA. Yogyakarta : Primagama
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
Istiyono Edi. 2004. Sains Fisika Untuk Kelas XII. Klaten : Intan Pariwara.
Kanginan M. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Lasmi, Ketut.2004. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung : Yrama Widya.
Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Phibeta.
Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas
Sunardi, Etsa. 2007. Fisika Bilingual Kelas XII. Bandung : Yrama Widya.
Umar E. Fisika dan Kecakapan Hidup Kelas XII. Jakarta : Ganeca-Exact.
http://fisikaman.co.nr
Disusun oleh:
Iksan Taufik Hidayanto, S.Pd
NIP. 19790702 200501 1 002

Modul Fisika XII Semester Ganjil

MAN Purwokerto 1

Anda mungkin juga menyukai