1. Pengertian
Seorang peneliti bernama Savage pada tahun 1875, telah menulis referensi di
literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia pasca persalinan. Sindroma ini
disebut milk fever karena reaksi emosi yang muncul bersamaan dengan bekerjanya
hormon prolaktin yang merangsang keluarnya air susu ibu. Perkembangan
selanjutnya milk fever dikenal dengan istilah post-partum blues atau maternity blues
yang dewasa ini lebih dikenal dengan istilah baby blues syndrome. Baby blues
syndrome
adalah
reaksi
emosional
pada
wanita
setelah
persalinan
(www.infoibu.com, 2006).
Baby blues syndrome merupakan sindroma gangguan afek ringan yang sering
nampak pada beberapa saat setelah persalinan sampai beberapa bulan kemudian,
yang ditandai dengan gejala depresi seperti cemas, menangis dan takut .
Menurut Tofan (2006), baby blues syndrome adalah kondisi yang biasa terjadi
dan mengenai hampir 50% ibu baru, biasa terjadi dalam 14 hari pertama setelah
melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat persalinan.
Mengacu hasil seminar para ahli kandungan se-Indonesia menemukan bahwa di
Indonesia 50% - 70% ibu setelah persalinan mengalami baby-blues syndrome.
Reaksi emosional ini sering sekali kurang dihiraukan oleh wanita yang baru
bersalin. Sebagian wanita menganggap gejolak emosi yang dialami ini merupakan
suatu hal yang wajar sebagai rangkaian dari proses persalinan. Sindroma ini memang
dapat berkurang dan hilang dengan sendirinya secara perlahan. Belum banyak ibu
hamil yang mengetahui bahwa reaksi emosi tersebut merupakan suatu sindroma yang
dapat mengarah kepada gangguan psikologis yang lebih berat, bila tidak segera
diatasi pada sebagian wanita baby blues sjndrome dapat hilang dengan sendirinya.
Namun tak jarang pada keadaan baby blues syndrome dapat berlanjut ke tingkat
baik fisik maupun non fisik termasuk di dalamnya perubahan hormon. Begitu juga
pasca melahirkan, perubahan tubuh dan hormon kembali terjadi lagi. Perubahanperubahan yang kembali terjadi pada diri anda akan sangat mempenngaruhi perasaan
ibu. Penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon
lainnya yang di produksi oleh kelenjar tiroid akan menyebabkan ibu sering
mengalami rasa lelah, depresi dan penurunan mood.
2. Gejala Yang Dialami
Selain hormon, hadirnya si kecil yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi
perhatiannya, diasuh siang dan malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu
mengalami keletihan dan kurang waktu istirahat. Perubahan pola hidup ini juga
sebagai faktor banyak ibu pasca melahirkan mengalami depresi. Selain itu
kecemasan yang menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan
apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan kecemasan
lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu baby blues syndrome. Ibu yang
mengalami Baby Blues Syndrome biasanya akan mengalami gejala-gejala:
Rasa sedih dan depresi memenuhi perasaan ibu hingga menyebabkan ibu
sering menangis
Emosi sangat labil, mudah marah, gampang tersinggung dan sering hilang
rasa sabarnya.
Kerap kali ibu merasa kelelahan dan sering dihinggapi sakit kepala
Persiapan Persalinan
Perhatikan pola makan anda. jaga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi ibu.
Selain untuk kualitas ASI, nutrisi dan vitamin yang terpenuhi akan membuat ibu
makin tampil sehat pula.
Be positif. Buang jauh-jauh perasaan negatif tentang apa pun itu. Hidup akan
terasa ringan jika anda selalu berpikiran positif.
Jangan lupa berdoa, berserahlah kepada Yang Maha Kuasa karena segala
sesuatu pasti ada di TanganNya. Berdoalah agar kehidupan anda keluarga, dan anak
anda senantiasa dalam lindungan dan berokahNya.
(http://infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle =85).