DI SUSUN OLEH :
J O K O P R A N A N T O S.Kep.
NIM: 010030202 B
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM STUSI S.1 ILMU KEPERAWATAN
SURABAYA
2002
LEMBAR PENGESAHAN
Joko Prananto
NIM:010030202-B
Telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademis dan
pembimbing klinik.
Menyetujui.
Pembimbing klinik
Pembimbing Akademik.
Joni H ,SKp.
PENGERTIAN
Struma Diffusa toxica adalah salahsatu jenis struma yang
disebabkan oleh sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu
banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu hipertrofi
dan hyperplasi dari parenchyn kelenjar.
ETIOLOGI
Hyperthyroid disebabkan oleh hyperskresi dari hormonhormon thyroid tetapi yang mempengaruhiadalah faktor : umur,
temperatur, iklim yang berubah, kehamilan, infeksi, kekurangan
yodium dan lain-lain.
ANATOMI
Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah
laryng yang terdiri atas dua lobus yang terletak disebelah dan
kiri trakhea dan diikat bersama oleh secarik jaringan disebuit
istmus yang melintasi pada cincin tulang trakhea dua dan tiga.
Strktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel dilapisi
oleh cuboid epitelium membentuk ruang yang disebut koloid
yaitu lumen substansi protein.
Regulasi sekresi hormon tyroid dipengaruhioleh sistim kerja
balik antara kelenjar hipofisis atau pituitari lobus anterior dan
kelenjarthyroid. Lobus anterior hipofisis mensekresi TSH yang
berfungsi meningkatkan iodine, meningkatkan sintesis dan
sekresi hormon thyroiid, meningkatkan ukuran kelenjar thyroid.
Apabila terjasi penurunanhormon thyroid, hipofisis anterior
merangsang peningkatan sekresi TSH dan mempengaruhi
kelenjar thyroid untuk meningkatkan sekresi hormon rthyroid.
a. Thyroxine (T4) berfungsi untuk mempertahankan metabolisme
tubuh.
b. Tridothyronin (T3), berfungsi untuk mempercepat
metabolisme tubuh.
Fungsi utama kelenjar thyroid adalah memproduksi hormon
tiroxin yang berguna untuk mengontrol metabolisme sel.
Dalam produksinya sangat erat hubungannya dengan proses
PATOFISIOLOGI
Dengan bertambahnya produksi TSH dari hipofisis
( gambar a), oleh karena banyak sekali T3 dan T4 beredar di
dalam darah, maka hipofisis mengurangkan produksi TSH.
Seharusnya hyperaktivitas dari thyroid berhenti akan tetapi di
dalam sdarah telah terbentuk suatu zat yang disebut Longacting Thyroid Stimulator (LATS) sebagai akibat dari suatu reaksi
imunologik dan LATS ,ini merangsang thyroid untuk tetap
memproduksi hormon yang banyak (gambar b).
PENGKAJIAN
Pengumpulan data
1. Anamnese
Dari anamnese diperoleh:
1) Identifikasi klien.
2) Keluhan utama klien.
Pada klien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan
pada umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
3) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher
yang semakin membesar sehingga mengakibatkan
terganggunyapernafasan karena penekanan trakhea
eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
DIOAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa yang sering timbul pada penderita post
operasi theroidectomy adalah
1) Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi
trakhea secunder terhadap perdarahan, sopasme laring yang
ditandai dengan sesak nafas, pernafasan cuping hidung
sampai dengan sianosis.
2) Ganggiuan komunilasi verbal sehubungan dengan nyeri,
kerusakan nervus laringeal yang ditandai dengan klien sulit
berbicara dan hilang suara.
3) Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak
pembedahan, udema otot, terputusnya jaringan syaraf, yang
ditandai ekspresi wajah tampak tegang.
4) Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah
interprestasi yang ditandai dengan sering bertanya tentang
penyakitnya.
5) Potensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan
terputusnya pembulu darah sekunder terhadap pembedahan.
PERENCANAAN
Rencana tindakan yang dilakukan pada klien post operasi
thyroidectomy meliputi :
Diagnosa pertama
1.Tujuan:
Jalan nafas klien efektif
2. Kriteria:
Tiadak ada sumbatan pada trakhea
3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Rencana tindakan:
Monitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas.
Dengarkan suara nafas, barangkali ada ronchi.
Observasi kemungkinan adanya stridor, sianosis.
Atur posisi semifoler
Bantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif.
Melakukan suction pada trakhea dan mulut.
Perhatikan klien dalam hal menelan apakah ada kesulitan.
7
4.
1)
2)
3)
4)
5)
Rasional
Pengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan.
Ronchi bisa sebagai indikasi adanya sumbatan jalan nafas.
Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring.
Memberikan suasana yang lebih nyaman.
Memudahkan pengeluaran sekret, memelihara bersihan jalan
nafas.dan ventilsassi
6) Sekresi yang menumpuk mengurangi lancarnya jalan nafas.
7) Mungkin ada indikasi perdarahan sebagai efek samping
opersi.
Diagnosa keperawatan kedua
1. Tujuan :
Klien dapat komunikasi secara verbal
2. Kriteria hasil:
Klien dapat mengungkapkan keluhan dengan kata-kata.
3.
1)
2)
3)
4)
Rencana tindakan:
Kaji pembicaraan klien secara periodik
Lakukan komunikasi dengan singkat dengan jawaban ya/tidak.
Kunjungi klien sesering mungkin
Ciptakan lingkungan yang tenang.
4. RASIONALISASI:
1) Suara parau dan sakit pada tenggorokan merupakan faktor
kedua dari odema jaringan / sebagai efek pembedahan.
2) Mengurangi respon bicara yang terlalu banyak.
3) Mengurangi kecemasan klien
4) Klien dapat mendengar dengan jelas komunikasi antara
perawat dan klien.
Diagnosa keperawatan ketiga
1. Tujuan:
Rasa nyeri berkurang
2. Kriteria hasil:
Dapat menyatakan nyeri berkurang, tidak adanya perilaku uyg
menunjukkan adanya nyeri.
8
3. Rencana tindakan
1) Atur posisi semi foler, ganjal kepala /leher dengan bantal kecil
2) Kaji respon verbal /non verbal lokasi, intensitas dan lamanya
nyeri.
3) Intruksikan pada klien agar menggunakan tangan untuk
menahan leher pada saat alih posisi .
4) Beri makanan /cairan yang halus seperti es krim.
5) Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
4. Rasionalisasi
1) Mencegah ghyperekstensi leher dan melindungi integritas
pada jahitan pada luka.
2) Mengevaluasi nyeri, menentukan rencana tindakan
keefektifan terapi.
3) Mengirangi ketegangan otot.
4) Makanan yang halus lebih baik bagi klien yang menjalani
kesulitan menelan.
5) Memutuskan transfusi SSP pada rasa nyeri.
Diagnosa keperawatan keempat
1. Tujuan:
Pengetahuan klien bertambah.
2. Kriteria hasil:
Klien berpsartisipasi dalam program keperawatan
3. Rencana tindakan:
1) Diskusikan tentang keseimbangan nutrisi.
2) Hindari makanan yang banyak mengandung zat goitrogenik
misalnya makanan laut, kedelai, Lobak cina dll.
3) Konsumsikan makanan tinggi calsium dan vitamin D.
4.
1)
2)
3)
Rasionalisasi:
Mempertahankandaya tahan tubuh klien.
Kontra indikasi pembedahan kelenjar thyroid.
Memaksimalkan supli dan absorbsi kalsium.
2. Kriteria hasil
Tidak terdapat adanya tanda-tanda perdarahan.
3. Rencana tindakan:
1) Observasi tanda-tanda vital.
2) Pada balutan tidak didapatkan tanda-tanda basah karena
darah.
3) Dari drain tidak terdapat cairan yang berlebih.( > 50 cc).
4. Rasionalisasi:
1) Dengan mengetahui perubahan tanda-tanda vital dapat
digunakan untuk mengetahui perdarahan secara dini.
2) Dengan adanya balutan yang basah berartiadanya
perdarahan pada luka operasi.
3) Cairan pada drain dapat untuk mengetahui perdarahan luka
operasi.
PELAKSANAAN
Merupakan implikasi dari rencana tindakan dengan maksut
agar kebutuhanklien terpenuhi.
EVALUASI
1) teruskan bila masalah masih ada.
2) Revisi/modifikasi bila masalah ada tetapi rencana dirubah.
3) Terpecahkan jika masalah berhasil dipecahkan.
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya Telp. 5020251 Pswt.
123.
Nama Fasilitator : ..
Nilai
N I M
: .
: 010030202-B
10
Pengkajian
A.
Pengumpulan data post operasi tanggal 2 Juli 2002
1. identitas klien
Klien adalah seorang wanita bernamaNy. S umur 31 tahun , agama
Islam, suku bangsa Jawa, pendidikan terakhir SD, tidak bekerja,status
kawin, alamat Wonokasian Surabaya, penanggung jawab suami. Klien
masuk Rumah Sakit Dr. Sutomo pada tanggal 19 Juni 2002 jam
12.00,WIB. nomor register 10141735 dengan diagnosa medis Struma
Diffusa Toxica
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Lebih dari 4 bulan yang lalu klien sudah merasakan adanya benjolan di
leher yang semakin hari semakin besar mengganggu pernafasannya.
Karena itu klien memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Dr Sutomo
Surabaya dan disarankan oleh dokter untuk operasi. Akhirnya klien masuk
Rumah Sakit pada tanggal 19 Juni 2002 jam 12.00 Wib yaitu dengan
operasi Thyroidectomi.
3.
Keluhan Utama
Keluhan klien yang dirasakan saat ini adala sulit untuk berbicara dan
merasakan ada dahak di tenggorokannya
4. Riwayatr Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya menderita sakit jantung , pada saat pemeriksaan
terhadap dirinya dinyatakan bahwa benjolan dilehernya perlu
dipemeriksakan ke Rumah Sakit Umum Dr, Sutomo. Klien sering dredeg
dan berkeringat banyak.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga tidak pernah ataupun tidak ada yang sedang
menderita penyakit kronis ataupun menular tidak ada yang menderita
penyakit Kelenjar thyroid seperti yang dialaminya.
Genogram:
11
Keterangan :
X
.
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Klien
Satu rumah
12
Kuku
Warna mersh mudah, bentuk
, kebersihan cukup.
14
Nama
:S
No Regester : .10141735
AN ALI S A D ATA
TGL
DATA
2 Juli S: mengatakan sulit
mengeluarkan suara
O: memberikan kode,
dan suara serak.
ETIOLOGI
Ketidak mampuan
menghasilkan bicara
secunder terhadap
pemasangan post
thyroidectomy dan
pemasangan drain
MASALAH
Kerusakan
komunikasi
verbal
S:
Penumpukan sekret
mengatakantenggorikan
banyak dahak
PARAF
Ketidak
efektifan
bersihan
jalan nafas
O: Mengeluarkan sekret,
batuk efektif, warna
kehijauan
S: mengatakan apakah Kurangnya informasi
gondok saya tidak
tumbuh lagi
Kurangnya
pengetahua
n mengenai
kondisi,
prognosis
dan
kebutuhan
tuindakan
O: Ekspresi wajah
tegang, pendidikan SD
Nama
:S
No Regester : 10141735
R E N CANA
No
1
K E PE R AWATAN
Diagnosa
Rencana keperawatan
keperawatan
Kerusakan Tujuan: klien dapat
Rasional
Nama
Mhs
15
Menurunkan ansietas
Antisipasi kebutuhan kebutuhan klien untuk
berkomunikasi.
sebaik mungkin,
kunjungi klien secara
teratur
Meningkatkan kemampuan
mendengarkan komunikasi
pelan dan menurunkan
Pertahankan
kerasnya suara yang harus
lingkungan yang
diucapkan klien untuk dapat
tenang.
didengarkan.
2 Ketidak
Tujuan: Bersihanjalan
efektifan
nafas klien efektif dalam
jalan nafas jangka 3 x 24 jam.
yang
berhubunga Kriteria hasil: Klien
n dengan
mengatakan tidak ada
penumpukan dahak yang mengganggu
sekret yang tenggorokan , sekrt
ditandai
negatif.
dengan
dahak
Rencana:
seperti
Bantu dalam
menggumpal
perubahan posisi,
16
dan sulit
untuk
dikeluarkan,
klien batuk
dan
mengeluarka
n sekret.
Memp[ertahankan
kebersihan jalan nafas
dan ventilasi tetapi batuk
tidak dianjurkan terlalu
sering karena
menimbulkan nyeri
namun hal ini perlu
karena untuk
membersihkan jalan
Pantau frekuensi
nafas.
pernafasan, kedalam Pernafasan secara
dan kerja
normal kadang-kadang
pernafasannya.
cepat, tetapi
berkembangnya distress
pada pernafasan
merupakan indikasi
kompresi trakhea karena
odema atau perdarahan.
latihan nafas dalam
dan batuk edfektif .
gondok nya
prognosa, penyebab
bisa bisa
dan diet.
sembuh,
klien
bertanya
Sarankan untuk
makanan
menghindari
apa yang
makanan yang
dapat
bersifat goitrogenik,
dimakan.
misalnya makana laut
yang berlebihan,
kacang kledelai,
lobak.
Dengan mengerti
tentang materi tersebut
klien dapat
meningkatkan
penyembuhan .
Merupkan kontra
indikasi setelah
thyroidectomy karena
makanan ini
menghambat aktifitas
thyroid.
17
Nama
:S
No Regester : .10141735
T I N DAK A N
Tgl
Diagnosa
2 Juli 2002
pkl. 12.00
2 Juli 2002
12.30
K E PE R AW AT AN
Tindakan Keperawatan
Nama
Mhs
Nama
:S
No Regester :10141735
Tgl.
No.
Catatan Perkembangan
3 Juli
1 S: Klien berbicara
2002
O: Klien berbicaradengan suara jelas
pkl.
A: Tujuan tercapai
15.30
P: Rencana dihentikan
3 Juli
2002
TTD
pkl.
15.45
3 Juli
2002
pkl.
16.00
4 Juli
2002
Daftar Pustaka
Haznam, (
). Endokrinologi,Dwi Emha. Bandung.p: 62-72.
Carpenito,L.J, (1999) Diagnosa Keperawatan , EGC . Jakarta.
Dounges, L.M (1989), Rencana Asuhan Keperawatan , EGC. Jakarta.
19